Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Here Comes Another Prank
Suka
Favorit
Bagikan
7. First Problem

SC 32. INT. KAMAR TAMU - RUMAH HANA - NIGHT

Gelap pun jatuh. Ge dan Hana tertidur bersama di kamar tamu. Hingga akhirnya mata Ge sedikit terbuka. Ia terbangun. Ge hendak bangkit ketika menyadari bahwa bagian leher ke bawah tidak dapat digerakkan. Ia tindihan. Mata Ge bergerak ke sudut ruangan.

Ada sesosok makhluk menyeramkan di sana.

Kepala makhluk itu hancur. Darah mengucur dari mata dan perutnya.

Dengan sangat perlahan ia mendekati Ge. Ge hendak berteriak. Tapi, suaranya tidak mau keluar seperti halnya tubuhnya yang tidak mau bergerak. Nafas Ge memburu. Pupil matanya melebar.

Sosok itu kini ada di samping Ge. Mulutnya sedikit terbuka.

Ia berusaha mengatakan sesuatu.

Ge tidak dapat mendengarnya. Pikirannya terguncang.

CUT TO:

SC 33. INT. KAMAR TAMU - KAMAR HANA - NIGHT

Ge tersentak bangun. Keringat menugucur deras. Ia duduk dan melihat sekeliling. Tidak ada apapun. Jam dinding menunjukkan pukul 7. Di luar samar-samar terdengar suara adzan isya.

HANA

Ada apa?

Ge melihat ke sampingnya. Hana baru saja bangun.

GE

(menelan ludah) Nggak ada apa-apa.

Ge mencium dahi Hana. Hana tersenyum dan memeluk pinggang Ge, lalu kembali tertidur. Ge mengelus-elus rambut Hana. Masih berusaha menganggap yang baru saja terjadi hanya mimpi.

CUT TO:

SC 34. INT. KAFE - NOON

Ge bertemu dengan Alex siang itu. Raut wajah Alex tampak tidak percaya dengan apa yang baru saja Ge katakan. Ge hanya nyengir kuda. Sementara itu, raut wajah Alex berubah menjadi kesal.

ALEX

Emang kurang ajar lu ya.

GE

Kok gitu sih?

ALEX

Udah pas ultah cewek gua lu gak dateng, gua sibuk ngonten lu gak bisa dimintain bantuan, sekarang pas kita ketemuan lu malah bilang lu punya pacar baru?

GE

Apa salahnya punya pacar baru?

ALEX

Salahnya adalah lu pacaran pas gua baru putus! Bener-bener emang lu ya...

GE

(tertawa) Sori, sori. Lagian lu yang kecepetan putus sama cewek lu. Padahal kan baru bulan lalu kan lu rayain ultah dia.

ALEX

Yaelah. Namanya juga pacaran konten. Putus biasa kali kalo view dah turun.

GE

Emang dasar youtuber dimana-mana sama aja. Pacaran buat konten, nanti pas putus bikin klarifikasi. Rusak banget moralnya.

ALEX

Tapi lu juga kalau pacaran gak pernah bener ya.

Ge tertawa mendengarnya.

ALEX (CONT’D)

Jujur ke gua, lagi pacaran sama siapa aja lu?

Kali ini Ge tertawa terbahak-bahak. Alex benar-benar paham tentang tabiat buruknya.

ALEX (CONT’D)

(mengisap rokok) Tapi kok bisa sih lu mau sama dia?

Ge menyalakan rokok, bersiap memberikan jawaban.

ALEX (CONT’D)

Yang gua tangkep dari cerita lu sebelumnya ya, nih cewek aneh banget loh. Lu gak serem gitu deket sama dia?

GE

(menghembuskan asap) Kayaknya gua aja yang salah paham.

ALEX

Salah paham gimana?

GE

Gua kira dia stalker yang gua cari belakangan ini, tapi ternyata bukan. HP dan kameranya bersih, dan dia nggak punya HP atau kamera lain.

ALEX

Zaman sekarang HP punya second space kali.

Ge termenung. Dia tidak terpikirkan soal itu. Dia membuang muka, lalu kembali mengisap rokoknya.

GE

Lu ada benernya juga.

ALEX

Jadi, lu bakal curiga lagi nih?

Ge hanya diam, memikirkan kemungkinan baru yang muncul.

GE

Kita liat aja nanti

Ponsel Ge berdering. Ge mengambilnya dari dalam kantong dan melihat siapa yang meneleponnya. Dari Hana. Ge segera mengangkatnya. Saat itulah, Alex menyadari sesuatu.

ALEX

HP lu baru ya!

Ge menaruh jari telunjuknya di mulut, menyuruh Alex diam.

Wajah Alex masih tercengang melihatnya.

HANA (O.S.)

Kamu kapan balik? Barangnya udah nyampe nih.

GE

Abis ketemu Alex aku balik ya.

ALEX

(berbisik) Barang apaan?

Ge tersenyum licik.

CUT TO:

SC 35. INT. KAMAR GE - RUMAH GE - EVENING

Ge masuk ke dalam kamar. Hana sudah menunggu Ge sambil berbaring di kasur.

HANA

Welcome home.

Ge memandang Hana datar. Pandangan yang langsung berubah sumringah ketika melihat TV baru di atas meja di depan kasurnya.

GE

Wuih!

Ge segera menghampiri TV tersebut. Hana terlihat agak kesal.

HANA

Ge, kamu nggak mau meluk aku dulu?

Kali ini Ge menghampiri Hana. Ia memeluk Hana erat dan mencium keningnya.

GE

(mencium kening) Makasih ya.

HANA

Kamu suka?

GE

Suka banget dong.

Ge melepas pelukannya dari Hana dan kembali ke TV barunya. Ia mengganti-ganti channel TV hingga akhirnya berhenti di salah satu channel berita karena Hana kembali bicara.

HANA

Aku seneng loh kalau lihat kamu seneng begini.

GE

Sama aku juga seneng liat aku seneng.

HANA

(tertawa) Jangan bercanda terus deh.

Ge berpindah di kasur, mengambil tempat di samping Hana.

CUT TO:

SC 36. INT. KAMAR GE - RUMAH GE - EVENING

Ge dan Hana duduk berdampingan di kasur, menonton film romance yang ada di TV di hadapan mereka. Hana menyandarkan kepalanya di bahu Ge.

Ge menguap, ia bosan. Dia melirik Hana, lalu mulai menciumi rambutnya. Mata Hana masih tak lepas dari layar. Tapi, kepala Ge semakin turun, mendekati telinga Hana. Hana akhirnya mengambil jarak. Ge mendekati wajah Hana dan hendak mencium bibirnya. Hana menghindar. Ge tidak menyerah.

Ia mencengkeram lengan Hana, lalu kali ini hendak mencium pipi Hana. Hana mendorong Ge menjauh. Ge terkejut dengan reaksi itu. Akhirnya, Ge kembali duduk bersandar. Dia membuang muka dari Hana dan layar TV.

Hana melihat Ge yang ngambek padanya. Ia menggoyang-goyangkan lengan Ge, tapi Ge tidak juga bereaksi pada Hana. Sebaliknya, Ge menurunkan tubuhnya dan kini ada dalam posisi tidur membelakangi Hana.

Hana akhirnya mengalah. Ia dekatkan wajahnya pada wajah Ge.

Ia cium telinga Ge. Kemudian pipi Ge. Ge memutar tubuh. Wajah mereka telah sepenuhnya bertatapan. Bibir mereka bertaut.

Lagi.

Lagi.

Lagi dan lagi.

Ge mencengkram bahu Hana dan menidurkan Hana di bawahnya. Ge melepas bajunya dan ia longgarkan celananya. Lalu, ia tutupi tubuh mereka yang sudah saling bertumpuk dengan selimut.

Sebelum itu, ia mengambil remote, mematikan kamera CCTV yang tersembunyi bersama pengharum ruangan. Mereka telah sepenuhnya tertutup selimut. Lalu, kasur tersebut mulai bergoyang dengan tempo yang makin meninggi.

Begitu pula dengan desahan Hana.

CUT TO:

SC 37. INT. KAMAR GE - RUMAH GE - EVENING

Ge duduk di samping Hana yang tengah dalam posisi tertidur. Mereka berdua tidak memakai baju, tetapi tertutup selimut. Dalam posisinya, hanya tubuh bagian bawah Ge yang tertutup selimut. Ia membakar sebatang rokok dan menikmatinya perlahan.

HANA

Tolong matiin dong rokoknya.

Ge melihat Hana yang terkulai lemah di sampingnya. Dia tidak peduli akan permintaan itu dan mengisap rokoknya sekali lagi.

GE

Nanggung.

HANA

Kamu nggak mau matiin rokoknya demi aku?

GE

Aku tuh udah kenal rokok lebih lama daripada aku kenal kamu.

Hana terdiam. Ia menaikkan selimut menutupi wajahnya. Ge menghela nafas panjang melihatnya. Ia lalu mematikan rokoknya.

GE

Sori sori.

(mengelus kepala Hana)

Rokoknya udah mati tuh.

HANA

(menampakkan matanya) Makasih.

Mereka berdua kembali diam. Hana kembali menutupi matanya dengan selimut. Suasana hening.

Hingga kemudian, ponsel Ge berderit. Ge mengambil ponselnya.

HANA (CONT’D)

Dari siapa?

GE

(meletakkan kembali ponsel di meja) Temen.

HANA

Yang suka kirimin kamu video kalau tengah malem itu?

Ge terkejut mendengarnya. Ia menyibakkan selimut yang menutupi wajah Hana.

GE

Maksud kamu apa?

HANA

Kukira kalau kamu ganti HP, kontak cewek-cewek di HP kamu itu bakal kamu hapus juga.

GE

Kamu buka-buka HP aku?

Hana menatap Ge dingin. Wajahnya datar. Ge sedikit merinding melihatnya.

GE

Kamu...

HANA

(memotong ucapan Ge) Aku udah mikir...

Ge berhenti bicara. Sementara itu, Hana kini telah duduk

sempurna di samping Ge.

HANA (CONT’D)

Kayaknya, mending aku tinggal di sini.

GE

Kamu mau tinggal di sini?

Hana mengangguk yakin. Ge kali ini terlihat sangat marah.

GE (CONT’D)

(berteriak) Mau apa kamu tinggal di sini? Mau mata-matain aku?

HANA

Bukan gitu maksud aku.

GE

Terus maksud kamu apa? Maksud kamu lihat isi HP-ku apa? Harusnya sekalian aja kamu hapus semua kontak di HP aku! Sekalian aja bikin aku nggak punya temen dan hidupku sendiri!

Ge mengambil ponsel, lalu melemparkannya ke arah Hana.

Ponsel tersebut mengenai kepala Hana. Tapi Hana bergeming. Tidak tampak kesakitan pada wajahnya. Raut mukanya tetap datar seperti sebelumnya.

HANA

Apa selama ini kamu bener-bener mikir kalau kamu punya temen?

Nafas Ge memburu. Ia membuka mulut, hendak menjawab. Tetapi, Hana kembali bicara sekali lagi.

HANA (CONT’D)

Apa kamu bener-benr mikir kalau temen Alex itu temen kamu juga?

Tanpa Ge sadari, mulutnya perlahan tertutup. Wajahnya memerah karena marah, tetapi kata-kata tidak mampu keluar dari mulutnya.

HANA (CONT’D)

Apa kamu bisa hidup tanpa aku sekarang? Kamu nggak sadar siapa yang biayain hidup kamu sekarang siapa?

GE

(menggertakkan gigi) Kamuuu...

HANA

Kamu bener-bener belum sadar?

Ge mengangkat tangannya, bersiap menampar Hana. Tapi dengan cepat, tangan Hana menampar tangan Ge terlebih dahulu, membuat mereka terlihat seperti melakukan tos.

Hana mendekatkan wajahnya dengan wajah Ge, membuat kontak mata. Ge kali ini benar-benar terdiam, hanya ketakutan yang bisa ia rasakan. Matanya tidak bisa lepas dari mata Hana.

HANA (CONT’D)

Coba kamu pikir lagi, dari mana masalah sebenarnya berasal.

Hana menjauhkan wajahnya. Lalu, ia mengangkar ponsel Ge.

HANA (CONT’D)

Masalahnya tuh dari sini Ge. Dari isi notif HP kamu yang selalu dari perempuan-perempuan murahan temen kamu itu.

Hana melemparkan ponsel Ge ke samping. Pandangan mata Ge mengikuti arah lemparan Hana, membuatnya bisa lepas dari mata Hana sejenak. Tapi, begitu Ge menoleh, wajah Hana telah ada persis di hadapan Ge. Wajah yang sangat bengis, yang tidak pernah Ge lihat sebelumnya.

HANA (CONT’D)

Kamu boleh sebut aku memata-matai kamu atau merenggut kebebasan kamu, terserah! Tapi aku cuma pingin bisa percaya sama kamu lagi. Percaya sama kamu seutuhnya. Sekarang, yang lagi aku lakuin adalah ngasih kamu kesempatan kedua.

Ge membatu. Dia tahu, Hana bersungguh-sungguh kali ini. Yang tidak dia tahu, apa yang akan terjadi selanjutnya. Hana mengatur nafas. Perlahan, raut mukanya kembali normal. Tubuhnya tidak lagi duduk, melainkan tidur membelakangi Ge. Hana menarik selimut hingga menutupi bahunya.

Ge melihat Hana yang membelakanginya. Pupil matanya membesar. Kedua tangannya terangkat dan perlahan mendekati leher Hana. Ge merasa, bahwa inilah kesempatannya. Ge yakin, membunuh Hana sekarang tidak akan lebih menakutkan dibandingkan ketidaktahuannya akan hari-hari selanjutnya apabila terus bersama Hana.

HANA (CONT’D)

Daripada begitu, mending kamu ambil boneka dari Alex.

Dengan posisi masih membelakangi Ge, satu perkataan Hana itu membuat Ge berhenti bergerak. Saat itu juga Ge sadar, bahwa perempuan di depannya ini akan selalu tahu apa yang hendak dia lakukan.

Ge beranjak dari tempat tidur. Sementara itu, Hana mulai memejamkan mata.

CUT TO:

SC 38. INT. TERAS - RUMAH GE - EVENING

Ge berjalan keluar rumah dengan wajah kesal. Ia membuka pintu belakang mobil, mengambil boneka beruang di jok belakang, lalu membanting pintu mobil. Nafas Ge naik turun, berusaha mengendalikan emosinya. Ia masih marah dengan apa yang terjadi sebelumnya.

Tidak berlama-lama di teras, Ge segera masuk ke dalam rumah. Kali ini ia menutup pintu dengan perlahan.

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar