Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Justice for Rose (Script)
Suka
Favorit
Bagikan
6. Sequence #3 HISTEROKTOMI

19. EXT_JALAN DEPAN RUMAH MAWAR_DAY

CAST : HESTI, NALA

Hesti melihat rumah Rossa yang masih sepi.

Insert : Garasi mobil kosong

Hesti mencoba menghubungi Rossa, namun berkali-kali tidak ada jawaban. Hesti pergi mengantarkan Nala ke sekolah.

20. INT_COUNTER RUMAH SAKIT_DAY

CAST : ROSSA

Rossa meminjam telepon rumah sakit untuk menghubungi Hesti.

Intercut with :

21. EXT_GERBANG SEKOLAH_DAY

CAST : HESTI, NALA

Hesti melangkahkan kaki dengan cepat sambil menggandeng Nala. Hingga Hp hesti berdering dan membuatnya berhenti.

Insert To : Panggilan dari nomor tak dikenal

Hesti mengangkatnya.

HESTI

Halo!

ROSSA (OS)

Hes?

HESTI

Rossa, kamu di mana? Aku baru sampai di sekolah Nala. Aku coba telepon kalian berkali-kali tapi enggak ada satu pun yang diangkat. (beat)

Hesti menyuruh Nala berangkat dengan menepuk pundaknya, Nala salaman dengannya lalu berjalan ke sekolah.

HESTI(Cont’D)

Kalian baik-baik aja, kan?

22. INT_CONTER MEDIS RUMAH SAKIT_DAY

CAST : ROSSA

Rosse menarik nafasnya dalam.

ROSSA

Mawar… Mawar di rumah sakit, Hes.(Menangis)

HESTI (OS)

Apa? Dimana?

CUT TO:

23. INT_LORONG RUMAH SAKIT_DAY

CAST : HESTI, ROSSA

Rosse duduk sebuah bangku lorong rumah sakit depan ruang ICU.

Hesti tergesa-gesa berlari ke arahnya.

HESTI

Rossa!

Hesti segera memluk dan duduk di sampingnya.

HESTI

Ceritakan, apa yang terjadi?

Rossa mengusap matanya.

ROSSA

Mawar harus menjalani histerektomi.

HESTI

(Mengerutkan kening) Histerektomi? Apa itu… histerektomi?

ROSSA

Ish! kenapa kamu tidak tahu istilah medis tentang wanita, hah? (Beat) Harusnya kamu langsung terkejut setelah mendengar perkataan itu, tapi aku harus menjelaskan dulu sama kamu.

Rossa menahan tangisnya karena kesal.

HESTI

Aduh! Otak aku yang enggak seberapa ini menunda kesedihanmu, hah? untunglah. (meledek)

ROSSA

Ish orang bodoh satu ini. Masih sempat bercanda denganku, hah? (kesal)

Dia harus menjalani operasi pengangkatan rahim. (Kembali sedih)

HESTI

Hah? O my god! Aduh bodohnya aku! Anak kecil itu. Sempat-sempatnya aku bercanda pada situasi ini. Ya ampun. Maaf, Ross!

Hesti ikut panik.

ROSSA

Apa yang aku khawatirkan kemarin terjadi. Dia diper…

HESTI

(memotong)Bajingan mana yang berani melakukan itu pada anak secantik Mawar, hah? (Berteriak)

ROSSA

Aku menanyakan hal ini padamu kemarin? Tapi kenapa kamu bilang ini akan baik-baik saja? (berteriak)

24. INT_KANTOR POLISI_DAY

CAST : ARYO, POLISI

Aryo membawa berkas untuk mengajukkan penyidikan.

POLISI

Pak, hanya memberi bukti visum saja tidak cukup. Kita tidak tahu dimana TKP-nya, pelakunya, juga tidak ada saksinya.

ARYO

Karena itu saya kesini untuk minta penyidikkan, Pak. Saya minta tolong untuk temukan siapa pelakunya dan dimana lokasi kejadiannya?

POLISI

Apa kami Cuma kerja untuk kasus ini? Ada banyak yang harus kami tangani, jika bapak hanya memberi ini maka kami tidak bisa membantu lebih lanjut.

ARYO

Lalu apa tugas kalian, hah? Kalian bahkan masih banyak yang duduk di sini dan bilang kalian sibuk? (Aryo berdiri, menunjuk beberapa polisi ) Katakan! kasus apa yang kalian tangani sekarang? (beat)

Ia menarik nafasnya menahan kesal.

ARYO(CONT’D)

Anak saya diperkosa sampai harus melakukan harus dioperasi, dia masih 9 tahun. Kalian akan diam saja? Kalian tidak bisa melakukan apapun? Lalu apa fungsi kalian? (berteriak)

Polisi menghembuskan nafasnya.

POLISI

Harapan satu-satunya jika saja korban bisa mengatakan sesuatu setidaknya TKPnya kami akan melakukan penyidikan langsung ke sana, Pak.

Aryo menundukkan wajahnya lemah. Ia kembali duduk.

25. INT_RUMAH NALA_RUANG KELUARGA_DAY

CAST : HESTI, ARMAN

Hesti mencoba menghubungi suaminya, terus menerus, namun tidak ada jawaban.

Hesti melanjutkan pekerjaannya membersihkan meja. Ia melihat tong sampah yang terdapat bekas tisu yang terdapat bercak darah.

Terdengar pintu terbuka, Hesti segera pergi ke depan memastikan.

HESTI

Aku meneleponmu berkali-kali.

ARMAN

Aku lagi naik motor. Jadi ga aku angkat.

Sambil pergi menuju ruang keluarga, Hesti pergi mengikutinya.

Arman duduk di sofa ruang keluarga lalu mengambil The yang sudah disiapkan Hesti.

HESTI

Mawar dibawa ke rumah sakit.

Arman tersedak.

ARMAN

Apa?(memastikan)

HESTI

Dia mengalami pendarahan.

ARMAN

Pendarahan? Apa yang terjadi?

HESTI

Mawar diperkosa

ARMAN

Hah? siapa yang berani melakukan itu sama anak kecil sepertinya? Ish! jaman sekarang. Pria brengsek seperti itu masih saja berkeliaran.

HESTI

Makanya itu, anak malang itu. Aku tak tega melihatnya (beat) kenapa ada orang tega melakukannya.

Berfikir sejenak.

HESTI (CONT’D)

Apa mungkin, ada guru atau staf sekolah yang melakukannya? Arhh! Tapi dia baik-baik aja kemarin.

ARMAN

Bisa saja. Bagaimana keadaannya sekarang?

HESTI

Aku bahkan tidak diijinkan masuk menemuinya, sepertinya dia sangat trauma dan tidak ingin ditemui siapapun.

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar