Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Jika Sayap ke Surga Utuh
Suka
Favorit
Bagikan
5. Untuk Kabar (Scene 18-21)

18. INT. RUMAH AJI - PAGI

CAST: Bunga, Aji, Sasa.

Diujung sarapan yang sudah selesai, Bunga masih terlihat sedikit murung dalam lamunannya.

BUNGA (VO)

Di mana aku bisa pinjam hp, huh Mbok, maafin Bunga pasti Simbok sama Mas Bowo pada cemas.

AJI (OS)

Bunga?

Bunga masih melamun. Aji dan Sasa saling bertatapan.

AJI

Nak Bunga?

BUNGA

Ah iya Pak?

(Terkejut)

AJI

Kenapa melamun? Ga baik.

BUNGA

E, gapapa Pak.

AJI

Yaudah, habis sarapan ini nanti, Sasa antar kamu keliling rumah, kalian juga biar saling kenal.

Bunga mengangguk dan Sasa tersenyum antusias.

AJI

Saya pergi dulu, ada kerjaan.

Bunga kembali mengangguk, wajahnya juga layu kembali. Aji lalu meninggalkan mereka, menuju lantai dua.

CU: wajah Bunga yang mengamati Aji pergi dan sudah tak terlihat menaiki tangga.

BUNGA

Sa, aku mau ke belakang dulu ya, nanti aku samperin kamu lagi.

SASA

Oh, gitu, yaudah gapapa, itu kamar aku paling awal dari tangga.

BUNGA

Heem.

(Sambil beranjak berdiri dari kursi)

BUNGA (VO)

Bagaimanapun caranya, aku harus nemu hp.

(Mengangguk-angguk yakin)

CU: pintu belakang

SLOW MOTION: langkah Bunga

ESTABLISH: Bunga yang berjalan mengendap-endap dan melihat-lihat sekitar, terlihat dari sudut atas tembok (arah CCTV).

SLOW MOTION: langkah Bunga

19. EXT. RUMAH AJI - HALAMAN BELAKANG - PAGI

CAST: Bunga, Imam, Nawang.

Sampai di belakang rumah utama, terdapat taman belakang dan rumah pekerja lain. Bunga melihat-lihat sekitar.

BUNGA

Eh, Pak Pak?

Pada Imam (45), tukang kebun yang lewat.

IMAM

Iya, Mbak?

BUNGA

Saya pekerja baru di sini, hp saya rusak, mau hubungi orang rumah sebentar boleh pinjam hpnya Bapak?

IMAM

Oh boleh banget, tapi hp saya bisanya cuma buat telepon sama SMS ya Mbak (tertawa kecil).

BUNGA

Oh gapapa gapapa Pak, nanti saya pakai SMS saja.

IMAM

Lah, telepon juga gapapalah Mbak. Yaudah mari ikut saya!

Bunga mengangguk dengan semringah dan mengikuti Imam. Melewati taman belakang rumah menuju deretan rumah para pekerja.

BUNGA

Saya Bunga, nama Bapaknya siapa? Sudah lama kerja di sini?

IMAM

Namanya bagus ya, cantik kaya bunga beneran (tersenyum). Saya Imam, Mbak. Ya sekitar dua pu.. (beat) e belasan tahunan di sini maksudnya.

BUNGA

Lama juga ya, Pak?

IMAM

Iya Mbak, Mbak Sasa aja masih kecil dulu, masih ada Ibunya juga.

BUNGA

Emang sekarang Ib...

NAWANG

Pak Mam, Pak, di panggil Bapak tu ada di teras depan, cepet!

Tiba-tiba dari belakang Bunga dan Imam, Nawang (27) lari tergopoh-gopoh menghampiri.

IMAM

Oh ya to, waduh Mbak Bunga, biar ditemani Nawang ini ya, ambil hp saya.

NAWANG

Hum, ini siapa? (Beat) Oh pekerja baru yang tinggalnya kaya nyonya di rumah utama itu ya?

IMAM

Opo sih Wang, jaga sikap kamu!

NAWANG

Kenyataan kok.

(Memain-mainkan rambut)

IMAM

Mbak Bunga, ditemani Nawang ini, ambil hp saya saja. Pokoknya jangan sungkan kalo butuh hp saya, ya!

NAWANG

Mari Nyonya, semalam sudah mulai nemanin Pak Aji belum? Eh!

IMAM

Hih kamu ini!

(Menggertakkan kaki)

NAWANG

Walah iyaya.

(Terkejut)

NAWANG

Ngapain lihat-lihat, ayo ikut!

(Melotot ke arah Bunga)

Imam menggeleng-geleng, Bunga langsung mengikuti Nawang.

BUNGA (VO)

Maksudnya Mbak Nawang tadi apa ya?

CU: wajah Imam menutup mulut, ia membelakangi Bunga dan Nawang yang sudah berjalan menjauh.

IMAM (VO)

Walah, lambeku iki, hampir wae. Ya untung, Nawang teko.

Walah mulutku ini, hampir saja. Ya untung, Nawang datang.

(Menepuk-nepuk kepala)

Imam berlari kecil, memenuhi panggilan Aji.

20. INT. RUMAH SAKIT - RUANG PERAWATAN - SIANG

CAST: Bunga, Mbok Yah, Andira, Bowo.

Dalam keadaan terbaring di ruang perawatan, Mbok Yah sedikit menggeleng-gelengkan kepalanya di mata terpejamnya, ia bermimpi.

FLASH BACK

DISSLOVE TO

Dua perempuan duduk di sebuah kursi, satu memangku bayi perempuan, ujung jilbab segi empat yang dikenakannya dimain-mainkan oleh bayinya.

ANDIRA

Bunda pengen foto bareng, ya Nak ya. Nanti kita foto semua.

(Mencium-cium jemari Bunga)

Mbok Yah yang duduk di samping tersenyum senang, ikut memain-mainkan tangan Bunga (2) kecil yang di pangku Andira.

MBOK YAH

Dia ikut?

Andira menggelengkan kepala pelan, wajahnya menunduk murung.

ANDIRA

Gatau.

(Menghela napas)

Mbok Yah menunduk layu, diam tak menjawab kesedihan Andira.

CUT BACK TO

MBOK YAH

Bunga, Ira?

(Bangun dengan terkejut)

Bowo yang tertidur di kursi samping ikut terkejut mendengar teriakan Mbok Yah.

BOWO

Mbok, Simbok, Simbok kenapa?

(Napas Mbok Yah masih tersengal-sengal cepat)

MBOK

Dia.. dia...

BOWO

Dia siapa Mbok?

(Bingung)

MBOK YAH

Dia, dia tak terlupakan, dia.

(Menghela napas panjang)

MBOK YAH

Dia terus datang.

Bowo yang terlihat bingung, kemudian seperti merasa takut.

BOWO (VO)

Apa ini tanda orang tua kalo mau? (Beat) Ah, ga ga, duh Bunga.

Bowo menenangkan tangan Mbok Yah yang masih bergetar, lalu menyelimutinya.

BOWO

Simbok tenang ya, Simbok itu cuma mimpi, sekarang Simbok tenang, bisa tidur lagi nggih!

Napas Mbok Yah mulai terdengar pelan beraturan, ia menatap Bowo.

MBOK YAH

Le, nek Bunga telepon, jawab aku ora piye-piye!

Nak, kalo Bunga telepon, jawab aku ga kenapa-kenapa!

BOWO

Bunga belum telepon Mbok.

MBOK YAH

Ya uwes, ditunggu sek!

Ya udah, ditunggu dulu!

Tiba-tiba suara handphone Bowo berdering, berbunyi telepon masuk.

FX: bunyi telepon masuk.

BOWO

Nomor baru, apa mungkin Bunga, ya?

MBOK YAH

Coba sek!

Bowo mengangguk, lalu mengangkat teleponnya.

BOWO

Ya, dengan siapa?

INTERCUT

21. EXT. RUMAH AJI - DEPAN RUMAH PEKERJA - PAGI

CAST: Bunga, Nawang.

Bunga tersenyum senang, mendengar Bowo mengangkat teleponnya.

BUNGA

Assalamualaikum, halo, halo, Mas Bowo, ini Bunga, Mas ini Bunga.

Bowo terkejut, sedikit menjauhkan telinga.

BOWO

Waalaikumussalam, iyaya Dek Bunga, yaampun jangan teriak-teriak!

BUNGA

(Tertawa kecil) Mas, bilang sama Simbok Bunga sudah kerja, rumahnya besar banget lo Mas.

Nawang yang berada di samping Bunga tersenyum sinis, mulutnya meniru-niru ucapan Bunga.

Mbok Yah yang masih terbaring, memberi isyarat pada Bowo untuk memberikan handphonenya.

BOWO

E e.. iya ini aku sama Simbok, e.

MBOK YAH

Gek ndi!

Ayo mana!

(Suaranya lirih)

Bowo memberikan handphonenya pada Mbok Yah.

MBOK YAH

Ndhuk, syukurlah kamu sek kerasan ya cah ayuku, ojo mikirke Simbok wae, Simbok uwes tenang, asal kamu seneng ya tapi!

Nak, syukurlah kamu yang kerasan ya nak cantikku, jangan mikirin Simbok aja, Simbok udah tenang, asal kamu bahagia ya tapi!

Bunga mengangguk pelan, wajahnya layu terharu.

BUNGA

Simbok, Bunga juga bakal kerasan kalo Simbok sehat-sehat, Simbok jaga kesehatan nggih!

CUT BACK TO

ESTABLISH: Mbok Yah yang semringah bercerita dengan Bunga, tanpa mengatakan yang sebenarnya jika sedang di rumah sakit.

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar