Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Here Comes Another Prank
Suka
Favorit
Bagikan
5. Reconciliation Between B-Movies and Kimchi

SC 24. EXT. MOBIL HANA - NIGHT

Hana, yang ada di kursi supir, dan Ge kini sudah berada di depan rumah Ge. Tiba saatnya untuk berpisah.

HANA

Makasih ya buat hari ini.

GE

(melepas sabuk pengaman) Nggak perlu bilang makasih. Kan akhirnya aku juga seneng.

Mereka berdua saling menatap. Situasi menjadi canggung untuk sesaat.Ge mendekatkan wajahnya pada Hana. Begitu juga Hana. Mata mereka sama-sama terpejam. Tiba-tiba, perut Hana berbunyi.

Mereka berdua terkejut.

HANA

(menjauhkan wajah) Ma, maaf.

GE

(tertawa kecil) Kayaknya cumi sama jagung bakar aja nggak bikin kenyang ya.

HANA

Bukan, bukan gitu. Aku kenyang kok. Makanku dikit.

GE

Kalau dari porsi yang kamu makan pas aku di rumahmu, kayaknya nggak sedikit deh.

Hana tersipu malu. Ge tersenyum melihatnya.

GE (CONT’D)

Mau mampir sebentar?

HANA

Nggak usah. Aku nggak laper kok.

GE

Tapi perutmu nggak ngomong kayak gitu tuh. Udah, mampir aja. Aku bikinin mie spesial buat kamu.

Ge turun dari mobil dan membuka pagar.

CUT TO:

SC 25. INT. RUANG TENGAH - RUMAH GE - NIGHT

Hana menunggu di ruang tengah sambil menonton TV yang tengah menyiarkan film lama. Ge muncul dari arah dapur, membawa dua mangkok mie.

GE

(meletakkan mie di meja) Nih, udah jadi.

HANA

Makasih.

Hana melihat mie tersebut. Tidak ada sayur di dalamnya.

GE

Kenapa?

HANA

Kamu nggak ada sayuran?

GE

Aku nggak suka makan sayur (mencicipi kuah mie). Buat hari ini kamu diet sayur dulu ya.

HANA

(tertawa kecil) Mana ada diet sayur. Justru sayur tuh makanan buat diet.

GE

Ada, aku yang bikin metodenya.

Hana kembali tertawa. Sementara itu, Ge menyeruput mie diikuti Hana.

GE (CONT’D)

(menelan mie) Kamu kayaknya suka banget sayur ya?

HANA

(menelan mie) Orang tuaku dokter, jadi aku selalu disuruh makan sayur. Waktu masih kecil emang nggak enak sih, tapi sekarang kalau makan tanpa sayur kok rasanya agak aneh juga.

GE

Berarti kamu jarang makan mie instan begini?

HANA

Ngaco kamu. Siapa sih yang nggak suka mie instan di bumi ini?

GE

Habis kamu bilang cuma makan makanan sehat.

HANA

Aku makannya bareng kimchi, kayak di drama korea gitu.

GE

Ah, waktu aku makan di rumahmu juga ada kimcbi. Kamu bikin sendiri itu?

HANA

Iya. Di bagian balakang rumahku ada loh, yang kayak bunker buat nyimpen kimchi itu. Sama gentongnya juga.

GE

Niat banget ya aku liat-liat.

HANA

Papa aku tuh, dulu abis balik seminar dari Korea langsung inisiatif bikin.

GE

Ah, aku belum pernah ketemu papa kamu. Waktu aku di rumah kamu dia lagi tugas?

HANA

(menggeleng) Kamu nggak bakal ketemu dia juga kok. Sama kayak aku.

Ge termenung. Sadar telah salah bicara.

GE

Sori...

Hana hanya diam dan melanjutkan makan. Ge merasa bersalah.

GE (CONT’D)

(mengalihkan pandangan pada TV) Ah film apaan sih ini. TV jaman sekarang pada aneh-aneh deh acaranya.

(melihat Hana)

Nonton film lain aja gimana?

HANA

(tersenyum tipis) Kamu ada film apa aja?

Ge meletakkan makanannya di meja, lalu berjalan menuju rak di bawah TV. Ia keluarkan sebuah hardisk dari sana.

GE

Aku punya banyak di sini.

HANA

Hardisk?

GE

Yoi.

HANA

Kukira kamu punya aplikasi nonton streaming gitu.

GE

(menancapkan hardisk pada TV) Kalau ada yang gratis kenapa harus pakai yang bayar.

HANA

Menghargai pekerja film. Lebih lengkap juga kan koleksinya

GE

(menekan tombol remote) Aku yakin kok kalau kang bikin subtitle juga disebut pekerja film.

(membuka satu folder)

Tapi, aku nggak yakin koleksi mereka bisa selengkap di tempat bajakan.

HANA

(memerhatikan judul) Hampir semuanya film horor.

GE

Slasher B-movies.

HANA

Kamu suka film horor?

GE

I love it.

HANA

Aku nggak paham deh kenapa orang suka film horor. Nonton film kok tujuannya biar takut.

GE

Sama kayak orang nonton film romance, nonton film kok buat ngehalu doang.

HANA

Tapi film romance lebih mendidik.

GE

Film horor juga mendidik tau.

HANA

Dari mananya?

GE

Banyak. Contohnya nih ya, kalau kamu penasaran sama suara benda jatuh atau ruangan gelap, jangan dideketin.

HANA

Itu mah emang gara-gara tokoh utama di film horor selalu bodoh ga sih?

GE

Dan kita harus selalu bicara yang sopan, bahkan sama makhluk halus sekalipun. Supaya mereka nggak marah.

HANA

Tapi aku nggak percaya sama hantu.

GE

(menunjuk Hana) Itu. Itu dia omongan yang paling dibenci sama mereka. Ayo, minta maaf.

HANA

Nggak mau.

GE

Seriusan ini, cepet minta maaf sana.

HANA

(menghela nafas, tersenyum) Oke, aku minta maaf, tapi kita nggak akan nonton horor malam ini.

GE

(menaikkan bahu) Fair enough for me.

HANA

Maafin aku ya... (membuat tanda kutip) hantu.

GE

(menggelengkan kepala) Aku ragu permintaan maaf kamu bakal diterima.

HANA

Fair enough for me.

Ge membuka folder lainnya.

CUT TO:

SC 26. INT. RUANG TENGAH - RUMAH GE - NIGHT

TV di ruang tengah sudah tidak lagi menayangkan film melainkan berganti layar biru.

Ge dan Hana duduk tertidur di sofa ruang tengah. Kepala Hana tersandar pada bahu kiri Ge.

Ge terbangun. Masih dalam keadaan setengah sadar, Ge terkejut melihat Hana yang bersandar pada bahunya, tapi tidak tega untuk berubah posisi karena takut membangunkan Hana.

Ge mematikan TV. Ia melihat ke wajah cantik Hana sekali lagi.

Ge mengangkat tangan kananya, lalu menyibakkan poni Hana yang jatuh menutupi dahinya. Hingga Ge merasakan sesuatu yang aneh.

GE

Hana?

Hana tidak menjawab. Tubuhnya menggigil. Raut muka Ge berubah ketakutan.

CUT TO:

SC 27. INT. KAMAR TAMU - RUMAH GE - MORNING

Sinar matahari yang masuk lewat sela-sela jendela membangunkan Hana. Hana mencoba duduk dan melihat sekeliling. Ia berada di kamar yang belum pernah dia tempati sebelumnya.

Tiba-tiba saja, sebuah handuk jatuh dari dahi Hana. Sementara itu, di samping kasurnya ada sebuah baskom kecil berisi air. Belum selesai Hana mengamati sekeliling, pintu yang ada di kamarnya terbuka.

GE

(melongokkan kepala) Udah bangun?

Hana mengangguk pelan. Ge segera masuk ke kamar sambil membawa bubur ayam dalam mangkok. Ia letakkan bubur itu di meja di samping kasur.

GE

Nih dimakan.

HANA

Aku kenapa?

GE

Badan kamu panas. Jadi aku bawa ke kamar.

HANA

Ooh...

GE

Kayaknya kamu kecapean.

HANA

Mungkin ya.

GE

Udah, makan dulu cepet. Ntar kalo buburnya keburu dingin nggak enak lho.

Hana mengambil bubur lalu memakannya perlahan.

GE (CONT’D)

Enak?

Hana menganggguk. Ge masih memerhatikan Hana yang melanjutkan makan.

GE (CONT’D)

Habis makan ini aku anterin kamu pulang ya.

HANA

Naik mobil aku? Nanti kamu baliknya gimana?

GE

Gampang itu.

Ge berdiri dan melangkahkan kaki keluar kamar. Tapi, tepat sebelum Ge keluar, suara Hana menghentikan langkahnya.

HANA

Makasih ya Ge.

Ge keluar kamar dan menutup pintu. Di luar kamar, Ge tersenyum licik.

CUT TO:

SC 28. EXT. MOBIL HANA - RUMAH HANA - NOON

Mobil Hana terparkir rapi di depan rumah. Di dalamnya, Ge yang duduk di kursi pengemudi dan Hana melepaskan seat belt, bersiap untuk keluar mobil.

GE

Eh tunggu bentar.

HANA

Kenapa?

GE

Biar aku yang bukain pintunya.

HANA

Nggak usahlah, buat apa coba?

GE

Orang sakit harus banyak istirahat.

HANA

Aku nggak apa-apa kok.

Ge keluar dari mobil tanpa mendengarkan Hana. Sementara itu, Hana menunggu di dalam.

Ge membukakan pintu untuk Hana sambil tersenyum. Hana malu-malu turun dari mobil.

HANA

(tersipu) Makasih.

Ge dan Hana berjalan hingga pintu depan.

Ketika Hana sedang sibuk membuka kunci rumah, hujan turun rintik demi rintik. Segera saja hujan menjadi lebih deras.

GE

Hujan...

HANA

Kamu mau langsung balik?

GE

Gimana ya enaknya?

HANA

Mau masuk dulu aja nggak?

Ge mengikuti Hana masuk rumah.

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar