Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
EXT. JALUR LINTAS SUMATERA - MALAM - 1999
EL JAMAL, 20, membanting puntung kreteknya dengan kesal ke tanah.
EL JAMAL
Bangsat! Masa dari tadi tidak ada Angsa yang lewat!
Pandangannya kemudian tertuju pada ujung jalan yang sepi.
Tepat di seberang jalan, MARSELANO, 20, tengah duduk bersandar di kaki pohon sembari membaca buku "Kejahatan & Hukuman - Fyodor Dostoevsky", yang dibantu penerangannya dengan senter. Marselano melirik pada El Jamal sebentar dan kembali membaca.
DISSOLVE TO :
INT. RUMAH MAKAN PADANG - MALAM
ANGSA II, 30, meletekan es tes manis di atas meja.
ANGSA II
Kau yakin ingin terus melanjutkan perjalanan?
Ia mengeluarkan sebungkus rokok filter berserta korek di saku kemejanya. Tak lama dari itu ia bersendawa.
Tepat di hadapannya, ANGSA I, 35, memandang lurus ke arah luar jendela sembari meminum teh tawarnya. Ia kumur-kumur terlebih dahulu sebelum menelannya.
ANGSA I
Tidak ada pilihan lain. Kita harus tiba di Palembang besok pagi.
ANGSA II
Tetapi Jalur Lintas Sumatera terlalu beresiko pada malam hari!
Angsa I tersenyum tipis sembari memandang Angsa II.
ANGSA I
Boi! Asal kau tahu. Jalur Lintas Sumatera buas bukan hanya untuk malam hari, tapi juga untuk siang hari!
EXT. JALUR LINTAS SUMATERA - LATER
MOBIL KIJANG WARNA PUTIH dengan NOMOR POLISI DAERAH JAKARTA melintas di antara perkebunan kelapa sawit.
INT. DI DALAM MOBIL KIJANG - LATER
Jauh di depan sana, Angsa I & II melihat sebuah POHON TUMBANG memblokade jalan. Angsa I memelankan kecapatan laju mobilnya.
ANGSA II
Apaan tuh, Bang?
ANGSA I
Sialan! Ambil konci inggris dan konci pas yang disiapkan tadi!
ANGSA II
Apa sebaiknya kita tidak putar balik aja?
ANGSA I
Putar balik kemana!? Sudah cepat ambil kuncinya!
Angsa II mengambil kunci tersebut di jok belakang.
EXT. JALUR LINTAS SUMATERA - LATER
El Jamal bangkit kala ia melihat cahaya mobil dari kejauhan. Bibirnya tersenyum.
EL JAMAL
Selano!
Marselano melirik ke arah El Jamal sebelum akhirnya ia menoleh ke arah cahaya lampu mobil tersebut. Gegas ia matikan senter dan menutup bukunya. Mengambil parang dan bersembunyi di balik semak-semak.
Mobil semakin bergerak mendekat.
Kita mengikuti El Jamal yang bersembunyi di balik semak-semak. Di antara sela-sela dedanuan semak-semak, kita masih dapat melihat separuh wajah El Jamal. Tak lama dari itu, cahaya mobil menyapu area tersebut. Mobil melintas. El Jamal mengenakan kupluk "maling"nya.
Mobil berhenti tak jauh dari pohon tumbang. Terdengar rem tangan di tarik.
Kita mengitari daerah depan mobil.
ANGSA I
Periksa daerah semak-semak!
Angsa I & II memeriksa area semak-semak.
ANGSA I
Konci inggris!
Angsa II memberikannya kepada Angsa I.
ANGSA I
Ingat! Tetap waspada! Jangan lepas penglihatan pada semak-semak. Dan ingat, saling mengawasi satu sama lain! Kau mengerti, Boi?
Angsa II mengangguk. Keduanya mulai turun dari mobil. Tapi kita fokus kepada Angsa II.
Sementara Angsa II menghampiri pohon tumbang, kita bergerak menjauh darinya. Menghampiri Marselano yang keluar dari persembunyian dengan parang di tangan dan kepala yang ditutup oleh kupluk "maling". Ia bersembunyi di belakang mobil.
Di depan, kita mendengar suara POHON YANG DI SERET.
El Jamal datang menghampiri Marselano.
MARSELANO
(berbisik)
Dengar, El Jamal! Jangan gunakan parangmu dengan bagian yang tajam! Kita menyerang dengan bagian yang tumpul. Ingat, yang tumpul!
El Jamal mengangguk. Setelah Marselano mengintip kedepan, mereka bergerak maju. Kita mengikuti Marselano.
Marselano bersembunyi di samping kiri ban mobil depan. Melalui kaca mobil, kita melihat El Jamal tengah mengendap bersiap untuk menyerang. Kita masuk kedalam mobil, dan mengikuti El Jamal.
El Jamal melihat Marselano mendekati Angsa II. Ia pun segera bergerak mendekati Angsa I. Tapi, ia merasa gugup. Tidak setenang dan sepasti Marselano.
Angsa I & II tengah menyeret pohon tumbang kala Angsa II melihat El Jamal hendak menyerang Angsa I.
ANGSA II
Awas! Di belakangmu, Bang!
Sesaat setelah Angsa II mengatakan itu, dengan parangnya Marselano memukul Angsa II pada bagian pundak. Angsa II ambruk.
Ketika Angsa I menoleh kebelakang, El Jamal reflek menebas leher Angsa I dengan parangnya bagian tajam. Darah pun menyemburat keluar dari leher Angsa I.
Konci inggris yang berada digenggamannya pun terlepas. Angsa I masih berdiri dan mencoba menutupi luka tebasannya dengan tangan. Tetapi darah terus mengalir. Mulutnya mengeluarkan suara seperti MENGOROK. Angsa I ambruk.
MARSELANO
(dengan kesal)
GOBLOK! GOBLOK! GOBLOK! Mengapa kau GOBLOK dan TOLOL sekali, Jamalludin??? Mengapa kau menggunakan bagian yang tajamnya!? Kan tadi sudah kubilang, gunakan yang tumpulnya - YANG TUMPULNYA, BANGSAT!
EL JAMAL
(Panik dan gugup)
Aku tidak tahu, Selano, aku tidak tahu! Kupikir aku menggunakan bagian yang tumpulnya.
Marselano berjalan hilir-mudik. Panik.
MARSELANO
Goblok! Sekarang bagaimana? Bagaimana kalau dia mati? -- Dan dia pasti mati!
Angsa I kejang-kejang. El Jamal dan Marselano hanya berdiri menyaksikan bagaimana Angsa I mati. Sembari terus menyaksikannya, El Jamal membuka kupluk maling-nya itu.
Angsa I akhirnya tewas. Menyaksikan itu, El Jamal dan Marselano saling pandang-memandang, dan masing-masing menelan ludah.
Angsa II tibat-tiba terjaga. Ia bangun dengan rasa nyeri pada bagian pundak. Dan mendapati bahwa Angsa I, abangnya, telah tewas. Pandangannya kemudian beralih kepada Marselano & El Jamal dengan amarah.
ANGSA II
(murka)
BANGSAAAT! Kalian membunuh abangku!
Sebelum Angsa II bangkit berdiri sembali mencari kunci pasnya, Marselano keburu memukulnya dengan parang sampai jatuh pingsan.
EL JAMAL
(panik)
Kita harus membunuhnya, Selano, kita harus membunuhnya! Ia sudah melihat wajahku!
MARSELANO
KIKAT!? Apa kau bilang? Kita? Yang ada KAU yang harus membunuhnya, Jamalludin!
EL JAMAL
(memelas)
Ayolah, Kawan! Kini giliran kau yang membunuhnya. Aku telah membunuh abangnya.
MARSELANO
Itu karena kegoblokanmu, El Jamal! Mengapa pula kau buka topeng sialanmu itu!?
EL JAMAL
Karna kupikir ia tidak akan secepat itu tersadar! Ayolah, Selano... ayolah!
Marselano menghampiri Angsa II.
MARSELANO
(menghampiri Angsa I)
Aish, sudahlah! Kau bunuh saja orang itu. Aku akan mengumpulkan barang-barang yang bisa kita gasak -- Goblok! Kau seperti amatiran saja, El Jamal!
El Jamal memelas sembari memandangi Marselano, dan beralih kepada Angsa II.
Marselano yang tengah menggeledah Angsa I berhenti sejenak setelah mendapati El Jamal yang hanya berdiam diri.
MARSELANO
Hei, goblok! Mengapa kau diam saja! Cepat bunuh dia sebelum dia tersadar kembali!
Bibirnya berdecak. Memelas. Setelah menarik nafas panjang, El Jamal berjalan menghampiri Angsa II.
EL JAMAL
Maafkan aku, Kawan, tapi aku harus membunuhmu malam ini.
El Jamal membangunkan Angsa II. Ia mengambil posisi berdiri di belakangnya. Dengan tangan kiri, ia menggemgam rambut Angsa II. Tangannya yang lain, yang memegang parang, telah bersiap ia letakan pada leher Angsa II. Dengan perlahan dan pasti, El Jamal menyeret bagian tajam parangnya itu, menembus kulit dan daging Angsa II. Darah pun mengalir.
MARSELANO (V.O)
Aku melihat bahwa terdapat sesuatu semacam kebengisan yang alami di dalam dirinya. Dia, El Jamal, Sahabatku, seperti seseorang yang terlahir dengan bakat alami menjadi seorang bandit, tapi juga berperasaan. Dia adalah dia; El Jamal!
Marselano memandang takjub bagaimana El Jamal membunuh Angsa II.
EXT. JALUR LINTAS PROVINSI - LATER
El Jamal dan Marselano berjalan menghampiri mobil dengan masing-masing membawa barang-bawaannya.
MARSELANO
Pastikan tidak ada jejak yang tertinggal! Puntung rokok dan lain sebagainya.
EL JAMAL
Kau yakin bisa mengendarainya?
MARSELANO
Aku belum pernah mengenderai mobil. Tapi aku tahu bagaimana cara menggunakanannya.
Mereka berdua masuk kedalam mobil. Mobil sempat melompat dan mati.
INT. DI DALAM MOBIL KIJANG - COUNTINUOS
EL JAMAL
Yang benar, Selano! Kau bisa mengendarainya atau tidak?
MARSELANO
(Sembari menghidupkan mesin)
Berisik! Mengapa kau tidak diam saja disitu dan serahkan urusan ini kepadaku! Dasar amatiran!
Mesin hidup kembali.
EL JAMAL
Bangsat! Sekali lagi kau bilang aku amatiran...
MARSELANO
Amatiran!
EL JAMAL
(dengan bangga)
Terserah kau, Marselano, kau mau bilang aku amatiran atau apapun itu. Tapi, perlu kau ingat, aku telah membunuh dua orang malam ini! DUA ORANG! Kau harus ingat itu.
Dengan perlahan mobil berjalan mundur ke kiri. Putar balik. Sebelum akhirnya meninggalkan kita berserta dua orang mayat.