Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Cinta yang Keparat
Suka
Favorit
Bagikan
2. Bagian #2

6   EXT. RUMAH ALIRA – MALAM

Sebuah rumah kecil di kawasan padat penduduk. Bentuknya sederhana namun asri. Ada halaman kecil yang dibatasi pagar kayu. Di situ ada sebuah pohon besar dan sebuah tempat untuk parkir 1 motor.


7   INT. KAMAR ALIRA – MALAM

Alira keluar dari kamar mandi sambil menyampirkan handuk. Ia melangkah ke kamar dan duduk di depan meja. Kamar itu hanya berukuran 3 x 3 m, berisi sebuah kasur di lantai, lemari kayu yang nampak tua, dan sebuah meja Jepang yang dipenuhi buku-buku. Beberapa pigura telihat di meja. Foto-foto lama Ibu terlihat di salah satu pigura, di pigura lainnya terlihat foto-fotonya bersama adiknya, Minia.

Alira mengeluarkan sesuatu dari tasnya. Sebuah ponsel baru yang masih dalam kemasan. Ia mengambil kertas kado, dan mulai membungkus ponsel itu dengan tersenyum gembira.

ALIRA (V.O.)
Hmmm... walau gak terlalu canggih, semoga Minia suka.


Alira menatap kotak kado itu.

ALIRA (V.O.)
Setidaknya nanti, ia gak perlu meminjam hape Ashy lagi kalau hendak menghubungiku...


Alira tersenyum sambil merebahkan tubuhnya ke pembaringannya.

ALIRA (V.O.)
Besok akan kujemput Minia pagi-pagi dari Yayasan. Biar kami punya waktu lebih banyak di hari keluarga ini...


Alira mulai memejamkan matanya.

DISSOLVE TO

FADE OUT / FADE IN.


Ponsel Alira di atas meja berbunyi

ALIRA
(Masih setengah mengantuk, mengangkat ponselnya)
Haloo...

Alira mendengar suara di seberang, wajahnya yang mengantuk tiba-tiba nampak terkejut dan tak percaya.

FADE OUT


8   EXT. YAYASAN CINTA YANG ABADI – MALAM

FADE IN

START OF MONTAGE

1. Papan nama Yayasan Cinta itu Abadi.

2. Beberapa mobil polisi dengan sirine masuk ke dalam halaman Yayasan.

3. Anak-anak Asrama berlarian di koridor.

4. Beberapa petugas polisi membuat batas kuning.

5. Di depan gedung sekolah yayasan, tampak seorang siswi tergeletak tak bergerak. Tanah di mana kepalanya tergeletak, dipenuhi genangan darah yang semakin luas.

END OF MONTAGE

LAGU
Baby, it's you I've been looking for/ I knew right from the second / you came walking through that door/ It feels so right when you're in my arms/ Darling, it's you I've been looking for (Lewis Brice - It's You (I've Been Looking For)


SLOW MOTION

Alira sampai di gerbang Yayasan Yang Abadi. Ia membanting motornya begitu saja dan berlari ke arah dalam. Beberapa orang petugas berusaha menghalangi

ALIRA
(Berteriak)
Minia! Miniaaa!


START OF MONTAGE

1. Beberapa petugas polisi mendekati korban.

2. Alira jatih pingsan

3. Suara ambulan terdengar

END OF MONTAGE

DISSOLVE TO

FADE OUT / FADE IN


9   EXT. TEMPAT PEMAKAMAN UMUM – PAGI

LAGU         
You spend all your time waiting/ For that second chance/ For a break that would make it okay/ There's always some reason/ To feel not good enough/ And it's hard at the end of the day/ I need some distraction/ Oh, beautiful release/ Memories seep from my veins/ Let me be empty/ Oh, and weightless/ And maybe I'll find some peace tonight...
(In the Arms of Angels - Sarah McLachlan)


Gerimis berubah menjadi hujan. Tanah basah di antara deretan batu-batu nisan.

Beberapa orang dengan pakaian hitam nampak hadir di situ dengan payung masing-masing. Mas Pedro, istri Mas Pedro, Ditta, Micha, Bria, Dwi, Anjar, dan beberapa lainnya.

Alira juga berdiri di situ. Dilihatnya tubuh Minia mulai diturunkan.

Alira measih mencoba menahan airmatanya. Suara-suara yang kemarin di dengarnya kembali terngiang...

ORANG 1 (O.S.)
Ia terjatuh dari lantai tiga...


Alira masih diam.

ORANG 2 (O.S.)
Bagaimana bisa ia ke sekolah yang seharusnya tutup pada jam segitu?


Alira masih diam. Air matanya menetes.

ORANG 3 (O.S.)
Sepertinya ada kawan-kawan yang merudungnya, hingga mendorongnya dari situ....


Alira mengusap air matanya.

Saat tanah mulai diurug kembali ke dalam lubang. Alira akan mengeluarkan kotak kado dari tasnya, dan meminta penggali kubur meletakkannya di dekat tubuh Minia.

Penggurukan terus berjalan, seiring hujan yang mulai mereda. Orang-orang meninggalkan pemakaman. Tinggal Alira yang berdiri di sana seorang diri.

Tak lama Micaha mendekat.

MICHA        
(Menjejeri Alira)
Ayo kita pulang... Kamu bisa sakit kalau terus di sini...


Alira masih diam.

Micha hanya bisa ikut terdiam sesaat. Lalu ia berbalik dan meninggalkan Alira yang masih berdiri diam.

Hujan semakin deras. Tanah basah, bunga-bunga basa, termasuk wajah Alira.

LAGU         
In the arms of the angel/ Fly away from here/ From this dark, cold hotel room/ And the endlessness that you feel/ You are pulled from the wreckage/ Of your silent reverie/ You're in the arms of the angel/ May you find some comfort here....
(In the Arms of Angels - Sarah McLachlan)

DISSOLVE TO


10  INT. KAMAR ALIRA – MALAM

Alira di atas di pembaringannya. Sambil bersender di tembok, ia mengambil sebuah pigura di atas mejanya dan menatap wajah Minia di situ.

Sesaat ia mendengar suara-suara Minia seperti muncul di sekelilingnya...

MINIA (O.S.)        
Kak, jangan lupa jemput besok yaaa...


Alira memandang foto itu lebih lekat.

MINIA (O.S.)        
Kak, gak usah mbeliin hape, aku kan bisa pinjam punya Ashy...


Air mata Alira luruh.

MINIA (O.S.)        
Kak, walau di asrama yayasan semua serba ada, tapi aku tetap lebih suka ada di sini...


Alira memeluk pigura itu dalam dekapannya.

Ia kemudian teringat sesuatu... 

CUT TO

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar