Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Jika Sayap ke Surga Utuh
Suka
Favorit
Bagikan
8. Perlakuan Berbeda (Scene 29-32)

29. INT. RUMAH AJI – PAGI

CAST: Bunga, Aji, Nawang.

Langkah Aji menuruni tangga, terlihat ruang tengah yang kosong tak ada orang selainnya. Lalu datang Nawang dari pintu luar.

AJI

Nawang? Kemari!

Nawang langsung melihat sumber suara, lalu berlari kecil menuju Aji yang masih di bawah tangga.

NAWANG

Iya Pak?

AJI

Bunga di mana?

NAWANG (VO)

Woalah, manggil aku cuma mau nanyain bocah deso itu.

Nawang memeras-meras lap yang di bawanya.

AJI

Wang? (Beat) Oh, atau masih di taman? Bukankah itu seharusnya tugasmu?

Nawang tersentak kebingungan, tangannya yang memegang lap sedikit bergetar.

NAWANG

E..e. Maaf Pak, tapi Mbak Bunga yang minta sendiri.

AJI

Ya sudah, sekarang panggilkan dia!

NAWANG

Baik Pak.

Nawang membalikkan tubuhnya, memeras-meras lapnya kembali, mulutnya memancung menggerutu, ia lalu hendak melangkah keluar, tapi Bunga kemudian sudah masuk.

NAWANG

Eh itu Pak.

CU: Aji yang menoleh arah Bunga, ia tersenyum.

Nawang melambaikan tangan pada Bunga, lalu Bunga menghampiri Aji dan Nawang.

BUNGA

Ehm, Pak Aji manggil Bunga?

AJI

Ah iya, kamu tadi kenapa nyiram taman?

Bunga saling berpandangan dengan Nawang.

BUNGA

Bunga... Bunga memang mau melakukannya Pak.

AJI

Jadi kamu menyukainya?

Bunga mengangguk cepat, wajahnya tersenyum semringah.

AJI

Kalo begitu, kamu boleh melakukannya, tapi cuma nyiram-nyiram saja!

BUNGA

Baik Pak.

Nawang yang masih di belakang Bunga, masih ikut mendengarkan perbincangan Bunga dan Aji, mendengar keputusan cepat Aji untuk Bunga, Nawang menggerutu memancung-mancungkan mulutnya.

AJI

E.. Nawang, kamu silakan lanjut pekerjaanmu!

Nawang terkejut, ia mengangguk dan langsung pergi.

AJI

Siang nanti, kamu ikut saya dan Sasa ke mal!

BUNGA

Baik, Pak.

30. INT. RUMAH SAKIT – RUANG PERAWATAN - PAGI

CAST: Mbok Yah, Bowo.

Suasana ruang perawatan Mbok Yah yang tak banyak berubah, bedside monitor yang terus berbunyi beraturan. Terlihat Mbok Yah masih dalam keadaan terbaring tak sadarkan diri, dan Bowo yang tertidur di kursi samping.

CU: wajah Mbok Yah dan matanya yang terpejam mulai bergerak.

FLASH BACK

DISSLOVE TO

ANDIRA

Mas, Ira suka baju tunik ini, yang beli Mas, kan?

(Tidak ada jawaban)

ANDIRA

Ya sudah, Ira pakai sama jilbab segiempat ungu muda ini ya, bagus kan?

(Tidak ada jawaban)

Andira menghela napas, mengamati lengan kanan yang membelakanginya.

ESTABLISH: Andira dari lengan kanan menuju pintu keluar seperti ada yang memerhatikan mereka.

INSERT - DARI BALIK PINTU

Mbok Yah berjalan cepat setelah melihat Andira yang ada di dalam kamar. Lalu berhenti di depan pintu kamar samping, tangan Mbok Yah menahan mulutnya yang menangis, membentur-benturkan kepala dengan rambutnya yang diikat tali berbentuk bunga hitam sedikit besar. 

Lalu Mbok Yah masuk ke kamarnya, terdengar pintu kamar samping tertutup begitu keras setelah itu terdengar isak tangis dari kamar samping.

CUT BACK TO

CU: wajah Mbok Yah yang merapat-rapatkan matanya, dan terus menggeleng-geleng.

MBOK YAH

Tidak, tidak.

Bowo lalu terbangun, mendekati Mbok Yah yang belum tersadar dari mimpinya.

BOWO

Mbok, Simbok, Simbok hanya mimpi, tenang Mbok, bangunlah!

FLASH BACK

DISSLOVE TO

Di sebuah kamar, Andirawati terbaring lemah di ranjang. Balita kecil berumur dua tahun terdapat di samping kirinya, tengah tertidur pulas. Di samping kanan tepian ranjang, Mbok Yah duduk dan menangis.

MBOK YAH

Nak, maafin...

(Sambil menangis)

ANDIRA

Sut, Ira sudah ikhlas, insyaaAllah rido dengan ini.

(Suara pelan, lemah)

Andira lalu mengamati Bunga kecil yang tertidur di samping kirinya.

ANDIRA

Ira hanya berpesan, jaga bidadari kecil ini, dia tak pernah bersalah dengan semua ini... Hek.

(Menghela napas panjang, wajahnya terlihat menahan rasa sakit)

Mbok Yah lalu menghampiri Bunga kecil, dan menggendongnya. Wajah Andira lalu terjatuh ke samping dengan mata terpejam, mulutnya sedikit menyunggingkan senyum.

CU: wajah Mbok Yah yang menggeleng-geleng dan menangis (tanpa suara).

CUT BACK TO

MBOK YAH

Tidak, tidak, maaf.

BOWO

Mbok, bangunlah.

Memperlihatkan tangan Mbok Yah bergetar di atas selimut yang menutupi perut dan kakinya. Lalu Bowo memegangnya, Mbok Yah tak lagi mengigau, tangannya lalu tenang. Pelan mata Mbok Yah terbuka. Bowo menghela napas panjang, dan masih memegangi tangan Mbok Yah.

BOWO

Alhamdulillah, Simbok sudah sadar.

MBOK YAH (VO)

Bunga, sekarang kamu di sana Ndhuk.

BOWO

Mbok?

Mbok Yah lalu mengamati Bowo.

MBOK YAH

Ayo Le, bawa aku balik yo!

Bowo terkejut, tangan Mbok Yah berbalik memegangnya.

BOWO

Tapi Simbok...

MBOK YAH

Le, aku pingine balik.

Bowo mengangguk, wajahnya menunduk layu.

31. EXT. RUMAH AJI – DEPAN RUMAH - SIANG

CAST: Bunga, Aji, Sasa.

Memperlihatkan hamparan taman bunga depan rumah Aji, lalu dari dalam rumah, keluar Aji, tak lama lalu Sasa.

AJI

Mana Bunga?

SASA

Hem, masih pake jilbab katanya.

INSERT – TAMAN SAMPING

Nawang mengamati Aji yang akan pergi ke mal.

NAWANG

Woalah dasar, tetap ada apa-apanya ini, masak ke mal sampai diajak. Ihhh!

(Menghentak-hentakan kaki)

NAWANG

Haduh, Pak Aji juga masih ganteng banget sih. Mbak Sasa, semisal nanti lama-lama Bunga jadi mama mudamu, juga masih mending aku huh, lebih cocok dari bocah deso itu deh. 

Mengangguk-angguk dan terus mengamati Aji dan Sasa.

ALIM

Apanya yang cocok?

Terdapat Alim yang sudah ada di belakang Nawang, suaranya meninggi. Nawang terkejut dan memutar badannya.

ALIM

Jaga ucapanmu lo Wang! Jangan duga-duga yang aneh! Kalo sampai kedengaran sama orang-orang sini, bisa ngurangi citra baik Pak Aji lo!

NAWANG

Loh, eh, Pak Alim apasih, gausah lebay deh. Itu lo yang cocok ke mal maksudnya ya kaya aku, Pak Alim, yang sudah lama kerja gini.

ALIM

Kamu pikir aku ga denger? Kamu harusnya jaga sikap, jangan kebablasan ikuti pikiran burukmu, ya kita ga tahu, Pak Aji bisa saja memang mau angkat jadi anaknya, ya bisa jadi aja. Kamu belum tahu keadaan Mbak Bunga juga kehidupannya di Jogja, jangan asal kalo ngomong, hah! Ga mikir umurnya saja hampir sama kaya Mbak Sasa.

Alim lalu meninggalkan Nawang yang menjadi kebingungan dan ketakutan karena Alim yang marah. Wajah Nawang menggeleng-menggeleng bingung.

NAWANG

Aduh, eh. Pak Alim jangan murka deh.

Wajah Nawang terus menggeleng bingung.

NAWANG

Ya, duh, duga aja aku.

(Suaranya melirih)

NAWANG

Oh, jadi mau diangkat jadi anaknya toh.

Sambil menengok-nengok Aji dan Sasa.

CUT BACK TO

Bunga kemudian keluar, Aji dan Sasa bersamaan melihatnya, Aji sedikit terkejut melihat pakaian yang dikenakan Bunga. Aji menatap sedikit lama, tunik dan jilbab ungu muda yang dulu dipakai Andira.

CU: dari celana putih Bunga, lalu tunik yang sampai lutut dan jilbab ungu muda.

SASA

Pa? Ayo!

AJI

Ah ya, ayo!

BUNGA

Maaf ya, bikin nunggu.

AJI

Iya, gapapa. Ya sudah yok, berangkat!

Menuju mobil yang sudah siap di depan.

AJI

Sasa, kamu duduk di belakang sama Bunga!

SASA

What? Pa ya, ya kenapa?

AJI

Sudah, kamu di belakang!

Wajah Sasa menggerutu kesal, ia lalu duduk di belakang bersama Bunga.

ESTABLISH: jalanan Kota Jakarta, terlihat lalu lalang kendaraan yang melintas.

32. INT. MAL – SIANG

CAST: Bunga, Aji, Sasa.

ESTABLISH: Bunga, Aji, dan Sasa yang berjalan di mall.

AJI

Mau have fun, ya wajahnya harus ceria dong!

Sasa mengangkat alisnya mendengar ucapan Aji, sementara Bunga lalu tersenyum dan kembali menengok-nengok sekelilingnya.

SASA (VO)

Ya lagian kenapa harus nemenin Mbak Bunga tadi?

ESTABLISH: Aji yang berjalan menengahi Bunga dan Sasa.

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar