Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Jika Sayap ke Surga Utuh
Suka
Favorit
Bagikan
13. Cara Lain II (Scene 57-63)

57. INT. RUMAH AJI – RUANG TENGAH – MALAM

CAST: Bunga

Bunga berjalan menuruni tangga, melewati ruang tengah, wajahnya masih menunduk layu. Bunga menghentikan jalannya, ia melihat-lihat ruang tengah.

BUNGA (VO)

Aku harus cari cara lain, menanyakan langsung sama saja aku tidak bisa tahu apa yang sebenarnya terjadi, jika (beat) Pak Aji sebenarnya sudah merencanakan, tapi apa? Apa kaitannya pekerjaan, sikap, dan rumah ini?

Bunga terus mengamati ruang tengah, ia menghela napas panjang, dan berjalan kembali.

ESTABLISH: Bunga yang berjalan melewati ruang tengah terlihat dari sudut atas (arah CCTV).

Bunga mempercepat jalannya.

BUNGA (VO)

Aku harus tahu tentang rumah ini.

58. EXT. RUMAH AJI – HALAMAN BELAKANG – MALAM

CAST: Bunga

Bunga keluar dari rumah utama, mengamati halaman belakang yang remang-remang disinari lampu taman. Bunga meneguk ludahnya, terus mengamati sekeliling yang tiada orang selainnya.

BUNGA (VO)

Aku harus lawan rasa takutku dengan kegelapan, aku akan pergi ke gudang, di sana aku pasti bisa menemukan sesuatu dari hal-hal lama yang dimiliki rumah ini dulu.

Bunga berjalan pelan melewati taman belakang. Ia menatap-natap sekeliling yang cahayanya hanya remang-remang. Namun, di tengah jalan taman Bunga menghentikan langkahnya. Ia ragu menengok ke belakang, tapi dengan cepat menjadi menengoknya.

CU: pintu belakang rumah yang sedikit terbuka, cahaya terang lampunya menyorot keluar.

BUNGA (VO)

Tenang Bunga, ini sudah malam, pasti semua sudah mau tidur.

59. EXT. RUMAH AJI – RUMAH PEKERJA – MALAM

CAST: Bunga, Alim, Nawang.

Bunga melanjutkan jalannya. Ketika ia sampai di deretan rumah pekerja, Nawang terlihat keluar dari kamarnya. Bunga terkejut dan langsung bersembunyi di balik tembok.

BUNGA (VO)

Ya ampun Bunga, hampir saja kamu ketahuan.

Nawang masih membelakangi arah persembunyian Bunga, ia menggeliatkan tubuh dan memain-mainkan rambutnya.

NAWANG

Nawang cantik, bentar lagi gajian, aduh, beli apa ya nanti?

Di balik persembunyiannya, Bunga pelan menengok Nawang yang sudah berhenti berbicara, tapi bersamaan itu Nawang juga membalikkan badannya. Terlihat wajah Nawang yang terbalut masker putih, tapi matanya terpejam, Nawang juga masih memain-mainkan rambutnya.

BUNGA

Hah.

(Terkejut)

Bunga lalu menutup mulutnya, Nawang membuka mata dan melihat-lihat sekeliling.

NAWANG

Kaya denger suara.

(Sambil melihat-lihat)

NAWANG

Siapa di sana? Aduh jangan macem-macem loh! Huh, Nawang yang cantik jadi takut ini. Eh. (Beat) Lah kok malah bilang to. (Suaranya lirih)

Nawang terus mengamati sekeliling.

NAWANG

Aduh, ini Mbak Nawang yang cantik kalo nemuin kamu bakal tak jites lo ya. Jangan macam-macam, sini keluar!

Nawang membawa sapu yang ada di pojok, lalu mendekati arah suara, tempat persembunyian Bunga.

BUNGA (VO)

Ya Allah, Ya Allah, Mbak Nawang sepertinya mau ke sini.

Bunga memejam-mejamkan matanya. Nawang terus mendekat.

NAWANG

Ha, kamu di balik tembok ini kan? Ya jelas tahu aku, (tertawa) jadi ingat kamu pasti kaget karena lihat wajahku tadi to? (Tertawa-tawa) Karma belum seberapa itu, makanya mau ngapain kamu, sini keluar!

Suara Nawang semakin mendekati Bunga. Bunga menghimpit-himpitkan tubuhnya di sudut tembok.

ALIM

Wong edan, (beat) Nawang? Ngapain sih, mulutmu itu lo, ganggu orang istirahat aja.

Orang gila...

Nawang membalikkan badannya, menghadap Alim yang langsung duduk di kursi depan kamarnya, terlihat Ali sambil memejamkan mata.

NAWANG

Ih Pak Alim. Tadi tu Nawang kaya denger suara orang teriak, ya mau cek ini lo.

ALIM

Kamu ngelindur saja, siapa juga malam-malam bisa masuk sampai sini? Lupa ya, pagar rumah dan temboknya ini tinggi, depan juga ada satpam. (Beat) Hadeh, sudah! Awas sampai kudengar suara merconmu lagi.

NAWANG

Yeh, Pak Alim ini, orang waspada juga apa salahnya, bentar Nawang cek.

Nawang melihat sebalik tembok yang tak ada siapapun.

ALIM

Berapa tuh? Banyak ya?

NAWANG

Ih, e, ga ada siapa-siapa.

ALIM

Dasar kamu.

Alim berjalan memasuki kamarnya dengan setengah mata yang masih dipejamkan.

NAWANG

Ih tapi tadi tuh, ih, masak?

Nawang berlari menuju kamarnya, menutup pintu begitu keras. Di sebalik tembok samping Bunga masih menutup mulut dan dengan pelan menengok arah kamar Alim dan Nawang.

ESTABLISH: pintu kamar Alim dan Nawang yang sudah tertutup.

BUNGA (VO)

Alhamdulillah, untung Pak Alim tadi lagi merem, bisa pindah sembunyi di sini.

Bunga lalu keluar dari persembunyiannya, ia berjalan dan terus menatap-natap sekeliling.

CU: pintu yang bertuliskan gudang.

Bunga membuka pintu gudang yang tak terkunci.

60. INT. RUMAH AJI – GUDANG – MALAM

CAST: Bunga

Setelah memasuki gudang, Bunga menghidupkan lampu handphonenya, tapi saat ia menghidupkan lampu handphonenya, Bunga sedikit terkejut melihat barang-barang di gudang yang ditutup kain putih. Bunga langsung menutup mulutnya.

BUNGA (VO)

Tenang Bunga, tenang.

Bunga mencari-cari sakral lampu gudang, ia lalu menemukannya di samping pintu.

BUNGA (VO)

(Saat mau menekan saklar) Ga, ga, aku ga boleh hidupin lampunya. (Beat) Bisa-bisa kalo ada yang keluar lagi, malah curiga lampu gudang kenapa hidup? Aku pake lampu hp saja.

Bunga melihat-lihat sekeliling. Semua barang tertutup dengan kain putih, Bunga lalu membuka barang yang ditutup kain di dekatnya.

CU: hendak membuka kain.

61. INT. RUMAH SAKIT – RUANG IGD – MALAM

CAST: Mbok Yah, Bowo, Dokter (Perempuan), Perawat.

CU: gorden ruangan di tutup.

ESTABLISH: Mbok Yah terbaring dengan matanya yang mulai berkedip terbuka, Dokter mulai memeriksanya dan Perawat yang membantu.

INSERT – LUAR RUANGAN

Bowo menunggu Mbok Yah dengan wajahnya yang begitu cemas. Ia duduk, lalu berdiri, duduk lagi, dan melihat-lihat arah pintu ruang IGD.

CU: ruang IGD, mendekati tulisannya di kaca.

62. INT. RUMAH AJI - GUDANG - MALAM

CAST: Bunga, Aji.

CU: tulisan gudang di pintu dan masuk memperlihatkan Bunga yang masih ragu membuka kain putih.

BUNGA (VO)

Ini semua hanya barang yang disimpan, Bunga.

Dengan cepat Bunga menarik kain putihnya. Sebuah kursi sofa yang terdapat disebaliknya. Bunga melihat-lihat sekeliling lagi, menyoroti bawah menggunakan cahaya lampu handphonenya. Ia berjalan sedikit maju, lalu kakinya mentok dengan barang di bawahnya, Bunga sedikit terkejut, itu boneka yang hanya terlihat kakinya, badannya tertutup oleh kain putih. Bunga membuka kain dan terdapat boneka beruang sedang bewarna abu, terdapat tulisan love di kain tengahnya, tapi tulisannya sudah rusak. Saat Bunga menyentuh kantong tulisan itu, Bunga merasakan ada isi di dalamnya. Bunga langsung membuka resleting kantong boneka, terdapat kunci yang berganci kain berbentuk amplop.

BUNGA (VO)

Kunci apa ini?

Masih di kain putih yang sama, Bunga membuka semua kain itu. Terdapat kotak kayu berwarna coklat gelap, ukiran batik ada di kayu itu. Dan gembok yang mengunci kotak kayunya.

BUNGA (VO)

Apa kunci untuk ini?

INTERCUT

63. INT/EXT. RUMAH SAKIT – RUANG PERAWATAN – MALAM

CAST: Mbok Yah, Bowo, Dokter (Perempuan), Perawat (Perempuan).

Perawat membantu Mbok Yah berbaring di ruang barunya. Bowo di samping, nampak wajahnya masih cemas, tangannya menutup-nutup mulut dan kakinya sedikit gemetar dihentak-hentakkan pada lantai.

Bunga memegangi gembok kotak kayu, ia duduk jongkok dan beberapa langkah mundur untuk menyandarkan handphone, lalu membuka gembok dengan sinar handphone itu.

DOKTER

Pasien jangan sampai kelelahan. (Menatap Mbok Yah) Nenek istirahat ya!

Mbok Yah mengangguk, Dokter dan perawat meninggalkan ruangan. Mbok Yah menatap Bowo.

BOWO

Mbok, benar kata Dokternya, beginilah kalo Simbok sudah minta pulang, pokoknya sekarang Simbok di rumah sakit dulu sampai sembuh, nggih.

Mbok Yah tersenyum lalu mengangguk pelan.

MBOK YAH

Iyo, asal ojo ngabari Bunga.

Bowo hanya mengangguk. Mbok Yah memejam-mejamkan matanya, Bowo lalu keluar dari ruangan.

Usaha Bunga membuka gembok kotak kayu telah berhasil, Bunga tersenyum melihat gembok yang terbuka. Dengan pelan ia membuka kotak kayunya, kumpulan amplop dan kertas ada di dalamnya.

Mbok Yah membuka matanya lagi, menatap langit-langit ruangan.

MBOK YAH

Bunga, cah ayuku.

CU: tulisan gudang di pintu dan masuk memperlihatkan Bunga yang sudah memegang lipatan kertas.

SLOW MOTION: Bunga hendak mengambil kertas di dalamnya.

AJI

Nak Bunga?

Bunga terkejut dan kertasnya tejatuh, juga lampu gudang menjadi hidup.

SPLIT SCREEN

CU: wajah terkejut Bunga.

CU: dari kaki hingga wajah Aji yang berdiri di belakang Bunga.

Di rumah sakit Mbok Yah yang terbaring hanya menatap langit-langit ruangan.

CU: wajah layu Mbok Yah.

CUT BACK TO

Bunga masih menatap Aji yang berdiri di belakangnya. Ia menutup kotak kayu dengan cepat, mengambil handphonenya yang tadi disandarkan, lalu berdiri dengan menyembunyikan tangannya di belakang punggung, ia masih membawa kuncinya.

BUNGA

Pa, Pak maaf Bunga...

AJI

Tenang Nak, cuma kenapa malam-malam kamu kesini?

BUNGA (VO)

Ya ampun, kertas apa tadi? Bunga, kamu gagal lagi.

Bunga sedikit melirik-lirik bawah.

AJI

Nak?

Bunga menatap Aji lagi, ia sedikit menunduk.

AJI

Sebaiknya jangan kesini malam-malam, ya berjaga-jaga yang tidak-tidak saja, misal ada hewan-hewan yang kamu takuti, tadi kamu juga ga hidupin lampunya.

Bunga sedikit menyungging senyum, masih ingin melirik bawah, begitu juga Aji yang juga tersenyum.

BUNGA

Baik Pak, Bunga minta maaf sudah lancang.

AJI

Sudah, sekarang keluar saja dari sini, bau apek ini.

Bunga dan Aji menuju pintu keluar, tangan Bunga di belakang masih menyembunyikan kunci, lalu pelan memasukkan di saku baju tidurnya.

CU: kertas lipatan yang terjatuh, tekibas angin dan terbuka satu lipatan atas, memperlihatkan tulisan Yogyakarta.

Lampu gudang kemudian mati.

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar