Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Jika Sayap ke Surga Utuh
Suka
Favorit
Bagikan
3. Merantau II (Scene 8-13)

8. INT. RUMAH AJI - KAMAR BUNGA - PAGI

CAST: Aji, Andira.

ESTABLISH: sebuah kamar yang bersih siap digunakan.

CU: langkah Aji mendekati lemari lalu membukanya, baju-baju tunik juga terdapat jilbab, dan memegang salah satu tunik beserta jilbab ungu muda yang di ujung (persis dengan yang di pakai Bunda Andira seperti di awal cerita dan yang dilihat Bunga)

FLASH BACK

DISSLOVE TO

ANDIRA

Mas, Ira suka baju tunik ini, yang beli Mas, kan?

(Tidak ada jawaban)

ANDIRA

Ya sudah, Ira pakai sama jilbab segiempat ungu muda ini ya, bagus kan?

(Tidak ada jawaban)

Andira menghela napas, mengamati lengan kanan yang membelakanginya.

ESTABLISH: Andira dari lengan kanan menuju pintu keluar seperti ada yang memerhatikan mereka.

CUT BACK TO

Lemari ditutup.

9. INT/EXT. KERETA API - SORE

CAST: Bunga

FX: bunyi kereta api yang melaju.

CU: wajah Bunga mengamati pemandangan (menghadap jendela), kemudian mengamati kertas lowongan pekerjaannya.

BUNGA (VO)

Bunda, kenangan sudah terkikis waktu. Bunga sudah lupa bagaimana kebersamaan kita, hanya tinggal cerita.

INSERT - KERETA YANG MELINTASI REL

ESTABLISH: pemandangan kereta yang melintasi rel.

BUNGA (VO, OS)

Cerita dari Simbok, tentang cinta Bunda, kasih sayang Bunda. Hingga kepergian Bunda dari serangan jantung itu. Semua tinggal cerita buat Bunga. Dan, jika diizinkan Bunga ingin melihat sayap Bunga yang lain, yaitu Ayah.

Huh, (beat) jika sayap ke surga utuh. Bunga adalah anak yang beruntung memiliki kalian. Bahkan meski dari perpisahan ini, Bunga tetap bersyukur. Bunga selalu mendoakan, Bunda bahagia di sisi Allah, dan Ayah baik-baik saja di mana pun keberadaannya.

CUT BACK TO

CU: air mata Bunga yang mengenai kertas lowongan pekerjaan (mengenai nama Bapak Aji) dengan cepat ia menyeka air matanya menggunakan jilbab, lalu Bunga memejamkan matanya.

INSERT - LANGIT

Matahari sore bergulir, semakin gelap.

10. INT. RUMAH MBOK YAH - MALAM

CAST: Mbok Yah

Langkah Mbok Yah mendekati kamar Bunga, lalu membuka pintu langsung menghidupkan lampunya.

ESTABLISH: remang-remang kamar Bunga pada bolam lampu putih kecil.

CU: wajah Mbok Yah yang tersenyum menatap kamar Bunga.

Mendekati meja samping tempat tidur. Kemudian Mbok Yah batuk-batuk. Tangannya meraih laci dengan gemetar, hendak membuka tapi batuknya semakin keras, Mbok Yah terjatuh pingsan.

11. INT/EXT. STASIUN GAMBIR - MALAM

CAST: Bunga, Aji

Bunga turun dari kereta, langsung mencari-cari seseorang yang menjemputnya.

BUNGA (VO)

Katanya Bunga dijemput, tapi siapa ya? Apa tanya Pak Aji saja?

Bunga merogoh handphone dari tasnya.

BUNGA

Masak? (Beat) Ga ga.

ESTABLISH: Bunga dari kejauhan diperhatikan Aji.

SLOW MOTION: Aji mendekati Bunga yang tengah mengetik di layar handphonenya, terlihat Bunga sedikit cemas, tangannya gemetar, ia mengetik seperti salah-salah.

CU: wajah Bunga yang cemas tangannya gemetar mengetik.

