Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
77. EXT. RUMAH CINTA – SIANG
Cinta bersiap-siap berangkat ke Bandara untuk terbang ke Paris. Tampak sebuak koper dan ransel teronggok di lantai depan rumah. Rani melepas Cinta dengan berat hati namun harus mengikhlaskannya. Ia tak mau segera melepas Cinta dalam pelukannya diiringi isak tangis.
RANI
CINTA
RANI
CINTA
Rani mengangguk-angguk sambil tersenyum di antara tangisan. Mereka saling melepaskan pelukan dan berpisah dengan penuh haru. Rani mengantar Cinta ke mobil yang akan membawa ke bandara.
CUT TO:
78. INT. RUMAH REAN - MALAM
Rean sedang asyik melukis wajah Cinta yang belum selesaikan. Pak Bim datang dengan tertunduk lesu. Pak Bim menghampiri Rean lalu berdiri di samping Rean masih tertunduk. Ia tampak ketakutan hingga ragu-ragu untuk berbicara. Rean berpaling dari lukisan, menatap Pak Bim dengan bingung.
REAN
PAK BIM
REAN
REAN
REAN
(kaget)
Rean menaruh kuasnya yang hampir terlepas dari tangannya. Ia menatap wajah Cinta dalam lukisan dengan tatapan sedih serta putus asa.
REAN (CONT’D)
(bergumam)
PAK BIM
REAN
Rean tampak kecewa lalu meluapkan emosi dengan membanting peralatan melukis hingga cat warna terhambur mengotori lantai galeri.
PAK BIM
REAN
(berteriak)
Rean terduduk lemas di lantai sambil memegangi kepalanya. Matanya terpejam menahan amarah dan penyesalan.
Tak lama, telepon genggamnya berbunyi. Sebuah panggilan dari Surya tampak di layar. Namun Rean tak mau mengangkat panggilan. Pak Bim berinisiatif mengangkat telepon.
PAK BIM
Pak Bim menjawab dengan perlhan dan lemas. Wajahnya tegang menatap Rean yang sedang merasakan sedih dan rasa penyesalannya.
PAK BIM (CONT’D)
REAN
(terperanjat)
Pak Bim menatap Rean dengan iba. Rean terlihat syok. Tiba-tiba tangannya bergetar hebat. Wajahnya pucat disertai gemetaran di seluruh tubuhnya.
REAN (CONT’D)
(berteriak)
Rean merangkak untuk meraih pisau yang terletak di keranjang buah-buahan. Saat tangannya menyentuh pisau, tangan Pak Bim sigap menepisnya hingga pisau terlempar agak jauh dari tubuh Rean. Rean tampak berusaha meraih kembali namun Pak Bim mengambil pisau itu, lalu melemparnya dan terjatuh ke kolam renang. Rean tampak meradang. Tetapi Pak Bim berhasil merangkul meski kewalahan karena perlawanan Rean. Pak Bim akhirnya berhasil menenangkannya hingga berhenti meronta.
PAK BIM
Di pintu galeri, sudah berdiri Renata yang tengah menatap Rean dengan tatapan sedih. Renata perlahan berjalan mendekat ke arah Rean. Rean menatap adiknya dalam-dalam. Renata merentangkan kedua tangan mungilnya dengan berlinang air mata.
RENATA
Rean menatap adiknya lalu tak kuasa menahan tangisan. Ia merangkul Renata, mendekapnya dengan erat.
Pak Bim menatap haru sambil tersenyum kecil. Kemudian tangannya menyusut air di sudut matanya.
CUT TO:
79. EXT. PEMAKAMAN - SIANG
Di acara pemakaman jenazah Yura. Tampak suasana area pemakaman yang ramai oleh para pengantar berpakaian serba hitam, mengerumuni liang lahat. Tampak Rean didampingi Pak Bim berdiri di samping pusara yang masih baru. Tak jauh darinya, Surya termenung sedih menatap makam putrinya. Di sampingnya tampak Rani sedang menabur bunga di atas pusara.
Setelah beres acara pemakaman, Rean menemui Rani dan Surya. Mereka saling berpelukan.
RANI
Ibu sudah memaafkanmu, Nak. Sudahlah! Yang penting kamu menyesali perbuatanmu dan mau bertanggung jawab.
REAN
RANI
Rean terdiam. Ia gugup dan tampak seperti terpukul oleh ucapan Rani.
RANI (CONT’D)
Rean mengangguk. Tatapan dan wajahnya berubah semringah.
RANI (CONT’D)
Rean termangu. Tatapannya kini terlempar jauh ke atas langit.
REAN (VO)
Tampak di langit biru, awan putih berarak dan kian memudar ditiup angin.
DISSOLVE TO:
80. EXT. TAMAN MENARA EIFFEL. PARIS – SIANG
LONG SHOOT: langit di atas taman sekitar Menara Eiffel.
[NOTE: Suasana langit terlihat sama dan menyambung dengan langit di atas pusara Yura ]
Tampak Cinta sedang duduk sendiri di bangku taman sambil melamun.
CINTA (VO)
FLASHES: raut wajah Rean dan Shaka muncul bergantian.
CINTA (VO) (CONT’D)
Cinta mengusap wajahnya lalu menghela napas dalam-dalam. Ia mengangkat wajahnya untuk menatap langit.
CINTA (VO)
Tampak langit biru berawan putih berarak di atas pucuk menara Eiffel.
DISSOLVE TO:
81. INT. RUMAH REAN – SIANG
LONG SHOOT: pemandangan langit di atas rumah Rean.
Rean tampak berjalan dari arah dapur menuju galeri dengan tergesa-gesa. Di tangannya terlihat sebilah pisau tajam mengkilap tersorot sinar matahari.
Pak Bim yang baru saja mau masuk dapur, tersentak dan buru-buru mengejar Rean dengan wajah tegang, sambil berteriak-teriak memanggil Rean.
PAK BIM
(panik)
Rean tak mendengar teriakan Pak Bim. Rean tetap berjalan tergesa-gesa.
REAN
(berteriak)
Pak Bim berhasil mengejar Rean dan segera merebut pisau dari tangan Rean. Rean terkejut hingga pisau terlepas. Ia kaget dengan tindakan Pak Bim yang tiba-tiba tanpa sepengetahuannya.
Rean melepas headset yang dipasang di telinganya. Lalu menatap Pak Bim dengan heran.
REAN
PAK BIM
REAN
(menahan tawa)
Di bangku galeri, tampak Renata sedang menunggu dengan memegang sebuah apel.
RENATA
Pak Bim mengembuskan napas lega sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
PAK BIM
REAN
Rean tersenyum menatap Pak Bim dan Renata yang sedang tersenyum bahagia. Lalu menatap lukisan wajah Cinta yang tersenyum menatapnya.
FADE OUT:
END: