Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Justice for Rose (Script)
Suka
Favorit
Bagikan
1. Sequence #1 EMANG CIUMAN BAHAYA, MAH?

1. INT_RUMAH NALA (Ruang Keluarga)_DAY

CAST:ROSSA, HESTI, MAWAR, NALA

Terlihat Mawar (9 tahun) dan Nala (9 tahun) sedang asyik bersenda gurau di ruang keluarga, sambil mendongak ke sebuah tv yang menayangkan kartun Disney Cinderella. Mereka duduk di sofa dua set.

Di sisi lain Hesti yang sedang hamil tua, sedang membuat adonan empek-empek tepat di samping ruang keluarga yang tedapat satu kotak meja yang biasa digunakan untuk makan lesehan.

Tak lama terdengar bel pintu berbunyi, Hesti segera membuka pintu. Mawar si anak perempuan itu segera berlari ke arah pintu.

MAWAR

Mamah!(Kepada Rossa)

ROSSA

Aaaa! Anak mamah.

Mawar merentangkan tangan ke ibunya, yang disambut pelukan dari Rossa. Seperti biasa Mawar mencium ibunya sambil tersenyum bahagia. Rossa lalu menggendong Mawar untuk kembali masuk menuju ruang keluarga.

Rossa menurunkan Mawar di sofa bersama Nala. Sementara Hesti kembali duduk di lantai dan mulai melanjutkan pekerjaannya.

Rossa menaruh kantong kresek di meja makan lesehan itu.

HESTI

Kali ini bawa apa lagi?

ROSSA

Mangga.

Rossa tersenyum, lalu pergi ke dapur untuk mencuci tangan.

HESTI

Ros! (berteriak) Aku sudah bilang enggak perlu bantuin aku, kamu pasti capek kerja seharian. (beat) istirahat aja!

                                                   

Rossa datang membawa piring serta pisau.

ROSSA

Iya, iya! Aku paham (beat) pasti kamu ga ngijinin aku bikin empek-empekan. Bukannya bantu malah ngerusak (tertawa)

                               

Mereka berdua tertawa bersama.

Rossa duduk, lalu mengambil mangga dan mengupasnya.

HESTI

Ish! Sudah kubilang jangan bawa apapun.

ROSSA

Siapa bilang ini untukmu, hah? Aku laper, anak-anak juga butuh buah-buahan. (melirik ke perut Hesti) dan itu bayi di kandunganmu butuh buah-buahan.

                                    

HESTI

Ck! Ini sama aja ujungnya aku tetap makan kan?

                                       

Rossa hanya tersenyum lalu melihat ke layar TV yang saat ini menampilkan adegan ciuman. Ia segera berlari menuju arah Mawar dan Nala dan segera menutupi mata keduanya.

ROSSA

Cepat matiin TVnya!

HESTI

Hah?

ROSSA

Buruan!

Hesti tampak bingung namun ia segera mengikuti pinta Rossa, ia mengambil remot di meja makan lesehan dan mematikan TV.

Rossa melepaskan kembali tangan yang menutupi mata mereka.

ROSSA

Hes! Lain kali awasi apa yang anak tonton, ini bahaya buat mereka. Belum saatnya mereka menonton adegan ciuman. Apa kamu pikir semua film kartun cocok untuk anak-anak hah?

Rossa kembali melangkah ke tempat semula.

MAWAR

Emang ciuman bahaya, Mah?

                  

Mawar menuju ke tempat Rossa dan duduk di pangkuan Rossa. Ia mendongak melihat ibunya.

Hesti hanya tersenyum lalu melanjutkan pekerjaannya. Sedangkan Nala sibuk memainkan robot-robot kesukaannya.

ROSSA

Ah! Itu… (Bingung) Ciuaman bahaya kalau dilakukan sama lawan jenis.

                      

MAWAR

Lawan jenis itu apa, Mah?

ROSSA

Itu… (berfikir) mmm kamu tau kan kamu perempuan? Dan kamu tahu kan Nala itu laki-laki? (beat) kamu berambut panjang, Nala berambut pendek. Kamu pake rok, Nala pake celana. Itu artinya kalian lawan jenis.

MAWAR

Itu artinya kita enggak boleh ciuman?

Nala menghentikan permainannya, lalu melihat mereka.

NALA

Ish! kenapa nanya seperti itu. Aku gamau menciummu. Ck!

MAWAR

Siapa juga yang mau dicium kamu! Mawar juga gam au. Wek (Meledek). Tapi Mah, (ke Rossa) papah kan laki-laki. Papah rambutnya pendek terus papah juga pake celana. Tapi papah selalu cium Mawar.

Hesti hanya tertawa mendengar pertanyaan Mawar. Sementara Rosse justru terlihat kualahan.

Rossa menepuk lutut kaki Hesti supaya membantunya menjawab.

ROSSA

Ah… hahaha. Itu… (berfikir) karena Papah keluarga yang dekat dengan kita. Papah boleh cium Mawar karena papah cinta sama Mawar.

MAWAR

Kalau gitu, ciuman artinya memberikan cinta kan? Kenapa kita tidak boleh menonton film ciuman? Tadi juga mereka ciuman karena cinta. Cinta itu kan baik, Mah. (beat) seperti mamah sama papah saling cinta. Makanya Mawar lahir di dunia. Ya kan?

HESTI

Benar. (menimbrung) itu sebabnya bahaya. Karena papah sama mamah saling cinta. Terus mereka ciuman, akhirnya Mawar lahir. Kalau perempuan yang sudah dewasa sama laki-laki yang sudah dewasa melakukan itu. Nanti bisa seperti tante, lihat (memegangi perutnya) ada bayi di sini. (tertawa)

Mereka tertawa bersama.

MAWAR

Tapi Mawar masih kecil, mawar belum bisa punya bayi kan?

NALA

Ih! Kenapa kamu banyak nanya ini itu. Lagian apa bagusnya film seperti itu, mendingan nonton film superhero. Keren!

MAWAR

Superhero? Makanya kamu suka berantem karena lihat film itu. Ish!

NALA

Aku? Enggaaaak…

HESTI

Aaaiihh… gapapa laki-laki berantem yang penting berantemnya harus sama laki-laki. (tertawa) dan laki-laki ga boleh kasar sama perempuan. (tersenyum) Nala paham kan?

Nala mengangguk

HESTI (CONT’D)

Nah sekarang kalian main berdua dulu yah? Bunda sama Mamah Mawar mau bikin jajan dulu biar cepat keluar. Kalian main di luar.

Keduanya mengangguk, mawar berdiri lalu mencium mamahnya.

Rossa dan Hesti mengembuskan nafas lega. Lalu kembali melanjutkan aktivitasnya masing-masing.

HESTI

Kenapa kamu menjawab enggak boleh ciuman sama lawan jenis? (mengomel)

ROSSA

Hah! (tersadar) Astaga! Aku baru sadar. Apakah ini akan mempngaruhi psikologi mereka nantinya? Ya ampun! (menepuk kepalanya) ish! (Menggelengkan kepalanya kesal) Lagian kamu enggak bantu jawab pertanyaanku.

HESTI

(menggelengkan kepala) Dia pintar kaya kamu. (beat) Benar katanya kalau kecerdasan anak itu diturunkan dari ibunya… ish! Sudah takdir juga anak guru selalu saja jadi juara kelas. (beat) Putraku Nala, nilai matematikanya sangat rendah, apa kamu tidak serius mengajari putraku, hah? (memicingkan mata)

ROSSA

Heh? Aku selalu mengajarnya bareng dengan putriku. Kalau aku tidak serius mengajarnya Mawar juga pasti nilainya akan jelek. (beat)

Ia tersenyum, sambil memakan mangga yang sudah di potong. Ia mengambilkan potongan mangga dengan garpu lalu diberikan juga ke Hesti.

ROSSA

(Tersenyum) Lagian Kecerdasan itu bukan hanya bagi yang bisa matematika, lihat aku aku yang pintar di sekolah ini bahkan enggak bisa bikin empek-empek. (beat) Aku yakin Nala itu anak yang cerdas. Dia punya kecerdasan emosional yang tinggi. Mawar menanyakan segala sesuatu karena dia memang tipe yang ingin mempelajari apapun, sementara Nala ia tidak pernah bertanya apapun karena dia mampu mengetahuinya sendiri. (Beat) Percayalah, Nala akan menjadi anak yang membanggakan.

HESTI

(mengembuskan nafas) Tapi Nala itu dia sulit sekali mengepresikan dirinya, sama kaya bapaknya. Saat dua orang itu bertemu ruangan kaya di kulkas... dingin.

ROSSA

Hahaha… emangnya siapa yang dulu tergila-gila sama pria dingin, hah? Kamu ingat pertama mengejar suamimu itu, pria misterius, pria cool, bikin penasaran.

HESTI

Aku pikir, setidaknya bisa menjadi lebih baik setelah punya anak. Tapi mereka sama sekali tidak akrab (beat) aku bahkan senang melihat Mawar akrab dengan Papahnya. Aku khawatir pada mereka.

ROSSA

Itu karena anak perempuan lebih mudah mengekpresikan diri, dan memang biasanya anak perempuan akan lebih dekat dengan ayahnya. (beat) ah, bagaimana dengan bayimu yang ini? Apa aku belum mendengar kabar tentang jenis kelaminnya.

HESTI

Aku belum memeriksanya. Ayahnya Nala tidak penasaran tentang itu. Sementara aku lebih suka kejutan.

ROSSA

Bertaruh? Aku yakin dia perempuan. Dan dia akan merubah hidup kalian. Hahaha

HESTI

(tersenyum)

Aku juga ingin perempuan… (beat) Ngomong-ngomong, besok aku mau ke ibu mertua.

ROSSA

Ya ampun! Kamu sudah mau melahirkan, lusa aku yang akan kesana.

HESTI

Masih 1 bulanan lagi. Lagian perkiraannya ga pasti, Nala bahkan di perutku selama 10 bulan lebih. Ya ampuuun! Mungkin karena dulu aku terlalu hati-hati sampai jarang gerak. Jadi sekarang aku mau banyak gerak. (Beat) aku mau coba bujuk buat ikut ke sini.

ROSSA

COba saja lakukan operasi.

HESTI

Aish! jangan katakan hal itu atau aku bisa melayangkan pisau ini, Hah? membayangkannya saja aku sudah ngeri! ck! (mengangkat pisau) ya ampun tidak sengaja terkena pisau aja perih banget, bagaimana bisa melakukan operasi.

ROSSA

Hahaha! Sudahlah. Itu sudah menjadi tren sekarang. (beat) omong-omong soal ibu mertua, aku sudah bolak-balik berkali-kali untuk minta dia tinggal di rumahku. apalagi kamu tahu kan aku dan mas Aryo selalu pulang sore. Jadi dia tetap bisa nyaman tinggal sendirian, kalaupun sepi dia bisa main ke rumahmu lebih dekat juga. Apalagi kalau ada apa-apa, mas Aryo kepikiran terus. Tapi bagaimana lagi, dia tidak mau meninggalkan rumah warisan itu.

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
@awang2020 : Terimakasih. 😁 ikutin terus ya 😁
3 tahun 8 bulan lalu
Ikut baca nih mba Ika, semoga sukses!
3 tahun 8 bulan lalu