Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Kita mendengar sebuah alunan melodi piano dari sebuah lagu, "Amazing Grace".
JOSE (O.S.)
Para Jemaat sekalian yang di berkati oleh Tuhan Yesus...
JEMAAT (O.S.)
Aamiin...
FADE IN:
EXT. GEREJA - PAGI
Kita melihat sebuah landscapce Gereja dari tampak depan. Perlahan, kita bergerak mendekatinya.
JOSE (O.S.)
Sekitar tahun 1748, sebuah kapal dalam pelayarannya ke Inggris harus menghadapi terjangan badai yang maha dahsyat. Semua awak dan orang-orang yang berada di dalam kapal panik dan ketakutan melihat kematian yang hanya satu jengkal di hadapannya --
INT. GEREJA - LATER
JOSE, 28, tengah memainkan piano di depan para jemaat. Tepat di seberangnya, terdapat sekelompok PADUAN SUARA tengah berbaris.
JOSE
(lanjutan)
Termasuk salah satu diantaranya adalah seorang penjual budak kulit hitam yang terkenal bengis dan kejam. Bernama, John Newton... Ia pun keluar dan melihat semua kekacauan yang terjadi... Newton berseru, "Aku serupa Yunus yang berlayar membawa dosa!"
Jose terus memainkan pianonya.
JOSE
Para Jemaat sekalian yang di cintai Tuhan -
JEMAAT
Aamiin...
JOSE
Di tengah guncangan badai yang maha dahsyat itu, Newton bersimpuh... Dan menangis...
(selanjutnya dengan nada yang sangat emosional, tinggi)
"Oh-Tuhan-ku, Yesus Kristus! Jangan Engkau renggut nyawaku sebagai pendosa! Ampuni aku, Ya Tuhan! Ampuni aku!"
(beat. suaranya memelan menjadi lirih)
Ampuni aku, Ya Tuhan, Ampuni aku... Ampuni hamba-Mu yang pendosa ini!
(selanjutnya dengan suara yang lantang)
Aku mohon pada-mu, Wahai Yesus Kristus, Tuhanku, maafkanlah semua dosa... maafkanlah semua dosa yang selama ini kuperbuat! SELAMATKAN AKU! SELAMATKAN AKU! Aku mohon pada-Mu, SELAMATKAN AKU!"
Jose menangis sambil memainkan pianonya dengan begitu emosional.
JOSE
Para Jemaat sekalian, tak lama dari itu, laut seketika menjadi tenang. Tuhan Yesus menyelamatkan John Newton dan semua orang yang berada di dalam kapal dari marabahaya. Dan semenjak hari itu, Newton bertaubat. Meninggalkan dunianya yang lama dan menekuni ilmu Kekristenan untuk menjadi seorang Pendeta.
(beat. Jose mulai memainkan nada piano yang tenang dan sedikit ceria.)
Selanjutnya, di suatu sore yang indah dan tenang, di suatu hari di tahun 1779, Newton duduk sambil menikmati pemandangan lewat jendela rumahnya. Di depannya, di atas meja, terdapat selembar kertas dan pena. Dalam pikirannya Newton mengenang peristiwanya di masa lampau, sebuah peristiwa di mana ia menjadi saksi dari anugerah Tuhan yang menyelamatkannya. Kemudian, ia mulai menulis sebuah lirik lagu pujian yang sangat... sangat begitu indah...
Jose kembali memainkan nada lagu "Amazing Grace".
JOSE (SINGING)
"Amazing grace, how sweet the sound. That saved a wrecth like me..."
(beat)
Di masa tuanya, Para Jemaat sekalian, John Newtown kehilangan penglihatannya. Dia buta. Tapi...
(SINGING)
"I once was lost, but now... am found. Was blind, but now i see..."
JOSE
Para jemaat sekalian, lagu yang indah ini mengilhami seorang anggota parlemen Inggris pada masa itu, untuk berjuang menghapuskan perdagangan budak kulit hitam! Dengan lantang, dia berseru di muka umum, "Ingatlah, Tuan-tuan, bahwa Tuhan menciptakan kita semua sama!" Dan lagu yang indah tersebut, yang tidak hanya mengilhami seseorang untuk berjuang menghapus perdagangan budak, tapi juga mengilhami semua masyarakat Kristiani di seluruh dunia... sampai sekarang dan untuk selamanya....
Jose memberi kode kepada PADUAN SUARA untuk bernyanyi.
JOSE (SINGING)
"Amazing Grace..."
Para jemaat berdiri dan ikut bernyanyi.
PADUAN SUARA
"... How sweet the sound
That saved a wretch like me
I once was lost, but now am found
Was blind, but now I see
'Twas grace that taught my heart to fear
And grace my fears relieved
How precious did that grace appear The hour I first believed
Through many dangers, toils, and snares
I have already come
This grace that brought me safe this far, and grace will lead me home..."
INT. GEREJA - LATER
Jose mengantarkan ROMO, 50'an, keluar gereja.
ROMO
Bagaimana dengan aktivitas mengajarmu, Jose? Lancar?
JOSE
Puji Tuhan, Romo, semuanya lancar.
ROMO
Syukurlah... O-yah, bagaimana dengan keadaan putrimu?
JOSE
Um... Sudah sebulan ini kami merawatnya di rumah, Romo.
Romo berhenti melangkah, dan memandang Jose untuk beberapa saat.
ROMO
Mengapa? Maaf, Jose, apa ada masalah dengan keuanganmu?
JOSE
Tidak, Romo, tidak... Memang dokter sudah memperbolehkan kami untuk merawatnya di rumah.
ROMO
(lanjut melangkah)
Owh, syukurlah kalau begitu. Katakan saja jika kau membutuhkan sesuatu, Jose, Anakku... Jangan sungkan.
JOSE
Baik, Romo... Terima kasih banyak sebelumnya.
EXT. GEREJA - DEPAN PINTU - CONTINUOUS
ROMO
Baiklah, Jose, kudoakan selalu untuk kesembuhan putrimu.
JOSE
Aamiin...
ROMO
Mari...
JOSE
Hati-hati, Romo.
Romo berlalu. Jose mengikutinya dengan pandangannya sejenak sebelum akhirnya ia masuk ke dalam gereja.
INT. GEREJA - LATER
Jose berlutut di tengah-tengah gereja menghadap ke sebuah patung salib di mana Yesus di gantung. Tangannya saling menggenggam. Ia berdoa.
JOSE
O-ya-Tuhanku... Tuhan Yesus Kristus, aku berlutut di hadapan-Mu untuk meminta pertolongan-Mu, kuasa dan keagungan-Mu... Aku mohon pada-Mu, Ya-Tuhan, selamatkan putriku! Selamatkan putriku dari penyakit yang di deritanya...
(mulai menangis)
Cabutlah kanker yang berada di kepalanya... Cabutlah, ya-Tuhan! Selamatkan dia! Aku mohon pada-Mu. Aku mohon pada-Mu! Selamatkanlah putriku dari penyakit yang di deritanya! Aku mohon, ya-Tuhan, aku mohon... Aku tak ingin jika harus kehilangannya, Ya Tuhan. Aku mohon...
INT. SEKOLAH - KELAS - SIANG
Jose baru saja selesai mengejar.
JOSE
Baiklah, Teman-teman, untuk seminggu ke depan saya minta kepada kalian semua untuk mendengarkan lagu, “Frederic Chopin – Nocturne in C-Sharp Minor, B. 49”. Terserah siapa yang membawakannya. Ada yang mau ditanyakan?
PELAJAR
Tidak ada, Pak Guru!
JOSE
Bagus! Sampai bertemu di minggu depan. God Bless y'all.
INT. WARUNG SOTO SURABAYA - LATER
Jose membeli rawon 2 porsi.
EXT. APOTEK - CONTINUOUS
Mobil Jose masuk ke dalam pelataran parkir Apotek.
INT. APOTEK - CONTINUOUS
Jose memberikan resep dokter kepada pegawai Apotek. Setelah cukup lama menunggu, Jose membayar obat-obatannya.
INT. RUMAH JOSE - CONTINUOUS
Jose masuk ke dalam rumah dengan membawa tas, rawon & obat-obatannya. Ia melepas sepatu sambil berseru:
JOSE
Maria... Mariaaaa... Istriku... aku pulang.
Tak seperti biasanya, kali ini istrinya tak menyambut atau menyahutinya. Jose mulai panik. Ia buru-buru meletakan barang bawaannya di meja kopi ruang tengah, dan berjalan ke arah kamarnya.
Di ambang pintu kamarnya Jose terkesiap.
JOSE
Yesus, Maria, Yosef!