Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
19 INT. RUMAH APRILIA – RUANG TAMU – MALAM
Junior duduk di sofa sesekali memejamkan mata dan rumah Aprilia sangat sepi di malam hari.
JUNIOR
Oh iya baju itu... (beranjak dari duduknya mencari tempat sampah)
Junior menemukannya dan baju itu memang penuh darah.
JUNIOR (CONT'D)
Kok bisa bajunya jadi begini? (bingung lalu mencari mesin cuci dan menemukan di dekat dapur)
Junior mencari kunci gerbang untuk memasukkan motornya dan menemukannya setelah itu kembali ke dalam melihat baju yang selesai dicuci.
JUNIOR
Lumayanlah bersih, tapi kenapa darahnya bisa banyak banget, Aprilia abis ngapain sampe berdarah-darah gini? (berpikir dan menjemur pakaian di luar tapi pintunya tertutup rapat dan ia kesulitan saat membukanya)
JUNIOR (CONT'D)
Lah ini kenapa lagi? gak ada angin gak ada petir pintunya macet? (melihat sekelilingnya merasa ada yang aneh)
Baju terlepas dari genggaman Junior dan membuatnya jatuh tersungkur. Ia meringis nyeri lalu berdiri untuk mengambil baju yang sudah tergantung di atas tangga.
JUNIOR
Sejak kapan baju bisa naik tangga? bener-bener aneh ini rumah (mengusap tengkuk dan bergegas mengambil namun meleset)
Pintu kamar Aprilia terbuka sendiri kemudian baju itu masuk kesana membuat Junior mengejarnya tapi terhenti karena pintu tertutup. Ia mendobrak pintu sebanyak tiga kali tapi tetap tidak terbuka.
JUNIOR
Ini pintu kenapa lagi? apa Aprilia kunci dari dalam? ah... nggak mungkin dia kan lagi tidur tadi... (menendang pintu penuh kekesalan)
SUARA MISTERIUS (OS)
kamu ingin menyelamatkannya? (tertawa)
JUNIOR
(menatap sekeliling) Siapa lo? keluar kalau berani? (teriak)
SUARA MISTERIUS (OS)
(tertawa) belum saatnya kita bertemu tapi ketika waktunya kamu akan tahu siapa aku...
JUNIOR
Dimana lo? keluar sekarang dan buka pintunya (menggedor pintu) pril, buka pintunya! Pril...
SUARA MISTERIUS (OS)
Kamu tidak akan bisa membukanya tanpa seizin ku.
JUNIOR
Kalau begitu katakan bagaimana cara membukanya dan lo keluar sekarang juga?! (marah)
Suara misterius menghilang.
JUNIOR
Woy... halo! spada! kemana hilangnya suara itu? (lanjut menggedor-gedor pintu) Pril buka pintunya...
JUNIOR (VO)
Semoga dia nggak papa (duduk di sofa sesekali menatap pintu kamar Aprilia)
20 INT. KAMAR APRILIA – MALAM
Baju Aprilia sudah berganti tanpa ia menyadarinya. Ia masih tertidur pulas.
DISSOLVE TO
21 EXT. PINGGIR JALAN – PAGI
Aprilia sudah berada di pinggir jalan dengan rumah berjejer di kanan-kiri. Ia bingung berada di tempat asing bahkan tidak ada satu orang pun yang bisa ia tanyai.
APRILIA
(terus melangkah sesekali memastikan ada seseorang yang bisa ia ajak bicara) Ini dimana sih?
APRILIA
(menghela napas lalu duduk di emperan) Benar-benar nggak ada orang disini dan tempat apa ini?
Seseorang melambaikan tangannya dari kejauhan membuat Aprilia menajamkan penglihatannya.
APRILIA
Orang itu melambaikan tangan ke aku atau siapa? (kebingungan sambil melihat sekeliling lalu berdiri)
Aprilia semakin penasaran dengan mendatangi orang itu. Setelah semakin dekat seseorang itu menghilang ditelan kabut.
APRILIA
HALO! (teriak)
Sekeliling Aprilia dipenuhi kabut putih membuatnya dilanda ketakutan. Sebuah tangan menariknya dan ia kembali ke sisi jalan yang sepi kendaraan.
APRILIA
Ini dimana sebenarnya? apa ini mimpi atau...
LELAKI MISTERIUS
(muncul tiba-tiba di belakang Aprilia)
Lulu!
APRILIA
(menoleh ke sumber suara lalu kaget dan takut) si..siapa kamu?
LELAKI MISTERIUS
Kamu bodoh menyingkirkan kakek tua saja tidak bisa
APRILIA
Maksudnya kakek... kakek siapa? dan aku bukan...
LELAKI MISTERIUS
Banyak alasan! (pergi dan kembali membawa sebuah kapak)
Aprilia berjalan mundur tapi Lelaki itu terus berjalan mendekati Aprilia dengan seringai di wajahnya yang menyeramkan karena beberapa bekas luka di area wajah.
LELAKI MISTERIUS
Jangan menghindar dari hukuman mu Lulu! (teriak)
APRILIA
A..ku buk-kan Lulu. (gugup)
Lelaki itu tambah menyeringai lalu kapaknya di arahkan kepada Aprilia yang refleks berlari.
LELAKI MISTERIUS
Tunggu! dasar tidak berguna! (berteriak marah)
APRILIA (VO)
(berlari tak tentu arah) Jangan lihat kebelakang! ayo kaki lebih cepat!
LELAKI MISTERIUS
Lulu berhenti!
Aprilia menemukan rumah berpagar kemudian menyelinap sambil membekap mulutnya.
LELAKI MISTERIUS
Lulu dimana kamu? jangan bersembunyi, keluar! (berteriak lantang)
Aprilia terus menggelengkan kepalanya sambil membekap mulutnya sendiri takut lelaki aneh itu menemukannya.
LELAKI MISTERIUS
Lulu (menghirup aroma) aku tahu kamu dimana lulu, teruslah bersembunyi jangan sampai aku memenggal kepala mu.. (terkekeh)
Aprilia merasa terancam berpindah ke tempat yang lebih gelap. Lelaki menemukan Aprilia kemudian melemparkan kapaknya dan tepat mengenai betis Aprilia hingga tergores.
APRILIA
(berteriak dan merasakan sakit di betisnya) aduh!
LELAKI MISTERIUS
(tersenyum) Kamu disana rupanya.
Aprilia buru-buru menyingkirkan kapak di betisnya meskipun tidak dalam lukanya cukup besar.
APRILIA
(berlari tertatih sesekali melihat belakang) Kemana aku harus pergi?
LELAKI MISTERIUS
Jangan kabur! kamu pasti akan menyebarkan rahasia ini. (berteriak)
APRILIA
Ayo bangun... ini cuma mimpi, ayo bangun!
LELAKI MISTERIUS
(menarik tangan Aprilia lalu mendorongnya hingga terjatuh) Akhirnya aku bisa menangkap mu.
APRILIA
(berontak dan menangis) Aku bukan Lulu dan biarkan aku pergi.
Lelaki itu menyeringai dengan sorot mata tajam dan tanpa aba-aba melayangkan kapaknya.
CUT TO BACK
22 INT. KAMAR APRILIA – MALAM
Junior mengguncang tubuh Aprilia yang tidur dengan gelisah lalu Aprilia membuka matanya, napasnya memburu.
JUNIOR
Lo kenapa? (cemas)
APRILIA
(memeluk Junior) aku takut... d-dia...
JUNIOR
Lo mimpi buruk pril, lo tenang sekarang, ada gue disini.
APRILIA
Aku takut dia mau bunuh aku. (masih memeluk Junior)
JUNIOR
Siapa?
APRILIA
Dia laki-laki wajahnya serem (memejamkan mata pelukannya sangat erat)
JUNIOR
Iya tenang gue ada disini lo aman sekarang (beat) Pril selimut lo ... (terkejut)
Aprilia meringis membuka selimutnya dan betisnya terluka cukup parah.
JUNIOR
Betis lo luka, sini gue lihat!
APRILIA
Sakit.. (meringis)
JUNIOR
Gue bakal sembuhin pril, percaya sama gue.
Aprilia memperlihatkan betisnya yang terluka dan setelah Junior menyentuhnya, luka itu hilang dalam sekejap.
JUNIOR
(berdeham) luka di betis lo udah sembuh.
APRILIA
(mengerjap) Kok bisa?
JUNIOR
Bisa dong, sekarang lo jangan takut lagi kan ada gue disini.
Aprilia mengangguk tapi merasa ada yang aneh dengan bajunya.
APRILIA
Baju aku kok... kamu... (memandang curiga ke arah Junior)
JUNIOR
Jangan salah paham pril gue...
APRILIA
(berteriak histeris mengambil bantal lalu melemparkannya ke Junior) PERGIIII!
JUNIOR
Pril stop gue nggak...
APRILIA
(marah) Bohong, dasar mesum pergiiii!
JUNIOR
(menghela napas) gue nggak gantiin baju lo, serius!
Aprilia masih menatap Junior marah.
JUNIOR (CONT'D)
Beneran baju itu masuk sendiri ke kamar lo dan gue gak bisa ngejar bahkan pintunya ke kunci sendiri.
APRILIA
Terus kenapa kamu bisa masuk kalau pintunya dikunci?
JUNIOR
Setelah beberapa menit anehnya pintu kamar lo bisa kebuka lagi. Tapi beneran pril sumpah, gue nggak ada macem-macem sama lo.
APRILIA
Kamu serius kan? gak bohong kan? gak lagi becanda kan?
JUNIOR
Lihat mata gue kalau lo gak percaya.
Aprilia menatap sebentar mata Junior setelah itu memegang dadanya karena jantungnya dag-dig-dug.
JUNIOR
Kenapa lo masih...
APRILIA
Iya, aku percaya kamu aku tatap tadi nggak menghindar. (menunduk)
JUNIOR
(tersenyum tipis, hatinya terasa lega) Lo mau tidur lagi?
Aprilia menggeleng masih takut jika mimpinya tadi malah berlanjut.
JUNIOR
(beranjak pergi) Kalau gitu gue...
APRILIA
Jangan! kamu disini jangan kemana-mana.
JUNIOR
(mengambil kursi belajar) ke, gue disini jagain lo sekarang tidur lagi.
APRILIA
Kamu beneran nggak akan pergi kemana-mana kan?
JUNIOR
(tersenyum sambil mengelus rambut Aprilia) Iya, lo lanjut tidur, jangan lupa baca doa.
Aprilia tidur dan Junior merasakan kantuk datang namun berusaha tetap terjaga.