Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
MARTINO (O.S)
...Siap, Tn. Berani! Siap! Serahkan saja semua kepada kami, biar semua kami yang mengurus. Tuan Berani tinggal duduk manis saja di sana...
FADE IN:
INT. POLRESTA RAMUNDA - KANTOR IPTU IMAM MARTINO - PAGI
Di kursinya, IMAM MARTINO, 50'an, duduk sambil menghisap cerutu. Ia berseragam lengkap. Kita dapat melihat pangkatnya adalah balok dua emas. Ia tengah berbicara dengan seseorang di seberang Nokia 9000-nya.
PESO BERANI (TELEPHONE)
Pokoknya amanlah, Tuan... Saya sudah siapkan hadiah untuk Tuan dan Tn. Hendrik Van Pangalengan jika semua urusan sudah selesai. Nanti saya akan minta kepada Sdr. Moses Netanahu untuk memberikannya kepada Tuan. Ya cukuplah untuk Tn. Martino berserta keluarga berlibur sebulan di Eropa.
MARTINO
Ha-ha-... Tn. Berani bisa saja... Yasudah, Tuan, pokoknya Tuan tenang aja. Aman! Biar semua kami yang urus. Tn. Berani tinggal baca berita saja di koran sebagai hasilnya.
PESO BERANI (TELEPHONE)
Okeh! Baiklah kalau begitu. Saya tunggu berita baiknya, Tn. Martino. Mari...
MARTINO
Siap! Yo, mari Tuan Berani... Selamat pagi.
Imam Martino menutup teleponnya, dan lanjut mencari kontak seseorang.
MARTINO
Anak setan! Mana itu si Suhendra? Nangkap bocah ingusan aja nggak becus!
Martino menelepon Lukas Suhendra.
INT. RUMAH LUKAS - KAMAR TIDUR - CONTINUOUS
Lukas Suhendra terjaga dari tidurnya ketika nada dering Nokia-nya berbunyi & bergetar.
LUKAS
Argh! Bangsat! Siapa sih yang nelpon? Ganggu orang tidur aja - Anjing!
Lukas meraba-raba mencari teleponnya. Setelah ketemu, ia dekatkan teleponnya itu pada matanya. Dengan mata memincing Lukas Suhendra melihat bahwa yang menelepon adalah IPTU Imam Martino. Lekas ia bangun dan duduk di tepian ranjang. Mendadak segar.
LUKAS
Bangsat! KASAT yang nelpon!
(ia angkat teleponnya)
Siap! Perintah, Komandan!
INT. POLRESTA RAMUNDA - KANTOR IPTU IMAM MARTINO - SAME
MARTINO
Ke ruanganku!
Imam Martino segera menutup teleponnya.
INT. RUMAH LUKAS - CONTINUOUS
LUKAS
Siap! Euu...
(ia lihat layar teleponnya)
Sialan! Di mati-in lagi, anjing!
Lukas melempar Nokia-nya ke atas ranjang. Lalu kedua tangannya meremas rambutnya.
LUKAS
Hadeuh! Apalagi ini, Anjing!
Dengan berat ia bangkit dan berjalan menuju kamar mandi.
INT. POLRESTA RAMUNDA - KANTOR IPTU IMAM MARTINO - LATER
Pintu di ketuk.
MARTINO
Masuk!
Lukas Suhendra masuk dan memberi hormat.
LUKAS
Izin, Komandan...
Imam Martino dengan gerakan tangannya mempersilahkan. Lukas Suhendra melangkah masuk dan duduk di kursi.
MARTINO
Siapa yang menyuruh kau duduk?
LUKAS
(melompat bangkit)
Siap salah!
MARTINO
Duduk!
Lukas Suhendra kembali duduk. Ia menunggu Imam Martino berbicara. Kita lihat Imam Martino tengah memotong cerutunya. Setelah menyulut cerutunya baru ia bicara.
MARTINO
Kita tau bahwa rekan kita di Satlantas, Pak Muhajidin, baru saja pensiun tiga hari yang lalu. Tentu saja mereka kekurangan personil. Dan kupikir kau cocok untuk menggantikannya, Tn. Suhendra!
Lukas terkejut dan mendadak membuat kursi yang di dudukinya tak nyaman. Ia ingin mengatakan sesuatu namun Imam Martino keburu melanjutkan.
MARTINO
Kau hanya perlu duduk di pos - Ya, sesekali kau turun ke jalan dan menilang beberapa pengendara untuk membeli beberapa bungkus rokok-mu. Dan setelah kulihat-lihat, kurasa itu semua cocok dengan cara kerjamu yang leha-leha.
LUKAS
Ehm - Tapi, Ndan...
Imam Martino memotong:
MARTINO
(dengan nada yang di tekan)
Lalu mengapa kau belum juga menangkap pengedar si Jefry sialan itu!?
Lukas Suhendra bangkit.
LUKAS
Siap, Ndan! Saya akan segera menangkapnya!
MARTINO
Saya tidak-mau-tahu, Suhendra, hari ini kau harus bawa si bangsat itu kemari! Lebih dari itu, dengan senang hati saya akan memindahka-mu ke satuan lain!
LUKAS
Siap, Ndan!
(Ia memberi tabik)
Izin bertugas.
Lukas Suhendra berlalu pergi.
EXT. POLRESTA - LORONG - CONTINUOUS
Sembari menyalakan rokok, Lukas Suhendra berjalan terburu-buru.
LUKAS
Bajingan tengik! Anak haram! Kan kutembak kau, Jefry! (pause) Di mana lagi si Tommy-Anjing?
(berteriak)
Tommy! Tommy! Di mana kau, Keparat?
EXT. KAMAR SEWA BOCAH PECANDU - LANTAI II - PAGI
Lukas menggedor-gedor pintu kamarnya dengan kencang dan keras. Berulang-ulang.
LUKAS
Buka pintunya, Boi! Aku tahu kau di dalam!
Di belakangnya, ada TOMMY, 25, berpakaian preman.
TOMMY
Dobrak aja, Bos, pintunya!
Lukas tak mengindahkan saran Tommy. Ia kembali menggedor dan tak lama dari itu, BOCAH PECANDU, 20'an, mengintip sedikit di balik tirai jendela.
LUKAS
Dengar, Boi! Jangan khawatir dengan kedatanganku. Aku datang hanya ingin bertanya.
BOCAH (O.S)
(ketakutan dan terbata-bata)
Ber.. ber... bertanya apa?
LUKAS
Tapi buka dulu pintunya! Sumpah demi Tuhan, aku tidak akan menangkapmu!
BOCAH (O.S)
Langsung saja, Pak Polisi. Apa yang ingin Pak Polisi tanyakan? Aku bisa menjawabnya dari dalam.
Lukas mulai kesal dengan tingkah Bocah Pecandu. Tapi ia mencoba untuk tetap menahan diri.
LUKAS
Aku tahu kau ketakutan. Tapi sumpah demi Tuhan aku tidak akan menangkapmu. Jadi, Boi, aku mohon padamu untuk buka pintunya dan biarkan aku masuk!
BOCAH (O.S)
Pak Polisi janji tidak akan menangkapku?
LUKAS
Janji! Aku tidak akan berbohong. Aku tidak akan menangkapmu! Sumpah demi Tuhan!
Tommy tak sabaran. Ia menggedor pintunya dengan cukup keras dan kecang.
TOMMY
Buka pintunya, Bangsat! Jangan sampai aku mendobraknya, Anak Haram!
LUKAS
Seperti yang rekanku bilang, Boi. Buka pintunya atau kami yang akan memaksa masuk.
(beat)
Jangan bodoh! Aku tahu kau pintar. Jangan sampai rekanku kehilangan kesabarannya. Dia buas seperti harimau!
Tak ada jawaban dari dalam.
LUKAS
Aku hitung sampai tiga. Jika kau tak membukanya... sekali lagi, jika kau tak membuka pintu sialanmu ini, terpaksa rekanku akan mendobraknya! Satu... dua...
Masih tak ada jawaban.
LUKAS
Tiga!
Dengan isyarat gerakan kepala, Lukas memerintahkan Tommy untuk mendobraknya. Tommy, dengan kakinya, mendobrak pintu tersebut. BRUUKKK! Dan pintu terbuka. Tommy masuk ke dalam dengan revolver tertunjuk, yang di ikuti Lukas dari belakang. Kita masuk mengikuti mereka.
INT. KAMAR SEWA BOCAH PECANDU - CONTINUOUS
Bocah itu tak ada, ia bersembunyi. Tommy mencarinya di dalam Kamar Tidur tetapi ia tidak di sana juga.
TOMMY (O.S.)
Di mana kau, Bangsat!
Kita tetap bersama Lukas yang tengah, dengan pandangannya, menggeranyangi meja yang diseraki puntung-puntung rokok, kondom, dan plastik kecil bekas paketan sabu, sembari menggeleng-geleng kepala.
LUKAS
(bergumam)
Anak biadab! Ke mana orang tuanya?
Di ujung sana, di Kamar Mandi, Tommy mendobrak pintunya. Ia masuk dan mendapati bocah itu berada di sana.
TOMMY (O.S)
Anak setan! Bikin repot saja! Ayo ikut!
BOCAH (O.S)
Ampun, Pak Polisi, ampun! Jangan bawa saya, Pak Polisi. Jangan bawa saya!
TOMMY (O.S)
Bacot! Diam kau, Pecandu!
Tommy dengan kasar menyeret bocah itu keluar dari Kamar Mandi ke ruang tengah, di mana Lukas tengah menunggu. Bocah itu menangis ketakutan.
Lukas memberi isyarat kepada Tommy agar Bocah itu duduk di sofa. Tommy melempar Bocah itu ke sofa. Lukas menyulut sebatang Lucky Strike.
BOCAH
(menggigil ketakutan)
Ampun, Pak Polisi. Saya janji tidak akan make lagi...
Kaki kanan Lukas naik ke atas meja. Tangan kanannya bertumpu pada lutut kakinya.
LUKAS
Langsung saja, dan aku ingin kau menjawabnya dengan benar! Di mana Jefry?
BOCAH
(menggeragap)
Si.. si.. si... siapa?
LUKAS
JEFRY!
BOCAH
Jef... Jef.. Jefry?
LUKAS
Cepatlah! Jangan buat kami harus berlama-lama di sini!
Tommy menggeplak kepala si Bocah dengan keras sampai ia tersungkur.
TOMMY
Jawab, Bangsat!
Si Bocah menangis sambil berteriak menyerukan mamanya. Tommy menjambak rambutnya dan mendudukan si Bocah.
BOCAH
Sa.. sa.. saya nggak tau, Pak Polisi!
TOMMY
KONTOLLL!
Dengan kesal, Tommy meninju Bocah Pecandu tepat di pelipis matanya.
BOCAH
(menangis histeris)
Maamaaa! Tolong aku, Ma!
Tommy kembali menjambak rambutnya. Mendudukannya kembali.
BOCAH
Ampun, Pak Polisi, ampuuuuun!
TOMMY
Makanya jawab, Babi!
BOCAH
Sa... sa.. saya beneran nggak tahu, Pak Polisi. Sumpah demi Allah! Iris kuping saya kalau saya tahu keberadaannya!
Tommy menjambak rambutnya. Di depan wajah Bocah Pecandu yang menggigil ketakutan ia bertanya;
TOMMY
(dengan gigi yang terkatup)
Terus kau beli sabu dari mana, Anak Setan, kalau bukan sama dia, Bangsat!? Huh!
BOCAH
Saya beli dari kawannya lagi, Pak. Buk... Buk... bukan sama dia langsung!
LUKAS
Siapa kawannya?
Tommy menjewer kuping si Bocah.
TOMMY
Jawab, Iblis!
BOCAH
Si.. si.. si...
TOMMY
Si! Si! Siapaaaa, Kontol? Jawab!
BOCAH
Si.. Si Umar. Dari si Umar.
TOMMY
Yang benar kau!? Umar yang mana!?
BOCAH
Sumpah Demi Allah! Saya beli dari si Umar. Anak Gg. Mandiri...
Lukas mematikan sigaretnya di atas meja, dan berlalu.
TOMMY
Awas kalau bohong! Kan kumasukan kau ke dalam bui!
Tommy menoyor kepalanya sebelum berlalu. Mereka pergi meninggalkan Bocah Pecandu yang menggigil ketakutan.