Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Justice for Rose (Script)
Suka
Favorit
Bagikan
8. Sequence #4 MAWAR BENCI SAMA MAMAH

29. INT_RUANG TUNGGU RUMAH SAKIT_DAY

CAST : ARYO, ROSSA, GURU, TIARA, SISWA.

Aryo keluar dan terlihat kaget ketika melihat guru perempuan yang sedang bersama Rossa, ia segera menghapus air matanya.

Guru itu memberi senyum canggung padanya, juga beberapa murid ikut tersenyum.

Aryo membalas senyuman mereka lalu pergi meninggalkan mereka.

 

ROSSA

Sepertinya Mawar belum bisa dijenguk secara langsung, Bu.

Tersenyum canggung.

GURU

Oh. Maaf, Bu. Kalau gitu kami bisa pergi langsung.

Rossa hanya mengangguk sementara salah satu siswi bernama Tiara terlihat curiga. Ia terus melihat wajah Rossa yang tampak sembab.

Mereka lalu ijin keluar.

30. EXT_HALAMAN RUMAH SAKIT_DAY

CAST : TIARA, GURU, SISWA

Tiara terus melihat ke dalam rumah sakit, ia tampak tidak tenang.

TIARA

Bu, teman-teman, ada sesuatu yang akan saya urus dulu. Sepertinya kalian bisa duluan.

31. INT_RUANG RAWAT INAP MAWAR_DAY

CAST : MAWAR, ROSSA.

Rossa membawa sebuah parsel buah-buahan dari para siswa dan guru. Ia melihat Mawar yang Masih menangis. Ia ikut meneteskan air mata namun segera menghapusnya dan pura-pura kuat.

ROSSA

Mawar?

Mawar masih menghadap tembok dan menangis.

ROSSA(CONT’D)

Temen kerja mamah, sama murid mamah datang njenguk Mawar, mereka ngasih buah-buahan. Mawar mau makan yang mana?

Mawar menggeleng.

ROSSA

Kalau Mawar mau nangis, kita bisa nagis bersama sayang. Mawar bisa ceritakan apapun ke Mamah. Perasaan Mawar, sedih Marah, takut. Mawar bisa berbagi sama Mamah.

MAWAR

Mawar benci sama Mamah.(pelan)

ROSSA

Hah?(terkejut)

MAWAR

Mawar gamau lihat, Mamah. Mawar ga mau lihat Papah. Mawar benci Mamah, sama Papah. Mawar gamau liat kalian lagi! Tinggalin Mawar sendiri.

ROSSA

Mawar, jangan bilang begitu sayang. Jangan katakana itu ke Mamah.

MAWAR

Pergi! Mawar ga mau lihat kalian!

Mawar menghentakan kakinya. Ia mengambil beberapa buah parsel yang di pangku Rossa lalu melemparnya.

Rossa kaget dan segera mundur.

ROSSA

Iya, Mamah pergi. Tenang sayang. Mamah pergi.

32. INT_RUANG TUNGGU_MONTAGE_DAY

CAST: ROSSA, TIARA

BEGIN MONTAGE

Rossa menutup pintu ruangan, ia segera menyender di Pintu.

Ia melihat Tiara yang sudah berdiri di sana.

Mereka duduk di bangku.

END MONTAGE

ROSSA

(menangis)Aku tidak menyangka harus menyeritakan hal ini pada anak yang lebih muda dariku. Aku merasa sangat lemah sekarang. Aku ga tau apa yang harus aku lakukan.

Tiara memegang tangan Rossa.

TIARA

Saya mengerti, Bu. Meskipun saya lebih muda, bukan berarti saya tidak tahu hal itu. Bukankah usia tidak menjamin kedewasaan?

33. INT_ROOFTOP_NIGHT

Cast : ARYO, ARMAN

Aryo dan Arman merokok bersama di rooftop. Aryo mengusap wajahnya. Lalu membuang sisa putung rokok dan menginjaknya.

Aryo mulai menangis. Aryo berusaha memeluknya dan menepuk punggungnya untuk menguatkan saudaranya.

ARYO

Aku gagal jadi ayah. Aku ga bisa jaga putriku sendiri. Aku bahkan tidak tahu siapa pelakunya, kapan dan dimana laki-laki bajingan itu melakukannya. (berteriak)

Arman membuang sisa putung rokoknya, juga menginjaknya.

ARMAN

Kamu sudah menjadi ayah yang cukup baik, jika aku yang mengalaminya aku bahkan tidak tahu apa yang bisa aku lakukan. Aju tidak begitu dekat denganku. Rasanya aku pasti jauh lebih canggung untuk sekedar merasa panik.

ARYO

Nyatanya kamu tidak merasakannya.

ARMAN

Tentu saja aku merasakannya, keponakanku terbaring di rumah sakit aku bahkan tidak bisa melihatnya. Bagaimanapun dia sedarah denganku.

Aryo terdiam.

ARMAN(CONT’D)

Bagaimana dengan biaya rumah sakit? sepertinya Mawar akan butuh perawatan yang lama, mungkin saja untuk menyembuhkan traumanya dia tidak bisa kembali ke rumah. Aku rasa jika kamu juga terus tidak masuk kerja jabatan bahkan pekerjaanmu bisa saja hilang.

ARYO

Karena ini bukan kecelakaan bahkan asuransi tidak menjamin biaya rumah sakit. Aku masih bisa memakai tabunganku. Untuk masalah pekerjaan. (mengeluh) Pikiranku hanya tertuju pada Mawar, bagaimana aku bisa membagi pikiranku saat ini. Tapi bagaimanapun aku juga tidak boleh kehilangan pekerjaan demi masa depannya.

ARMAN

Kau tau kan? Aku punya tabungan untuk sekolah Nala. (beat) aku bisa meminjamkanmu jika suatu saat kamu kehabisan tabungan.

ARYO

Apa kamu gila? Aku akan berusaha Mawar cepat pulih, lagipula itu tabungan untuk masa depan anakmu.

ARRMAN

Aku masih bisa mencarinya, lagipula kamu bisa menggantinya nanti. Melihat putrimu yang juga sudah tidak memiliki masa depan…

ARYO

Apa? Siapa bilang putriku tidak memiliki masa depan, hah?

ARMAN

Aryo, maksudku… karena aku kasihan padanya maka aku…

ARYO

Putriku masih hidup, dan dia akan tetap menjadi putriku. Aku akan berusaha sebisa mungkin untuk mewujudkan masa depannya. Beraninya kau menagatakn itu padaku, hah? apa kamu pantas menyebut dirimu sebagai pamannya?

Aryo marah ia segera pergi meninggalkan Arman.

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar