Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
ACT 3
87. INT. KANTOR ANTO & PARTNER LANTAI 1-PAGI.
Anto, Sahat, Sylvi, dan semua staf berkumpul, berceloteh.
Beberapa bagian tubuh Anto dan Sahat dibebat perban. Wajah keduanya terlihat bonyok.
Anto, Sahat, Sylvi, mengenakan toga advokat.
LILA
Pak Anto dan Pak Sahat hebat, ya. Bisa mengalahkan semua penjahat.
SAHAT
Bah! Kuhajar mereka dengan pukulanku.
Sahat berusaha melakukan gerakan. Dia mengaduh kesakitan.
LILA
Kalau Bu Sylvi?
SAHAT
Sylvi sih, enak. Dia datang setelah semua selesai. Aku dan Pak Anto yang menghadapi mereka semua.
LILA
Hebat!
Pintu luar terbuka. Seorang polisi berseragam masuk ke dalam.
POLISI
Bu Sylvi?
Sylvi mengacungkan tangan.
POLISI
Bisa saya bicara sebentar?
Sylvi menunjuk lantai dua.
Polisi itu mengiringi Sylvi ke lantai dua.
88. INT. KANTOR ANTO & PARTNER LANTAI 2-PAGI.
SYLVI
Ada yang bisa saya bantu, Pak?
POLISI
Dari beberapa tukang pukul yang terluka, kami mendapat informasi bahwa mereka diserang dua orang bertopeng. Pun, ruangan saat itu gelap. Bu Sylvi tahu siapa mereka?
SYLVI
Saya datang setelah semuanya selesai. Bukankah ada CCTV atau sidik jari misal?
POLISI
Itulah. Semua jejak terhapus. Kami tidak mendapatkan apa-apa kecuali beberapa mayat dan pimpinan PT. Adiguna yang meracau tidak karuan.
SYLVI
Dua teman saya ditangkap. Saya mendapat petunjuk ke tempat mereka. Ketika saya datang, mereka saling bunuh. Saya bersembunyi hingga kedatangan pihak polisi. Hanya itu yang saya tahu.
POLISI
Baiklah, Bu Sylvi. Jika Anda punya keterangan lain yang bisa membantu, tolong kerja samanya.
89. EXT. TEMPAT PARKIR KANTOR ANTO & PARTNER-PAGI.
Mobil sudah siap di tempat parkir.
Anto dan Sahat tertatih-tatih memasuki mobil.
Sylvi duduk di belakang kemudi.
Lila menuntun Anto memasuki mobil.
LILA
Semangat, Pak. Fiat Justicia Ruat Caelum.
Anto membuat pose semangat.
Mobil meninggalkan tempat parkir.
90. INT. DALAM MOBIL-PAGI.
ANTO
Masih ada teka-teki yang mengganjal di otakku.
SAHAT
Benar! Aku tahu Tuan Kusuma bukan ayah kandungmu, Syl. Tapi ... Kenapa kamu mengakuinya? Lalu, siapa pula lelaki yang muncul bersamamu itu?
SYLVI
Ada beberapa hal yang tak bisa kuceritakan semua. Tentang lelaki itu, Johan, biarlah itu menjadi rahasia kita. (beat) Ya. Kusuma bukan ayah kandungku. Aku hanya berimprosifisasi saat keadaan menghendaki seperti itu.
SAHAT
Hasil laborat DNA itu? Asli?
SYLVI
Asli ... palsulah! Entah bagaimana Johan mendapatkannya. Di dunia maya batas antara asli dan palsu semakin tipis.
ANTO
Termasuk luka di telapak tanganmu? Sehingga Kusuma percaya bahwa kamu anak kandungnya?
SYLVI
Ha ha ha. Iya. Di sebuah latihan bela diri di tempat yang tak bisa kusebutkan, saat itu aku menggunakan trisula, Johan menggunakan pisau. Dia terus menyerang ke arah tangan kananku. Pada satu ketika, dia berhasil melukai telapak tanganku. Kukira itu kebetulan saja. Ternyata Johan sudah merencanakan semuanya. Membuat luka di telapak tanganku, siapa tahu apa yang direncakannya akan terjadi. Dan, tepat. Kusuma semakin percaya bahwa aku adalah darah dagingnya setelah melihat luka itu.
ANTO
Hebat, kalian hebat!
SAHAT
Ya! Kamu bersama lelaki itu layak dapat oscar!
Ketiga rekan itu tertawa.
SAHAT
Kamu masih mencintai lelaki itu?
SYLVI
Aku tidak pernah jatuh cinta selama ini. Yang kutahu, hatiku sakit kala dia meninggalkanku....
SAHAT
Oouuhh ... So sweet.
ANTO
(Mendendangkan lagu dangdut milik Rhoma Irama)
O...O... Ya nasib, ya nasib. Baru pertama bercinta, sudah menderita.
SYLVI
Sialan kalian! Bukannya bersimpati, malah mengejek!
Ketiganya tertawa.
CUT TO