Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
27. INT. DISKOTEK AOMORA-MALAM
Ruang diskotek, ramai, pengunjung sedang berjoget.
Sahat dan Sylvi mendekati meja bar.
Petugas Bar, pemuda 20 tahunan, sedang menunjukkan kebolehannya mengocok minuman.
Sahat dan Sylvi duduk di kursi bar.
SAHAT
Soft drink, dua.
Pelayan bar melirik sekilas, kemudian memberi dua soft drink.
PELAYAN BAR
Satu seratus ribu.
SAHAT
Gila! Mahal amat!
Pelayan bar itu mendengus kesal. Sylvi tersenyum, menepuk pundak Sahat.
SAHAT
Bah! Bisa kulaporkan dia dengan Undang Undang Konsumen!
Sylvi berteriak pada Pelayan Bar.
SYLVI
Kami mencari Bang Rud!Katakan padanya, Sion menyampaikan salam!
Pelayan bar yang sedang mengocok cocktail itu terkejut. Gelas pengocok jatuh ke lantai.
Pelayan itu mendekatkan wajahnya pada Sylvi.
PELAYAN BAR
Aku tidak kenal. Pergi kalian dari sini! Akan kupanggil sekuriti.
SAHAT
Kami pengacara Sion! Ingin bertemu Bang Rud. Katakan di mana dia.
PELAYAN BAR
Anjing! Sudah kukatakan aku tidak tahu. Keluar kalian!
Tiga laki-laki bertubuh dempal, wajah seram, mendekat.
BODY GUARD#1
Tidak ada yang namanya Bang Rud di sini. Pergi! Atau kami usir!
SAHAT
Kami pengacara Sion! Kami disini dalam rangka tugas negara. Dilindungi Undang-Undang! Kalau sampai sedikit saja kulit kami lecet, aku akan menuntut kalian karena tindak penganiayaan.
BODY GUARD#2
Pergi! Atau kami gunakan kekerasan.
Tiga body guard mengurung Sylvi dan Sahat.
Sylvi dan Sahat berdiri, bersiap menghadapi serangan.
DORSI (O.S.)
Berhenti!
Seorang pria, Dorsi, 30 tahunan, rambut klimis disemir merah, berpakaian jas lengkap warna pink, kemayu, berjalan gemulai mendekat.
Dorsi memberi instruksi pada ketiga anak buahnya.
DORSI
Mundur kalian.
Pria kemayu itu mendekati Sahat. Dia mencoba menggelayut manja di lengan Sahat.
Sahat menghindar.
DORSI
Aku Dorsi, pemilik diskotek ini. Ada yang bisa kubantu, Handsome?
SAHAT
Di mana Bang Rud? Kami ke sini hanya ingin bertemu dia.
Dorsi berusaha memeluk lengan Sahat, tapi pemuda itu menyentaknya.
SAHAT
Jangan sentuh aku! Atau aku akan melaporkanmu ke polisi atas tuduhan Perbuatan Tidak Menyenangkan!
DORSI
Ough, taatuutt ... Sini, handsome. Aku akan memperlakukanmu dengan perbuatanku yang saangaaat menyenangkan.
Dorsi tertawa menutupi mulutnya dengan tangan. Bergaya perempuan.
SYLVI
Nona, eh, Tuan Dorsi! Kami ke sini dengan maksud baik. Kami hanya ingin bertemu Bang Rud. Setelah bertemu dengannya, kami akan meninggalkan tempat ini!
Dorsi berjalan melenggok mendekati Sylvi.
DORSI
Sayang sekali. Wanita cantik, sexy, seperti kamu, harus pulang dengan wajah mengerikan.
Dorsi menunjuk pole di panggung untuk penari telanjang.
DORSI
Aku akan membayarmu mahal bila bersedia bergabung dengan klubku.
SYLVI
Bajingan! Perkataanmu bisa kuanggap sebagai ancaman dan penghinaan. Aku bisa melaporkanmu!
DORSI
(tertawa)
Siapa takut?! Laporkan!
Ponsel Dorsi berdering. Dia mengangkat telepon.
Wajahnya berubah mendongkol.
DORSI
Kalian ikuti aku.
28. INT. RUANG BANG RUD-MALAM.
Ruang temaram. Kotor. Penuh asap rokok.
Bang Rud merokok, duduk berhadapan dengan Sahat dan Sylvi di kursi dan sofa set. Di tengahnya terdapat meja.
Di sebelah kursi Bang Rud, terdapat sebuah koper.
Sylvi sesekali batuk kecil akibat kepulan asap rokok.
BANG RUD
Ada kepentingan apa kau ingin menemuiku?
SAHAT
Kami dari kantor Anto & Partner. Pengacara Sion.
BANG RUD
Apa hubungannya denganku?
SYLVI
Dia menyebut namamu dan nama diskotek ini. Kami membutuhkanmu sebagai saksi atas kasus klienku.
BANG RUD
Tidak ada bukti yang mengaitkan aku dengan kasus ini.
SAHAT
Biar penyidik yang akan menentukan.
BANG RUD
Kalau aku tak mau?
SYLVI
Pasal 224 ayat (1) Kitab Undang Undang Hukum Pidana. Kalau Anda tidak mendatangi panggilan penyidik, Anda diancam pidana penjara paling lama sembilan bulan!
BANG RUD
(mengeram marah)
Bangsat! Anak tak tahu diri!
Bang Rud mengambil tas koper di sebelahnya. Meletakkan tas itu di atas meja di depan Sahat dan Sylvi. Dia membuka tas itu, mengarahkannya pada kedua advokat itu.
BANG RUD
Satu milyar, cash! Mundur dari kasus ini!
Sahat menggebrak meja.
SAHAT
Simpan uang itu! Kami tidak membutuhkannya!
BANG RUD
Jangan berlagak sok suci! Kelompok kami dan kelompokmu tak ada bedanya. Kalian juga penghisap darah!
SYLVI
Bajingan! Kalian sudah menyinggung harga diri kami! Menyinggung profesi kami!
BANG RUD
Huh! Kalian tidak tahu permainan apa yang sedang kalian lakukan. Siapa yang kalian hadapi.
Semua teman dekat, orang-orang yang kalian sayangi, akan terluka karena ulah kalian. Setelah itu, kematian yang menyakitkan menghampiri kalian.
Sylvi menggeram menahan kemarahan.
SYLVI
Kami tidak takut! Kuanggap ini sebagai ancaman. Kami akan melaporkannya pada pihak yang berwajib!
BANG RUD
(tertawa ngakak)
Kamu kira kami takut? Jangan banyak bacot! Laporkan saja!
Sahat berdiri, menarik tangan Sylvi.
SAHAT
Kita tinggalkan tempat ini.
Sahat menunjuk Bang Rud.
SAHAT
Kami tidak akan diam!
CUT TO