Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
4. INT. RUMAH MBOK YAH - KAMAR BUNGA - MALAM
CAST: Bunga, Mbok Yah.
Di atas dipan kamarnya, Bunga melipat-lipat baju, memasukkan pada tasnya. Yang terakhir, ia memegang sebuah bingkai kecil.
CU: bingkai fotonya saat bayi di pangkuan Bunda (mirip dengan foto di awal cerita, yang dilihat Bunga terlihat semua)
BUNGA
Bunda, Bunga akan bertemu Ayah.
(Bingkai dicium dan didekap)
INSERT - DI BALIK PINTU KAMAR BUNGA
Mbok Yah mendengarkan Bunga dari sebalik pintu.
CUT BACK TO
Bunga terlihat dari pintu yang dibuka.
SLOW MOTION: jalan ke arah Bunga yang masih mendekap bingkai foto.
Memegang bahu kanan, Bunga terkejut.
BUNGA
Haaa, ah Simbok.
CU: Mbok Yah tersenyum.
MBOK YAH
Cah ayu, uwes bengi, teruske sesok!
Anak cantik, sudah malam, lanjutkan besok!
(Mengelus jilbab Bunga)
BUNGA
Nggih Mbok, Bunga besok harus berangkat pagi, biar ga buru-buru di jalan.
Iya Mbok...
Simbok tersenyum, kemudian batuk-batuk.
BUNGA
Mbok, Mbok, Simbok sare nggih, monggo Bunga anter.
Mbok, Mbok, Simbok tidur ya, mari Bunga antar.
Simbok mengangguk dan tersenyum, mengikuti arahan Bunga, beranjak keluar dari kamar.
CU: bingkai foto yang ada di atas tas, lalu tas Bunga.
FADE IN
5. EXT. RUMAH MBOK YAH - TERAS - PAGI
CAST: Bunga, Mbok Yah, Bowo.
CU: tas Bunga lalu tangan kiri Bunga yang membawa.
MBOK YAH
Hati-hati ya, Ndhuk!
BUNGA
Nggih, Mbok.
Tersenyum dan bersalaman dengan Mbok Yah, Bowo mengikuti.
MBOK YAH
(Tertawa) kowe ngeter Bunga wae, ojo melu lo Wo!
(Tertawa) kamu antar Bunga aja, jangan ikut lo Wo!
BOWO
Walah, nggih jelas Mbok, kepripon nasib bengkelnya Bowo, baru merintis, ya buat masa depan sama Dek Bunga juga to. Hum, coba aja ga dadakan keputusannya, Bowo bisa cari orang dulu.
MBOK YAH
Halah rasah galu!
BUNGA
Galu, nopo ya Mbok?
MBOK YAH
Kae lo Ndhuk, angen-angen?
...angan-angan?
BUNGA
Halu, Mbok?
Simbok tertawa, juga Bunga.
BOWO
Ampun ngotenlah Mbok, niki niku pon sakestu, serius, paling serius.
Jangan gitulah Mbok, ini itu sudah sebenarnya...
MBOK YAH
Hah, wes, wes, ra ono enteke Wo, Bowo, ngladeni kowe ki, ndang do mangkat! Selak awan.
Hah, udah, udah, ga ada habisnya, Wo, Bowo, nglayani kamu tu, sana pada berangkat! Keburu siang.
BUNGA
Pamit nggih Mbok, Assalamualaikum.
BOWO (OS)
Assalamualaikum Mbok.
MBOK YAH
Waalaikumussalam.
Bunga dan Bowo keluar dari teras rumah.
MBOK YAH
Ndhuk?
Bunga menghentikan langkahnya, begitu juga Bowo.
MBOK YAH
Hati-hati ya, ojo tinggalke salat, doake Bundamu!
Hati-hati ya, jangan tinggalkan salat, doakan Bundamu!
BUNGA
Siap, Mbok!
Bunga dan Bowo melanjutkan langkah keluar.
BOWO
Sini tasnya tak bawain Dek.
BUNGA
Makasih Mas, biar Bunga bawa pangku aja, Mas Bowo fokus nyetir.
BOWO
Okedeh siap Dek.
Menggunakan motor, Bunga dan Bowo meninggalkan rumah Mbok Yah.
6. EXT. JALANAN JOGJA - PAGI
CAST: Bunga, Bowo.
ESTABLISH: Selokan Mataram
MONTAGE: Melewati Monumen Jogja Kembali. Lalu memperlihatkan Tugu Jogja, plakat arah Malioboro, dan Stasiun Tugu.
CU: wajah Bunga yang melihat-lihat samping jalan.
FLASH BACK
DISSLOVE TO
Sebuah kertas yang terlipat-lipat dijatuhkan dari dalam mobil oleh seorang laki-laki.
AJI
Ambilah!
Ambilah!
Ambilah!
(Terngiang-ngiang)
CUT BACK TO
7. EXT. STASIUN TUGU JOGJA - SIANG
CAST: Bunga, Bowo.
CU: wajah Bunga yang masih melamun.
BOWO (OS)
Dek?
Bunga memejamkan mata dan menghela napas panjang.
BUNGA (VO)
Bunda, Bunga akan bertemu Ayah.
BOWO
Dek Bunga, Dekkk?
Bowo mengeraskan suara.
BUNGA
Dalem, ya, ya Mas?
Iya...
BOWO
Dah sampai ni lo, masak gamau turun. Iya Mas paham, berat berpisah sama seorang Bowo.
BUNGA
Ih, dasar Mas Bowo!
Bunga mengangkat tas dan turun dari motor. Bowo meringis.
BOWO
Yaudah, monggo Dek cantik!
Bunga dan Bowo memasuki Stasiun Tugu Jogja.
ESTABLISH: suasana stasiun.
BUNGA
Mas Bowo, bener ya, Bunga titip Simbok, sering-sering tengok Simbok, nggih!
BOWO
Iya, siap. (Beat) Dek Bunga fokus kerja aja, Bowo bersyukur Dek Bunga pasti lebih enak kerjanya, ga capek-capek keliling bawa gerobak bakso lagi.
BUNGA
Bunga, Bunga...
Bunga menghentikan jalannya.
BOWO
Kenapa Dek?
BUNGA
Bunga ga berniat kerja di sana terus kok Mas.
BOWO
Loh, lah kenapa Dek?
BUNGA
Ya mana mungkin Bunga tinggalin Simbok lama-lama Mas, Bunga niatnya cuma mau cari Ayah.
Mendengar nada bicara Bunga yang sedikit meninggi, Bowo menatap lunak Bunga.
BOWO
Tapi Dek, apapun hasilnya nanti, tetap sabar ya, yang terpenting jangan gegabah.
BUNGA
Iya, pasti Mas. Ya, karena kata Simbok rumah Pak Aji ini, tempat tinggal kami dulu juga, dan kertas yang dijatuhkan saat itu, Bunga kira ini kejanggalan yang terencana, pasti Bunga cepat dapat jawaban sesampai rumah itu.
BOWO
Ya berarti Dek Bunga ni orang kayalah, kenapa sama Simbok harus di bawa ke Jogja, dan jadi hidup susah?
BUNGA
Bunga ga masalahin itunya Mas. Tapi kalo kenapa dipisahkan sama Ayah, itu yang mau Bunga cari tahu. Karna, Simbok ga ngasih tahu lebih alasannya, Simbok bilang bakal sedih katanya. Jadinya mana mungkin Bunga paksa. Hanya saja, menurut Simbok, saat itu ga ada pilihan lain, Bunga emang lebih baik pisah sama Ayah.
Ujung mata Bunga mengeluarkan air mata, Bowo memberikan lap pada Bunga.
BOWO
Ini Dek, sabar ya.
BUNGA
Iya Mas, makasih ya.
Terus...
Melanjutkan perjalanan kembali.
BUNGA
Kata Simbok, karena Ayah pula, Simbok tak ingin mengenal lagi. Bunga semakin penasaran apa masalahnya.
Bowo menghentikan langkahnya lagi, Bunga mengikuti.
BOWO
Maaf Dek, kalo sudah tahu, apakah Dek Bunga bakal kaya Simbok juga jadinya, gamau kenal?
Bunga tersenyum, dan menggeleng.
BUNGA
Kalo mencari jawaban karena ingin pergi, Bunga sekalian aja gamau nyari tahu. Hanya saja, bagaimanapun Ayah Bunga tetaplah seorang Ayah, Bunga adalah darah dagingnya.
Bowo mengangguk mengerti.
BUNGA
Bunga pamit ya Mas, jangan bilang Simbok kalo Bunga sebenarnya gamau kerja terus di sana.
BOWO
Baik Dek, ati-ati ya!
BUNGA
Iya Mas, Assalamualaikum.
BOWO
Waalaikumussalam.