Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Here Comes Another Prank
Suka
Favorit
Bagikan
9. Possessive

SC 47. INT. RUANG TENGAH - RUMAH HANA - DAY

Ge dan Hana berdiri berdampingan di ruang tengah sembari menyaksikan berita yang ditayangkan di TV.

REPORTER

...saat ini, tim penyelamat telah diterjunkan di titik banjir akibat hujan semalam. Warga terdampak juga saat ini telah diungsikan ke...

HANA

Itu kan...

Ge mengangguk. Perhatiannya sepenuhnya tertuju pada layar TV. Tampak kecemasan di wajahnya. Tiba-tiba, Hana menarik lengan bajunya pelan, memaksa Ge mengalihkan perhatiannya.

HANA (CONT’D)

Mau keluar aja nggak?

GE

Kemana?

HANA

Temenin aku belanja bulanan.

Ge menghela nafas. Dia mematikan TV dan mengangguk pada Hana dengan tersenyum kecil. Wajah Hana berubah cerah bersama senyum manisnya yang merekah.

CUT TO:

SC 48. INT. SUPERMARKET - NOON

Ge dan Hana berjalan beriringan menyusuri supermarket. Ge mendorong troli yang sudah terisi separuh dengan macam-macam barang. Hana tampak antusias dan bersemangat, tapi Ge tidak terlihat antusias sama sekali. Mereka melewati rak yang menjual perlengkapan kewanitaan

HANA

Kamu tunggu di sini ya. Aku mau cari pembalut di sana.

Ge mengangguk dan berhenti di pinggir lorong, sementara Hana memasuki bagian perlengkapan kewanitaan.

Ketika Hana sedang mencari barang, seorang perempuan cantik berjalan melewati Ge. Ge melirik perempuan tersebut, yang dibalas dengan anggukan dari perempuan tersebut. Ge tersenyum.

HANA

Liatin aja terus.

Pandangan Ge beralih kepada Hana yang kini telah ada di hadapannya. Ge terkekeh kecil, berusaha bercanda.

GE

Nggak kok. Siapa yang liatin?

HANA

Kamu.

GE

(tersenyum)

Ah masa?

HANA

(menatap Ge tajam) Gak usah senyum-senyum.

Ge sadar akan keanehan pada situasi ini. Senyumnya menghilang.

GE

Kamu marah?

HANA

Nggak kok.

GE

Kok ngomongnya judes gitu?

HANA

Aku kalau ngomong emang gini kan.

Ge mencolek bahu Hana, berusaha meringankan suasana.

GE

Hei, kamu ini...

HANA

(berteriak) Jangan pegang-pegang!

Teriakan Hana membuat seisi supermarket hening. Hana melihat Ge dengan tatapan marah sedangkan Ge bingung dengan apa yang tengah terjadi. Sementara itu, pengunjung supermarket perlahan berkumpul di sekeliling Ge dan Hana.

GE

Kamu ini kenapa sih

HANA

Kalau mau megang, pegang aja perempuan yang barusan kamu liatin itu!

Perempuan tersebut, yang ada di tengah kerumunan, menunduk ketakutan. Ge masih terlihat bingung dengan situasi ini.

GE

(memegang lengan Hana) Gini, gimana kalau kita...

HANA

(mengibaskan tangan Ge) Lepas!

GE

Kamu ini kenapa sih!

HANA

Kamu yang kenapa? Udah punya aku masih lirik perempuan lain?

GE

Aku cuma...

HANA

Cuma apa? Cuma ngelirik?

Wajah Ge berubah kesal. Dia lepaskan tangannya dari troli.

GE

Terserah kamu lah.

Ge berbalik dan meninggalkan tempat tersebut, menerobos kerumunan. Sementara itu, raut wajah Hana masih kesal melihat Ge yang meninggalkannya di belakang.

CUT TO:

SC 49. INT. MOBIL - PARKIRAN SUPERMARKET - NOON

Hana kembali ke mobil dan duduk di kursi penumpang. Ge sudah menunggu di kursi pengemudi. Keduanya marah hingga tidak mau melihat satu sama lain.

GE

Kamu ini kenapa sih?

Hana diam saja. Ge menggeser posisi duduknya menghadap Hana.

GE (CONT’D)

Padahal kita baru aja baikan loh.

HANA

Kamu yang pertama cari masalah. Aku kira udah bisa bikin pengertian satu sama lain.

GE

Aku cuma...

HANA

Kalau gitu, harusnya kamu ngerti kalau aku nggak suka kamu liat perempuan lain.

Ge menghela nafas, berusaha menenangkan diri sebelum bicara.

GE

Oke, aku salah. Aku salah karena aku udah lirik perempuan selain kamu. Aku minta maaf. Aku minta maaf dari lubuk hatiku yang terdalam.

HANA

(melirik Ge) Beneran?

GE

Iya.

HANA

Janji nggak diulangi lagi?

GE

Janji.

HANA

Bahkan di medsos juga nggak bakal stalking cewek lain?

GE

Iya.

Ge mengulurkan jari kelingkingnya. Hana tersenyum lalu mengaitkan jari kelingkingnya pada jari Ge.

Mereka berdua melepas kaitan jari mereka. Hana yang kini kembali tersenyum cerah, mengeluarkan sebatang coklat dari tas tangannya.

HANA

(mengulurkan coklat) Ini.

Ge menerimanya dengan pandangan heran.

HANA (CONT’D)

Tanda baikan.

GE

Oh, oke.

Ge menimang coklat di tangannya tersebut. Pandangannya kosong.

GE (CONT’D)

Makasih.

Hana hanya tersenyum sebelum sibuk dengan ponsel yang diambilnya dari dalam tas. Hana membuka ponsel dengan jari telunjuk kanan. Sementara itu, Ge memalingkan wajah ke luar jendela dan menghela nafas panjang, bersamaan dengan tatapannya yang pasrah dan tidak bersemangat.

CUT TO:

SC 50. INT. KAMAR HANA - RUMAH HANA - NIGHT

Seperti kemarin, hujan kembali turun dengan derasnya. Hana tidur di samping kanan Ge, sementara Ge masih asyik dengan ponselnya.

Ge melihat Hana yang tengah tertidur pulas di sampingnya. Pandangannya kemudian beralih pada ponsel Hana yang ada di atas meja di samping kasur.

Perlahan-lahan, Ge mengambil ponsel milik Hana. Ia menyalakan layarnya. Terkunci dengan pola. Ge ingat Hana pernah membuka ponselnya dengan jari telunjuk kanan. Dengan perlahan, Ge mengangkat tangan kanan Hana dan menempelkan jari telunjuknya di pembaca sidik jari. Ponsel Hana terbuka dan Ge langsung mengecek galeri.

Tidak menemukan apapun, Ge beralih ke media sosial dan file manager di ponsel Hana. Masih tidak menemukan apapun, Ge akhirnya membuka pengaturan.

Ge melihat satu persatu fitur yang ada di pengaturan hingga akhirnya ia menemukan fitur second space. Ge segera menekan fitur tersebut, tetapi terkunci seperti halnya pada space pertama. Sementara itu, Hana berbalik membelakangi Ge, menimpa tangan kanan dengan tubuhnya.

Ge melihat layar ponsel. Terdapat dua pilihan. Kode dengan pola atau sidik jari. Ge merasa tidak ada waktu untuk menebak pola yang digunakan Hana. Akhirnya, ia mulai beraksi untuk mendapatkan sidik jari Hana.

Ge berbaring menyamping menghadap Hana. Kemudian, ia dekatkan tubuhnya dengan tubuh Hana dan perlahan memeluknya dari belakang. Perlahan, ia hadapkan ponsel di tangan kirinya dengan tangan kiri Hana. Ge mencoba satu persatu jari tangan kiri Hana di pembaca sidik jari.

Berhasil! Tepat di jari kelingking kiri. Ge segera menarik tangannya dan melihat ponsel yang perlahan mulai berubah tampilan.

Ge segera mengecek galeri. Kaii ini, Ge benar-benar menemukan apa yang dia cari. Foto-foto Ge yang diambil dari jarak jauh, mulai di restoran, di kafe, di trotoar, di bar bahkan di depan rumah. Hampir semua foto diambil dari bagian belakang atau samping, tapi tak diragukan lagi bahwa itu semua adalah foto Ge.

Ge mengecek tanggalnya. Foto terakhir bertempat di bar pada tanggal ketika mereka melakukan perjanjian untuk kencan pertama mereka. Mata Ge terbelalak. Kecurigaan bahwa Hana adalah stalker yang Ge cari selama ini, terbukti sudah!

HANA

Kamu ngapain?

Ge terkejut mendengar suara datar itu. Ketika Ge menoleh, Hana sudah memerhatikannya dalam posisi duduk. Namun, Ge tidak merasakan kemarahan akibat fakta yang baru saja terbongkar, melainkan ketakutan karena ketahuan oleh Hana.

GE

Selama ini, ternyata kamu emang...

HANA

(menjulurkan tangan) Sini HP-ku.

Ge menjauhkan ponsel Hana darinya. Hana melihat Ge dengan tatapan tajam, membuat Ge bergidik.

GE

Ternyata sedari awal aku emang nggak pernah salah. Kamu emang udah merencanakan ini semua dari awal! Menjebak biar aku kencan dengan kamu, lalu kamu perlihatkan sisi lemahmu untuk membuatku jatuh hati. Sampai akhirnya kita pacaran...

Ge berhenti pada kata itu. Pandangannya kembali pada Hana. Ekspresinya datar dengan pakaian dan rambut yang berantakan. Ge melihat matanya baik-baik. Pandangannya kosong, seolah-olah hendak menyedot Ge ke dalamnya.

HANA

Bikin repot aja.

