Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Cinta yang Keparat
Suka
Favorit
Bagikan
9. Bagian #9

41  EXT. KAMAR ALIRA – MALAM

Alira menatap ponselnya lekat-lekat.

ALIRA (V.O.)         
Ya, satu-satunya yang harus kulakukan memang menemui pimpinan Yayasan ini!


INSERT

Di layar ponsel Alira tertulis: Mari bersama kami, Yayasan Cinta yang Abadi, hadirilah pemberian Bantuan Sosial serta Pemberian Beasiswa di Desa Manyar bersama Mas Yulinto Endro, the founder Yayasan Cinta yang Abadi.

FREEZE


42  EXT. DESA MANYAR – SIANG

Alira menaiki motornya menembus panasnya siang hari.

START OF MONTAGE

1. Jalanan menuju desa terasa lebih sepi, hanya satu-dua kendaraan yang terlihat.

2. Sawah-sawah di sisi kiri dan kanan Alira

3. Sebuah papan petunjuk: Desa Manyar

4. Spanduk berisi acara Bantuan Sosial serta Pemberian Beasiswa di Desa Manyar bersama Mas Yulinto Endro, the founder Yayasan Cinta yang Abadi.

5. Wajah Yulianto yang sedang tersenyum (CLOSE UP)

6. Keramaian acara

END OF MONTAGE


Sebuah panggung terlihat di antara ratusan penduduk desa yang merubungnya.

Di atas panggung, Yulianto Endro sedang berpidato.

YULIANTO
Jadi jangan dibayangkan, sebuah hari itu selalu malam dan gelap, akan selalu ada cahaya yang datang, segelap apa pun malam.
Hari ini saya Yulianto Endro bersama Yayasan Cinta yang Abadi, datang sebagai cahaya buat seluruh warga Desa Manyar yang tercinta.


Penduduk Desa Manyar bertepuk tangan meriah.

YULIANTO
Kehadiaran kami tak sekadar memberi sembako murah buat Bapak-Ibu semua, namun juga memberikan 10 beasiswa buat adik-adik kita yang kurang mampu. Beasiswa itu tak sekadar meliputi biaya belajar, tapi juga asrama, sekaligus seluruh kebutuhan adik-adik selama belajar hingga lulus nanti.


Suara tepuk tangan makin terdengar meriah. Wajah-wajah penduduk Desa Manyar nampak bahagia.

Setelah memarkir motornya, Alira mendekati keramaian acara.

Alira sempat melihat keberadaan Yulianto di antara kerumumunan penduduk Desa Manyar. Sambil menerima ucapan selamat dari penduduk, Yulianto nampak didampingi seorang perempuan cantik (30 tahun), yang nampak selalu menjaganya.

CLOSE UP

Seorang Perempuan cantik berwajah sadis dan keras.

Alira mencoba mendekat, namun dua pengawal pribadi Yulianto menghadangnya.

Alira menatap tak pecaya, bagaimana bisa di acara seperti ini saja, Yulianto dikawal beberapa orang.

ALIRA
Saya hanya ingin menemui Bapak Yulianto.

PENGAWAL PRIBADI 1
Maaf, Mbak. Bapak tidak bisa diganggu karena sedang sibuk.
(Ia menunjuk ke arah keramaian)

ALIRA
Sebentar saja, Pak! Ini soal kematian adik saya di Sekolah Yayasan Cinta yang Abadi beberapa hari lalu. Ada hal yang ingin saya tanyakan. Sebelumnya ini sudah saya tanyakan pada Yayasan, tapi jawaban mereka tidak memuaskan.


Dua pegawai pribadi itu saling berpandangan

ALIRA
Tolong, Pak...

PENGAWAL PRIBADI 2
Maaf, Mbak. Semua hal tentang kejadian hari itu sudah kami laporkan pada pihak berwajib. Mbak bisa menanyakananya langsung ke sana. Apalagi Bapak tak tahu menahu tentang kejadian malam itu, karena sedang ada di luar kota. Jadi tak ada gunanya Mbak bertanya pada Bapak.

ALIRA
(Diam sejenak)
Kenapa sulit sekali untuk sekadar bertanya tentang itu?

PENGAWAL PRIBADI 1
Mbak lihat sendiri kan, Bapak sedang sibuk.

ALIRA
Saya siap menunggu!


Dua Pengawal Pribadi itu saling berpandangan. Pengawal Pribadi 1 kemudian memberi tanda pada Pengawal Pribadi 2.

POV ALIRA

Alira kemudian melihat Pengawal Pribadi 2 meninggalkan mereka sebentar, mendatangi Yulianto di antara kerumunan. Ia nampak berbisik sejenak.

Tak lama kemudian, Yulianto berjalan mendekat ke arah Alira.

YULIANTO
(Tersenyum ramah)
Selamat datang, Mbak. Maaf sudah lama menunggu.


Yulianto mengulurkan tangan untuk berjaba. Alira menerima uluran itu.

YULIANTO
Ada keperluan apa ya, Mbak?

ALIRA
Saya ingin menanyakan sesuatu tentang kematian adik saya di Yayasan Bapak. Saya pernah datang ke sana untuk melihat-lihat keadaan. Kata Pak Jaja, satpam yang berjaga malam itu, Bapak ada di sana malam itu?

YULIANTO
(Nampak kaget)
Saya di sana? Ah, tidak, tidak! Saya memang kadang menginap di sana karena pekerjaan. Tapi malam itu tidak.

ALIRA
Tidak?

YULIANTO
(Mengangguk)
Ya, Mbak. Saya ingat sekali, tidak. Bahkan dalam seminggu itu, atau bahkan dua minggu, saya tidak ke sana sama sekali.

ALIRA
Tapi...

YULIANTO
(Memotong)
Maaf, Mbak. Saya masih harus menyelesaikan acara ini. Warga desa menunggu saya. Mari...


Tanpa persetujuan Alira, Yulianto meninggalkan Alira.

CUT

 

43  EXT. DI ATAS MOTOR - DESA MANYAR – SIANG

Alira mengirim pesan. 

INSERT

Layar ponsel bertulis:

Aku di Ds Manyar. Sudah kutanya langsung pd Pk Yulianto. Dia tk mengakui ada di tmpat malam itu.


Saat Alira akan memasukkan ponselnya di saku jaketnya, terdengar suara notifikasi pesan masuk.

Alira membukanya.

INSERT

Layar ponsel dari Micha, bertulis: 

Ah, kog aku makin curiga...

Alira hanya menatap layar ponselnya sesaat.

Ia kemudian menaiki motornya, dan meninggalkan Desa Manyar. 

CUT TO              


44  INT. WARUNG AYAM CHICKEN – MALAM

Malam itu, Warung Ayam Chicken nampak ramai. Semua meja terisi pengunjung.

Alira tak henti-hentinya mengirim pesanan ke meja-meja pemesan, dan membersihkan meja-meja yang ditinggalkan pelanggan.

Saat ia mengirim pesanan, sepasang pelanggan muda bertanya.

PELANGGAN 1
Kak, boleh nanya?

ALIRA
Ya, Kak?

PELANGGAN 1
Di logo itu...
(Ia menunjuk logo di belakang meja kasir) 
... di depan ayam yang lagi nyengir itu, ayam gorengnya itu siapanya ya, Kak? Istrinya? Suaminya? Ayah-Ibunya? Atau anaknya?

PELANGGAN 2
(Memotong cepat)
Saya bilang itu selingkuhannya!

ALIRA
(Tersenyum)
Mendingan Kakak nanya langsung sama yang buat ya. Itu orangnya di sana. (Alira menunjuk Mas Pedro yang sedang santai di belakang meja)

PELANGGAN 2
Hmmm... kalau dilihat gaya pemiliknya, kayaknya ayam goreng itu pasti pelanggannya yang rewel...


Kedua pelanggan itu tertawa. Alira hanya tersenyum seja.

Saat Alira sedang meletakkan nampan kotor dan mengambil nampan baru dari Ditta, tanpa sengaja ia mendengar suara di televisi.

HOST TV (O.S.)
Breaking News! Baru saja terjadi tabrak lari. Sebuah mobil box penuh muatan menabrak seorang laki-laki di Jalan Merapi...

Alira menoleh sekilas.

Melihat Alira nampak tertarik, Ditta yang ada di belakang meja kasir, mengambil remote dan mengeraskan volume televisi.

HOST TV
Kerasnya benturan membuat korban terpelanting hingga 10 meter, dan membuatnya menghembuskan napas terakhir saat itu juga. Warga dikenali sebagai seorang penjaga keamanan di sebuah Yayasan...


Alira nampak terkejut.

DITTA
Ada apa, Lir?

ALIRA
Nggak papa... Cuma...


Alira tak melanjutkan kata-katanya, ia cepat-cepat melepas celemeknya, meninggalkan Ditta yang nampak tak mengerti.

Alira keluar sambil mengabil ponselnya.

ALIRA
(On Phone)
Micha?

CUT


45  INT. KAMAR MICHA – MALAM

Micha mengangkat ponselnya.

MICHA
(On Phone)
Ya?

INTERCUT TELEPON ALIRA DAN MICHA

ALIRA
Kamu nonton tivi barusan?

MICHA
Gak, aku lagi di kamar. Ada apa emang?

ALIRA
Barusan ada berita tentang korban tabrak lari! Memang tak disebutkan secara detil. Pembawa acara Cuma bilang korban sebagai penjaga keamanan sebuah Yayasan. Aku jadi berpikir...

MICHA
Oh My God, serius, Lir?

ALIRA
Apa ini... cuma kebetulan saja?

MICHA
Kebetulan tidak terjadi kayak ini, Lir! Kamu kan baru menemui Pimpinan Yayasan di Desa Manyar, aku yakin kamu pasti juga bicara tentang kedatangan kita ke sana malam sebelumnya...

ALIRA
Ya, aku bilang satpam Jaja yang memberi tahu kalau malam itu, ia ada di tempat kejadian...

MICHA
Aaah... Ya, Tuhan...


SPLIT LAYAR

Alira dan Micha terdiam sesaat.

MICHA
Nanti akan kutanyakan pada Papa. Kebetulan Papa punya banyak kenalan orang-orang media, ia bisa mencari info lebih lengkap soal berita itu.

ALIRA
Ya, memang sebaiknya begitu... walau entah kenapa, aku merasa yakin kalau itu...

MICHA
Jangan menduga-duga dulu!

ALIRA
Dan kalau itu terbukti Satpam Jaja, apa aku bisa membawa kejadian ini sebagai bukti baru?

MICHA
Kupikir ini belum bisa menjadi bukti. Kalau pun penabraknya tertangkap, kuyakin ia akan mengaku kalau itu kesengajaan!

ALIRA
Ya, betul juga...

MICHA
Tapi mungkin... karena kejadian itu, aku jadi punya sebuah ide yang patut kita coba.

CUT 

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar