Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
23 INT. KAMAR APRILIA - PAGI
Cast : Junior Tramadaru, Aprilia Caresa
Junior ketiduran dan saat bangun tidak menemukan Aprilia di kasurnya. Ia panik tapi suara gemericik air di dalam kamar mandi membuatnya bernapas lega.
JUNIOR
Pril kalau cari gue ada di ruang tamu!
APRILIA (OS)
Iyaa!
Junior tersenyum lega kemudian pergi ke ruang tamu untuk duduk di sofa lalu kembali memejamkan mata. Ia masih mengantuk.
24 INT. DAPUR – PAGI
Aprilia mencuci bahan masakan, ia akan membuat telur dadar dan memasukkan beberapa sayuran. Setelah selesai, ia memanggil Junior.
APRILIA
Jun kamu mau sarapan?
Junior tidak menyahuti.
APRILIA
JUNIORRR! (berteriak)
Junior akhirnya muncul dengan wajah masih mengantuk. Ia duduk dan menelungkupkan kepalanya di atas meja makan.
APRILIA
(menggelengkan kepala) Junior kamu...
JUNIOR
Lima menit gue ngantuk banget, pril. (kembali tidur)
Aprilia menghela napas lalu duduk di kursi yang kosong mulai menyantap makanannya.
APRILIA
Kamu mandi dulu Jun, abis itu sarapan nanti keburu dingin makanannya.
Junior hanya berdeham.
APRILIA
(mengguncang lengan Junior) Junior bangun!
Junior mengangkat kepalanya. Ia pergi ke kamar mandi untuk mencuci mukanya.
JUNIOR
(duduk, wajahnya terlihat segar walaupun rasa kantuknya masih ada)
Sarapan apa kita?
APRILIA
Kamu lihat sendiri masa gak tahu.
JUNIOR
(mengibaskan tangannya di depan makanan seperti juri masak) Dari baunya cukup meyakinkan, tapi rasanya saya belum tahu.
APRILIA
Ih apaan sih Jun, makan aja. Ngapain sok jadi juri masakan. (tersenyum geli melihat tingkah Junior)
JUNIOR
(wajahnya serius) Peserta tidak boleh protes, terserah saya mau melakukan apa pada masakan kamu.
APRILIA
(senyum ditahan) iya pak silahkan lanjutkan!
JUNIOR
Good! sekarang biar saya mencicipi.
JUNIOR (CONT'D)
Masakan apa ini (marah)
Aprilia kebingungan. Ia merasa tidak ada yang salah dengan masakannya.
JUNIOR
(marah-marah) Ini masakan apa jelaskan kepada saya? (beat)
APRILIA
Masakan... (takut)
JUNIOR
Enak banget pril, (tertawa terbahak lalu makan dengan lahap)
Aprilia yang semula akan marah malah tersenyum. Ia aneh dengan sikap Junior barusan.
JUNIOR
Lain kali masakin gue lagi ya!
APRILIA
Nggak mau, lagipula itu kan cuma telur dadar makanan biasa.
JUNIOR
Makanan biasa? ini bahkan lebih enak dari masakan gue Pril.
APRILIA
(geleng-geleng kepala) Kamu berlebihan.
Suara dering ponsel Junior menghentikan percakapan keduanya.
Junior memandang Aprilia sebentar kemudian ponselnya.
APRILIA
Kenapa Jun?
JUNIOR
Gue pulang ya pril.
Ada raut kecewa di wajah Aprilia tapi ia samarkan dengan sebuah senyuman tipis.
APRILIA
Iya gak papa lagipula pasti keluarga kamu khawatir kan.
JUNIOR
Kalau ada apa-apa hubungin gue eh lo belum punya nomor gue kan?
Aprilia menggeleng.
JUNIOR (CONT'D)
Sini hape lo!
Aprilia memberikan hapenya kemudian Junior mengetikkan nomornya.
JUNIOR
(buru-buru pergi) Jangan lupa hubungi gue soalnya kontak gue paling atas.
Aprilia tersenyum geli melihat nama Junior di kontaknya. 'JUNERO👍'
Junior bergegas dan Aprilia melambaikan tangan setelah Junior menyalakan motornya. Aprilia masuk ke dalam rumahnya.
25 INT. KAMAR TIDUR APRILIA – SIANG
Aprilia dengan teliti memandangi baju biru berlengan panjang di bolak-balik beberapa kali.
APRILIA
Baju ini harus aku apakan ya?
Aprilia mencari sebuah kotak di bawah tempat tidurnya lalu baju itu dimasukkan ke sana.
APRILIA
Semoga bajunya gak gentayangan lagi.
Aprilia menatap kotak itu sesaat lalu menyimpan dikolong tempat tidurnya.
26 EXT. PEKARANGAN RUMAH JUNIOR – SIANG
Junior memarkirkan motornya lalu suster Nala datang menghampirinya.
SUSTER NALA
Mas!
JUNIOR
(wajahnya khawatir) Mama saya baik-baik aja kan?
SUSTER NALA
(sedikit gugup) Ibu ngamuk lagi mas, kali ini aku gak tau lagi cara...
Junior langsung pergi ke dalam mengabaikan ucapan suster Nala lebih lanjut. Suster Nala tersenyum getir kemudian menyusul Junior.
27 INT. KAMAR TIDUR AMERTA – SIANG
Amerta melemparkan apapun barang di depannya dan Junior masuk ke dalam kamar dengan hati-hati. Ia hampir saja terkena lemparan vas namun malah Nala yang terkena hingga dahinya mengeluarkan darah.
JUNIOR
Kamu keluar biar saya yang menenangkan Mama.
SUSTER NALA
(mengangguk) Hati-hati mas!
Suster Nala keluar dari kamar tersisa Junior bersama Amerta yang masih mengamuk.
JUNIOR
Mama ini Junior...
AMERTA
(menatap Junior lalu terkekeh sinis) Siapa... (beat) siapa kamu? (tertawa-tawa kemudian menangis)
JUNIOR
Mam ini aku Junior..
AMERTA
(berteriak lantang) Kamu... dia... sama saja!
Amerta tertawa dan Junior bingung menghadapinya. Amerta kembali menangis dan duduk di lantai menelungkupkan kepalanya dilipatan tangan. Junior perlahan-lahan mendekatinya.
JUNIOR
Mama... apa yang Mama rasain?
Junior berhati-hati melangkah. Ia ikut duduk di dekat Amerta.
AMERTA
(mendongak dan menatap Junior dengan mata berkaca) Dia jahat saya takut saya ingin pergi!
JUNIOR
Siapa mam?
AMERTA
(menunjuk tangannya ke segala arah)
Dia... dia... dan dia mereka semua jahat!
Junior memegang tangan Amerta. Ia meneguk ludahnya karena tidak tahu apa yang sebenarnya mamanya ingin sampaikan.
JUNIOR
Mama jangan takut, disini aman.
AMERTA
Kamu tidak berbohong?
Junior mengangguk ia juga ikut sedih karena kondisi Amerta belum juga pulih bahkan gejala depresinya makin parah. Junior tersenyum saat Amerta mengelus kepalanya.
AMERTA
(tersenyum tipis)
Kamu anak baik.
Junior mengangguk lalu mencium tangan Amerta.
JUNIOR
Sekarang tidur lagi ya.. Mama mau apa?
Amerta menggeleng emosinya sedikit mereda lalu Junior memapah sang Mama ke tempat tidur.