Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
61. INT. RUMAH REAN – MALAM
ESTABLISHING SHOT: rumah Rean di waktu malam.
Terlihat suasana di depan ruang galeri lukisan rumah Rean. Rean yang tampak letih, marah-marah di hadapan Pak Bim. Pak Bim tampak kebingungan. Ia terlihat gugup sambil menunduk ketakutan.
REAN
Pak Bim tampak semakin gugup. Rean berjalan mondar-mandir dengan tangan mengusap-usap kepalanya di depan Pak Bim disertai raut kesal dan resah.
REAN (CONT’D)
PAK BIM
(gugup)
Rean tertegun. Matanya menatap Pak Bi, dengan nanar hingga Pak Bim jengah.
REAN
PAK BIM
REAN
PAK BIM
Rean terhenyak. Ia menatap lukisan orang tuanya di dinding galeri dengan mata berkaca-kaca.
CUT TO:
62. INT. KANTOR REAN. RUANG DIREKTUR – SIANG
Di kantor tampak Rean masih berwajah murung. Di depannya tampak Cinta yang sedang menunggu lembar kerjanya ditandatangani Rean. Rean menanda tangan hasil rancangan pakaian Cinta dengan tanpa ekspresi. Cinta memperhatikan wajah Rean dengan hati-hati.
CINTA
REAN
(menarik napas)
CINTA
(berhati-hati)
REAN
Rean terlihat mulai menceritakan masalahnya kepada Cinta. Cinta menanggapi dengan serius. Kadang dengan ekspresi terkejut, kadang terharu.
CINTA
Rean mengangguk sambil menatap Cinta.
CINTA (CONT’D)
REAN
Cinta tak menjawab. Dia hanya memberi senyuman untuk Rean. Rean tampak salah tingkah melihat senyuman Cinta.
CUT TO:
63. INT. KANTOR REAN. RUANG KERJA YURA – SIANG
Dari ruangannya yang dibatasi dinding kaca dan vitrase, Yura memergoki Cinta dan Rean asyik mengobrol dengan sikap berbeda dengan saat bercengkrama dengan Yura.
POV YURA: Rean dan Cinta terlihat akrab. Mereka mengobrol dengan diselingi tawa dan canda. Tidak terlihat kaku meski dalam hubungan kerja antara bawahan dan boss.
Yura menutup kembali vitrase dengan muka kesal karena cemburu.
INSERT FLASHES: ucapan Rean tentang keinginannya mempertanggungjawabkan perbuatannya dengan membantu Cinta untuk membayar rasa bersalahnya. (scene #56 )
Setelah itu Yura terlihat seperti sedang berpikir dan merencanakan sesuatu di otaknya, namun masih dengan ekspresi tak sedap.
CUT TO:
64. INT. KANTOR REAN. RUANG KERJA CINTA – SIANG
Tampak sepasang kaki bersepatu pentofel perempuan memasuki ruang kerja Cinta. Cinta sedikit terkejut melihat ke arah pintu. Tatapannya menunjukkan rasa aneh dan penasaran. Yura, pemilik sepatu pentofel itu menarik kursi di depan meja Cinta. Masih dengan sikap arogan, Yura bicara berbasa-basi. Tatapannya meneliti tubuh Cinta, lalu ke arah kruk yang tersandar di belakang kursi Cinta.
YURA
CINTA
YURA
Yura berpura-pura memainkan HP, padahal ia menyalakan mode rekaman di HP-nya untuk merekam pembicaraannya dengan Cinta.
CINTA
YURA
(tercengang)
CINTA
(menggeleng
Yura terhenyak. Wajahnya tampak tegang. Cinta menatap Yura dengan heran.
CINTA (CONT’D)
YURA
(gugup)
CINTA
YURA
CINTA
Yura memperhatikan mata Cinta yang berapi-api menyimpan dendam. Diam-diam ia menghentikan rekaman. Kini mata Yura terlihat puas seakan mendapatkan sesuatu yang diinginkannya, disertai sedikit senyuman sinis.
CUT TO:
65. INT. KANTOR REAN. RUANG KERJA YURA – SIANG
Kembali ke ruangannya, Yura termenung. Ia memikirkan ucapan Cinta. Ia menimang-nimang HP-nya sambil melirik ruangan Rean.
INSERT POV YURA: Dari balik vitrase ruangan Yura, tampak Rean sedang fokus bekerja di depan laptopnya.
Yura kembali menatap ponselnya. Tak lama kemudian, Yura memukul meja lalu mengangguk-anggukan kepalanya sendiri seolah memahami sesuatu.
CUT TO: