Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
61 INT. RUMAH ALIRA – MALAM
FADE IN
Alira berdiri di ambang pintu rumahnya.
Semuanya nampak berantakan, motor tuanya nampak patah menjadi dua bagian di halaman, barang-barang berhamburan, meja kursi patah, piring-piring pecah, buku-buku berserakan...
Alira melangkah perlahan melewati semuanya, masuk ke dalam kamar mandi.
Di situ di bawah guyuran air pancuran, Alira membasuh tubuhnya.
Setelahnya Alira mengganti bajunya. Dipakainya baju hitamnya. Ia juga mengambil jaket hitamnya. Mengganti sepatunya. Lalu yang terakhir,
SLOW MOTION
Alira membalut kedua tangannya dengan perban dan memakai sarung tangan Taekondonya.
Saat akan meninggalkan rumah, Alira melihat pigura foto Minia yang tergeletak. Ia mengambilnya dan menciumnya. Lalu diletakkan kembali di meja jepangnya yang masih ada di tempatnya.
Lalu Alira meninggalkan rumah.
CUT
62 EXT. RUMAH MAS PEDRO – MALAM
Sebuah rumah kelas menengah. Ada mobil dan motor di carportnya.
CUT
63 INT. RUMAH MAS PEDRO – MALAM
Suara ketukan di pagar rumah terdengar. Mas Pedro dan Istrinya (30 tahun) yang yang sudah akan beranjak tidur, melirik jam dinding.
Mas Pedro tak menjawab. Ia bergegas bangkit, dan menuju pintu depan dan membukanya.
Dari pintu ia melihat Alira berdiri di depan pagar.
Mas Pedro membuka pagar.
Istri Mas Pedro muncul di belakang suaminya.
Istri Mas Pedro mengangguk dan masuk kembali.
Istri Mas Pedro keluar membawa kunci. Mas Pedro mengambilnya dan memberikan pada Alira.
Alira melangkah ke arah sepeda motor yang ada di carport, di sebelah mobil Mas Pedro.
Alira tak menjawab. Ia tetap menaiki motor besar Mas Pedro, memasang helm dan menyalakannya.
Alira meluncur ke luar pagar dan pergi meninggalkan rumah Mas Pedro.
CUT
64 EXT. JALANAN – MALAM
Jalanan sepi. Aspal-aspal malam mulai berembun.
Alira memacu motor besarnya dengan kencang.
INSERT:
Potongan adengan Scene 35
Alira kembali memacu motor besar itu dengan kencang.
CUT
65 EXT. DEPAN RUMAH YULIANTO – MALAM
Alira berdiri menghadap ke rumah besar di depannya.
Rumah itu nampak sangat megah, di pagarnya tertempel papan alamat bertulis: Elok Permai I/1. Pagarnya setinggi 3 meter, dan semua sisi nampak tertutup rapat.
Alira mendekat pada bel video di sisi pagar. Ia menekan bel, seorang nampak muncul di layar.
Layar video seketika mati.
Alira diam sesaat, ia merasa tak punya pilihan.
Alira mengamati sekelilingnya. Ia memperhatikan CCTV yang langsung dipasang dalam beberapa sudut. Lalu mencoba ke samping rumah, Ia melihat hanya ada 1 CCTV di situ.
Alira memutuskan berjalan ke samping. Saat ada sebuah pohon yang dahannya sedikit menempel pada pagar, ia pun memanjatnya.
CUT