Hana merunduk. Tangannya memelorotkan celana Ge. Wajahnya segera mendekat ke kemaluan Ge. Ge yang panik, kehabisan kata-kata.

GE

Mau apa kamu?

Ge berusaha menjauhkan kepala Hana dengan memukul kepala dan menjambak rambut Hana. Namun, Hana tidak bergeming.

GE (CONT’D)

Berhenti! Berhenti aku bilang!

Ge membeku begitu bibir Hana menyentuh kemaluannya. Tangannya berhenti melawan. Hanya kepalanya yang bisa menunduk melihat kepala Hana yang naik turun.

Mulut Ge terbuka lebar, demikian pula dengan matanya. Namun, dia bahkan tidak sanggup memejamkan mata, apalagi mengeluarkan suara. Kepala Hana bergerak makin cepat. Dan ketika ia mencapai puncaknya, Ge tersentak.

Hanya kegelapan yang terpantul di mata Ge. Seluruh ruangan menjadi hitam. Tidak ada apapun atau siapapun di sana kecuali Ge. Matanya tidak dapat terpejam, namun tatapannya kosong seolah-oleh tidak sadarkan diri.

FADE OUT

GE

Apa sebenernya mau kamu?

HANA (O.S.)

Aku mau kamu. Sepenuhnya. Seutuhnya. Selamanya.

SC 51. INT. KAMAR HANA - RUMAH HANA - MORNING

Ge tidak bisa tidur sekalipun telah berbaring. Dia hanya bisa diam menatap langit-langit. Matanya terbuka lebar dan ekspresinya ketakutan.

Terdengar bunyi gesekan kain dari sebelah kiri Ge. Ge tersentak. Perlahan, ia menoleh ke sumber suara. Di sana, Hana telah menatap dengan matanya yang seindah anak rusa. Sebuah senyum mengembang di di wajahnya. Dia terlihat sangat senang. Sebaliknya, Ge merinding ketakutan. Namun matanya tidak bisa berpaling, seolah telah tersedot ke dalam mata Hana.

HANA

Selamat pagi.

GE

(gagap) Pa... pagi...

Hana menjulurkan tangannya, mengelus kepala Ge lembut.

HANA

Hari ini kita berkebun aja ya.

Hana mengucapkannya dengan tersenyum. Namun, Ge terlalu takut membayangkan apa yang akan terjadi bila senyum itu hilang dari wajah Hana.

GE

Iya.

Hana kembali mengelus kepala Ge, lalu mencium dahi Ge. Hana bangkit dari tempat tidur, sementara Ge mematung di tempat yang sama.

CUT TO:

SC 52. INT. HALAMAN BELAKANG - RUMAH HANA - NOON

Ge meletakkan buah mangga yang telah matang di dapur. Tidak seperti antusiasmenya ketika pertama kali melihat mangga masak di atas pohon, kali ini ekspresi wajah Ge kosong bagai tiada semangat hidup.

HANA (O.S.)

Sayang, tolong bawain bunga yang di deket wsstafel dong.

Ge bergegas mengambil bunga yang ada di bawah wastafel, lalu kembali ke halaman belakang.

HANA (CONT’D)

Kamu taruh di samping pot bata aja.

Hana yang ada di depan bunker melambaikan tangan, menyuruh Ge datang ke tempatnya. Ge meletakkan bunga yang ia bawa di samping pot, lalu mendatangi Hana di depan bunker,

HANA (CONT’D)

Ini sisa mangganya, kamu bawa ke dalem ya.

Ge mengangguk pelan. Hana tersenyum riang, mencium pipi Ge, lalu berlalu meninggalkan Ge di belakang. Wajah Ge semakin muram.

Ge berpaling ke mangga yang diletakkan di depan pintu bunker. Ketika Ge hendak mengangkat mangga yang ada di dalam keranjang, Ge mendengar sebuah suara dari dalam bunker.

Suara benturan berkali-kali.

CUT TO:

SC 53. INT. RUANG MAKAN - RUMAH HANA - EVENING

Ge dan Hana sedang makan bersama. Ge duduk menghadap halaman belakang dengan Hana duduk di sampingnya.

HANA

Enak?

GE

Iya.

Hana memegang dagu Ge, lalu mengarahkan wajah Ge menghadap wajahnya.

HANA

(tersenyum) Ngomongnya sambil lihat aku dong.

GE

Enak.

Hana puas dan melanjutkan makan. Sementara itu, Ge tertunduk menghadap Hana. Mata Ge tak sengaja melirik ke arah kulkas ketika ia menemukan sosok yang tiap malam ia lihat di rumah ini. Sosok itu memerhatikan mereka berdua.

Ketika Ge kembali menghadap ke meja makan, di sanalah Ge menyadari, bahwa ia dan Hana telah dikelilingi sosok tersebut. Tidak hanya satu, melainkan enam sosok dengan kepala hancur dan darah yang keluar dari seluruh tubuhnya.

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar