Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
CEO Bucin (Draft 1)
Suka
Favorit
Bagikan
6. ACT II - KETIKA CINTA MULAI NGATUR TAKDIR (Part 03)

11A. INT. RUMAH LIRA – DALAM – SIANG

Suasana mendadak hening setelah glitch halus di udara mereda.


Lira duduk tegak, pura-pura tenang.


Arka duduk rapi banget—kayak takut napasnya salah.


Danu: deadpan mode.


Rani: PR mode ON, tapi matanya . . . licik manis kayak kucing mau nyolong ikan. Ia mendahului memperkenalkan diri. Selanjutnya Danu, kemudian Arka. Lira membalas dengan ramah.


Tiba-tiba - IBU LIRA muncul dari balik tirai kamar, pelan, tenang, penuh kehangatan mistis khas pesisir dan membawa nampan berisi beberapa cangkir berisi air teh dan jajanan khas Balikpapan.


IBU LIRA

(LEMBUT, TAPI MATANYA TAJAM)

Lira . . . siapa pula tamu-tamu ini?


Lira terpaku sesaat.


Arka langsung berdiri sopan. Danu ikut berdiri. Rani . . . berdiri terlambat setengah detik.


LIRA

(AGAK GUGUP)

Ini . . . eh . . . dari Jakarta, Bu.


Ibu Lira mengangguk, tapi jelas ia melihat lebih dari yang diucapkan Lira.


IBU LIRA

(SENYUM KECIL, PAHAM SEMUANYA)

Oh begitu.
Tapi kenapa udara rumah jadi panas – dingin yah?!


Arka kaget. Danu menatap pintu, siap kabur. Rani langsung melempar senyum PR yang palsunya 80%.

RANI

(SOPAN, PROFESIONAL)

Begini, Bu. Kami sedang menjalankan survei awal untuk proyek integrasi data wilayah.
Ada beberapa titik yang harus kami validasi langsung.


Ibu Lira mengangguk pelan, masih menimbang.


IBU LIRA

Biasanya itu lewat Pak RT atau kantor kelurahan, Nak.
Kenapa langsung ke rumah saya?!


Rani tersenyum kecil, sedikit terlalu manis.


RANI

Karena menurut data . . .

(CEPAT)

. . . area ini terhubung dengan jalur yang potensial masuk ke rencana IKN.


DANU

(CEPAT, PANIK)

Rani?!


Rani langsung sadar dia keceplosan. Ekspresi wajahnya berubah sepersekian detik, lalu ia kembali ke mode PR.

 

RANI

(SIGAP)

Maksud saya - kemungkinan saja, Bu.
Masih jauh dari kata ‘final’.
Oleh karena itu, kami hanya butuh konfirmasi lapangan.


Arka menatap Rani tajam.


ARKA

(KESAL, PELAN)

Rani . . . serius?!
IKN?!

RANI

(MATA TETAP LEMBUT, SUARA TETAP PR)

Itu hanya indikasi di data, Pak.
Saya perlu menjelaskan sesuatu untuk menghindari miskomunikasi.


RANI (V.O.)

Dan untuk mengalihkan perhatian kamu dari Lira . . . lima detik saja, plis.


Lira mencoba memahami.

LIRA

Kalau memang ada hubungannya dengan IKN . . . apa bisa hasil survey nanti membantu?


Rani menatapnya, tersenyum manis—tapi ada sedikit tekanan di baliknya.

 

RANI

Tentu bisa.
Karena informasi dasar yang kami butuhkan itu sehubungan dengan akan dibangunnya pelabuhan internasional IKN di Balikapapan.


Ibu Lira menambahkan dengan nada realistis.

 

IBU LIRA

Kalau begitu, silakan dimulai.
Tapi jangan sampai ganggu orang kerja ya, Nak.


Arka akhirnya bicara, berusaha terlihat profesional.

 

ARKA

Kami akan tanya beberapa data teknis saja, Bu.
Nggak lama.


Ibu Lira mengangguk.

 

IBU LIRA

Oh yah.
Sambil dinikmati hidangan kampung kami, Nak.


Danu langsung nyaris bersujud.

 

DANU

Terima kasih banyak, Bu.


Sambil menikmati hidangan, mata Rani sempat jelatatan ke seisi perabotan di ruang tamu itu dan pandangannya tertumbuk pada tumpukan motherboard dan teman-tamnnya yang berada di sudut ruang.


RANI

Ma’af, Lira.
Tumpukan elektronik itu punya siapa?


LIRA

(MALU - MALU)

Punya orang-orang kampung sekitar sini, Bu Rani.
Kebetulan saya suka ngoprek dan alhamdulillah selalu berhasil memperbaikinya.


RANI
Kamu suka IT juga?
Hardware atau Software?


LIRA

Sebenarnya saya lebih suka kalo ada pekerjaan yang berhubungan dengan networking dan cloud, Bu.


RANI

(MAKIN PERCAYA DIRI)

Pas banget kalo begitu.


LIRA

(BINGUNG)

Maksud, Bu Rani?


Danu langsung memelototi Rani.


DANU (V.O.)

Eloh . . . apaan lagi nih?!


Lira spontan menahan napas.


RANI

Kami juga sudah buka kantor cabang di Balikpapan.
Saya rasa . . . kamu cocok bergabung sebagai karyawan kami.


Danu langsung menyemprotkan teh yang baru saja diminum dan langsung melototi Rani.


DANU (V.O.)

Kantor Cabang?!
Since when?!


Arka mendadak batuk palsu, panik sopan dan langsung nengok ke Rani.


Lira masih menatap Arka sedikit bingung.


Ibu Lira menatap Rani lama, penuh analisis seorang ibu yang sudah tau mana omongan busuk mana yang jujur.


IBU LIRA

(TENANG, LEMBUT, TAPI NYENTIL HALUS)

Kantor apa itu, Nak?


Rani tetap senyum. PR professional mode + iblis kecil.


RANI

(ELEGAN BOHONG)

Cabang perusahaan IT milik Pak Arka, Bu. Di Balikpapan.
Baru buka . . . hmm . . . beberapa bulan lalu.


Danu nyengir getir. Arka hampir pingsan.


DANU

(GUMAM, SUPER LIRIH KE ARKA)

Bos, beneran ini . . . kita punya kantor cabang?
Sejak kapan dunia nambah lokasi map tanpa patch notes?


Arka menutup wajahnya sebentar.


Dunia tiba-tiba BZZT—lampu kedip kecil, seolah ikut menelpon: “ini bukan ide gue, sumpah.”


Narator masuk, santai macam komentator gosip.

 

NARATOR (V.O.)

(NGELUH KAYAK ADMIN KELELAHAN)

Ya ampun . . . belum juga 1o menit ACT II berjalan, udah ada lowongan kerja palsu segala.


Danu menunjuk langit-langit.


Lira menunduk—pipinya merah sedikit. Bukan karena tawaran kerja. Tapi karena seseorang di ruangan ini sedang makin bikin hatinya nggak stabil.


LIRA

Saya senang sekali dan sangat berterima kasih atas tawaran Bu Rani.
Tapi bolehkah saya tidk menjawabnya hari ini?


Rani hanya tersenyum—kemenangan kecil, walau bohong gede.


RANI

Boleh banget, Lira.
Nggak usah buru-buru.


Arka nge-freeze.

CUT TO:


12. INT. HOTEL BALIKPAPAN – LOUNGE – SORE (ACT II)

Lounge hotel sepi. Cahaya matahari sore masuk dari jendela besar, bikin suasana emas - cantik, tapi dunia terlihat siap nge - prank.


Arka duduk mencondong, tangan saling meremas. Energinya tenang -tapi - galau.


Danu duduk di sisi lain sofa, kaki naik sedikit, vibe korban kehidupan.


Rani berdiri di depan mereka, tangan menyilang, ekspresi “ketahuan bohong tapi masih gaya”.


Beberapa detik hening.


DANU

(NUDING RANI, LOW TAPI PEDES)

Elo . . . gila ya, Ran?


RANI

(TENANG.

SEPERTI NGGAK BARU NGIBUL TINGKAT DEWA)

Gila apanya?!
Aku cuma . . . proaktif.


ARKA

Elo sadar nggak, kalo elo baru aja ngelempar bom ke hidup Lira?


RANI

Gini ya . . . kalau kita nunggu bos kita ini ambil langkah duluan . . .

(NUNJUK ARKA DENGAN BRUSH)

. . . itu dunia keburu crash duluan.
Kita bantu dikit lah.


Arka menatap Rani lama. Susah marah, tapi juga susah nerima.


RANI

Please. Namanya juga genre romansa meta-chaotic.
Kalau ceweknya nggak dikasih push sedikit, kapan nyadarnya dia suka?


Danu melongo.


DANU

Tunggu, tunggu . . .

(TUNJUK RANI)

Elo tuh bantu Arka apa ngejebak Lira?


Rani tersenyum. Senyum iblis yang manis dan sangat profesional.


RANI

Dua-duanya.
Kalau jodoh, ya ketemu.
Kalau bukan . . . minimal aku dapat hiburan.


Arka nyaris bangkit.


ARKA

Rani! Ini hidup orang, bukan . . . storyline drakor atau dracin vertikal yang bisa kamu obrak-abrik sesuka kamu!


Rani berdiri juga, menatap Arka dengan intens.



RANI

(HALUS, JUJUR, TAPI NGACO)

Bos . . . kamu udah separuh bucin.
Sisanya tinggal timing.
Kalau aku nggak turun tangan . . .

(KETUK DAHI ARKA)

. . . kamu bakal nyasar ke side quest sampe film ini tamat.


Danu terbahak pelan.


DANU

Gue setuju sih . . . tapi cara elo tetep bahaya, Ran.


ARKA

(PROAKTIF MODE NYARIS MATI)

Iya. Dan Maheswara Group itu. . . NGGAK PUNYA CABANG DI BALIKPAPAN.


RANI

Makanya aku nawarin.
Biar punya.


Danu langsung tutup muka.


DANU

Terus . . . tender IKN itu . . . dari mana datangnya?!
Kita itu perusahaan IT urban, bukan The Avengers divisi infrastruktur.


Belum sempat Arka buka suara buat nimpali Danu, Rani langsung mengeluarkan tablet-nya — cepat, elegan, tapi CHAOTIC ENERGY-nya bocor.


Di layar:

Dokumen tender IT IKN.

Status: AWARDED.

Vendor: MAHESWARA TECHSOLUTIONS.

 

RANI

(TENANG

KAYAK NGGAK NGACO 5 MENIT LALU)

Ini . . . ulah Mama kamu, Ka.
Dia yang dapetin tender IT IKN.


Arka mendengus kesal. Danu memelototi Rani kayak mata ikan asin.


ARKA

(KESAL PELAN)

Mama gue . . . ikut campur ke urusan IKN, tanpa ngomong apa-apa ke gue?!


RANI

(SANTAI BANGET)

Yup.
Dia tau, kalo dia ngomong dulu ke kamu, kamu pasti nolak mentah-mentah.
Alasannya, seperti yang Mama kamu bilang ke aku: kamu masih bisa cari proyek tanpa harus minta bantuan ke orang tua.


Danu langsung mencolek Arka.


DANU

Lo sadar nggak?!
Ini semua . . . makin lama makin kayak skenario yang ditulis waktu penulisnya ngantuk.


PENULIS SKENARIO (V.O.)

Eh, Danu! Jangan asal ngomong ya?!
Gue itu selalu hati-hati dan pakai hati, nulis scene by scene film ini.
Mau gue matiin karakter elo sekarang juga?!


DANU

(KETAKUTAN)

Ampun, Bos Besar! Ampun!


Arka nutup muka dengan tangan. Danu jatuh ke sandaran kursi.

 

ARKA

(PUTUS ASA HALUS)

Kenapa sih . . .hidup gue makin mirip storyline dracin vertikal yang salah timeline?

 

RANI

(SOK POLOS)

Aku cuma ngikuti instruksi Mama kamu, Tender ini . . . ditutup langsung oleh beliau, Ka.
Tinggal satu hal yang belum fix:
Siapa yang akan kerja di cabang baru.


BEAT.


Arka dan Danu saling pandang: OH NO. Mereka sudah tahu ke mana Rani mau lari.

 

DANU

(TUDING RANI)

Jangan bilang . . . itu alasan elo mau rekrut . . .


RANI

(SENYUM PR 80% PALSU, 20% JEBAKAN)

Lira Wulandari.
Ya. Siapa lagi?


RANI (V.O.)

Tadinya sih gue juga bingung.
Tapi jangan panggil aku . . . Rani Sasmara, PR Hebat Maheswara Group, kalo nggak bisa melihat kesempatan dalam kesempitan.


Arka duduk tegak, kaget level “narator sampai tepuk jidat”.

 

ARKA

Tapi tetap aja . . . itu GILA, Ran.

 

RANI

(HALUS TAPI MENGGIGIT)

Aku tau.
Makanya aku cocok sama kamu.


Dunia bergetar halus. Lampu lounge redup sebentar.


NARATOR (V.O.)

Rani . . . Rani . . . Rani . . .
Kalau bohong itu olahraga, kamu itu atlet nasionalnya.

 

DANU

DUNIA! NARATOR!
Bisa nggak, sekali aja . . . diem?


Lantai berdengung kecil lagi. Seolah “nggak bisa”.


RANI

(FOKUS KEMBALI KE ARKA)

Aku tau . . . kamu mau jujur sama diri kamu soal cewek itu.
Tapi kamu lupa sesuatu:
Kalau perasaan lo chaos . . . Mama kamu dua kali lipat lebih chaos.


Arka refleks memijat pelipis.

 

ARKA

(SANGAT JUJUR, SANGAT LELAH)

Gue . . . cuma mau ketemu Lira dengan cara normal.
Kenapa tiba-tiba jadi mega-tender pemerintahan kayak gini sih?!

 

RANI

(KETUS ELEGAN)

Karena sifat overprotecting Mama kamu.
Dan sedikit campur tangan PR hebat . . . kayak aku.

(MELIRIK DANU)


Dan sedikit drama tambahan biar cerita ini nggak membosankan. Danu mengangkat jari telunjuk.

 

DANU

Salah!!!
Ini semua karena – sebuah kondisi yang sudah melewati level kebosanan.
Ini sudah di titik thriller administratif.


Arka ingin marah tapi . . . dia malah ketawa kecil.

 

ARKA

Ran . . . lo beneran mau tarik Lira ke kerjaan kita?

 

RANI

(TAJAM TAPI PENUH STRATEGI)

Aku mau tarik siapa pun . . . yang bikin kamu nggak bisa tidur.


BEAT.


Arka terdiam.


Danu tepok jidat.


Lampu lounge berkedip lagi.


Dunia ikut ngetawain.

 

NARATOR (V.O.)

Awwww . . .
Rani cemburu tingkat dewa, Guys.


RANI

(TERIAK HALUS KE LANGIT, KESEL)

NARATOR . . . DIAM KAMU, BOCAH!


Sunyi. Lalu - Arka berdiri.

 

ARKA

Kalo begitu . . . Ayo!
Kita harus gerak cepat.
Sebelum Mama gue nge - drop project baru lagi, kita harus tentuin strategi.


Danu ikut berdiri.

 

DANU

Strategi apa?


Arka menarik napas.

 

ARKA

Strategi . . . agar gue nggak keliatan kayak CEO yang jatuh cinta duluan.


Danu langsung ambruk ke bangkunya. Rani memutar bola mata dan memelototi Arka.

 

RANI

Arka . . . Pe A'!
Itu udah kelihatan sejak scene empat, tau?!.

CUT TO:


Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)