Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Script "Lebih Dari Ego-ku", Jakarta cast
Kanza (Pemeran utama wanita)
Karakter : Berkepribadian alter ego. Dari luar tampak,cuek, ceria, dan humoris. Namun sifat aslinya. Naif juga rapuh. Dan sebagai bentuk defensif. Ia memiliki sifat Ego maniak. Dimana masa lalunya yang kelam membuatnya menjadi wanita egois yang terllau mencintai dirinya sendiri. Protagonis.
Rega Alvian (Pemeran utama pria)
Karakter : Tenang, nyaris tanpa emosi. Ceria, humble, karismatik, Playboy, pengusaha muda.
Fira : (Pemeran pendamping wanita)
Karakter : Cerdas, positif dan optimist, tegas. Sahabat sekaligus bos dari Kanza.
Dean : (Pemeran pendamping pria)
Karakter : Plin-plan, baik, tapi tidak tegas. Mantan kekasih Kanza.
Putri : (Teman cost Kanza), bekerja di perusahaan advertising.
Karakter : Ceria, centil, tapi baik hati.
Gio : (Teman kecil Kanza) Seorang foto grafer.
Karakter : Dari luar terlihat manis dan kalem. Tapi dia ternyata seorang penderita skizofrenia.
LEBIH DARI EGO-KU
Skenario by : Yunita
Kanza (Vo prolog)
Aku pernah mencintai seseorang dengan sepenuh hati. Menaruh seluruh kepercayaan juga impianku padanya. Saat jatuh cinta, semua akan indah pada awalnya.
Visual dissolve to
SCENE 1 INT. DI SEBUAH CAFE.
Cast : Kanza dan Dean
Terlihat Kanza dan Dean yang saling melempar senyum di salah satu meja cafe, wajah Kanza terlihat sangat bahagia. Matanya tampak terkejut saat mendapati sebuah cicin dalam makanan yang sedang ia nikmati.
Kanza : "Sayang!" (Kanza menutup mulutnya) Speechless, tak bisa berkata-kata. "Ini....?" (Mengangkat cincin ke udara)
Dean : "Iya sayang, tepat seperti yang kamu pikirin. Aku mau melamar kamu." (Dean meraih cincin yang ada di tangan Kanza, kemudian berjongkok di dekat wanita itu. Semua mata yang ada di cafe itu menatap mereka tampak menunggu. "Will merie me?" (Ucap Dean sembari tersenyum)
Terdengar riuh para pengunjung cafe menyoraki Kanza untuk menerima lamaran Dean.
Kanza : Mengangguk mantap, terharu, mata berkaca-kaca."Tentu saja aku mau!" Jawabnya mantap.
Dean bangkit berdiri. Memakaikan cincin di jari manis Kanza. Setelahnya berpelukan di iringi tepuk tangan para pengunjung cafe yang juga turut berbahagia.
Kanza (VO prolog)
Namun sayangnya, semua keindahan itu tak bertahan lama. Semuanya seolah berubah menjadi mimpi buruk hanya dalam sekejap mata.
Visual Dissolve to
SCENE 2 INT. APARTEMENT DEAN
Kanza terlihat sudah ada di depan pintu apartement Dean. Di salah satu tangannya menenteng kotak kue. Dan tangan satunya lagi mencoba membuka pintu apartement tersebut. Kedatangannya sengaja ingin memberikan kejutan ulang tahun untuk kekasihnya itu.
Terdengar pintu yang terbuka (SO) : "Ceklek..."
Kanza : "Surpriseee...!!" Kanza mengucapkannya dengan antusias. Tapi sedetik kemudian, wajahnya berubah terkejut. kue yang ada di tangannya terjatuh ke lantai .
Dean yang sedang bermesraan dengan seorang wanita di sofa, juga tampak terkejut dengan kehadiran Kanza. Dengan wajah panik, ia segera bangkit dari sofa.
Dean : "Sayang... Ini enggak seperti yang kamu pikirin... Aku bisa jelasin!"
Kanza : "Memangnya kamu tahu soal apa yang aku pikirin?!" Sergah Kanza kalap. Sekilas ia melirik ke arah wanita yang bersama Dean dengan tatapan jijik. Wanita yang di tatapnya tampak menunduk canggung. Kemudian tatapan Kanza kembali ke arah Dean dengan tatapan marah. "Aku enggak nyangka kamu serendah ini." Kanza menggeleng dengan tatapan berubah miris.
Dean : "Kanza aku mohon jangan salah faham. Aku cuma mau nikah sama kamu!" Dean mencoba menggenggam tangan Kanza. kanza buru-buru menghempaskannya.
Kanza : "Terus,yang kamu lakuin ini apa?!" Bertanya dengan nada kesal.
Dean : Terdiam beberapa detik. "Aku cowok, dan aku butuh untuk ini. Sedangkan aku enggak bisa nyentuh kamu." Wajahnya tertunduk lesu. "Tapi aku cuma pingin nikah sama kamu. Aku cintanya sama kamu!" Dean mencoba kembali meyakinkan Kanza.
Kanza : "Udah gila ya?!" Kanza menampar Dean sekali di salah satu pipinya. Kemudian menggeleng miris. "Bahkan setelah semua ini kamu masih bisa ngomong gini tanpa merasa bersalah. Udah bener-bener gila kamu!"
Dean : "Kanza maafin aku! Aku sayang kamu!"
Kanza : "Tapi sayangnya aku udah enggak! Kita putus!" Kanza berusaha sekuat mungkin menahan air matanya agar tidak jatuh. Hatinya hancur tapi tidak ingin memperlihatkannya pada laki-laki itu. Setelahnya dengan langkah cepat ia pergi dari ruangan sana.
Kanza (VO Prolog)
Setelah kejadian yang menyesakkan dada ini. Aku merasa hatiku telah mati rasa. Tapi menurutku itu lebih baik. Mulai saat ini dan seterusnya, Aku akan memulai hidup, dengan mencintai diri sendiri. Tidak ada dia, atau siapapun. Hanya ada aku yang mencintai... Aku!
FADE OUT
Muncul tulisan 2 tahun kemudian.
ZOOM IN
Terlihat kost Kanza dari arah luar dengan suasana malam.
SCENE 3 INT, KAMAR KOST KANZA, MALAM
Terlihat Kanza duduk di meja kerjanya, mengetik sesuatu dalam laptopnya. Tak lama Kemudian tampak selesai dan menutup laptopnya. Ia bangkit berdiri dan berjalan ke arah jendela. Menatap keluar memandang langit malam. Tatapannya datar.
Kemudia ponselnya terdengar berdering. Kanza terlihat terkejut, lamunannya buyar. Ia menoleh ke arah meja kerjanya dan melihat ke arah ponselnya yang masih berdering. Dengan malas ia melangkah menghampiri meja. Melihat ke layar ponsel. Terlihat barisan nama (BCU Dean) sedang melakukan panggilan. Kanza menghela nafas jengah. Lantas meraih ponselnya dan memilih untuk merejecknya.
Dengan wajah cuek ia naik ke tempat tidur dan bersiap untuk tidur.
CUT TO
FADE IN
Langit yang tadinya gelap perlahan berubah terang di atas kota Jakarta.
SCEN 4 INT, COST KANZA. PAGI.
Terdengar alarm jam beker yang berdering nyaring. Dengan malas dan masih memejamkan matanya, Kanza meraih jam beker yang ada di meja samping tempat tidurnya. Kanza mematikan alarmnya dan berniat melanjutkan tidurnya kembali. Namun tiba-tiba ia terhenyak dan duduk terbangun. Meraih jamnya kembali dan melihatnya dnegan mata membelalak lebar. 07.30.
Kanza : "Mati gue, kenapa gue bisa lupa gini!" Kanza bicara pada dirinya sendiri dan segera melompat dari tempat tidur. Berjalan tergesa ke kamar mandi dengan tak lupa menyambar handuk di gantungan dinding.
MONTAGE
Terlihat Kanza sedang menggosok gigi di depan wastafle. Ia nampak terburu-buru hingga Ia terlihat terbatuk-batuk dan busanya muncrat ke cermin di hadapannya. (Di bikin kesan lucu dan adegannya di iringi back song)
Kemudian ia tampak sudah rapi berpakaian dan sedang berdiri di depan cermin. Memoles wajahnya dengan make up ringan. Lalu tersenyum sendiri di depan cermin.
Setelahnya, berjalan ke sisi lain dan meraih tas selempang nya yang ada di atas ranjang. Memakainya kemudian berjalan tergesa keluar kamar dan menutup pintunya.
END MONTAGE
CUT TO
MAIN TITLE
Muncul tulisan judul film "Lebih dari Ego-ku" di iringi back song.
FADE IN
SCENE 5 EXT, JALANAN IBU KOTA JAKARTA, PAGI.
Kanza terlihat Barus saja turun dari angkutan umum. Kemudian berjalan menyusuri trotoar untuk mencapai sebuah gedung perkantoran.
SCENE 6 INT, LOBY KANTOR
Saat di loby kantor, tanpa sengaja bertabrakan dengan seorang cowok.
Kanza : "Sorry...." Ucap Kanza gugup. Ia mendongakkan kepalanya. Dan mendapati seorang cowok tampan sudah ada di hadapannya. Kanza terpesona untuk beberapa detik.
Rega : "Oke enggak apa-apa...." Rega menyahut sembari tersenyum ramah.
Kanza : Tampak terkesiap dan buru-buru mengubah ekspresinya menjadi sebiasa mungkin. "Oke, thanks!" Sahut Kanza lagi canggung. Kemudian ia pura-pura melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya. "Gue duluan!" Ucapnya lagi canggung. Rega hanya mengangguk dan tersenyum.
Kanza berlalu dari hadapan Rega sambil bergumam dalam hati.
Kanza (VO) : "Hem... Ganteng juga."
Rega manatap Kanza dari belakang dan ekspresinya seolah menyadari sesuatu.
Tiba-tiba Rega melepas jas yang di kenakannya dan berlari ke arah kanza. Ia memeluk gadis itu dari belakang dan mengikatkan jasnya di pinggang Kanza.
Kanza terkesiap, matanya membulat lebar, ia berpikir cowok ini mesum, tapi ternyata dia salah.
Rega : Matanya menunjukkan seolah tahu apa yang di pikirkan oleh kanza. Ia buru-buru menutup mulutnya sendiri dengan satu jari dan berbisik di dekat telinga kanza "Jangan salah faham. Kamu kayaknya lagi datang bulan. Tembus tuh!"
Kanza : Buru-buru membalik badannya, wajahnya dan wajah Rega jadi berjarak sangat dekat. Mereka saling tatap untuk beberapa detik. Rega menunjukkan senyum mempesonanya. Kanza terkesiap dan buru-buru melangkah mundur untuk menghindar.
Kanza terlihat sangat gugup. "Oh... Makasih!" Katanya datar. Kanza menatap ke arah jas Rega yang ada di pinggangnya.
Rega : Dengan masih tersenyum. "Yaudah enggak apa-apa, pake aja dulu."
Kanza : Berpura-pura masih memasang muka datar. "Terus balikinnya?"
Rega : "Nanti, kalo waktu mengizinkan kita buat ketemu lagi." Senyum di buat semempesona mungkin.( Di iringi back song)
Kanza mengeriyitkan dahinya. Bingung.
Rega membalikkan badannya melanjutkan langkahnya keluar loby kantor.
Sedangkan Kanza masih mematung menatapi punggung Rega yang mulai menjauh.
CUT TO