Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
71. INT. KANTOR REAN - SIANG
Yura dan Rean terlihat sedang dalam pertengkaran. Mereka tampak saling tek-tok beradu mulut.
REAN
Yura terdiam. Tangannya bergetar wajahnya pun berubah lemas dan pucat.
REAN (CONT’D)
Yura membalikkan tubuhnya, lalu pergi menuju pintu dengan lemas.
CUT TO:
72. INT. KANTOR REAN. TANGGA – SIANG
Yura tak langsung ke ruangannya. Ia tampak menuruni tangga menuju lantai bawah. Tangannya dengan gemetar memegangi pinggiran tangga. Yura berhenti sejenak sambil memegang dadanya dengan meringis kesakitan dan terbatuk-batuk. Saat itu Rean keluar dari ruangannya memegang map sambil memanggil office boy yang sedang menyapu di tangga dekat Yura.
REAN
Baru saja office boy beranjak menaiki tangga untuk menghampiri Rean, tiba-tiba Yura terjatuh lemas di anak tangga. Yura pingsan, dari sudut bibinya keluar darah segar. Wawan dan Rean segera memburu ke arah Yura dan mengangkat tubuhnya untuk dibawa Yura ke rumah sakit.
CUT TO:
73. INT. RUMAH SAKIT. RUANG DOKTER - SIANG
Di rumah sakit, tepatnya di ruang dokter, Rean dan Surya ayah Yura sedang berhadapan dengan dokter. Ruangan terisi dengan patung kerangka manusia dan paru-paru. Di dinding tampak beberapa poster bergambar paru-paru. Tampak dokter mengangkat foto rontgen paru-paru.
DOKTER
Rean dan Surya terkejut saling berpandangan. Mereka sesaat termangu.
REAN
DOKTER
SURYA
(menyela)
Dokter dan Rean kini menatap Surya dengan kaget. Surya tampak sedih. Ia mulai mengeluarkan air matanya.
SURYA (CONT’D)
Tangan Rean refleks memeluk bahu Surya dan menepuk-nepuknya untuk memberi kekuatan.
DOKTER
Rean teringat akhir-akhir ini, Yura sering mengeluh cepat lelah dan sesak napas.
INSERT FLASHES: Cuplikan adegan saat Yura meringis memegang dadanya sambil terbatuk-batuk #scene56
CUT TO:
74. INT. RUMAH SAKIT. RUANG INAP - SIANG
Terlihat suasana di sebuah ruang rawat inap tempat Yura dirawat. Cairan infus dan tranfusi darah merah terjatuh tetes demi tetes dari kantung yang tergantung mengalir ke selang yang tersambung di lengan Yura. Yura terbaring lemah. Wajahnya terpasang masker oksigen. Di sebelah ranjang, tampak Surya dan Rean duduk termenung menunggui Yura. Tangan Yura bergerak-gerak memberi isyarat pada Rean. Yura menunjuk maskernya untuk minta tolong dibukakan. Rean menatap Surya, dan Surya mengangguk memberi persetujuan. Rean mendekat dan melepas masker oksigen.
YURA
(lemah, terbata-bata)
SURYA
Surya beranjak menuju pintu. Yura beberapa kali menarik napas dengan berat an kesakitan.
YURA
Rean meraih tangan Yura dan menggenggamnya. Mata Rean tampak berkaca-kaca menyimpan penyesalan.
REAN
Yura mengangkat tangannya dan menempelkan telunjuknya ke mulut Rean.
YURA
REAN
(tersentak)
YURA
REAN
YURA
(tertawa hambar)
REAN
YURA
Rean termangu menatap Yura. Rean hanya bisa menelan ludah terlihat ari jakunnya yang bergerak.
YURA (CONT’D)
Rean tak menjawab. Ia hanya mengangguk pelan sambil mengeratkan genggaman tangan Yura. Yura tersenyum bahagia.
CUT TO:
75. INT. RUMAH CINTA - MALAM
Cinta terlihat sedang mengepak barang-barang ke koper. Ia sibuk membereskan perlengkapan yang akan di bawa ke Paris.
SFX: suara dering telepon dari HP Rani yang berada di ruang tengah.
RANI (OS)
Cinta tertegun mendengarkan pembicaraan ibunya di telepon.
CINTA
(berteriak)
RANI (OS)
CINTA
Pintu kamar terbuka. Rani masuk kamar Cinta lalu memeluk Cinta dari belakang.
RANI
Cinta terdiam, namun tangannya meraih tangan Rani dan menggenggamnya ngan erat.
CUT TO:
76. INT. RUMAH SAKIT - MALAM
Cinta datang ke rumah sakit ditemani ibunya yang langsung disambut Surya. Cinta langsung menemui Yura yang tampak sudah melemah. Setelah melihat kondisi Yura, Surya memberi isyarat kepada Rani untuk meninggalkan Cinta berdua dengan Yura di kamar. Surya ke luar disusul Rani.
YURA
Cinta terhenyak. Ia menatap nanar Yura yang terengah-engah berusaha mengucapkan kata-kata.
YURA (CONT’D)
Cinta terpaksa mengangguk menuruti kemauan Yura. Tangan Yura menggapai-gapai untuk meraih tangan Cinta. Cinta menyambutnya meski dengan ragu-ragu.
CUT TO: