Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
67. EXT. JALAN RAYA-MALAM
Motor Johan berkelok menyusuri padatnya jalan raya Kota Jakarta.
Johan melakukan komuikasi lewat earphone.
JOHAN
Xavier, Sylvi, cukup jelas suaraku?
XAVIER (V.O.)
Roger!
SYLVI
Tidak perlu berteriak pun suaramu sudah terdengar.
JOHAN
Jangan lupa, Xavier di belakang juga bisa mendengar percakapan kita.
SYLVI
Memang kenapa?
JOHAN
Ya … Siapa tahu kamu sedang meracau tentang puisi-puisi cinta kala jenuh di tengah kemacetan.
Sylvi mencubit pinggang Johan.
Lady Advocate itu berkali-kali melihat arloji.
Kemacetan membuatnya semakin cemas.
SYLVI
Kita tidak banyak punya waktu. Setengah jam lagi Anto dan Sahat....
JOHAN
Kamu di mana xavier?
68. INT. MOBIL XAVIER-MALAM.
Mobil van yang dikendarai Xavier terjebak macet.
XAVIER
Sialan! Aku terjebak macet, Joy.
JOHAN (V.O.)
Kami tidak cukup waktu menunggumu. Cepat! Atau misi kita gagal.
XAVIER
I'm trying! I'm trying!
69. EXT. JALAN RAYA-MALAM
Johan mempercepat laju motornya. Meliuk di antara mobil-mobil, menerebas lampu merah.
SYLVI
Kenapa kita butuh makhluk aneh itu?
XAVIER (V.O.)
Sialan! Kamu pikir aku makhluk sejenis Hobbit?
JOHAN
Xavier akan menjadi mata kita, Syl. Meretas sistem keamanan sarang mereka, menuntun kita menyelamatkan temanmu.
SYLVI
Bagaimana kalian saling kenal?
JOHAN
Jaman telah berubah. Mempunyai teman di dunia maya lebih praktis dibanding teman di dunia realita. Tidak banyak tanya, ada uang ada barang. Bahkan, aku bisa mendapatkan pistol, M-16, RPG jika mau.
XAVIER (V.O.)
Aku juga bisa mendapatkan T-14 beserta Meriam smoothbore 125mm dan senapan mesin 7.62mm di atas turetnya.
SYLVI
Apa itu?
JOHAN
Tank canggih generasi kelima dari Rusia.
SYLVI
Gila kalian! Benar-benar dua makhluk aneh!
70. INT. MOBIL XAVIER-MALAM.
Mobil van Xavier berkelok-kelok, berhasil melepaskan diri dari kemacetan.
Mobil itu melaju dengan kecepatan tinggi.
XAVIER
Yee! Aku sudah lepas dari kemacetan.
JOHAN (V.O.)
Beberapa menit lagi kami sampai. Kami masuk dulu.
XAVIER
Ok. Aku akan hubungi kalian jika sudah mengudara. Hati-hati, Joy!
71. EXT. DI DEPAN GUDANG BERTEMBOK TINGGI-MALAM.
Motor Johan berhenti di sisi luar tembok tinggi.
Johan dan Sylvi merunduk, mengendap-endap mendekati tembok.
JOHAN
Pertama, rusak dua kamera di bagian samping itu dengan trisulamu. Aku akan melemparkan tubuhmu untuk bisa menggapainya. Kedua, aku akan memintamu untuk melempar tubuhku melewati tembok itu. Terakhir, gunakan sepasang trisulamu untuk memanjat tembok dengan menusukkannya ke tembok. Mengerti?
SYLVI
Apa senjata ini sanggup menembus batu bata. Sayang kalau rusak. Senjata bagus.
JOHAN
Jangankan tembok, logam pun tembus bila kau gunakan dengan menyalurkan tenaga dalammu.
SYLVI
Akan kucoba.
JOHAN
Satu lagi.
SYLVI
Apa?
Johan meraih kepala Sylvi, mencium gadis itu hangat.
Setelah berciuman, Johan menatap Sylvi.
SYLVI
Apa ... maksudmu ... tadi?
JOHAN
Aku mencintaimu, Sylvi Wulandari. Mencintaimu adalah anugerah terbesar dari Tuhan untukku. Hanya cintaku yang tak akan bisa diambil oleh mereka. Cinta ini terbaring dalam jiwaku, tidak dalam tubuhku. Kegelapan bisa menyembunyikan bunga-bunga dari pengelihatanku, tetapi, tak mampu menyembunyikan cintaku padamu.
SYLVI
Aku ... Aku ... tidak bisa bikin puisi....
XAVIER (V.O.)
Guys, guys ... Waktu kita tinggal lima menit lagi. Satu kali ciuman lagi, dua kepala advokat itu akan meledak.
JOHAN
Huh! bilang saja kamu iri!
Johan menatap Sylvi.
JOHAN
Syl, apa pun yang akan terjadi di dalam rumah itu, berjanjilah, bahwa kau percaya padaku. Percaya akan cintaku padamu.
Sylvi mengangguk.
JOHAN
Sekarang gunakan penutup kepala.
CUT TO
72. INT. SEBUAH RUANG LANTAI TIGA DI DALAM GUDANG-MALAM.
Herman menimang-nimang pistolnya. Beberapa kali dia meletakkan ujung pistol ke dahi Anto dan Sahat.
Kedua advokat itu mendelik menantang tanpa rasa takut.
HERMAN
Aku tidak sabar ingin meledakkan kepala kalian!
SAHAT
Bah! Kau pikir kami takut?!
ANTO
Kenapa tidak kamu bunuh kami sekarang juga?!
HERMAN
Karena masih ada yang ingin kutanyakan pada pelacur itu! Setelah semua jelas, dengan senang hati akan kukirim kalian ke neraka.
Anto meludahi Herman dengan air liur bercampur darah.
HERMAN
Anjing! Kubunuh kamu!
Herman memukul mulut Anto berkali-kali.
KUSUMA
Cukup, Herman. Tidak ada gunanya mereka mati saat ini.
Dua tukang pukul masuk ke ruangan.
TUKANG PUKUL 1
Bos! Mereka sudah datang. Dua orang dengan penutup kepala.
HERMAN
Bagus! Ingat, jangan bunuh mereka. Lumpuhkan saja!
Herman tertawa.
Kusuma menyeringai puas.
CUT TO