Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
6 EXT. RUMAH ALIRA – MALAM
Sebuah rumah kecil di kawasan padat penduduk. Bentuknya sederhana namun asri. Ada halaman kecil yang dibatasi pagar kayu. Di situ ada sebuah pohon besar dan sebuah tempat untuk parkir 1 motor.
7 INT. KAMAR ALIRA – MALAM
Alira keluar dari kamar mandi sambil menyampirkan handuk. Ia melangkah ke kamar dan duduk di depan meja. Kamar itu hanya berukuran 3 x 3 m, berisi sebuah kasur di lantai, lemari kayu yang nampak tua, dan sebuah meja Jepang yang dipenuhi buku-buku. Beberapa pigura telihat di meja. Foto-foto lama Ibu terlihat di salah satu pigura, di pigura lainnya terlihat foto-fotonya bersama adiknya, Minia.
Alira mengeluarkan sesuatu dari tasnya. Sebuah ponsel baru yang masih dalam kemasan. Ia mengambil kertas kado, dan mulai membungkus ponsel itu dengan tersenyum gembira.
Alira menatap kotak kado itu.
Alira tersenyum sambil merebahkan tubuhnya ke pembaringannya.
Alira mulai memejamkan matanya.
DISSOLVE TO
FADE OUT / FADE IN.
Ponsel Alira di atas meja berbunyi
Alira mendengar suara di seberang, wajahnya yang mengantuk tiba-tiba nampak terkejut dan tak percaya.
FADE OUT
8 EXT. YAYASAN CINTA YANG ABADI – MALAM
FADE IN
START OF MONTAGE
1. Papan nama Yayasan Cinta itu Abadi.
2. Beberapa mobil polisi dengan sirine masuk ke dalam halaman Yayasan.
3. Anak-anak Asrama berlarian di koridor.
4. Beberapa petugas polisi membuat batas kuning.
5. Di depan gedung sekolah yayasan, tampak seorang siswi tergeletak tak bergerak. Tanah di mana kepalanya tergeletak, dipenuhi genangan darah yang semakin luas.
END OF MONTAGE
SLOW MOTION
Alira sampai di gerbang Yayasan Yang Abadi. Ia membanting motornya begitu saja dan berlari ke arah dalam. Beberapa orang petugas berusaha menghalangi
START OF MONTAGE
1. Beberapa petugas polisi mendekati korban.
2. Alira jatih pingsan
3. Suara ambulan terdengar
END OF MONTAGE
DISSOLVE TO
FADE OUT / FADE IN
9 EXT. TEMPAT PEMAKAMAN UMUM – PAGI
Gerimis berubah menjadi hujan. Tanah basah di antara deretan batu-batu nisan.
Beberapa orang dengan pakaian hitam nampak hadir di situ dengan payung masing-masing. Mas Pedro, istri Mas Pedro, Ditta, Micha, Bria, Dwi, Anjar, dan beberapa lainnya.
Alira juga berdiri di situ. Dilihatnya tubuh Minia mulai diturunkan.
Alira measih mencoba menahan airmatanya. Suara-suara yang kemarin di dengarnya kembali terngiang...
Alira masih diam.
Alira masih diam. Air matanya menetes.
Alira mengusap air matanya.
Saat tanah mulai diurug kembali ke dalam lubang. Alira akan mengeluarkan kotak kado dari tasnya, dan meminta penggali kubur meletakkannya di dekat tubuh Minia.
Penggurukan terus berjalan, seiring hujan yang mulai mereda. Orang-orang meninggalkan pemakaman. Tinggal Alira yang berdiri di sana seorang diri.
Tak lama Micaha mendekat.
Alira masih diam.
Micha hanya bisa ikut terdiam sesaat. Lalu ia berbalik dan meninggalkan Alira yang masih berdiri diam.
Hujan semakin deras. Tanah basah, bunga-bunga basa, termasuk wajah Alira.
DISSOLVE TO
10 INT. KAMAR ALIRA – MALAM
Alira di atas di pembaringannya. Sambil bersender di tembok, ia mengambil sebuah pigura di atas mejanya dan menatap wajah Minia di situ.
Sesaat ia mendengar suara-suara Minia seperti muncul di sekelilingnya...
Alira memandang foto itu lebih lekat.
Air mata Alira luruh.
Alira memeluk pigura itu dalam dekapannya.
Ia kemudian teringat sesuatu...
CUT TO