Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Lady Advocate (Script)
Suka
Favorit
Bagikan
6. Act #2-Terluka

29.EXT.JALAN RAYA-MALAM.

Sylvi mengendarai motornya tengah malam. Hujan rintik. 

Dari arah belakang sebuah mobil memepet motornya. Tiga lelaki di dalam mobil menyuruhnya berhenti.

Sylvi menarik gas. Motornya melaju cepat. Terjadi kejar-kejaran.

Di sebuah jalan kecil, mobil berhasil memepet motor Sylvi, sehingga motor menabrak pembatas jalan. 

Gadis itu tersungkur.

Tiga lelaki keluar dari mobil. Tanpa bicara langsung mengeroyok Sylvi.

Berbekal ilmu beladiri, walau dalam keadaan terluka, Sylvi berusaha menahan serangan tiga lelaki itu.

Sylvi semakin keteteran.

Dalam keadaan yang kritis, muncul sebuah motor menerjang.

Pengendara motor itu seorang lelaki berjaket hitam, menyembunyikan wajahnya dengan masker dan topi. 

Pria itu segera menolong Sylvi.

Lelaki yang baru muncul itu Johan. Ia berhasil mengalahkan tiga pria penyerang Sylvi. 

Salah satu penyerang mengeluarkan pistol berperedam.

PRIA BERPISTOL

Anjing! Kubunuh kalian.

Johan menarik tangan Sylvi, mengajaknya melarikan diri.

JOHAN

Cepat tinggalkan tempat ini.

Pria berpistol menembakkan pistolnya. 

Johan menghindar. Tembakan meleset.

Johan dan Sylvi berhasil melarikan diri dengan mengendarai motor Johan.

Akibat beberapa luka, Sylvi pingsan di atas motor, bersandar di punggung Johan.

CUT TO

30. INT. RUMAH JOHAN- PAGI

Sylvi terbangun dengan sekujur tubuh penuh memar. 

Johan berada di sampingnya.

JOHAN

Syukurlah kau sudah sadar.

SYLVI

(menatap Johan lekat)

Di mana aku?

JOHAN

Di rumahku. Oh ya, namaku Johan. Kebetulan tadi malam aku lewat jalan itu. Kulihat tiga lelaki mengeroyok wanita. So, aku ikut menceburkan diri. Itung-itung buat olah raga.

SYLVI

Terima kasih. Aku Sylvi.

JOHAN

Ya, aku tahu siapa kamu. advokat Sylvi Wulandari. Wajahmu akhir-akhir ini sering muncul di televisi.

Sylvi menggerakkan tubuhnya. 

SYLVI

Kenapa tubuhku terasa segar. Tidak ada rasa sakit. 

(Meneliti tangan dan kaki)

Memar, tapi tidak sakit.

JOHAN

Berkat obatku. Bi Uni, pembantuku, kusuruh mengoleskan obat itu ke bagian tubuhmu yang terluka. Sebelum kamu pingsan, aku juga sudah memberimu pil pereda sakit.

Sylvi bangkit dari tempat tidur. Bersiap meninggalkan rumah Johan.

SYLVI

Sekali lagi terima kasih. Aku harus cepat ke kantor. Teman-temanku harus tahu tentang kejadian ini.

JOHAN

Tidak lapor polisi?

Sylvi terdiam sebentar. Kemudian menggeleng.

SYLVI

Untuk sementara ini, biar kusimpan peristiwa kemarin malam.

JOHAN

Tidakkah lebih baik kalian lepas saja kasus ini. 

SYLVI

Kenapa?

JOHAN

Polisi sudah menangkap pembunuhnya. Sidik jari pemuda itu pun terdapat di senjata yang dipakai. Tidak ada cctv, saksi lain pun tidak ada. Di mass media tertulis bahwa pemuda itulah yang melakukan penembakan. 

SYLVI

Presumption of innoncent. Setiap orang wajib dianggap tidak bersalah sebelum ada putusan pengadilan.

JOHAN

Tapi ... Kasus ini membahayakan keselamatanmu. 

SYLVI

Karena aku wanita?

JOHAN 

Emh ... Bukan itu....

SYLVI

Kamu sama saja dengan lelaki lain. Menganggap wanita makhluk lemah!

JOHAN

Maaf, maaf. Aku tidak bermaksud seperti itu. (beat) Aku antar pulang, ya?

SYLVI 

Tidak usah! Aku naik taksi saja.

Sylvi meninggalkan rumah Johan. Di halaman rumah terdengar suara Johan.

JOHAN (O.S.)

Berhati-hatilah!

Sebuah taksi berhenti di depan Sylvi.

CUT TO

31. INT. KANTOR ANTO & PARTNER-PAGI.

Anto, Sahat, Sylvi, duduk melingkar di sofa. Tangan Anto gemetar. Sahat tercenung.

ANTO

Untung kamu selamat. kamu tahu siapa penolongmu?

SYLVI

Aku tidak tahu. Lelaki itu muncul begitu saja. Menolongku, kemudian merawatku.

SAHAT

Tuhan masih melindungimu, Syl.

ANTO

Lebih baik kita lepaskan kasus ini. Terlalu berbahaya.

SYLVI

Tidak! Aku tidak akan melepaskan kasus ini.

ANTO

Apakah kamu menunggu hingga kita semua celaka? Kita tidak tahu siapa yang kita hadapi....

SYLVI

Apa pun yang terjadi, aku tidak mau melepas kasus ini. 

ANTO

Kau lupa siapa Managing Partner di sini? Aku yang memutuskan.

SYLVI

Kalau itu keputusanmu, aku akan mengundurkan diri dari Law Firm ini!

SAHAT

Sabar rekan-rekan. Kemarahan tidak membuat permasalahan terpecahkan.

ANTO

Bagaimana menurutmu?

SAHAT

Aku yakin Sion bukan pelakunya. Dia hanya dijebak. Tapi ... Benar kata Bang Anto, kasus ini berbahaya....

Sylvi berdiri. Berteriak pada dua rekannya.

SYLVI

Kalian disumpah untuk membela yang lemah! Ini risiko profesi yang kita pilih!

ANTO

Kalau kita celaka, apakah kita masih sanggup meneruskan profesi ini?!

SAHAT

Ada baiknya kita berpikir lagi tentang kasus ini....

SYLVI

Kalian pengecut! 

Sylvi meninggalkan dua rekannya dengan marah. Sebelum menghilang di balik pintu dia berteriak.

SYLVI

Dengan atau tanpa kalian, aku akan tetap membela Sion! 

CUT TO

32. INT. RUANG APARTEMEN SYLVI-MALAM.

Pintu diketuk.

Sylvi mengintip dari lubang pintu. Dia terkejut. Segera membuka pintu.

Johan berdiri di depan pintu sambil mendekap amplop.

JOHAN

Maaf, aku datang tiba tiba tanpa pemberitahuan.

SYLVI

Masuk!

JOHAN

Maafkan aku ... Ini bukan kesalahan pihak sekuriti.

SYLVI

Permintaan maafmu tetap tak akan mengurungkan niatku untuk menyomasi manajemen ini. Karena perbuatanmu, anak kecil akan kehilangan kesempatan sekolah karena ayah mereka dipecat. Seorang istri akan meminta cerai karena suaminya tak juga kunjung bekerja. Dan seorang laki-laki akan kehilangan harga dirinya di mata istri dan anaknya karena tak bekerja! Semuanya karena kamu!

JOHAN

Tolong dengarkan dulu penjelasanku.Seperti yang kubilang tadi, mereka tak bersalah. Akulah yang salah....

SYLVI

Kaulah aktor utamanya! Mereka adalah peran pembantu! Mereka membuka pintu lobi untukmu, mengijinkanmu naik elevator hingga depan pintu kamarku tanpa meminta ijinku dulu! Karena kau menyuap mereka, kan?!

JOHAN

Aku tidak menyuap mereka.

SYLVI

Oh ya? Apakah kau menggunakan ilmu cecak? Merayap dinding luar hingga naik sampai lantai dua puluh ini? Pembohong!

JOHAN

Jangan marah dulu, Sylvi. Aku ... meretas sistem sekuriti apartemenmu.

SYLVI

Sama saja! Kau penjahat! Keluar dari kamarku sekarang juga!

Sylvi mendorong tubuh Johan, membuka pintu ruang apaertemennya.

SYLVI

Pergi! Jangan kamu kira setelah menolongku, kamu seenaknya muncul di sini dengan melanggar aturan!

JOHAN

Sekali lagi, maafkan aku. Tolong dengar penjelasanku dulu, please....

SYLVI

Perlu kau ketahui! Meretas Sistem Keamanan adalah kejahatan! Pasal 30 Undang Undang Informasi dan Elektronika Tahun 2008, ayat 3, menyatakan bahwa setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum mengakses komputer dan atau sistem elektronika dengan cara apa pun dengan melanggar, menerobos, melampaui, atau menjebol system pengamanan, dikenakan pidana penjara paling lama delapan tahun dan atau denda paling banyak delapan ratus juta rupiah!

Johan menyorongkan amplop di tangannya.

JOHAN

Aku ke sini menyerahkan ini. Setelah kau mengetahui isinya, terserah tindakanmu terhadapku.

Sylvi ngos-ngosan. Matanya lekat menatap amplop itu.

SYLVI

Apa itu?

JOHAN

Aku ke sini hanya ingin menyerahkan dokumen itu. Di dalam amplop itu terdapat banyak dokumen yang berhubungan dengan kasusmu.

Gamang Sylvi menerima amplop itu.

JOHAN

Bukalah. 

Perlahan Sylvi membuka amplop itu. 

JOHAN

Dokumen itu berhubungan dengan kasusmu. Menurut dokumen itu, PT. Adiguna Masakatsu telah melakukan berbagai macam tindak pidana korporasi. Price fixing, false advertising, sampai dengan money laundering yang dilakukan dengan carathe placement atau konversi dari uang tunai ke dalam berbagai asset deposito bank dan saham. Tentu saja mereka juga merambah layering, penyimpanan dana di bank dengan memakai kuasa orang lain.

SYLVI

Apa hubungannya dengan Sion? Klienku.

JOHAN

Pengusaha dan politikus yang ditembak Sion adalah rival bisnis perusahaan itu. Dia tahu banyak tentang kejahatan mereka. Untuk itu dia harus dibungkam. 

SYLVI

I see. Mereka membutuhkan seorang yang lugu untuk menjadi kambing hitam. Dan orang itu adalah ... Sion!

JOHAN

Betul!

SYLVI

Bagaimana kamu mendapatkan data-data ini?

JOHAN

Sejak pertemuan kita yang pertama, aku berusaha mencari informasi tentang kasusmu. Dibantu temanku dalam peretasan, aku mendapatkan informasi tentang PT. Adiguna, tentang kejahatan bisnis mereka, serta tentang lawan-lawan bisnisnya. Kemudian, kuretas sistem informasi perusahaan mereka. 

SYLVI

Tapi, tetap saja itu melanggar hukum. Aku tidak bisa memakai dokumen-dokumen ini sebagai alat bukti di persidangan.

JOHAN

Paling tidak kamu bisa memulai penyelidikan dari perusahaan tersebut.

SYLVI

(menghela napas panjang)

Betul. Terima kasih atas bantuanmu. Tapi, cukup kali ini saja. Aku tidak ingin kamu mencampuri kasusku lagi. 

Johan mengangguk. Suasana hening. Sylvi menatap Johan beberapa detik. 

SYLVI

Untuk apa kau lakukan ini? Apa yang kau inginkan dariku?

JOHAN

Aku ingin mengajakmu makan. Malam ini.

SYLVI

Hanya itu?

JOHAN 

Ya! Hanya itu. Tidak lebih.

Sylvi tertawa, memukul bahu Johan lirih.

SYLVI

Sialan! Kamu melanggar hukum hanya untuk mengajak wanita nge-date!

CUT TO

33. INT. RUANG TAMU KANTOR PT. ADIGUNA-PAGI.

Sylvi dan Sahat duduk berhadapan dengan dua orang advokat PT. Adiguna.

Seorang wanita cantik berdiri di belakang dua advokat PT. Adiguna itu.

advokat 1

Bapak Sahat, Ibu Sylvi, what would you like to drink? Oh ya, saya punya red wine bordeaux, asli dari french. Very delicious. Wanna try it? 

SAHAT 

Maaf, kami tidak minum-minuman keras.

advokat 1 

Oh, Ok. Mungkin kopi atau teh. Linda, please make coffee for these gentelemens.

Wanita cantik itu beranjak membuat kopi.

advokat 1 

Nah, apa yang bisa kami bantu?

Sahat menyorongkan dokumen dalam amplop di atas meja di depannya.

advokat 1 dan advokat 2 meneliti dokumen itu.

SAHAT 

Kami punya bukti-bukti tentang keterlibatan perusahaan ini dengan kasus kami.

advokat 2

Bukti apa?! Dokumen ini tidak membuktikan apa pun. Dokumen ini palsu!

advokat 1 

Kami bisa melaporkan Anda berdua ke Polisi! Ini pencemaran nama baik perusahaan kami!

advokat 2

Kami mengingkari keabsahan dokumen ini. Anda tidak bisa menjadikan ini sebagai alat bukti di pengadilan.

SYLVI

Kita lihat saja nanti.

Sahat menunjuk Foto-foto yang ada dalam amplop itu.

Foto-foto Bang Rud dan Dorsi masuk ke perusahaan. Foto hasil tangkapan kamera CCTV

SAHAT 

Bagaimana dengan foto-foto itu?

advokat 1 

Foto ini pun tidak membuktikan apa-apa. Semua orang bebas keluar masuk gedung ini.

advokat 2

Kami tidak mengenal mereka!

SYLVI 

Oh ya? Kami tahu dengan siapa mereka bertemu. Yang pasti bukan dengan staf rendahan, atau, office boy yang suka dugem di diskotek, kan?

advokat 1 

Cukup! Keluar kalian sekarang!

SAHAT 

Kita buktikan. Klien kami atau klien Anda yang akan kami seret ke pengadilan.

advokat 2

Keluar sekarang!

Sahat mengulurkan tangan untuk salaman. advokat itu tidak menanggapi.

SAHAT 

Mohon maaf mengganggu waktu kalian berdua. Terima kasih.

SYLVI 

Kita akan bertemu di pengadilan.

CUT TO

34. INT. RUANG HERMAN-MALAM.

Bang Rud, Dorsi, duduk di depan Herman dengan wajah ketakutan.

Di belakang Herman, Kusuma, dan Tanaka-Pembunuh bayaran Jepang, berdiri.

HERMAN

Aku sudah memperingatkanmu!

BANG RUD

Maafkan kami, Tuan. Ada seorang lelaki yang menolong advokat itu.

HERMAN

Alasan! Bilang saja kalau kamu tidak becus melakukan tugas!

DORSI

Betul kata, Bang Rud. Perempuan jalang itu....

Herman memberi isyarat ke Tanaka. 

Dorsi tidak bisa meneruskan kalimatnya. Pembunuh Jepang itu menggorok urat leher Dorsi dengan pisau.

HERMAN

(Meludahi Dorsi yang sekarat)

Jangan pernah bicara sebelum kuizinkan!

Herman mengeluarkan pistol, menempelkannya di dahi Bang Rud.

HERMAN

Jika kau gagal lagi, tengkorak kepalamu akan pecah! 

BANG RUD

Ba-baik, Tuan.

HERMAN

Pergi dari sini!

Bang Rud pergi meninggalkan ruang Herman dengan ketakutan. 

Sofa yang di duduki Bang Rud basah.

HERMAN

Anjing! Pakai kencing lagi!

Herman berdiri, membungkuk pada orang Jepang.

HERMAN

Tanaka san, Yoroshiku onegaishimasu.

(Terjemahan: Tolong kerjakan.)

Tanaka-Yakuza menyeringai buas.

CUT TO

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar