Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
43. EXT. JALAN RAYA-PAGI
Mobil Johan bergerak naik menuju puncak.
Ponsel di sakunya bergetar.
Dia membelokkan mobilnya ke sebuah mini market.
JOHAN
Aku harus belanja makanan dan minuman. Perutmu harus terisi.
Johan keluar dari mobil, menuju mini market itu.
Di dalam mini market, dia mengganti kartu ponselnya dengan kartu lain.
Johan menelepon balik nomor yang tadi menelepon.
KUSUMA (V.O.)
File sudah kukirim ke emailmu. Lakukan tugasmu dengan baik.
Johan menutup telepon, mengeluarkan nomor ponsel itu dari ponsel, membuangnya ke tempat sampah.
CUT TO
44. EXT. HALAMAN DEPAN RUMAH PAK ASEP-SIANG.
Bu Asep sedang mengurus bunga di taman depan halaman.
Mobil Johan menderu masuk. Johan keluar dari mobil.
Bu Asep tergopoh mendekat melihat baju Johan penuh bercak darah.
BU ASEP
Apa yang terjadi? Kamu berdarah?
JOHAN
Bukan darah saya, Bu. Tapi darah gadis di belakang itu. Dia terluka parah.
Johan menggotong tubuh Sylvi yang terus mengerang.
BU ASEP
Kenapa tidak dibawa ke rumah sakit?JOHAN
Panjang ceritanya, Bu. Nanti saya akan jelaskan. Tolong, Bu. Gadis ini banyak kehilangan darah.
BU ASEP
Cepat bawa ke ruang dalam.
Kang Asep! Kang! Bantu kami!
45. INT. RUANG DALAM RUMAH PAK ASEP-SIANG
Pak Asep, Bu Asep, tergopoh menyiapkan kamar.
Johan membopong Sylvi ke dalam kamar.
Pak Asep memeriksa keadaan Sylvi.
PAK ASEP
Nadinya melemah. Anggota dalam tubuhnya terluka. Dia juga banyak mengeluarkan darah.
Nyawa gadis ini dalam bahaya.
JOHAN
Bapak bisa mengobati?
Pak Asep menatap Bu Asep.
BU ASEP
Tuhan telah membawa gadis ini ke sini. Takdir pula yang mengharuskan kita mengobati gadis ini.
PAK ASEP
Baiklah. Kita lakukan malam ini.
Pak Asep menepuk bahu Johan.
PAK ASEP
Kami akan berusaha. Walaupun kamu telah menjahit luka tusuknya, tapi, gadis ini telah banyak mengeluarkan darah. Cari obat dan peralatan medis yang lebih lengkap.
JOHAN
Saya akan berusaha, Pak.
PAK ASEP
Cepat usahakan. Waktumu terbatas. Lewat tengah malam, bila gadis ini tidak mendapatkan perawatan, aku khawatir dia tidak sanggup bertahan.
Johan mengeluarkan ponsel, menelepon temannya.
JOHAN
Xavier, aku butuh bantuanmu.
XAVIER (V.O.)
Kamu selalu menggangguku, Joy!
JOHAN
Aku tidak punya waktu untuk bercanda. Aku butuh darah, alat tranfusi, dan tetek bengek peralatan medis lainnya.
XAVIER (V.O.)
Kenapa kau tidak beli di apotek saja?
JOHAN
Kalau aku bisa mendapatkannya secara legal, untuk apa aku meneleponmu!
46. INT. RUANG MAKAN RUMAH PAK ASEP-MALAM.
Pak Asep, Bu Asep, Johan duduk di meja makan. Mereka sedang menikmati makan malam.
PAK ASEP
Untung kamu bisa cepat mendapatkan darah yang sesuai untuk gadis itu.
JOHAN
Apakah Sylvi bisa tertolong, Pak?
Pak Asep mencari tangan Bu Asep, menggenggamnya lembut.
BU ASEP
Jujur saja, kami tidak tahu. Tergantung kekuatan gadis itu menerima pengobatan kita.
JOHAN
Apa yang terjadi bila Sylvi tidak kuat menerima pengobatan itu?
PAK ASEP
Nyawanya tidak akan tertolong.
47. INT. RUMAH PAK ASEP, KAMAR SYLVI- MALAM.
Sylvi tertidur. Peralatan infus dan tranfusi darah menempel.
Johan duduk di kursi, menatap Sylvi.
Sylvi terbangun.
SYLVI
Di mana aku?
Johan mendekati Sylvi.
JOHAN
Kamu di rumah Bapak angkatku. Bagaimana keadaanmu?
Sylvi memeriksa lukanya.
SYLVI
Aku merasa lebih baik. Siapa yang merawatku?
JOHAN
Aku, bapak, dan ibuku.
SYLVI
Kamu semakin misterius. Bagaimana setelah ini? Kenapa kita tidak ke rumah sakit saja?
JOHAN
Orang-orang yang mengincarmu bukan orang sembarangan. Mereka akan terus mengejarmu hingga mendapatkanmu.
Sylvi bangkit, segera melepas jarum infus dan peralatan medis lainnya.
JOHAN
Apa yang kamu lakukan?
SYLVI
Aku harus balik ke Jakarta. Kalau mereka mengincarku dan ingin mencelakaiku, mereka pasti mengincar Anto dan Sahat. Partnerku.
Sylvi berjalan beberapa langkah, tapi, ambruk. Johan cepat menangkap tubuh gadis itu. Wajah mereka dekat. Keduanya bertatapan.
JOHAN
Kamu harus istirahat dulu.
Johan kembali menidurkan Sylvi.
JOHAN
Jangan khawatir. Selama mereka belum menemukanmu, teman-temanmu tetap akan selamat. Untuk itu, kamu harus sehat dulu sebelum bertindak. Tapi....
SYLVI
Tapi, apa?
JOHAN
Aku harus jujur padamu. Kamu mengalami luka dalam yang lumayan parah. Menurut Bapak, kamu hanya mampu bertahan beberapa hari bila tidak mendapat pengobatan. Pak Asep dan Bu Asep mampu mengobatimu.
SYLVI
Mereka dokter?
Johan menggeleng.
SYLVI
Dukun?
JOHAN
Bukan juga. Emh ... Susah untuk menjelaskan. Pengobatannya pun tidak seperti pengobatan pada umumnya.
SYLVI
Bisa sembuh?
JOHAN
Tergantung....
SYLVI
Cepat lakukan! Waktu kita sangat berharga.
JOHAN
Ada satu lagi. Bila tubuhmu tidak sanggup menahan pengobatan, nyawamu tidak akan tertolong.
Sylvi terdiam. Dia merenung beberapa detik.
SYLVI
Kalau sama-sama mati, lakukan!