Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Lebih Dari Egoku
Suka
Favorit
Bagikan
7. Hari ke-3 (lari pagi)

MAIN TITLE

HARI KE-3

FADE IN

SCENE 20 EXT, TAMAN, PAGI

Langit perkotaan yang tadinya terlihat gelap, perlahan berubah terang.

Terlihat Kanza yang sedang lari pagi di sebuah taman. Tiba-tiba lengannya tanpa sengaja bertabrakan dengan seseorang dari arah berlawanan.

Kanza : "Ups... Sorry!"

Rega : "Ups... Sorry!" (Bicara bersamaan)

Kemudian mata mereka saling menatap untuk beberapa detik.

Kanza : "Kamu?"

Rega : "Kamu?" (Bicara bersamaan lagi)

Rega : Tersenyum mempesona. "Kayaknya kita sering ya tabrakan gini. Ketemu secara kebetulan. Apa jangan-jangan kita jodoh kali."

Kanza : Mata Kanza langsung melebar kaget. (SO) suara debaran jantung Kanza : Dug... Dug... terdengar keras. "Haaa... Mak-sudnya?" Berkata sedikit terbata. Namun setelahnya memasang wajah sedikit cuek.

Rega : Lagi-lagi tersenyum mempesona. "Ya... Enggak ada maksud." Seraya menatap Kanza sedikit intens. Sedangkan Kanza jadi sedikit salah tingkah.

Tiba-tiba ia teringat kembali perkataan Fira.

Fira (VO) : "Jangan sampe Lo yang baper sama Rega. Dia itu emang lihai bikin cewek-cewek baper. Pokoknya Lo yang harus pegang kendali."

Kanza terlihat menarik nafas dalam dan menghembuskannya perlahan. Seolah sedang menormalkan kembali debaran jantungnya.

Kanza : "Eh... Dahi kamu banyak keringatnya tuh, nih saya ada sapu tangan." Menyerahkan sapu tangan yang baru saja di ambil dari saku celana dan menyerahkannya pada Rega.

Rega gantian yang tertegun menatap sapu tangan di tangan Kanza. Kemudian menatap ke arah Kanza secara bergantian. Rega merasa kalo Kanza seolah ingin membalikkan keadaan. Tadi dia bermaksud membuat gadis itu baper. Tapi gadis itu sekarang yang membuatnya baper.

Melihat Rega yang malah bengong, tangan Kanza terulur mulai mengusap dahi Rega yang penuh keringat.

Kanza : "Maaf ya kalo saya lancang." Ucap Kanza dengan raut wajah senormal mungkin. Dan kini gantian Rega yang terlihat canggung.

Rega : "Em... Iya enggak apa-apa, makasih ya."

Lalu kemudian keduanya tersenyum canggung.

Kanza : "Kamu..."

Rega : "Kamu..."

(Bicara bersamaan lagi) Kemudian keduanya tertawa malu-malu.

Rega : "Kamu duluan aja deh yang ngomong." Menyela dengan cepat.

Kanza : "Kamu aja duluan, enggak apa-apa."

Rega : Menggeleng pelan. "No... Ladies first."

Kanza : Mengangguk-anggukan kepalanya. "Oke... Gimana kalo abis joging, kita sarapan bareng?"

Rega : Terhenyak sejenak, lalu tanpa pikir panjang berkata. "Boleh..." Tersenyum.

CUT TO

SCENE 21, EXT, MASIH AREA DEKAT TAMAN, PAGI

Tampak pedagang kaki lima yang berjajar di pinggir jalan di dekat taman. Kanza dan Rega terlihat sedang berjalan mendekat ke areal tersebut. Mata Kanza terlihat celingukan mencari sesuatu.

Kanza : "Kita sarapan bubur ayam aja yuk?" Kata Kanza antusias dan sudah mulai duduk di meja makan yang tersedia di depan gerobak bubur ayam.

Kanza cont'd : "Bang, bubur ayam dua ya?" Berteriak pada penjual bubur ayam yang sedang sibuk di balik gerobaknya.

Rega hanya menurut dan turut duduk dan diam-diam sambil memperhatikan senyum Kanza yang terlihat manis.

Rega : "Kebetulan banget ya?" Ucap Rega tiba-tiba dan membuat Kanza jadi menoleh dan menatap bingung ke arahnya.

Kanza : "Kebetulan apa?" Sahut Kanza pura-pura bodoh.

Rega : Rega tersenyum. "Kebetulan banget kesukaan kita sama, saya juga suka banget bubur ayam."

Kanza : Alis Kanza sedikit mengeriyit. "Iya... Kebetulan banget ya? Eh... Tapi kan saya enggak pernah cerita kalo saya suka bubur ayam. Kamu tahu darimana?" Wajah Kanza terlihat polos.

Rega : Kembali mengulas senyum. "Iya sih kamu enggak pernah cerita, tapi saya cuma nebak aja, dari sekian banyak penjual disini." (Kamera menyorot ke area sekitar, banyak pedagang kaki lima yang berderet.) Lalu kembali ke arah Kanza dan Rega."Kamu pilihnya bubur ayam. Jadi aku pikir kamu suka juga bubur ayam."

Kanza : Ikut tersenyum. "Iya ... Kamu emang bener, aku emang suka banget sama bubur ayam. Dan hampir tiap pagi aku makan bubur ayam." Kanza terlihat sedikit gugup dan buru-buru meraih salah satu kumpulan botol air mineral di atas meja. Membuka tutup botol dan meneguknya segera.

Rega : "Oh ya?" Rega pura-pura kaget. "Kamu sejak kapan suka joging disini? Kok saya baru lihat kamu sekarang?"

Kanza : "Uhuk...uhuk...." Tiba-tiba Kanza tersedak dengan air minum yang sudah ada di kerongkongannya. Kemudian menatap Rega dengan sedikit bingung.

Kanza (VO) : "Duh bikin alasan apa nih, jangan sampe dia curiga."

Kanza Cont'd : "Iya... Saya juga sering kok joging disini, tapi mungkin aja baru kali ini takdir kita ketemu. Hehe." Kanza menjawab dengan ekspresi senormal mungkin, namun matanya masih terlihat gugup.

Rega : Mengangguk-angguk kan kepalanya sembari menatap Kanza lekat. "Oh... Jadi semua karena takdir ya?" Tersenyum penuh arti.

Kanza : "Iya... Takdir." Mata Kanza berkedip-berkedip merasa makin gugup. Namun ia masih memaksa untuk tersenyum.

Rega : Mencondongkan badannya ke depan, kemudian menatap Kanza makin lekat.

Kanza (VO) : "Duh... Mau apaan sih nih cowok, hobi banget natap gue begitu." Merasa sedikit risih.

Rega : "Mungkin juga enggak, kalo kita itu jodoh?"

Kanza tersentak, mata mereka bertemu dan saling menatap untuk seperkian detik.

Penjual bubur : "Ini buburnya, maaf lama." Meletakkan mangkuk bubur di hadapan Kanza dan Rega, di saat yang bersamaan Kanza menghembuskan nafas lega. Merasa lega karena terbebas dari pertanyaan dan tatapan Rega yang menikam dan membuat dadanya berdebar hebat. Sedangkan Rega sesekali tetap mencuri-curi pandang ke arah Kanza.

Penjual Bubur : "Mas Rega, tumben bukan sama mbak Fira lagi, ini siapa? Pacar baru mas ya?" Berkata seperti tanpa dosa.

Kanza: Terlihat panik. "Bukan kok, saya..." Menjeda kalimatnya dan menatap Rega sebentar. "Saya baru kenal dia."

Penjual bubur : "Oh... Baru PDKT ceritanya?" Sok SKSD dengan senyum lebar.

Kanza : Wajahnya terlihat bertambah panik. "Eh... Bukan begitu juga, cuma temen kok."

Di saat yang bersamaan Rega malah tertawa geli memperhatikan ekspresi Kanza yang baginya tampak lucu.

Penjual bubur : "Awalnya temen, nanti lama-lama jadi demen." Ucapnya masih tertawa lebar. Membuat Kanza seperti ingin menangis rasanya. "Ya... Enggak gitu juga, Pak?" Menoleh ke arah Rega.

Rega : Dengan santainya menjawab. "Bener pak, do'a in aja pak." Sambil melirik ke arah Kanza dan tersenyum.

Di tatap seperti itu, dada Kanza seolah kembali bergejolak, matanya melebar dan tak bisa mengeluarkan suara.

Penjual bubur : "Tapi sama mbak Fira?"

Rega : Menjawab santai. "Udah resmi putus."

Penjual bubur : "Yaudah saya do'a in, semoga sama mbak yang ini langgeng ya mas?"

Rega : Tersenyum. "Makasih pak."

Kanza (VO) : "Astaga... Situasi macam apa ini?"

Terlihat di dekat gerobak bubur, seorang laki-laki gembul celingukan.

Cowok gembul : "Mana sih nih abangnya." Perlahan matanya menatap ke arah penjual bubur yang sedang asik dan mengobrol dengan Kanza dan Rega. "Pak... Beli bubur!" Ucapnya kemudian setengah berteriak.

Penjual bubur : Menoleh ke asal suara. "Mas, mbak, saya balik dulu ya?" Pamit pada Rega dan Kanza kemudian berlari tergopoh ke arah gerobaknya.

Cowok gembul : "Gimana sih pak, mau jualan apa mau ngegosip? Malah enak-enakan ngegosip sama pelanggan." Gerutunya sewot.

Penjual bubur : Seolah tak ingin mengambil pusing omongan pelanggannya. "Dua-duanya." Sahutnya sembari tersenyum riang.

Cowok gembul : Mencebik sewot. Kemudian matanya tanpa sengaja menatap ke arah Kanza dan Rega. Matanya terlihat iri.

Penjual bubur : "Kenapa? Mas Gendon iri ya?" Mengikuti arah pandang cowok gembul dan mencoba meledeknya.

Cowok gembul. "Mana mungkin saya iri, jelas-jelas gantengan saya daripada cowok buaya itu. Harusnya ceweknya tuh sama saya aja." Katanya dengan PD. Penjual bubur langsung menautkan alisnya merasakan perutnya yang tiba-tiba mual.

Cowok gembul itu kembali menoleh ke arah Kanza, dan Kanza reflek menoleh ke arahnya, cowok gembul tersebut mengerlingkan sebelah matanya, dan membuat Kanza mendadak bergidik ngeri.

Kanza : "Kamu makannya udahan kan? Buruan cabut yuk!" Berkata dengan suara berbisik ke arah Rega. Di saat yang bersamaan cowok gembul itu sudah turut duduk di antara mereka dengan mata yang tak lepas menatap ke arah Kanza.

Rega : Melirik ke arah cowok gembul, dan seolah mengerti kekhawatiran yang di rasakan Kanza. "Yaudah yuk!" Beranjak berdiri di ikuti oleh Kanza yang juga turut beranjak dari duduknya.

Cowok gembul : "Loh mau kemana? Abang Dateng kok malah pergi?"

Kanza makin bergidik ngeri.

Cowok gembul Cont'd : "Daripada sama buaya ini, mending sama saya, udah terbukti setia."

Kanza meringis canggung.

Rega : "Masih mending dong saya buaya, daripada anda ikan buntal."

Cowok gembul : "Apa kamu bilang?!" Mendengus kesal sembari menggebrak meja. Semau yang ada di sana sampai kaget, bahkan pengunjung yang ada di meja lain turut menoleh.

Rega : "Saya bilang kamu ikan buntal. Kenapa?"

Cowok gembul bangkit berdiri dan menonjok bagian wajah Rega.

Suara tonjokan(OS) : Buk...

Kanza : "Rega...!" Mata mendelik sembari menutup mulut.

CUT TO

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar