Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
18. INT. RUMAH AJI - PAGI
CAST: Bunga, Aji, Sasa.
Diujung sarapan yang sudah selesai, Bunga masih terlihat sedikit murung dalam lamunannya.
BUNGA (VO)
Di mana aku bisa pinjam hp, huh Mbok, maafin Bunga pasti Simbok sama Mas Bowo pada cemas.
AJI (OS)
Bunga?
Bunga masih melamun. Aji dan Sasa saling bertatapan.
AJI
Nak Bunga?
BUNGA
Ah iya Pak?
(Terkejut)
AJI
Kenapa melamun? Ga baik.
BUNGA
E, gapapa Pak.
AJI
Yaudah, habis sarapan ini nanti, Sasa antar kamu keliling rumah, kalian juga biar saling kenal.
Bunga mengangguk dan Sasa tersenyum antusias.
AJI
Saya pergi dulu, ada kerjaan.
Bunga kembali mengangguk, wajahnya juga layu kembali. Aji lalu meninggalkan mereka, menuju lantai dua.
CU: wajah Bunga yang mengamati Aji pergi dan sudah tak terlihat menaiki tangga.
BUNGA
Sa, aku mau ke belakang dulu ya, nanti aku samperin kamu lagi.
SASA
Oh, gitu, yaudah gapapa, itu kamar aku paling awal dari tangga.
BUNGA
Heem.
(Sambil beranjak berdiri dari kursi)
BUNGA (VO)
Bagaimanapun caranya, aku harus nemu hp.
(Mengangguk-angguk yakin)
CU: pintu belakang
SLOW MOTION: langkah Bunga
ESTABLISH: Bunga yang berjalan mengendap-endap dan melihat-lihat sekitar, terlihat dari sudut atas tembok (arah CCTV).
SLOW MOTION: langkah Bunga
19. EXT. RUMAH AJI - HALAMAN BELAKANG - PAGI
CAST: Bunga, Imam, Nawang.
Sampai di belakang rumah utama, terdapat taman belakang dan rumah pekerja lain. Bunga melihat-lihat sekitar.
BUNGA
Eh, Pak Pak?
Pada Imam (45), tukang kebun yang lewat.
IMAM
Iya, Mbak?
BUNGA
Saya pekerja baru di sini, hp saya rusak, mau hubungi orang rumah sebentar boleh pinjam hpnya Bapak?
IMAM
Oh boleh banget, tapi hp saya bisanya cuma buat telepon sama SMS ya Mbak (tertawa kecil).
BUNGA
Oh gapapa gapapa Pak, nanti saya pakai SMS saja.
IMAM
Lah, telepon juga gapapalah Mbak. Yaudah mari ikut saya!
Bunga mengangguk dengan semringah dan mengikuti Imam. Melewati taman belakang rumah menuju deretan rumah para pekerja.
BUNGA
Saya Bunga, nama Bapaknya siapa? Sudah lama kerja di sini?
IMAM
Namanya bagus ya, cantik kaya bunga beneran (tersenyum). Saya Imam, Mbak. Ya sekitar dua pu.. (beat) e belasan tahunan di sini maksudnya.
BUNGA
Lama juga ya, Pak?
IMAM
Iya Mbak, Mbak Sasa aja masih kecil dulu, masih ada Ibunya juga.
BUNGA
Emang sekarang Ib...
NAWANG
Pak Mam, Pak, di panggil Bapak tu ada di teras depan, cepet!
Tiba-tiba dari belakang Bunga dan Imam, Nawang (27) lari tergopoh-gopoh menghampiri.
IMAM
Oh ya to, waduh Mbak Bunga, biar ditemani Nawang ini ya, ambil hp saya.
NAWANG
Hum, ini siapa? (Beat) Oh pekerja baru yang tinggalnya kaya nyonya di rumah utama itu ya?
IMAM
Opo sih Wang, jaga sikap kamu!
NAWANG
Kenyataan kok.
(Memain-mainkan rambut)
IMAM
Mbak Bunga, ditemani Nawang ini, ambil hp saya saja. Pokoknya jangan sungkan kalo butuh hp saya, ya!
NAWANG
Mari Nyonya, semalam sudah mulai nemanin Pak Aji belum? Eh!
IMAM
Hih kamu ini!
(Menggertakkan kaki)
NAWANG
Walah iyaya.
(Terkejut)
NAWANG
Ngapain lihat-lihat, ayo ikut!
(Melotot ke arah Bunga)
Imam menggeleng-geleng, Bunga langsung mengikuti Nawang.
BUNGA (VO)
Maksudnya Mbak Nawang tadi apa ya?
CU: wajah Imam menutup mulut, ia membelakangi Bunga dan Nawang yang sudah berjalan menjauh.
IMAM (VO)
Walah, lambeku iki, hampir wae. Ya untung, Nawang teko.
Walah mulutku ini, hampir saja. Ya untung, Nawang datang.
(Menepuk-nepuk kepala)
Imam berlari kecil, memenuhi panggilan Aji.
20. INT. RUMAH SAKIT - RUANG PERAWATAN - SIANG
CAST: Bunga, Mbok Yah, Andira, Bowo.
Dalam keadaan terbaring di ruang perawatan, Mbok Yah sedikit menggeleng-gelengkan kepalanya di mata terpejamnya, ia bermimpi.
FLASH BACK
DISSLOVE TO
Dua perempuan duduk di sebuah kursi, satu memangku bayi perempuan, ujung jilbab segi empat yang dikenakannya dimain-mainkan oleh bayinya.
ANDIRA
Bunda pengen foto bareng, ya Nak ya. Nanti kita foto semua.
(Mencium-cium jemari Bunga)
Mbok Yah yang duduk di samping tersenyum senang, ikut memain-mainkan tangan Bunga (2) kecil yang di pangku Andira.
MBOK YAH
Dia ikut?
Andira menggelengkan kepala pelan, wajahnya menunduk murung.
ANDIRA
Gatau.
(Menghela napas)
Mbok Yah menunduk layu, diam tak menjawab kesedihan Andira.
CUT BACK TO
MBOK YAH
Bunga, Ira?
(Bangun dengan terkejut)
Bowo yang tertidur di kursi samping ikut terkejut mendengar teriakan Mbok Yah.
BOWO
Mbok, Simbok, Simbok kenapa?
(Napas Mbok Yah masih tersengal-sengal cepat)
MBOK
Dia.. dia...
BOWO
Dia siapa Mbok?
(Bingung)
MBOK YAH
Dia, dia tak terlupakan, dia.
(Menghela napas panjang)
MBOK YAH
Dia terus datang.
Bowo yang terlihat bingung, kemudian seperti merasa takut.
BOWO (VO)
Apa ini tanda orang tua kalo mau? (Beat) Ah, ga ga, duh Bunga.
Bowo menenangkan tangan Mbok Yah yang masih bergetar, lalu menyelimutinya.
BOWO
Simbok tenang ya, Simbok itu cuma mimpi, sekarang Simbok tenang, bisa tidur lagi nggih!
Napas Mbok Yah mulai terdengar pelan beraturan, ia menatap Bowo.
MBOK YAH
Le, nek Bunga telepon, jawab aku ora piye-piye!
Nak, kalo Bunga telepon, jawab aku ga kenapa-kenapa!
BOWO
Bunga belum telepon Mbok.
MBOK YAH
Ya uwes, ditunggu sek!
Ya udah, ditunggu dulu!
Tiba-tiba suara handphone Bowo berdering, berbunyi telepon masuk.
FX: bunyi telepon masuk.
BOWO
Nomor baru, apa mungkin Bunga, ya?
MBOK YAH
Coba sek!
Bowo mengangguk, lalu mengangkat teleponnya.
BOWO
Ya, dengan siapa?
INTERCUT
21. EXT. RUMAH AJI - DEPAN RUMAH PEKERJA - PAGI
CAST: Bunga, Nawang.
Bunga tersenyum senang, mendengar Bowo mengangkat teleponnya.
BUNGA
Assalamualaikum, halo, halo, Mas Bowo, ini Bunga, Mas ini Bunga.
Bowo terkejut, sedikit menjauhkan telinga.
BOWO
Waalaikumussalam, iyaya Dek Bunga, yaampun jangan teriak-teriak!
BUNGA
(Tertawa kecil) Mas, bilang sama Simbok Bunga sudah kerja, rumahnya besar banget lo Mas.
Nawang yang berada di samping Bunga tersenyum sinis, mulutnya meniru-niru ucapan Bunga.
Mbok Yah yang masih terbaring, memberi isyarat pada Bowo untuk memberikan handphonenya.
BOWO
E e.. iya ini aku sama Simbok, e.
MBOK YAH
Gek ndi!
Ayo mana!
(Suaranya lirih)
Bowo memberikan handphonenya pada Mbok Yah.
MBOK YAH
Ndhuk, syukurlah kamu sek kerasan ya cah ayuku, ojo mikirke Simbok wae, Simbok uwes tenang, asal kamu seneng ya tapi!
Nak, syukurlah kamu yang kerasan ya nak cantikku, jangan mikirin Simbok aja, Simbok udah tenang, asal kamu bahagia ya tapi!
Bunga mengangguk pelan, wajahnya layu terharu.
BUNGA
Simbok, Bunga juga bakal kerasan kalo Simbok sehat-sehat, Simbok jaga kesehatan nggih!
CUT BACK TO
ESTABLISH: Mbok Yah yang semringah bercerita dengan Bunga, tanpa mengatakan yang sebenarnya jika sedang di rumah sakit.