Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
76 INT. WARUNG AYAM CHICKEN – PAGI
Layar televisi menunjukkan adegan press conference. Mas Pedro, Ditta, Alira dan Micha hanya bisa memandangi dengan wajah tak percaya.
Micha memeluk Alira yang berdiri di sampingnya.
Alira hanya mengangguk.
Bersamaan itu suara sirine mobil polisi terdengar dan berhenti tepat di depan arung Ayam Chicken.
Beberapa petugas polisi kemudian masuk ke dalam Warung. Salah satunya langsung mendekati Alira.
Beberapa petugas yang ada di belakang polisi itu segera memborgol Alira dengan kasar.
Micha, Mas Pedro dan Ditta hanya bisa diam melihatnya;
Namun sebelum Alira digiring, Micha mendekat.
Alira tak berekasi. Dua polisi yang menggiringnya sudah mendorongnya maju ke depan.
CUT
77 INT. PENJARA – SIANG
Alira dengan pakaian tahanan digiring ke dalam sebuah ruang penjara yang ada di ujung ruangan.
Tiga orang penghuni di sana hanya memperhatikannya dengan tak peduli.
Alira masih berdiri di balik jeruji besi itu untuk beberapa lama, memandangi ruangan di depannya. Tapi yang kemudian terjadi adalah, ia seperti melihat Minia berlari-lari menuju ke arahnya.
Tapi bayangan Minia semakin lama semakin menjauh... Lalu hilang tak terlihat lagi.
Alira menunduk dengan jatuh di atas lututnya. Ia sudah menangis tergugu.
CUT
78 EXT. RESTORAN MEWAH – MALAM
Yulianto dengan perban di lehernya dan sedikit lebam di wajahnya, duduk di antara Pengacaranya dan Kak Tose. Di depan ketiganya, terlihat makanan lengkap nan lezat yang menggugah selera.
Yulianto menyodorkan dua kotak hadiah pada kedua tamunya itu, yang segera diintip. Isinya beberapa batangan emas. Pengacara dan Kak Tose pun tertawa gembira.
Pengacara dan Yulianto mengangguk-angguk setuju.
Ketiganya tertawa.
CUT
79 INT. KAMAR BRIA – RUMAH YULIANTO – MALAM
Rumah Yulianto nampak sepi di beberapa sudut. Halaman sepi. Ruang-ruang sepi. Basement sepi.
Hanya dari satu ruangan terdengar sama suara musik sama-sama. Kamar Bria.
Di situ Bria masih terdiam bersender di pembaringannya. Ia duduk sambil memeluk lututnya dengan mata sembab.
Bria mengambil ponselnya. Dengan ragu ia menyalakan kamera. Namun keraguannya, membuatnya kembali menutup ponselnya.
Kembali terngiang kalimat Alira...
INSERT
Potongan adegan Scene 70
Bria hanya menunduk. Dan memejamkan matanya kuat-kuat.
INSERT
Potongan adegan Scene 70
Bria meremas rambutnya.
Bria kembali menyalahan kamera di ponselnya. Ia menatap wajahnya d layar ponsel dengan ragu selama beberapa saat.
Lalu akhirnya Bria menekan tombol Play.
Sesaat ia hanya diam.
Detik jam dinding berlalu. Cicak di dinding terdiam seperti menunggu. Suara lagu di komputernya pun seperti tiba-tiba lenyap.
Lalu Bria mulai menarik napas dalam-dalam.
Bria kembali menarik napas dalam-dalam.
Bria mengusap matanya yang berkaca-kaca..
DISSOLVE TO
80 INT. YAYASAN CINTA ITU ABADI – MALAM - FLASHBACK
Bria sedang berjalan santai menuju ruangan Kepala Yayasan. Satu tangannya memainkan ponselnya, satu tangan lainnya memutar-mutar kunci mobil.
Lalu ia mendengar suara Minia berteriak. Ia cepat berlari menuju pintu. Ia hampir saja membuka pintu itu, tapi tangannya tak bergerak.
Saat itulah suara Minia kembali terdengar disusul suara Yulianto yang kesakitan.
Minia kemudian nampak berlari keluar ruangan. Bria cepat-cepat bersembunyi dari pintu.
Ia melihat Yulianto mencoba mengejar Minia.
Minia menaiki kursi.
Yulianto nampak panik.
Yulianto segera berlari menyusul, dan dengan kepanikan di wajahnya ia mendorong tubuh Minia di atas kursi itu.
Suara teriakan Minia sesaat terdengar panjang. Sebelum suasana malam kembali hening seperti semula.
Di sudut gelap, Bria terdiam tak percaya sambil menutup mulutnya dengan tangan gemetar.
DISSOLVE TO