Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
CEO Bucin (Draft 1)
Suka
Favorit
Bagikan
13. ACT III - FONDASI DI UJUNG BADAI (Part 02)

32. INT. KANTOR – RUANG PR – SIANG

Ruang PR hening tegang. RANI mengetuk pulpen cepat seperti mau memanggil iblis korporat.



DANU masuk sambil membawa dua cangkir kopi.

 

DANU

Ini kopinya, Ran.


RANI

(LANGSUNG MELEDAK)

DANU!
Kenapa ARKA belum balik?!

 

Danu menghela napas, mentalnya sudah menyerah sebelum mulai.

 

DANU

Karena dia masih di rumah Lira. 
Dengan Mamanya Arka.

 

Rani mematung. Mengecil. Lalu . . . meledak.

 

RANI 

KENAPA dua-duanya bisa betah di sana?! 
Kenapa lama banget?! 
Ini artinya apa?! 
APA?!


DANU 

(DEADPAN) 

Artinya . . . mereka lagi serius ngobrol. 

 

Rani memukul clipboard. KLEK! Seluruh kantor nengok.

 

RANI

Aku ini PR Manager!
Tugasku ngatur komunikasi keluarga Maheswara!
Sekarang MAMA ARKA sama LIRA ngobrol berjam-jam tanpa aku?!
Itu seperti, seperti —

 

Ia mencari kata.

 

RANI

(TERIAK HALUS)

—nonton season finale drakor tanpa subtitle!


Danu minum kopinya sendiri. Lalu . . . NARATOR (V.O.) muncul, suara lembut-tapi-ngeselin, kayak popup iklan di sebuah sinetron:

 

NARATOR (V.O.)

Note: Rani sedang mengalami gejala FOMO tingkat elit.
Harap maklum, hatinya sedang buffering.


Rani berhenti. Menoleh ke langit-langit. Menatap udara kosong seperti melihat sesuatu yang tidak boleh ada.


               RANI 

        (MARAH KE UDARA)

         SIAPA ITU?! 
         Siapa yang ngomong barusan?!


Danu menatapnya seperti menatap printer yang nyetrum.


DANU

(DEADPAN)

Ran, elo lagi marah-marah sama . . . Narator?!
Nggak bakalan menang, Ran.


Rani menunjuk ke langit-langit dengan pulpen.


RANI

Mau narator kek, mau jin kek –
JANGAN NGOMONGIN HATIKU LAGI!
Aku ini profesional!


NARATOR (V.O.)

Ya . . . profesional yang cemburu karena Mama Arka lebih nyaman di rumah calon menantu daripada di kantor PR.


Rani membeku. Leher memanas. Telinga merah. Mata membesar.


RANI

(TIDAK TERIMA, HAMPIR TERIAK,

KE DANU)

AKU . . . BUKAN . . . CEMBURU!!!


DANU

(PELAN)

Rani . . . itu tadi narator yang ngomong, bukan saya.


RANI

(SEMAKIN MARAH)

YA TETEP SAJA AKU TERSINGGUNG!!


Printer di belakang mereka tiba-tiba hidup sendiri. Kertas keluar: “STATISTIK KECEMBURUAN RANI: 78% — MENINGKAT.”


Rani menatap kertas itu. Lalu langit-langit. Lalu Danu.


RANI

(MENUNJUK PRINTER)

DANU.
Itu bukan untuk aku, kan?!


DANU

(DEADPAN, PASRAH TOTAL)

Kalau printer sudah ikut nge - judge . . .saya rasa kita semua tidak aman, Ran.


Rani menahan napas sampai pipinya gemuk. Lalu . . . meledak lagi.


RANI

ARKA . . . kamu harus balik ke kantor SEKARANG!
LIRA . . . kamu harus berhenti bikin MAMA ARKA betah!
DUNIA . . . kamu harus berhenti nge-ship mereka!
DAN . . .


NARATOR (V.O.)

Tenang, Rani.
Itu namanya cinta.
Jangan iri, nanti sinus kamu kumat.


               RANI 

         (tTERIAK KE ATAS) 

         AKU NGGAK PUNYA SINUS!!!


Danu memindahkan kopinya sedikit menjauh. Ia menatap Rani seperti menatap bom sumbu pendek yang siap meledak.


DANU

(HALUS)

Ran . . . gue rasa . . . naratornya sayang sama elo deh.


RANI

(NGAMUK HALUS)

DIAM LO, DAN.


Danu maklum.


FADE OUT.


OS. suara printer yang beep sekali, seakan ikut nimbrung.


FADE IN.


33. EXT. RUMAH LIRA – SORE

Suasana sore tenang. Burung lewat pelan. Angin kecil. Damai banget - sampai sebuah MOBIL KANTOR berhenti mendadak di depan rumah.

 

Pintu mobil terbuka. RANI turun. Rapi. Profesional. Tapi langkahnya terlalu cepat untuk ukuran orang yang "tenang." Tas PR-nya memantul seperti lagi protes. Rani menarik napas. Mode profesional ON.

 

RANI

(KE DIRI SENDIRI, TEGAS)

Bukan cemburu . . . bukan cemburu.
ini urusan kerja.
*Kerja*.
Rani. Fokus.


 

HP Rani tiba-tiba vibrate panjang. Layar mati. Gelap, tapi vibrate-nya jalan 7 kali.

 

RANI

(NGEDUMEL)

Sekali lagi kamu geter tanpa izin . . . aku jual.

 

Ia mengetuk pintu rumah Lira.

 

Pintu terbuka - MAMA ARKA muncul. Anggun. Tenang. Tatapannya ramah . . . tapi tajam. 

 

MAMA ARKA

Rani?!
Ada perlu apa?!

 

Rani REFLEKS senyum profesional - senyum yang terlalu kencang untuk dianggap wajar.

 

RANI

Saya hanya ingin mengantar —

(MELIHAT KE TAS, IMPROVISASI)

— dokumen penting.
Sangat penting.
Urgent.
Level . . .

(NGASAL)

Platinum Priority.

 

Mama Arka mengangkat alis elegan.

 

MAMA ARKA 

Dokumen apa?

 

Rani buka tas. Isinya: tisu, lip balm, charger, snack, binder clip . . . dan SATU KERTAS kosong yang tiba-tiba muncul dari entah mana dengan tulisan besar: “STATUS EMOSI RANI: PANIK LV 91 – DIATUR OLEH SEMESTA”

 

Rani langsung NUTUP tas kilat. Panik tapi jaga wibawa.

 

RANI

(KAKU)

A – anu . . .
confidential, Bu.


Mama Arka menahan tawa tipis. Senyum kecil yang sangat menyakitkan ego Rani.

 

Dari dalam rumah, terdengar suara ARKA.

 

ARKA (O.S.)

Ma . . . siapa yang datang itu?
Ibu Lira sudah balik dari beli makanan kah?

 

Rani langsung refleks merapikan rambut, walau tidak berubah apa-apa.

 

RANI

(BISIK, KE MAMA ARKA)


Ma . . . tolong jangan bilang saya datang karena cemas. 
Saya PR Manager. Saya datang . . .

(GAYA CEO) 

untuk mengatur alur komunikasi.

 

Subtitle ghost muncul HALUS di udara: RANI SANGAT CEMBURU TAPI DALAM BAHASA KORPORAT

 

Rani menoleh kanan – kiri - nggak ada orang lain yang lihat. Ia semakin panas.

 

RANI

(GERAM PELAN)

Siapa pasang subtitle barusan?!

 

Mama Arka memiringkan kepala.

 

MAMA ARKA 

Kamu baik-baik saja, Rani?


RANI

(TERLALU CEPAT)

SANGAT baik, Bu!

 

Arka muncul dari ruang dalam.

 

ARKA

Rani?!
Kok kamu . . .


RANI

(MEMOTONG, FORMAL)

Saya di sini dalam kapasitas profesional.
Tidak ada hal lain sama sekali.
Tidak punya niat apa-apa.
Tidak juga mau mengacau 'acara keluarga'
Titik.


 

Tas Rani tiba-tiba mengeluarkan kertas lagi: “KATA ‘TIDAK’ TERDETEKSI 3 KALI DALAM 1 KALIMAT — RANI MENYEMBUNYIKAN SESUATU.”

 

Rani menendang halus kertas itu ke semak-semak.

 

 

RANI

(SENYUM MEMAKSA)

Abaikan, Bu.
Alam suka bercanda dengan saya.

 

Arka mencoba menahan tawa.

 

Walau kebingungan, Mama Arka lebih sukses menahannya.

 

MAMA ARKA

Masuk dulu, Rani.
Kebetulan kita baru selesai bicara soal masa depan Arka.

 

Rani freeze persis seperti komputer hang. Tatapannya langsung berubah:“APA KALIAN NGOMONG TANPA AKU?!”

 

RANI

(PANIK ELEGAN)

Oh . . . masa depan?!
Masa depan . . .

(PELAN. BINGUNG. CEMBURU BERAT)

*apa*?


ARKA

(SANTAI)

Masa depan hubungan, Ran.


Rani tersenyum - senyum orang yang hatinya copot tapi tetap profesional.

 

Subtitle ghost muncul lagi: RANI MENGALAMI SAKIT SOSIAL TINGKAT TINGGI

 

Menghela napas panjang.

 

RANI

(LIRIH, NYERAH)

Dunia ini bener-bener usil ya, Ka . . .


ARKA

(KETAWA KECIL)

Lumayan.


RANI

(NGEDUMEL SAMBIL MASUK RUMAH)

Kalau aku diganggu ginian terus, 
aku minta kenaikan honor.

 

Danu muncul dari belakang Rani. Ngelihat Rani.

 

DANU

(DEADPAN)

Ran . . . elo salah rumah lagi ya?

 

Rani menatap Danu tajam.

 

RANI 

Danu. 
Jangan mulai.

DISSOLVE TO:


Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)