Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
EXT. JALAN RAYA - SORE
Sebanyak 10 ORANG PEMUDA (5 motor) mengendarai motornya dengan ugal-ugalan. Dari berlawanan arah, seorang PEMUDI, 19, tengah mengendarai motornya dengan santai.
Kemudian, salah satu dari kelompok pemuda tersebut menyerempet PEMUDI. PEMUDI terjatuh.
PEMUDA
Woi, woi, woi! Berhenti.
Para Pemuda itu berhenti. Si Pemudi terluka cukup parah. Empat orang Pemuda turun dan segera menolong si Pemudi. Tiga orang di antaranya membangunkan motor si Pemudi, sementara satu orang sisanya mencoba untuk membangunkannya.
PEMUDI
(berteriak sekencang-kencangnya)
AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA!!!!
Pemuda yang menolongnya terkejut terheran-heran sambil memandangnya. Begitu pun dengan tiga orang kawan si Pemuda, menoleh ke arah si Pemudi dengan terheran. Lalu, seorang pengendara lain, BAPAK2, datang.
BAPAK2
Ada apa ini?
PEMUDI
(merengek)
Dia nolong saya, Pak, cuman sambil megang TT saya!
BAPAK2 itu menoleh ke si Pemuda.
PEMUDA
(panik)
Nggak-nggak-nggak... nggak begitu, Pak! Saya baru mau menolongnya. Cuman entah kenapa tiba-tiba dia berteriak.
Tanpa kita sadari, orang-orang telah berkerumun.
PEMUDI
(menghardik)
Alah, kampang! Jangan bohong kamu, Sampah-Masyarakat! Anak-anak haram-jadah! Mentang-mentang banyakkan seenaknya aja kalian bawa motor! Memang properti ini milik kamu, apa? Huh!?
PEMUDA
(dengan kesal sambil bergerak maju)
Dasar serigala! Mengada-ngada cerita yah, kamu!
BAPAK2
(sambil menahan si pemuda)
Sudah-sudah... sekarang bawa Mbaknya ini ke rumah sakit. Biar segera di obati.
EXT. KAMPUNG BATU BALAQ - RUMAH SI PEMUDI - MALAM
Sekitar 50'an orang, dari jalan sampai ke teras rumah, Bapak-bapak dan Pemuda, telah ramai berkumpul di Rumah si Pemudi. Kita melihat, sebagian Para Pemuda tengah menyiapkan senjata tajam, sebagiannya lagi ada yang tengah menyiapkan bom molotov. Di teras rumah, AYAH SI PEMUDI, 50’an, dan beberapa warga lainya, bangkit ketika sebuah mobil berhenti di depan rumahnya.
MOBIL
Turun seorang pemuda dari pintu depan, ABANG SI PEMUDI, 30’an. Di pintu tengah, IBU-Nya, 40’an, turun. Di susul oleh si Pemudi yang dengan perlahan dan di bantu oleh Abang dan Ibunya turun dari mobil. Kita melihat luka-lukanya kini telah dilapisi perban. Ia dipapah oleh Ibu dan Abangnya.
IBUNYA
Hati-hati, Nak!
Di teras rumah, Ayahnya yang telah menunggu kedatangan si Pemudi langsung di sambut oleh pertanyaan.
AYAH SI PEMUDI
Jadi sapa, weh, yang nabrak kamu?
PEMUDI
Ya anak-anak brengsek Kampung Nagara itulah, Pah, yang nabrak aku. Mereka-mereka orang itulah yang nabrak!
AYAH SI PEMUDI
Kampang! (kepada warga) Cari pekra* dengan kita mereka oi!
*pekara
Beberapa warga menyahuti.
AYAH SI PEMUDI
Trus, betul itu TT kamu di pegang-pegang oleh mereka?
PEMUDI
Betul, Pah!
Ibunya membawa si Pemudi masuk ke rumah.
AYAH SI PEMUDI
Kampang! Biar saya tujah m'reka orang!
(kepada warga)
Ayo, yay! Kita serang kampung m'reka!
Warga bersorak sambil berlalu pergi. Satu-persatu mereka mengambil senjata. Sebagian berangkat dengan mobil pick-up, sebagian lagi dengan motor.
EXT. JALAN RAYA - CONTINUOUS
Sebagian para pengendara motor berada di depan mobil, memimpin rombongan. Sebagiannya lagi ada di belakang. Kita melihat, satu motor yang di belakang mencoba menyalip ke depan dengan seorang yang diboncenginya menyeret parang ke aspal.
EXT. KAMPUNG NAGARA - CONTINUOUS
Kampung itu sepi. Tidak ada seorang pun yang berlalu-lalang. Tak lama dari itu, kita mendengar sayup-sayup suara riuh-rendah knalpot motor dan teriakan warga. Perlahan, suara itu semakin keras dan jelas terdengar.
GAPURA
Dan rombongan datang. Mereka berteriak dan memaki. Pengandara motor yang berada di depan mengendarai motornya dengan ugal-ugalan.
AYAH SI PEMUDI
(berteriak)
Keluar kalian, Pengecut! Kan kubunuh kalian satu-persatu!
EXT. RUMAH WARGA - CONTINUOUS
Dari tampak depan rumah, kita melihat seorang IBU2 mengintip dari dalam jendela.
EXT. KAMPUNG NAGARA - JALAN - CONTINUOUS
Dua orang yang berada di atas pick-up menyalakan MOLOTOV dan melemparkannya kesalah satu rumah warga. Seorang mengenai rumah warga, sementara seorang yang lain mengenai mobil yang terparkir di depan rumahnya.
EXT. RUMAH WARGA - CONTINUOUS
IBU2 yang tadi mengintip berlari ke kamar dan membangunkan suaminya.
IBU2
Pak, pak, bangun!
Dengan kaget suaminya bangun.
IBU2
Kampung kita di serang, Pak!
EXT. KAMPUNG NAGARA - JALAN - CONTINUOUS
Beberapa orang kini mulai melempari rumah warga dengan batu.
EXT. RUMAH WARGA - CONTINUOUS
Seorang Pemuda, yang menolong si Pemudi tadi sore, terkejut melihat batu-batu yang menjebol jendela rumahnya dan masuk ke ruang tamu. Ia berdiri di ambang pintu antara ruang tamu dan ruang keluarga. Pemuda itu kemudian berlari ke kamar Ibunya.
KAMAR
Ada ibu berserta adiknya tengah tertidur.
PEMUDA
Bu, bangun, Buk!
Ibunya terbangun.
PEMUDA
Kampung kita di serang, Buk. Ibu sebaiknya pergi bersama adik ke rumah kakek sekarang! Cepat! Cepat, Buk!
Pemuda itu kemudian berlari ke belakang rumah.
TEMPAT JEMURAN.
Pemuda melepas bambu yang biasa dipakai untuk menjemur pakaian.
EXT. KAMPUNG NAGARA - JALAN - CONTINUOUS
Dari kiri dan kanan jalan, bermunculan para warga, sekitar 30'an orang, berlarian sambil berteriak membawa senjatanya masing-masing. Si Pemuda dengan bambu ditangan berada paling depan. Dan dengan bambu tersebut, si Pemuda menggeprak pengendara motor. Si Pengendara terjatuh. Mereka segera di serbu oleh warga kampung Nagara.
Orang-orang yang berada di atas pick up berlompatan turun ke jalan, dan mulai membacok sana-sini.
EXT. RUMAH LURAH - TERAS - LATER
Seorang LELAKI menggedor pintu rumah dengan panik dan tergesa.
Dari dalam rumah, PAK LURAH, 50'an, mengintip dan membuka pintu.
LELAKI
Celaka, Pak, Celaka!
PAK LURAH
Celaka apa? Ada apa?
LELAKI
Kampung kita di serang, Pak! Bapak dan keluarga sebaiknya segera mengungsi.
PAK LURAH
Sudah lapor polisi?
LELAKI
Sudah, pak!
PAK LURAH
Baik, tunggu sebentar.
Pak Lurah masuk ke dalam.
EXT. KAMPUNG NAGARA - JALAN - LATER
Ayah si Pemudi, dengan parangnya, tengah sibuk menebas warga Kampung Nagara. Tak lama dari itu, terdengar suara tembakan, 3 x. Ia menoleh ke arah sumber suara.
AYAH SI PEMUDI
(berteriak)
Plisi! Plisi! Plisi... Plisi datang oi! Plisi datang! Semuanya lari!
Beberapa pemuda berlari-larian ke arah motornya. Sebagian ada yang naik ke pick-up.
Seorang Pengandara berhenti di hadapan Ayah si Pemudi. Ia segera naik dan berlalu.