BUNGA (VO)

Ayolah, alamat ini pasti benar, dan pasti kamu bukan ingin ditipu Bunga, bukannya ini semua penuh kejanggalan, pasti nanti ada jawaban.

SLOW MOTION: langkah semakin dekat.

CU: wajah Bunga semakin cemas, masih dengan tangannya yang mengetik di layar.

AJI

Nak Bunga?

Bunga terkejut, handphonenya terjatuh.

BUNGA

Ha, Bapak, (beat) Pak Aji?

Aji mengangguk, dan jongkok memunguti handphone Bunga yang bagiannya menjadi terpisah-pisah.

BUNGA

Biar Bunga saja Pak.

Aji sudah selesai memunguti, lalu langsung menyatukannya.

AJI

Sepertinya ga bisa hidup lagi, kenapa sampai bisa jatuh? Saya cuma panggil kamu.

BUNGA

Bunga cuma kaget, da...

AJI

Takut kalo kamu ditipu?

(Tersenyum kecil)

Bunga ragu mengangguk, tapi sudah sedikit mengangguk.

AJI

Mari pulang!

BUNGA

Pulang? E... e.

AJI

Haha, iya maksudnya ke rumah saya.

Bunga mengikuti langkah Aji, ia menunduk murung untuk handphonenya yang tak bisa hidup lagi.

ESTABLISH: suasana stasiun.

AJI

Silakan!

CU: pintu mobil yang dibukakan Aji.

BUNGA

Bunga, ga duduk di belakang aja Pak?

AJI

Tenang Bunga! Nak, mana mungkin saya macam-macam sama kamu, gausah khawatir. Begini, kalo saya sampai macam-macam kamu bisa teriak-teriak, kan? Terus orang-orang bisa ngejar, haha. Ya lagian kamu di belakang, saya jadi kaya sopir ya.

Bunga mengangguk pelan, tasnya diambil oleh Aji, dimasukkan ke belakang. Mobil lalu keluar dari stasiun.

12. INT. MOBIL AJI - MALAM

AJI

Gimana perjalananmu, Nak?

BUNGA

Alhamdulillah, lancar Pak.

AJI

Ga mabuk, kan? Haha.

Bunga terkejut, sedikit tertawa.

BUNGA

Bunga banyak tidur kok Pak.

Aji mengangguk, masih tersenyum.

AJI

Baguslah kalo ga kenapa-kenapa. Nanti sampai rumah kamu langsung istirahat ya, harus itu. Ya kamu disuruh pakai pesawat gamau, padahal saya pasti transfer berapa pun biayanya, dan maunya malah kereta.

BUNGA

(Tertawa kecil) Bunga emang sudah lama pengen naik kereta Pak.

AJI

Pesawat, gamau juga?

BUNGA

Ee (beat) mau, tapi nantilah bisa setelah kereta.

Aji mengangguk-angguk, senyumnya pulas dengan kedatangan Bunga.

INSERT - JALANAN KOTA JAKARTA

ESTABLISH: suasana malam jalanan kota Jakarta, dan memperlihatkan Monumen Nasional.

CUT BACK TO

13. EXT. RUMAH AJI - DEPAN RUMAH - MALAM

CU: pintu mobil dibuka, Bunga keluar.

AJI

Selamat datang di (beat) rumah, Nak.

ESTABLISH: rumah mewah dua lantai.

Bunga mengamati rumah mewah Aji tanpa kedip, ia lalu menunduk.

AJI

Ayo, masuklah!

BUNGA

Bunga, ga langsung kerja?

Aji menghela napas, menggeleng pelan.

AJI

Saya sudah bilang, kamu langsung istirahat, tapi makan dulu terus bersihkan badan dan baru tidur, nanti saya tunjukkan kamarmu. Lagian pekerja lain juga sudah pada di ruangannya sendiri, ini sudah bukan jam kerja, Nak.

Bunga mengangguk, ia mengikuti Aji yang memasuki rumah, matanya terus menatap-natap sekeliling.

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar