Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Jika Sayap ke Surga Utuh
Suka
Favorit
Bagikan
10. Siapa Aji? (Scene 39-43)

39. INT – RUMAH AJI – KAMAR BUNGA – MALAM

CAST: Bunga

Kita melihat dari awal masuk kamar Bunga, terlihat Bunga yang duduk di kasur, memegangi handphone, Bunga hanya menatap-natap depan.

BUNGA (VO)

Ini semua ada apa?

CU: handphone yang di bawa Bunga, digerakkan atas bawah.

BUNGA (VO)

Mana mungkin ini semua tanpa alasan? Atau, semua ini potong gaji nanti. (beat) Tapi memang bakal berapa gajinya? Ini semua sudah banyak padahal.

(Wajah Bunga yang mendesah lesu.)

BUNGA (VO)

Ga, aku ga boleh lengah, kamu ga hanya bekerja Bunga, kamu harus mencari tahu, apalagi dengan sikap Pak Aji, siapa Pak Aji? Dan rumah ini?

Bunga menggeleng-nggeleng dan menggigit bibirnya.

BUNGA (VO)

Aku harus memulainya dari sekarang. Ya.

Mengangguk-anggukan kepala, Bunga lalu beranjak dari duduknya. Sejenak terdiam saat berdiri, dilihat handphone yang sedari tadi dipegang-pegang. Bunga lalu melihat belanjaannya yang masih di atas meja. Ia menghela napas panjang dan keluar dari kamarnya.

40. INT. RUMAH AJI – MALAM

CAST: Bunga, Aji.

SLOW MOTION: Bunga yang berjalan sampai di tangga paling atas.

Bunga menengok pintu kamar Sasa dan ia terus berjalan melewatinya.

INSERT – RUANG KERJA AJI

Back to scene 1

CU: kaki Aji melangkah menuju pintu.

FX: suara ketukan pintu dari luar.

SLOW MOTION: Aji membuka pintu ruang kerjanya.

CUT BACK TO

Bunga berdiri tepat di depan pintu ruang kerja Aji. Pintunya sudah dibuka, tapi Bunga masih terdiam.

BUNGA (VO)

Kenapa ini? (Beat) Ya Allah, kenapa rasanya Bunga sudah lama mengenal Pak Aji, degub ini berbeda rasanya.

Bunga masih menatap Aji, begitu pun Aji yang hanya menatap Bunga. Bunga lalu menunduk.

BUNGA

Maaf Pak.

Bunga meninggalkan Aji yang masih berdiri di tengah pintu. 

41. INT. RUMAH MBOK YAH – KAMAR MBOK YAH - MALAM

CAST: Mbok Yah

Mbok Yah duduk di tepian ranjang. Terlihat Mbok Yah tengah menulis di buku yang diambil dari kamar Bunga. Kamar Mbok Yah diterangi oleh lampu balon putih, sebuah lemari kayu terdapat di samping ranjangnya, juga meja kecil di sisi samping satunya. Lantainya plester semen, terdapat satu jendela yang berkorden kain batik tepat menghadap ranjangnya.

MBOK YAH

Maafin Simbok, Ndhuk.

Menatap-natap atas dan menghela napas panjang

MBOK YAH

Aku bukan Bundamu.

Mbok Yah menyobek kertas dari bukunya. Ia melipat-lipat kertas itu, tangannya sedikit bergetar.

CU: air mata Mbok Yah mengenai kertas di lipatan atas.

Kertas itu di selipkan pada buku, Mbok Yah menutup buku itu dan menaruhnya di atas meja. Ia menata satu bantal yang ada di ranjangnya, Mbok Yah lalu tertidur.

42. INT. RUMAH AJI – KAMAR BUNGA – MALAM

Bunga memasuki kamarnya dengan tergesa, napasnya sedikit tersengal-sengal. Ia masih berdiri di belakang pintu dan duduk di situ melipat lututnya. Bunga memegangi wajah dan mengusapnya dengan kasar.

BUNGA

Kenapa Bunga, kenapa?

(Menggigit bibir, tangannya memukul-mukul lutut)

BUNGA

Kenapa kamu jadi ga bisa ngomong?

Bunga meluruskan kakinya.

BUNGA

Seharusnya kamu tinggal tanya saja. 

ESTABLISH: Bunga yang duduk di belakang pintu, wajahnya murung lesu ke samping.

BUNGA (VO)

Tapi aneh juga, kenapa rasanya aku seperti sudah lama mengenal Pak Aji?

Bunga menggeleng-nggelengkan wajahnya. Mengusap kembali wajahnya dengan kasar.

BUNGA

Apa mungkin karena Pak Aji yang baik banget? 

(Mendesah lesu)

Bunga lalu mengambil handphone dari saku baju tidurnya.

BUNGA

Tenang Bunga, besok bisa lanjut. 

Kemudian menatap saku, dan mengeluarkan handphonenya.

BUNGA

Aku belum ngabari Mas Bowo pakai nomor baru ini, aku telepon aja.

Mengetik di layar, Bunga langsung mendekatkan handphone di telinganya.

BUNGA

Angkat Mas, angkat!

INTERCUT

43. INT. RUMAH BOWO – KAMAR BOWO – MALAM

Memperlihatkan kamar Bowo yang temboknya bercat biru, lantainya berkeramik putih. Kasurnya busa langsung di lantai dengan alas karpet, menyudut di kamarnya. Bowo yang sebelumnya hanya rebahan dan memainkan handphonenya, seketika terbangun duduk dan mengangkat teleponnya.

BOWO

Iya, halo?

BUNGA

Assalamualaikum Mas, ini Bunga.

BOWO

Waalaikumussalam, oh ya Dek.

BUNGA

Ini nomor baru Bunga, alhamdulilah sudah ada hp baru.

BOWO

Oh ya, Dek? Alhamdulillah, ikut seneng deh.

BUNGA

Mas, Bunga kangen sama Simbok, pengen ngomong sama Simbok, tapi kayaknya sudah tidur ya di rumah?

Wajah Bowo sedikit bingung.

BOWO

Eh, iya Dek. Pasti Simbok sudah tidur, ya pasti mau-mau aja kamu telepon, tapi bukannya lebih baik Simbok harus sering-sering istirahat, kan? 

CUT BACK TO

Bunga masih duduk di belakang pintu, ia mengangguk-angguk mendengar Bowo. 

BUNGA (VO)

Lagian, aku ga boleh cerita sama Simbok, (beat) ya, aku jalani sendiri aja.

BUNGA 

Iya Mas, kasian Simbok, Bunga juga tahu pasti berat banget buat Simbok lepas Bunga kerja jauh ke sini.

(Mendengar jawaban telepon)

BUNGA

Iya Mas. (Beat) Ya sudah aja ya Mas, Bunga mau istirahat, makasih Mas Bowo.

(Mendengar jawaban telepon)

Bunga lalu mematikan teleponnya, tak lagi mendekatkan telepon di telinganya.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)