Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Jika Sayap ke Surga Utuh
Suka
Favorit
Bagikan
4. Pekerjaan (Scene 14-17)

14. INT/EXT. RUMAH SAKIT - PAGI

CAST: Mbok Yah, Bowo, Dokter (Perempuan), Perawat (Perempuan).

Bowo tergesa-gesa bersama Perawat mendorong ranjang stretcher Mbok Yah yang tidak sadarkan diri.

PERAWAT

Mohon tunggu di luar ya!

Bowo mengangguk, wajahnya sangat cemas.

BOWO (VO)

Kenapa Bunga ga ngabari lagi ya, tak coba telepon lagi aja.

Merogoh handphone di saku jaketnya, Bowo mencoba menghubungi Bunga.

BOWO

Kok ora aktif?

Mencoba lagi dan masih tidak aktif.

BOWO

Bunga... kamu kemana, kayaknya Simbok ga bisa ditinggal kamu ini. Ya ampun.

Mencoba mengetik untuk chat Bunga.

BOWO

Semoga nanti cepat aktif terus di baca.

Wajah Bowo sangat cemas, ia lalu duduk di tempat duduk yang ada di belakangnya.

15. INT. RUMAH AJI - PAGI

CAST: Bunga, Aji, Sasa.

Bunga keluar kamar, langkahnya sedikit tergesa untuk menuju dapur.

AJI

Bunga?

Bunga membalikkan tubuhnya, menghadap Aji, ia terkejut.

BUNGA

Iya Pak?

AJI

Mau kemana?

BUNGA

Dapur Pak, kan.. buat sarapan.

Aji tersenyum dan menggeleng.

AJI

Ikut saya!

Bunga mengikuti Aji, wajahnya sedikit murung.

BUNGA (VO)

Ya Allah, padahal Bunga mau cari hp dulu, Bunga belum chat Mas Bowo lagi, terakhir cuma ngabari kalo keretanya sudah mau sampai.

Bunga memejamkan mata karena cemasnya, ia mengehela napas panjang, dan masih mengikuti langkah Aji dari belakang.

AJI

Duduk!

Dengan wajah yang masih tetap layu, Bunga mengikuti perintah Aji, duduk di kursi ruang tengah.

AJI

Kamu belum tahu kan tugasmu di sini, jadi kenapa buru-buru kerja?

BUNGA

Maaf Pak, Bunga, Bunga, Pikir..

AJI

(Tertawa kecil) sudah, bukan nyalahin, saya mau jelasin kalo kamu ga mempekerjakan seperti itu di sini Nak.

Bunga mengerutkan dahinya, sedikit terkejut.

BUNGA

Lalu?

AJI

Kamu cukup menemani kami di rumah ini, sudah ada pekerja lain dari rumah belakang yang nanti mempekerjakan semua, nah kalo kamu tinggal di rumah utama ini, hanya ada saya dan putri saya, Sasa.

(Aji lalu berdiri)

Menemani kami makan di ruang makan, menyiapkan makanannya, bersih-bersih ruang tengah ini saja sama tentunya kamarmu sendiri, ohya ada lagi, jaga ikan kesayangan saya di aquarium itu, mengerti Nak?

Bunga mengangguk dengan keraguan, ia seperti tidak menyangka.

BUNGA (VO)

Jadi ini pekerjaannya?

Sasa (18) keluar dari kamarnya menemui Aji dan Bunga.

SASA

Pagi, Pa.

AJI

Pagi Nak, nah Bunga itu putri saya Sasa, panggil saja Sasa ya, jangan Mbak atau ya apa pokoknya Sasa saja.

Bunga kembali mengangguk, ia berjabat tangan dengan Sasa.

BUNGA

Bunga.

SASA

Sasa, Mbak, selamat datang di rumah ini ya.

Bunga tersenyum simpul.

16. INT. RUMAH SAKIT - RUANG IGD - PAGI

CAST: Mbok Yah, Bowo, Dokter, Perawat.

Memperlihatkan Dokter dan Perawat yang menyiapkan pemeriksaan Mbok Yah.

INTERCUT

17. INT. RUMAH AJI - RUANG MAKAN - PAGI

CAST: Bunga, Aji, Sasa.

Di rumah Aji, Bunga menyiapkan sarapan.

Di ruang IGD, mata Mbok Yah sudah pelan-pelan terbuka.

CU: kegesitan Bunga menyiapkan makanan, dari arah tatapan Aji.

CUT BACK TO

Dokter memeriksa Mbok Yah yang mulai sadarkan diri

INSERT - LUAR RUANGAN IGD

Dokter yang memeriksa Mbok Yah keluar dari ruangan, dengan cepat Bowo menghampiri.

BOWO

Gimana keadaan Simbok, Dok?

DOKTER

Pasien sudah sadar, tapi keadaannya masih lemah.

CUT BACK TO

Dalam keadaan sadar dan mata yang layu, Mbok Yah menatap langit-langit ruangan.

MBOK YAH (VO)

Wes wancine, wong tresno iki kudu lungo, nanging tresno liyo bakal tetep ono, Gusti tansah mangerti, sing jogo rogo ugo ati.

Sudah waktunya, orang cinta ini harus pergi, tapi cinta lain akan tetap ada, Tuhan selalu mengerti, yang menjaga raga juga hati.

INSERT - LUAR RUANGAN IGD

BOWO

Saya boleh melihatnya Dok?

DOKTER

Silakan, tapi sebaiknya jangan lama-lama biarkan pasien istirahat dulu.

BOWO

Baik Dok.

CUT BACK TO

Mbok Yah yang terbaring, pelan membuka mata dengan lebar, mendengar langkah Bowo datang.

MBOK YAH

Kowe urung ngabari Bunga, kan Le?

Kamu belum kabari Bunga, kan Nak (cowok)?

BOWO

Maaf Mbok, nomor Bunga ga aktif e.

MBOK YAH

Baguslah, jangan kabari ya.

Bowo menatap keheranan.

BOWO

Tapi keadaan Simbok?

MBOK YAH

Le, aku iki ora gene-gene, wes biasa wong tuo, penting kowe ojo ngabari Bunga yo!

Nak, aku ini nggak kenapa-kenapa, sudah biasa orang tua, penting kamu jangan kabari Bunga ya!

Wajah Bowo masih keheranan.

MBOK YAH

Mestine yo rung oleh opo-opo.

(Suaranya lirih sambil menatap atas lagi)

BOWO

Hem, Simbok wau ngendiko nopo ya?

Hem, Simbok tadi ngomong apa ya?

MBOK YAH

Ra, ora popo, huk huk.

(Batuk-batuk)

BOWO

Ha Mbok, Simbok istirahat saja ya, Bowo keluar dulu.

Simbok mengangguk.

MBOK YAH

Aku wes percoyo kowe ya Le, ojo omong Bunga.

Aku sudah percaya kamu ya Nak, jangan adukan Bunga.

BOWO

Nggih Mbok.

Bowo keluar dari ruangan, Mbok Yah mulai memejamkan mata kembali.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)