Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
71 EXT. GUBUK REYOT – SIANG
Cast : Aprilia, pemuda misterius.
Aprilia pindah duduk di sebuah kayu yang tumbang sambil meminum air di dalam gelas bambu dan anehnya tidak mau habis-habis.
APRILIA
(memperhatikan gelas bambu tanpa berkedip)
Ini minuman ajaib?
PEMUDA MISTERIUS
Kalau sudah bosan, simpan..
Aprilia meletakkan gelas di sampingnya dengan kesal dan tanpa di sadari gelas itu menghilang.
APRILIA
Kamu sebenarnya siapa dan kenapa disini malem terus nggak siang hari aja?
PEMUDA MISTERIUS
Kamu ingin suasana siang hari?
Aprilia mengangguk.
Tiba-tiba hutan lebat itu berubah siang membuat Aprilia tercengang.
APRILIA
Kamu...
PEMUDA MISTERIUS
Jangan berekspresi berlebihan aku cuma mengabulkan permintaanmu.
APRILIA
Kamu sejenis jin?
Pemuda misterius itu menggeleng membuat Aprilia tambah bingung.
APRILIA
Terus apa?
PEMUDA MISTERIUS
Aku... tidak bisa dijelaskan dengan kata dan ada yang bisa aku wujudkan, ada juga yang tidak.
APRILIA
Kalau aku ingin Junior sehat lagi... bisa?
Pemuda itu tersenyum lalu mengangguk.
APRILIA
Beneran?
PEMUDA MISTERIUS
Iya tapi kamu harus pergi sendiri.
APRILIA
Maksudnya pergi...
PEMUDA MISTERIUS
Kamu ingin aku mengabulkannya kan?
Aprilia mengangguk dan sudah berada di depan rumahnya.
72 EXT. GERBANG RUMAH APRILIA – SIANG
Cast : Aprilia.
APRILIA
Kok aku ada di depan rumah? pasti cowok itu ngerjain aku. (wajahnya merah padam karena kesal)
Kalung Aprilia bersinar membuat Aprilia memejamkan matanya lalu kalung itu kembali seperti semula.
APRILIA
Kenapa kalung ini mengeluarkan cahaya?
DISSOLVE TO
Adegan dimana Junior ditolong Aprilia jatuh dari motornya terpampang jelas oleh penglihatan Aprilia.
73 INT. RUANG TAMU – SIANG
Cast : Aprilia, Junior.
Lalu Aprilia mengikutinya ke dalam disana Aprilia sedang beradegan mengompres kepala Junior yang terluka. Tidak ada yang aneh dengan adegan-adegan itu namun Aprilia merasakan hal aneh saat Junior memegang tangannya untuk meminta berkenalan.
Aprilia melihat seseorang dan orang itu terlihat marah.
Aprilia membuka matanya adegan bersama Junior tidak ada lagi. Ia mencari-cari sesuatu disini hingga menemukan sobekan baju biru berlumuran darah membuat Aprilia menutup mulutnya kaget.
APRILIA
(menggeleng takut)
Nggak mungkin... nggak mungkin...
Aprilia berlari keluar enggan melihat lagi ke dalam rumahnya. Ia tidak mengerti apa yang telah terjadi di rumahnya kali ini.
74 EXT. HALAMAN – SIANG
Cast : pemuda misterius, Aprilia.
PEMUDA MISTERIUS
Kenapa lari?
APRILIA
Kamu dari mana munculnya?
Pemuda misterius itu hanya tersenyum.
PEMUDA MISTERIUS
Ayo masuk!
Aprilia menggeleng takut dan menatap si pemuda dengan pandangan curiga.
PEMUDA MISTERIUS
Aku tidak jahat, tenang saja di dalam Junior sedang menunggumu..
Aprilia tersentak.
APRILIA
Kamu bohong, tadi aku kedalam tidak ada siapa-siapa..
PEMUDA MISTERIUS
Pegang tanganku!
APRILIA
Apa ini...
Pemuda misterius itu menarik Aprilia kembali ke dalam. Aprilia tidak berontak namun terus memperhatikan tautan tangan keduanya yang terlihat sangat aneh. tangan pemuda misterius itu terlihat lebih pucat.
73 INT. RUANG TAMU – SIANG
Cast : Junior, Aprilia, Orang misterius, dan pemuda misterius.
Junior sedang terikat sambil berdiri dengan mata yang tertutup kain membuat Aprilia terkejut.
APRILIA
Itu...
PEMUDA MISTERIUS
Dia Junior..
APRILIA
Tapi kenapa matanya ditutupi kain?
Pemuda itu menggeleng mengajak Aprilia untuk lebih dekat dengan Junior yang tidak bisa melakukan apa-apa.
APRILIA
Jun!
PEMUDA MISTERIUS
Jangan lepas tangan ku!
APRILIA
Kenapa?
PEMUDA MISTERIUS
Dia ada disini, kamu tidak akan selamat begitu juga dengan Junior.
Aprilia diam membisu. Maksud si pemuda misterius ini yang ada di pikiran Aprilia adalah hantu dan sejenisnya.
APRILIA
Apa aku tidak boleh bernapas?
PEMUDA MISTERIUS
Bernapas lah selagi gratis.
APRILIA
Terus kita berdiri saja disini tanpa menolongnya?
PEMUDA MISTERIUS
Kamu benar-benar ingin menolong dia?
Aprilia mengangguk yakin.
Pemuda misterius itu memejamkan matanya lalu masuk ke dalam tubuh Aprilia. Aprilia merasa pusing dan tubuhnya tiba-tiba terasa kuat. Ia juga melihat ruangan ini gelap hanya ada Junior dan seseorang yang tengah memerhatikan Junior dengan seringai tercetak di bibirnya.
Aprilia langsung menghampiri Junior.
APRILIA
Jun kamu ...
ORANG MISTERIUS
Hey jangan berani-berani menyentuhnya!
Aprilia tidak peduli dan terus berusaha melepaskan ikatan di kepala Junior kemudian seseorang itu sangat-sangat marah. Aprilia yang panik langsung mendorongnya begitu saja tapi dorongan itu terasa lebih kuat entah kenapa.
Aprilia memperhatikan kedua tangannya.
JUNIOR
Pril ..
Aprilia tersenyum, dipasangnya kuda-kuda bersiap untuk menghajar orang itu dan berhasil. Orang itu tumbang begitu saja sedangkan Junior ternganga melihat kejadian Aprilia melawan entah sejenis manusia atau apa.
Seseorang itu bangkit kemudian menyerang Aprilia tapi Aprilia berhasil mengelak namun saat Aprilia melirik Junior yang akan tergapai sebuah tangan membuat Aprilia tidak fokus melawan karang misterius.
JUNIOR
Aprilia!
APRILIA
Jun awas...
Suara keduanya bersahutan setelahnya Aprilia terkena pukulan seseorang itu dengan keras yang mengakibatkan kepalanya berdarah karena terseret beberapa meter.
Junior menendang tangan itu sekuat tenaga lalu berlari untuk menolong Aprilia namun tangannya tidak bisa menyentuh Aprilia.
JUNIOR
Kenapa ini?
Seseorang itu tersenyum menyeringai.
ORANG MISTERIUS
Mau kabur kemana kamu? sekarang... tempat kalian berdua ada disini. (tertawa lepas memerhatikan Junior dan Aprilia bergantian)
Junior mengepalkan kedua tangannya. Ia berdiri menatap seseorang yang wajahnya tidak terlalu jelas itu dengan marah. Napasnya naik-turun.
JUNIOR
(rahangnya mengeras menunjuk orang misterius dengan penuh kemarahan)
Lo...
Secara ajaib tubuh Junior mengeluarkan cahaya berwarna putih lalu menyerang seseorang itu dengan brutal tanpa ampun.
Junior tersengal layaknya orang tengah berlari sambil melawan seseorang itu. Hingga seseorang itu hilang begitu saja dan Junior ambruk.
APRILIA
(memegang kepalanya yang terasa berdenyut)
Junior!
Aprilia mendekat tapi sayangnya tidak bisa menyentuhnya.
Aprilia menangis tidak tahu harus berbuat apa lalu entah mengapa matanya terasa berat. Ia pun tertidur di samping Junior.