Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
14. INT/EXT. RUMAH SAKIT - PAGI
CAST: Mbok Yah, Bowo, Dokter (Perempuan), Perawat (Perempuan).
Bowo tergesa-gesa bersama Perawat mendorong ranjang stretcher Mbok Yah yang tidak sadarkan diri.
PERAWAT
Mohon tunggu di luar ya!
Bowo mengangguk, wajahnya sangat cemas.
BOWO (VO)
Kenapa Bunga ga ngabari lagi ya, tak coba telepon lagi aja.
Merogoh handphone di saku jaketnya, Bowo mencoba menghubungi Bunga.
BOWO
Kok ora aktif?
Mencoba lagi dan masih tidak aktif.
BOWO
Bunga... kamu kemana, kayaknya Simbok ga bisa ditinggal kamu ini. Ya ampun.
Mencoba mengetik untuk chat Bunga.
BOWO
Semoga nanti cepat aktif terus di baca.
Wajah Bowo sangat cemas, ia lalu duduk di tempat duduk yang ada di belakangnya.
15. INT. RUMAH AJI - PAGI
CAST: Bunga, Aji, Sasa.
Bunga keluar kamar, langkahnya sedikit tergesa untuk menuju dapur.
AJI
Bunga?
Bunga membalikkan tubuhnya, menghadap Aji, ia terkejut.
BUNGA
Iya Pak?
AJI
Mau kemana?
BUNGA
Dapur Pak, kan.. buat sarapan.
Aji tersenyum dan menggeleng.
AJI
Ikut saya!
Bunga mengikuti Aji, wajahnya sedikit murung.
BUNGA (VO)
Ya Allah, padahal Bunga mau cari hp dulu, Bunga belum chat Mas Bowo lagi, terakhir cuma ngabari kalo keretanya sudah mau sampai.
Bunga memejamkan mata karena cemasnya, ia mengehela napas panjang, dan masih mengikuti langkah Aji dari belakang.
AJI
Duduk!
Dengan wajah yang masih tetap layu, Bunga mengikuti perintah Aji, duduk di kursi ruang tengah.
AJI
Kamu belum tahu kan tugasmu di sini, jadi kenapa buru-buru kerja?
BUNGA
Maaf Pak, Bunga, Bunga, Pikir..
AJI
(Tertawa kecil) sudah, bukan nyalahin, saya mau jelasin kalo kamu ga mempekerjakan seperti itu di sini Nak.
Bunga mengerutkan dahinya, sedikit terkejut.
BUNGA
Lalu?
AJI
Kamu cukup menemani kami di rumah ini, sudah ada pekerja lain dari rumah belakang yang nanti mempekerjakan semua, nah kalo kamu tinggal di rumah utama ini, hanya ada saya dan putri saya, Sasa.
(Aji lalu berdiri)
Menemani kami makan di ruang makan, menyiapkan makanannya, bersih-bersih ruang tengah ini saja sama tentunya kamarmu sendiri, ohya ada lagi, jaga ikan kesayangan saya di aquarium itu, mengerti Nak?
Bunga mengangguk dengan keraguan, ia seperti tidak menyangka.
BUNGA (VO)
Jadi ini pekerjaannya?
Sasa (18) keluar dari kamarnya menemui Aji dan Bunga.
SASA
Pagi, Pa.
AJI
Pagi Nak, nah Bunga itu putri saya Sasa, panggil saja Sasa ya, jangan Mbak atau ya apa pokoknya Sasa saja.
Bunga kembali mengangguk, ia berjabat tangan dengan Sasa.
BUNGA
Bunga.
SASA
Sasa, Mbak, selamat datang di rumah ini ya.
Bunga tersenyum simpul.
16. INT. RUMAH SAKIT - RUANG IGD - PAGI
CAST: Mbok Yah, Bowo, Dokter, Perawat.
Memperlihatkan Dokter dan Perawat yang menyiapkan pemeriksaan Mbok Yah.
INTERCUT
17. INT. RUMAH AJI - RUANG MAKAN - PAGI
CAST: Bunga, Aji, Sasa.
Di rumah Aji, Bunga menyiapkan sarapan.
Di ruang IGD, mata Mbok Yah sudah pelan-pelan terbuka.
CU: kegesitan Bunga menyiapkan makanan, dari arah tatapan Aji.
CUT BACK TO
Dokter memeriksa Mbok Yah yang mulai sadarkan diri
INSERT - LUAR RUANGAN IGD
Dokter yang memeriksa Mbok Yah keluar dari ruangan, dengan cepat Bowo menghampiri.
BOWO
Gimana keadaan Simbok, Dok?
DOKTER
Pasien sudah sadar, tapi keadaannya masih lemah.
CUT BACK TO
Dalam keadaan sadar dan mata yang layu, Mbok Yah menatap langit-langit ruangan.
MBOK YAH (VO)
Wes wancine, wong tresno iki kudu lungo, nanging tresno liyo bakal tetep ono, Gusti tansah mangerti, sing jogo rogo ugo ati.
Sudah waktunya, orang cinta ini harus pergi, tapi cinta lain akan tetap ada, Tuhan selalu mengerti, yang menjaga raga juga hati.
INSERT - LUAR RUANGAN IGD
BOWO
Saya boleh melihatnya Dok?
DOKTER
Silakan, tapi sebaiknya jangan lama-lama biarkan pasien istirahat dulu.
BOWO
Baik Dok.
CUT BACK TO
Mbok Yah yang terbaring, pelan membuka mata dengan lebar, mendengar langkah Bowo datang.
MBOK YAH
Kowe urung ngabari Bunga, kan Le?
Kamu belum kabari Bunga, kan Nak (cowok)?
BOWO
Maaf Mbok, nomor Bunga ga aktif e.
MBOK YAH
Baguslah, jangan kabari ya.
Bowo menatap keheranan.
BOWO
Tapi keadaan Simbok?
MBOK YAH
Le, aku iki ora gene-gene, wes biasa wong tuo, penting kowe ojo ngabari Bunga yo!
Nak, aku ini nggak kenapa-kenapa, sudah biasa orang tua, penting kamu jangan kabari Bunga ya!
Wajah Bowo masih keheranan.
MBOK YAH
Mestine yo rung oleh opo-opo.
(Suaranya lirih sambil menatap atas lagi)
BOWO
Hem, Simbok wau ngendiko nopo ya?
Hem, Simbok tadi ngomong apa ya?
MBOK YAH
Ra, ora popo, huk huk.
(Batuk-batuk)
BOWO
Ha Mbok, Simbok istirahat saja ya, Bowo keluar dulu.
Simbok mengangguk.
MBOK YAH
Aku wes percoyo kowe ya Le, ojo omong Bunga.
Aku sudah percaya kamu ya Nak, jangan adukan Bunga.
BOWO
Nggih Mbok.
Bowo keluar dari ruangan, Mbok Yah mulai memejamkan mata kembali.