Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
INTER CUT
Terlihat Kanza dan Fira yang masih menyantap makan siangnya di restorant. Terakhir Kanza melemparkan pertanyaan pada Fira. Belum sempat wanita itu menjawab, tangan Kanza tanpa sengaja menyenggol gelas yang ada di sisinya hingga terjatuh ke lantai.
Kanza syok menatapi pecahan beling yang berserakan itu. Perlahan firasat tidak baik kembali menyergapnya. Sesuatu kembali membayang di benaknya.
FLASH BACK
Kanza teringat kejadian tadi pagi saat Gio dan Putri hendak berangkat ke kantor bersama.
Saat berbalik masuk ke dalam kost'an, Kanza langsung berjalan menuju dapur bermaksud mengambil sesuatu di dalam kulkas. Namun pandangannya terhenti pada secarik kertas yang di tempel di pintu lemari pendingin itu. Perlahan tangannya bergerak meraih kertas tersebut dan mulai membacanya.
BCU pada tulisan di kertas
Putri (VO) : Suara Putri terdengar sama seperti tulisan yang ada di kertas. "Maaf ya kalo selama beberapa hari ini gue diemin Lo. Gue enggak maksud gitu. Oiya...Gue enggak tega bangunin Lo pagi ini. Gue tadi bikin jus jambu kesukaan kita, gue juga udah sisain buat Lo di kulkas, jangan lupa di minum ya? Siang ini gue mau mampir ke apartement Gio. Dan mungkin gue bakal pulang telat, enggak perlu khawatirin gue ya? Sekali lagi sorry, gue cuma bisa ngomong lewat surat ini, anggap aja kita udah baikan Yach, peace... Hehe." Kanza tersenyum saat selesai membacanya.
FLASH BACK CUT TO
Wajah Kanza terlihat seperti baru menyadari sesuatu, menerka-nerka apakah surat kecil itu sebuah petunjuk. Wajahnya pun berubah semakin khawatir.
Kanza : "Fir... Sorry, gue kayaknya harus cabut sekarang." Segera beranjak dan menyambar tasnya yang sejak tadi di letakkan di kursi sebelah.
Fira : Menatap bingung. "Loh... Kanz, mau kemana? Buru-buru banget?"
Kanza : "Sorry, tapi gue beneran harus pergi sekarang, bye..." Berlalu begitu saja.
INTER CUT
Apartement Gio
Tubuh Putri gemetaran, pelipisnya bahkan terlihat meneteskan keringat dingin. Diam-diam tangannya meraih sesuatu (Spatula) di meja dapur yang ada di belakangnya. (Dia berpikir itu mungkin bisa di jadikan senjata). Kemudian menyembunyikan benda tersebut di balik punggungnya. Sedangkan matanya menatap waspada ke arah Gio dan juga sebilah pisau yang ada di salah satu tangan pria itu.
Gio : Tersenyum santai. "Kamu kenapa? Kok tiba-tiba kayak ketakutan gitu?"
Putri : Menggeleng cepat, wajahnya terlihat pucat dan tegang. "Enggak apa-apa kok." Memaksa tersenyum berusaha terlihat tenang.
Gio : Terkekeh. "Kamu takut gara-gara aku pegang pisau ini? Tetangga aku baru aja balikin pisau ini ke aku." Ucapnya seraya mengangkat pisau ke udara.
Tenggorokan Putri seketika terasa makin kering, (BCU leher Putri yang terlihat kesusahan menelan Saliva.)
Putri : "Gio... Gue kayaknya harus buru-buru balik ke kantor deh." Ucapnya dengan bibir sedikit gemetar.
Gio : Raut wajahnya berubah dingin. "Kenapa tiba-tiba berubah pikiran. Kata kamu mau sampai malam menghabiskan waktu kamu di sini sama aku." Perlahan sembari melangkah mendekat ke arah Putri.
Putri : Wajah Putri makin terlihat ketakutan. "Tadi atasan a-ku... Nel-nel-pone... Katanya tiba-tiba ada meeting mendadak." Ujarnya makin gugup.
Sekarang Gio sudah berdiri tepat di hadapan Putri. Jantung Putri terdengar berdetak keras (SO) : Dug... Dug... Dug...
Gio kembali mengangkat pisau ke hadapan Putri.
CUTE TO
SCENE 38 EXT, DI PELATARAN APARTEMENT GIO, SIANG
Tampak Kanza yang baru saja tiba disana, ia terlihat baru saja turun dari motor dan membayar ongkos ojeknya. Tukang ojek pun berlalu. kini mata Kanza mendongak ke atas, menatapi bangunan tinggi yang ada di hadapannya.
Tiba-tiba ponselnya berdering.
Bunyi Ponsel (SO) : Tling... Tling... Tling....
Kanza tersentak, kemudian buru-buru meraih ponsel yang ada di dalam tasnya.
Kanza : "Halo..." Sahutnya setelah berhasil mengangkat sambungan telepone-nya.
INTER CUT
Rega terlihat sedang duduk di balik meja kerjanya, ia menelpon tanpa mengalihkan pandangannya pada layar laptop di hadapannya.
Rega : "Hei... Kamu lagi dimana? Kok suaranya kayak gemetaran gitu?"
INTER CUT
Kanza : "Aku... Lagi... Di...," Kanza menjeda kalimatnya merasa ragu untuk mengatakannya.
INTER CUT
Rega : Menghentikan aktivitasnya di depan layar laptop. Kemudian memberi perhatian penuh pada Kanza. "Kamu ngomong aja lagi ada dimana? Apa lagi ada masalah?" Desak Rega khawatir.
INTER CUT
Kanza : "Aku lagi di apartement Gio, dan aku takut terjadi sesuatu sama Putri." Jawabnya sedikit panik.
INTER CUT
Rega : "Oke, jangan kahwatir, kamu share lokasinya, biar aku Dateng kesana, jangan lakuin apapun dulu, tunggu aku Dateng, oke...!" Tegas Rega dengan wajah yang masih khawatir, ia pun segera mematikan ponselnya dan segera menyambar kunci mobil yang tergeletak dia atas meja, kemudian buru-buru berjalan keluar meninggalkan ruangannya.
Sepeninggalan Rega
BCU Laptop Rega yang masih terbuka.
Rupanya pria itu tadi sedang membaca sebuah berita. Tentang seorang wanita yang menghilang beberapa hari yang lalu dan belum di temukan.
INTER CUT
Kanza : "Oke..." Menarik ponsel dari telinga dan mematikannya.
Setelahnya terdengar notifikasi dari ponselnya. kanza menilik layarnya, mengklik notifikasi berita yang di ikutinya.
BCU LAYAR PONSEL : "Seorang gadis di kabarkan menghilang dan belum ditemukan jejaknya."
Kanza menghela nafas. Firasatnya semakin tidak enak.
INTER CUT
Putri : "Gio... Gio... Kamu mau bawa aku kemana?" Tangannya di tarik oleh Gio ke suatu tempat.
Pria itu memasukkannya ke sebuah kamar yang gelap, seperti studio percetakan foto secara manual milik pribadi.
Ruangan itu hanya di hiasi cahaya remang-remang, dan banyak foto yang di tempel di dinding.
Nafas Putri makin pendek-pendek merasa ketakutan melihat ke sekeliling. Foto para wanita yang terpajang di dinding itu mungkin adalah korban Gio. Gio adalah seorang foto grafer. Dan tidak di sangka dia juga seorang shycopat.
Putri : "Kamu mau a--pa? Emangnya aku salah apa sama kamu?" Berkata dengan bibir gemetar. Dan berjalan mundur menghindari pria di depannya itu.
Gio : Menyeringai "Jadi kamu mau tahu salah kamu apa? Kamu udah bikin rencana aku berantakan ngerti!"
Putri : Menatap bingung. "Maksud kamu apa? Dari awal kita baik-baik aja kan?" Berkata dengan nada hati-hati.
Gio : "Baik-baik aja katamu? Kamu udah ngerusak rencana aku buat dapetin Kanza. Dan kamu udah bikin Kanza kesayangan aku sedih, dan siapapun yang melukain Kanza, sedikiiiitttt aja, dia bakalan mati di tangan aku."
Putri : Menggeleng pelan. "Kamu sakit, Gio. Gila kamu!"
Gio : Terbahak. Kemudian tersedak oleh air liurnya sendiri(Ada kesan lucu) "Memangnya kenapa kalo aku gila." Matanya kini menyorot tajam ke arah Putri.(Tegang kembali)
Putri : Menurunkan intonasi suaranya kembali. "Gio... Kamu enggak bakal bunuh aku kan? Kamu bisa di penjara loh gara-gara kasus ini? Jangan nekad Yach... Yach... Anak baik enggak boleh pegang pisau." Mengajak becanda.
Gio : "Kamu pikir itu lucu?" Kemudian terbahak. "Jelaslah aku bunuh kamu."
Putri (VO) : Berkata dalam hati."Ya... Tuhan, tolong lindungi aku, aku harus bisa ngulur waktu sampai ada yang datang dan nyelametin aku, semoga Kanza tadi baca pesan aku dan dia tau aku ada disini dalam bahaya. Rasanya nyesel juga enggak mau dengerin Kanza Dari awal."
Putri : "Eh... Gio, sebelum kamu bunuh aku, boleh enggak aku minta minum dulu gitu. Hehe."
Gio : Menyeringai. "Oh... Jadi kamu haus?"
Putri : "Iya... Boleh ya... Ya, aku haus banget nih."
Gio : Tersenyum, namun sesaat kemudian menyeringai. "Kamu pikir aku bego apa, HAH?!! Kamu pikir aku enggak tahu kamu cuma mau ngulur waktu!"
Putri tersentak kaget.
Putri (VO) : "Anjir, ternyata si sycho ini pinter juga ternyata."
INTER CUT
Mobil Rega terhenti tepat di sisi Kanza.
Rega : Turun dari mobil dan segera menghampiri Kanza. "Hai, kamu enggak kenapa-kenapa kan?" Wajahnya terlihat khawatir. Kanza mengeleng lemah. Kemudian menatap ke atas bangunan di hadapannya. Rega turut melakukan hal yang sama.
Rega cont'd : "Tenang, tadi aku sempet hubungin polisi buat jaga-jaga, mereka bentar lagi juga nyampe kok."
Kanza : Menghela nafas lega. "Aku takut banget bakalan terjadi sesuatu sama Putri." Gemetaran.
Rega : Menarik Kanza dalam pelukannya. "Kamu yang tenang ya? Putri pasti baik-baik aja." Mengusap rambut wanita itu lembut.
CUT TO