Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
34. INT. RUMAH LIRA – DAPUR KECIL – SORE
Dapur kecil itu diterangi cahaya oranye lembut. TEKO masih hangat. Piring-piring bekas obrolan “besar” dua ibu tadi terletak rapi.
LIRA berdiri sendiri di dekat jendela, memandangi halaman belakang. Angin sore bergerak pelan, memantulkan cahaya ke wajahnya. Bayangannya telat sepersekian detik mengikuti gerakan kepalanya. Glitch kecil. Lira sadar - tapi tidak panik. Ia sudah terlalu sering melihat dunia bercanda. Lira hanya menarik napas panjang.
LIRA
(LIRIH, KE DIRI SENDIRI)
Dari ambang pintu, ARKA muncul. Tanpa suara. Tanpa niat mengejutkan.
ARKA
(PELAN)
Lira tidak langsung menjawab. Ia menatap Arka dari sudut mata. Ada teduh, tapi juga . . . takut.
LIRA
Arka mendekat, tapi menjaga jarak sopan. Ia tahu Lira lagi rapuh “halus”, bukan yang dramatis.
ARKA
Lira menggeleng.
LIRA
(MENAHAN)
Arka menunggu. Cemas tapi sabar.
LIRA
(HATI-HATI)
(PELAN)
Hening turun. Cahaya sore menyisir garis wajah mereka.
Arka menunduk sedikit, mendekat satu langkah—cukup dekat untuk didengar, tapi tidak menyudutkan.
ARKA
Lira menelan pelan. Emosi menumpuk seperti air hujan di talang kecil.
LIRA
(LIRIH)
ARKA
(TERSSENYUM KECIL)
(TERSENYUM LAGI)
Lira menatap Arka. Ada air di mata, tapi bukan pecah. Hanya penuh.
Glitch muncul lagi - teks kecil melayang setengah transparan di atas kepala Arka: “ARKA: TELAH MENGUCAPKAN DIALOG LEVEL KEJUJURAN 98%”
Lira mengusap teks itu, dan teksnya hilang seperti debu digital.
LIRA
(LIRIH. SEDIH TAPI GELI)
ARKA
(MENDEKAT SETENGAH LANGKAH)
Hening lembut. Penuh tapi ringan. Nyeri manis khas sebuah episode drakor di menit-menit ke-52.
LIRA
ARKA
LIRA
Arka tidak menjawab dulu. Ia menatap Lira seolah ingin memastikan setiap kata tepat.
ARKA
(TEGAS LEMBUT)
Air mata Lira jatuh satu. Satu aja. Cukup.
Di ruang tamu, terdengar suara RANI meledak lagi:
RANI (O.S.)
DANU (O.S.)
(DEADPAN PASRAH)
Lira menutup mulut menahan tawa. Arka ikut senyum.
MOMEN INI TIDAK BESAR. TAPI INI “KEPUTUSAN SUNYI” DI DALAM HATI MEREKA. MOMEN YANG MENUJU ENDING. Tiba-tiba, jendela dapur mengembun sebentar . . . dan muncul satu kalimat tipis seperti napas dunia: “KALIAN SUDAH SIAP UNTUK SCENE TERAKHIR.”
Lira dan Arka menatap tulisan itu - tidak kaget. Hanya . . . pasrah dan geli.
Angin sore masuk. Tulisan itu hilang.
DISSOLVE TO:
35. EXT. DEPAN RUMAH LIRA – SENJA BERUBAH MALAM
Langit sudah memasuki biru tua. Lampu-lampu jalan mulai menyala pelan, seperti kelopak mata kota yang buka malam.
Halaman depan rumah Lira lengang. Hanya suara jangkrik . . . dan sedikit riuh dari dalam (RANI masih merajuk, DANU masih pasrah).
Arka berdiri di teras, membawa jaketnya. Ia menunggu Lira keluar.
MAMA ARKA muncul dulu. Wajahnya lebih lembut dari sebelumnya, seperti seseorang yang akhirnya berhasil berdamai dengan ceritanya sendiri.
MAMA ARKA
(PELAN)
Arka menatap ibunya. Tidak menantang. Tidak memohon. Hanya menatap dengan hati yang penuh.
ARKA
Mama Arka menyentuh lengan Arka. Sentuhan ringan, tapi penuh restu.
MAMA ARKA
Arka tersenyum kecil. Paham betapa besar makna kalimat itu.
Pintu terbuka. LIRA keluar, membawa tas koper kecil dan lehernya dikalungi sebuah sweater tipis. Wajahnya tenang—sudah tidak ragu. Sudah tidak goyah. Ibu Lira berjalan menemani dan memeluk anaknya.
Di belakangnya, RANI menyelinap:
RANI
(BISIK KE LIRA)
LIRA
(SENYUM NAKAL)
(BERBISIK)
RANI
(GELAGAPAN. GENGSI)
Danu muncul membawa jaket Rani.
DANU
(DEADPAN, PELAN)
NARATOR muncul lembut, centil:
NARATOR (V.O.)
Danu menatap ke langit. Rani ikut menatap. Keduanya pasrah dengan narator.
RANI
(LIRIH)
DANU
(DEADPAN)
Rani mendesah panjang. Mama Arka tertawa kecil.
Lira menghampiri Arka.
LIRA
(PELAN)
ARKA
Lira menatapnya lama. Ada senyum yang membuat dunia terasa lebih pelan.
LIRA
Glitch halus menari pelan di udara: seperti confetti digital yang segera hilang. Dunia memberi restu kecil, diam-diam.
Arka menggenggam tangan Lira. Hening. Manis.
ARKA
(LIRIH)
LIRA
(MATA BENING, LEMBUT)
Mereka saling menatap. Tidak lebay. Tidak dramatis. Hanya dua hati yang akhirnya duduk di tempat yang tepat.
Angin malam bergerak. Daun bergoyang seperti memberi tanda “udah, jalan aja”.
Lira dan Arka melangkah ke depan gerbang.
Mama Arka menatap mereka. Ibu Lira mensejajari Mama Arka. Keduanya menatap anak-anak mereka dengan pandangan haru sekaligus bangga. Benih-benih permusuhan yang semula akan tersebar seolah pupus semua.
MAMA ARKA
IBU LIRA
(TERSENYUM)
MAMA ARKA
IBU LIRA
Lira menoleh ke Ibu Lira.
LIRA
Ibu Lira tersenyum lembut. Damai sekali. Penuh keikhlasan.
IBU LIRA
(KEPADA ARKA)
ARKA
(TERSENYUM)
Lira memeluk ibunya sebentar. Hangat. Puitis tanpa banyak kata.
Arka membuka pintu gerbang pelan. Lira keluar duluan. Arka mengikuti. Saat gerbang menutup - NARATOR (V.O.) berbisik:
NARATOR (V.O.)
(BERBISIK)
Arka dan Lira berjalan menuju jalan kecil yang diterangi lampu oranye. Langkah mereka sinkron. Tanpa glitch. Tanpa delay.
Untuk pertama kalinya . . . dunia ikut diam.
FADE OUT.