Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
09. INT. RUMAH SAKIT — MALAM
Terlihat suasana kesibukan di ruang IGD rumah sakit. Seorang laki-laki muda (REAN) mengamuk. Para nakes kewalahan menenangkan Rean. Di sebelahnya hanya dibatasi kain gorden, Cinta sedang dipindahkan dari kursi roda ke tempat tidur, lalu dibaringkan suster dalam keadaan kedua kaki dibalut perban.
SUSTER
Cinta mengangguk sambil tersenyum. Sementara di ranjang sisi lain beberapa perawat sedang melakukan tindakan pada pasien serangan jantung. Beberapa perawat terlihat membantu pernapasan dengan oksigen.
REAN(OS)
Cinta menutup kupingnya mendengar keributan di sebelahnya.
PERAWAT LAKI-LAKI (OS)
DOKTER (OS)
PERAWAT LAKI-LAKI (OS)
Cinta mendengarkan percakapan perawat dan dokter yang menangani pasien di sebelahnya sambil meringis.
CINTA
(menggerutu)
Tak berapa lama, suasana ruangan sepi. Tampak dokter ke luar didampingi beberapa perawat laki-laki dan perempuan. Rean terlelap setelah disuntik penenang. Di sampingnya tiang infus tergantung kantung darah dan kantung infus.
CUT TO:
10. INT. RUMAH SAKIT — PAGI
Pagi-pagi Cinta membuka mata setelah tertidur lelap. Ia merasa ruangan jadi sepi dan membosankan. Apalagi saat pasien jantung di sebelahnya didorong perawat meninggalkan ruangan. Cinta iseng mengintip dari celah kain gorden yang tersingkap. Dua perawat sedang membersihkan tempat tidur yang ditinggalkan pasien tadi.
CINTA
SUSTER
Cinta terbeliak karena kaget. Perawat meninggalkan ruangan yang kini kosong. Cinta menutup mukanya dengan selimut karena ketakutan. Namun beberapa saat kemudian dibukanya kembali seketika dengan tersengal-sengal karena kehabisan napas. Cinta benar-benar stress. Kemudian ia iseng mengintip ranjang sebelah yang ditempati Rean. Rean tampak mulai sadar terlihat dari gerakkan tubuhnya yang menggeliat dan terbatuk-batuk meski dalam posisi memunggungi. Cinta menyingkap gorden lebih lebar.
CINTA
Cinta niat menyapa namun dicuekin Rean.
CINTA (CONT’D)
Rean tak bereaksi. Cinta kembali memanggil Rean tetapi sudah mulai kesal.
CINTA (CONT’D)
Rean menoleh ke arah Cinta, menatap sejenak dengan wajah tak sedap, lalu kembali memunggungi sambil menutup mukanya dengan selimut.
CINTA (CONT’D)
Rean menurunkan selimut yang menutupi mukanya, kemudian menatap Cinta beberapa saat. Cinta tampak menahan napas karena tegang dan berharap-harap cemas menunggu reaksi Rean. Akan tetapi ...
REAN
(membentak)
Rean kembali memunggungi sambil menyelimuti seluruh tubuhnya. Cinta langsung gemas. Namun Cinta tak putus asa. Ia meraih botol air mineral di atas nakas, membuka tutupnya, lalu melemparkan ke tubuh Rean mengenai punggungnya. Rean tampak tersentak namun ia tak melayani lagi keisengan Cinta.
CUT TO:
11. INT. RUMAH SAKIT. RUANG INAP CINTA — PAGI
Dua hari kemudian. Suasana di ruang rawat inap Cinta. Cinta baru selesai operasi. Dia tampak semakin bersedih memandangi kedua kakinya yang tak bisa digerakkan masih dipasang pen. Cinta menangisi nasibnya yang malang. Ia kembali teringat kejadian setelah kecelakaan yang menimpanya malam itu.
CUT TO FLASHBACK:
12. INT. RUMAH SAKIT. RUANG INAP CINTA — SIANG
Cinta perlahan membuka mata baru siuman dari pengaruh obat bius. Cinta merasa linglung tak tahu keberadaannya. Saat ia ingin buang air, ia bangkit namun tubuhnya berat dan sakit luar biasa. Cinta baru sadar ketika tangan kiri dan kedua kakinya tak bisa digerakkan karena dipasang pen. Kakinya patah parah, kepalanya berat terbalut perban. Cinta menangis histeris tak bisa menerima kenyataan yang dialaminya. Hanya Rani, ibunya yang membuat Cinta sedikit tegar.
CINTA
(histeris)
RANI
CINTA
RANI
(terisak)
CINTA
RANI
CINTA
(teriak)
Rani berusaha menenangkan Cinta yang menangis keras. Ia memeluknya meski Cinta meronta-ronta. Sampai akhirnya Cinta kelelahan dan terkulai lemas sambil terisak-isak.
CINTA (VO)
Sorot mata dan raut wajah Cinta terlihat menyimpan penuh dendam saat di pelukan Ibunya.
CUT TO:
13. INT. RUMAH SAKIT. RUANG INAP CINTA — PAGI
Cinta merasa bosan ingin mengalihkan kesedihannya dengan ke luar kamar sekalian berjemur. Ia memanggil Suster yang baru selesai mengganti sprei dan selimut Cinta.
CINTA
SUSTER
CINTA
SUSTER
CINTA
(tersipu)
Suster tertawa sambil membantu Cinta duduk di kursi roda. Tiang infusan dipasang, lalu mendorongnya ke luar kamar.
CUT TO:
14. EXT. RUMAH SAKIT – SIANG
Cinta berjalan menuju taman ditemani suster yang mendorong kursi rodanya. Setelah sampai di taman, ponsel suster berbunyi.
SUSTER
Suster bergegas meninggalkan Cinta di taman. Cinta berjemur sambil memandangi beberapa pasien yang sama-sama berjemur. Tiba-tiba, dari arah kamar khusus atau VVIP yang lokasinya di seberang taman, terdengar suara erangan kesakitan serta memanggil-manggil suster dan nama seseorang. Suara laki-laki yang tak lain, Rean.
REAN (OS)
Cinta memasang kuping untuk lebih jelas mendengar teriakan tersebut.
REAN (OS)(CONT’D)
Cinta penasaran dan tergerak hatinya untuk mendatangi sumber suara. Ia menggerakkan kursi rodanya sendiri menuju koridor kamar seberang taman yang tak jauh dari Cinta.
CUT TO:
15. INT/ EXT. RUMAH SAKIT. KORIDOR – PAGI
Cinta sampai di sebuah pintu kamar yang sedikit terbuka. Cinta mengintip ke dalam kamar arah suara itu diam-diam. Di dalam tampak Rean masih memanggil-manggil nama Pak Bim, tapi kali ini semakin melemah dan lirih.
CINTA
Cinta baru saja mau bergerak meninggalkan koridor, namun ia terhenti saat mendengar kembali suara Rean yang lirih memnaggil-manggil.
REAN
Cinta kembali menengok ke dalam kamar. Tampak wajah Rean pucat berkeringat serta tangannya yang berbalut kain perban gemetar dan lemah, tangan satunya tersambung selang infusan. Anehnya, tak ada perawat yang datang melayaninya. Di ruangan hanya Rean sendirian.
CUT TO:
16. INT. RUMAH SAKIT. KAMAR REAN – PAGI
Cinta memberanikan diri masuk karena kasihan. Rean terkejut dengan raut marah saat melihat Cinta masuk. Namun Rean perlahan melunak saat Cinta menempelkan telunjuk di bibirnya. Cinta menawarkan diri untuk membantu.
CINTA
Rean tidak menjawab. Ia menunjukkan kedua tangannya yang sakit bekas sayatan dan tidak bisa diangkat. Cinta tampak baru memahami kesulitan Rean.
CINTA (CONT’D)
Rean menunjuk ke arah meja dengan mata dan dagunya yang diangkat. Di atas meja hanya ada makanan dan minuman sarapan yang disiapkan rumah sakit.
CINTA (CONT’D)
Rean menggelengkan kepala. Cinta meraih semangkuk bubur ayam, lalu menyuapkan ke mulut Rean. Awalnya Rean ragu-ragu karena malu. Tetapi ia tak bisa menahan lapar. Rean menurut saat Cinta menyapinya sendok demi sendok sampai habis.
CINTA (CONT’D)
Selesai Rean makan, Cinta menggerakkan rodanya ke luar kamar. Namun Rean mencegahnya.
CINTA (CONT’D)
REAN
CINTA
(tertegun)
REAN
Cinta membuka laci lalu mengambil ponsel. Ia mencari-cari nama kontak Pak Bim. Namun sebelumnya, Cinta mengetikkan nomor ponselnya untuk mencuri nomor ponsel Rean dengan melakukan miss call ke nomor Cinta, kemudian segera dihapusnnya. Setelah tersambung dengan Pak Bim, Cinta meninggalkan kamar Rean.
REAN
CINTA
REAN
CINTA
Setelah itu, Cinta menggerakkan kursi rodanya menuju pintu ke luar.
CUT TO: