Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
64. EXT_DEPAN PNEGADILAN_DAY
CUT TO CUT 64 - 81
CAST : ARYO, NALA, TIARA
Seluruh halaman depan pengadilan di penuhi demonstran yang melakukan aksi unjuk rasa untuk menegakan keadilan kasus pemerkosaan.
Bebrapa spanduk di bentangkan dengan berabgai tulisan tuntutan.
HUKUM BERAT PELAKU PEMERKOSAAN DAN PELECEHAN SEXUAL
KEBIRI HARGA MATI BAGI PELAKU PEDOFIL
JUSTICE FOR ROSE
Beberapa masyrakat berteriak mengatakan aspirasinya.
WARGA # 1
Penjara seumur hidup pelaku pemerkosaan terhadap keluarga sendiri!
Tiara menutupi telinga Nala.
WARGA # 2
Lindungi korban untuk tidak pernah bertemu dengan pelaku pemerkosaan lagi! Hukum mati atau kurungan sampai mati!
WARGA # 3
Kebiri harga mati, bagi pedofil!
WARGA # 4
Jutice for Rose!
65. INT_RUANG TUNGGU_DAY
CAST : PENGACARA, ARYO, NALA, TIARA
Aryo menemui kuasa hukum yang sudah menunggunya.
PENGACARA
Anak dari pelaku?
ARYO
Apa ada masalah, Pak?
PENGACARA
(menggelengkan kepala sambil tersenyum lalu membenarkan kacamatanya) tidak! Aku hanya terbawa suasan memikirkan keluarga, Anda. Aku akan berjuang! Anda juga!
Ia pergi sambil menepuk pundak Aryo.
Tiara bersipu mensejajarkan posisinya dengan Nala.
NALA
Apa ayahku akan dihukum mati?
Tiara hanya tersenyum lalu menggeleng.
NALA
Nala takut ayah dihukum mati. Kak, apakah yang Nala lakukan benar? Nala anak dari Ayah tapi Nala justru akan bersaksi supaya ayah dipenjara. Apakah Nala benar? Apakah Nala salah jika membela Mawar tapi harus mengorbankan Ayah? Apakah Nala jadi anak yang jahat?
Aryo menghampirinya, lalu menggenggam pundak Nala.
ARYO
Ini bukan soal membela Paman, juga bukan membela Ayah. Tapi ini soal membela keadilan. Jika saja kamu melihat ini pada orang lain, korbannya bukan anak paman dan pelakunya bukan ayah, maka kamu akan mudah untuk melihat kebenarnya. Paman tidak bisa memaksa Nala bersaksi.
Aryo tersenyum dan menepuk pundak Nala. Lalu ia melangkah masuk ke pengadilan.
Tiara mengajak Nala untuk ikut masuk ke dalam. Namun Nala justru menarik tangannya dan menggeleng.
66. INT_PENGADILAN_DAY
Ruangan sudah penuh oleh para pengunjung sidang.
PENGACARA
Karena pembela keberatan dengan bukti dan kesaksian korban yang hanya menggunakan rekaman. Maka kami mengundang Nala anak dari pelaku untuk bersaksi.
Beberapa orang terlihat ramai menggunjing tak menyangka.
Pintu terbuka untuk Nala. Tapi Nala tak kunjung datang. Aryo terlihat cemas.
Sementara Arman terdiam dan meneteskan air mata.
PENGACARA
Saya ulangi, untuk mengundang Nala sebagai saksi.
Tidak ada tanda-tanda langkah kaki dari Nala. semua orang menunggu dan memperhatikan pintu yang terbuka.
PEMBELA
Sepertinya saksi tidak bisa datang, yang mulia.
Langkah kaki terdengar. Nala melangkah ke depan menuju kursi saksi.
Tiara datang setelahnya dan duduk di samping Aryo, dan ternyata di belakangnya Papah dan Mamahnya juga datang menghadiri persidangan.
PENGACARA
Nala, kamu tahu kenapa kamu ada di sini?
NALA
(mengangguk)Untuk membela kebenaran. (gemetar)
Aryo meneteskan air mata dan segera menghapusnya.
Nala melihat Aryo lalu melihat Arman yang kini tak berani menatap Nala.
PENGACARA
Kamu ingat yang terjadi hari itu?
NALA
(Mengangguk)Iya.
PENGACARA
Hari itu, hari selasa. Kalian pulang sekolah jam 12. Setelah itu apa yang kalian lakukan?
NALA
Setelah pulang, kita makan siang. Terus kita tidur siang. Saat tidur siang, aku dengar Ayah memanggil Mawar. Aku pikir Ayah juga akan memanggilku jadi aku bangun. Tapi karena aku tidak dekat dengan Ayah aku hanya menunggu dia membangunkanku. Aku nunggu lama tapi ternyata ayah menutup pintu kamarku. Karena penasaran aku membuka pintu. Dan di sana aku melihat di TV orang dewasa sedang berciuman. Tapi mereka semua telanjang.
67. INT_RUANG KELUARGA NALA_DAY
Nala melangkahkan kaki menuju pintu, ia melihat ke TV yang sedang menampilkan adegan ciuman.
NALA (OS)(CONT’D)
Kata Mamah Mawar ciuman itu bahaya, jadi Nala merasa takut saat itu. jadi Nala Cuma lihat di dari pintu.
Mawar sedang asyik menjilati es krim stik. Tak lama Arman mulai mencium Mawar.
ARMAN
Mawar suka es krim?
Mawar mengangguk senang, sambil memakan es krim.
ARMAN (CONT’D)
Om juga punya satu es krim lagi.
MAWAR
Oh yah? Mawar Mau. (antusias)
Arman mulai membuka celananya.
ARMAN
Mawar coba liat video itu, mawar bisa kan lakuin itu?
Mawar membalikan badan dan melihat ke TV, Mawar segera menjatuhkan es krimnya.
Terdengar teriakan Mawar.
MAWAR
Ah! Ga mau, Om! Jangan!
INTERCUT WITH:
68. INT_PENGADILAN_DAY
Terlihat Nala menangis.
NALA
Mawar terus berteriak, tapi Nala tidak bisa melakukan apapun!
Aryo dan Tiara menangis terisak.
INTERCUT WITH :
69. INT_LORONG RUMAH SAKIT_DAY
CAST : HESTI, ROSSA, NENEK
Hesti, Rossa dan Nenek tampak cemas menunggu, Rossa duduk sambil meremas tangannya. Sementara Hesti terus mondar-mandir. Sambil memegangi perutnya.
NENEK
Hes, tenanglah! Tolong perhatikan bayimu.
HESTI
Suamiku menjadi tersangka kasus pemerkosaan, dan anakku menjadi saksinya sedangkan aku sedang hamil tua! Bagaimana aku bisa tenang?!
NENEK
Dia juga anakku! Kamu menantuku, dan Nala cucukku. Bayi di perutmu juga calon cucukku.
Rossa hanya mengembuskan nafasnya seolah tak peduli dengan pertikaian mereka. Sesekali Rossa meremas kepalanya.
Terlihat cairan putih yang menetes di kaki Hesti.
HESTI
Ahhhh!
Rossa segera memapahnya sebelum Hesti terjatuh. Mertua mereka ikut panic dan segera berlari memapah Hesti.
ROSSA
Tolong!
CUT TO :
70. INT_RUANG KELUARGA NALA_DAY
CAST : ARMAN, MAWAR
Arman membaringkan Mawar di meja. Terlihat Mawar berusaha menolak.
MAWAR
Tolong!
Arman mencoba melepaskan celana Mawar.
71. INT_RUANG RAWAT INAP MAWAR_DAY
CAST : MAWAR, PERAWAT.
Seorang perawat sedang mengganti infus, namun tiba-tiba mawar mengejang. perawat panik dan segera memanggil dokter.
72. INT_LORONG RUMAH SAKIT_DAY
CAST : ROSSA, HESTI, NENEK, TENAGA MEDIS.
Beberapa dokter dan perawat sedang sibuk menolong Hesti. Suster berteriak bahwa kondisi Mawar darurat.
PERAWAT
Bu Rossa, kondisi Mawar kritis.
ROSSA semakin panik dan bingung.