61. INT. RUKO 2 - DAY
Senpai membawa sebuah roller kuas cat. Tara sedang melihat sebuah gambar desain baru.
TARA
Senpai, itu nanti dinding yang ini dicat warna biru ya.
SENPAI
Oke. Biru ya?
TARA
Pokoknya sesuaikan dengan yang di desain.
Tara menyerahkan gambar desain itu ke Senpai.
TARA (CONT'D)
Sorry gak bisa bantuin. Saya mau ke agency iklan dulu bareng Reza.
(beat)
Gak papa ya?
SENPAI
Daijobu. Gak papa. Saya di desa dulu sering bantu ngecet pagar sama dinding di balai desa, Tara-kun.
TARA
Oke saya tinggal dulu. Kalau ada apa-apa telpon aja.
SENPAI
Woke.
Reza datang. Lengkap dengan pakaian batik dan blangkon.
Tara dan Senpai keheranan.
TARA
Za, kita mau ke agency iklan -- bukan ke kondangan.
REZA
Iyalah kita ke agency iklan bukan ke kondangan.
(beat)
Udah -- tenang aja.
TARA
Serius lu pake itu?
REZA
Kapan gua gak serius?
SENPAI
Mantap mas!
REZA
Tinggal dulu ya, senpai -- ngecat yang bener. Awas.
SENPAI
Siap, Reza-kun. Daijobu.
62. INT. MOBIL TARA - DAY
Tara menyetir mobil secara pelan sambil melihat kanan kiri. Sedangkan Reza sibuk merapikan pakaian batik dan blangkonnya.
TARA
Yang mana nih tempatnya?
REZA
Kira-kira masih 500 meter di depan.
TARA
Oh.
(beat)
Agency kenalan lo ini emang beneran bagus, Za?
REZA
Wah... Lu jangan ngeremehin ya. Brand-brand besar banyak yang pake jasanya mereka. Kayak mie gurih -- ini customernya mereka.
TARA
(takjub)
Widih... Ngomong-ngomong, namanya apa ya? Lupa gue.
REZA
Da Marketing Java
TARA
Da? --
REZA
Da Marketing Java.
TARA
Da Marketing Java.
(beat)
Da itu maksudnya "the"?
REZA
Bukan -- Da itu Darto.
TARA
Oh yang punya namanya darto?
REZA
Bukan. Darto itu nama bapak ownernya. Ownernya namanya Parto.
TARA
-- Oh jadi, Owner agency ini namanya Parto, punya bapak namanya Darto, terus si Parto ini namain perusahaannya dari nama bapaknya Darto?
REZA
Ya gitulah kira-kira.
(beat)
"DA" itu... Darto Anaknya. Awalnya mau "AD" Anaknya Darto. Cuman kurang keren, jadinya dibikin "DA". Ala-ala "the".
Tara tambah bingung.
TARA
Au ah. Pusing gua.
REZA
Pelan, Tar. Itu kanan jalan.
Mobil mereka masuk ke parkiran sebuah ruko yang begitu khas dengan aksen jawanya.
63. INT. RUKO 2 - DAY
Senpai sedang mengecat dinding. Lalu ia berhenti sejenak, merasa ada yang kurang dengan desain yang diberikan oleh Tara.
SENPAI
Kok kayak ada yang kurang ya? Basi banget desainnya. Terlalu sederhana. Boring. Kurang asik.
Tiba-tiba muncul notifikasi update anime di handphonenya. Senpai mengalami "AHA momen".
Senpai membuang desain yang diberikan, lalu ia memulai untuk melukis tokoh anime favoritnya.
64. INT. AGENCY IKLAN DA MARKETING JAVA - DAY
Tara takjub dengan interior dan eksterior bangunan ala jawa. Reza memandangi sekitar, mencari Mas Parto.
MAS PARTO , 34, menggunakan batik solo, duduk di sebuah kursi taman pinggir kolam ikan koi sedang membaca berita di tabletnya.
Reza menemukan yang ia cari, lalu menyapa.
REZA
Mas Parto?!
Mas Parto sadar tapi sedikit pangling dengan Reza karena lama tak bertemu.
MAS PARTO
Reza?
(beat)
Reza to ternyata. Ayo sini. Duduk di sini aja.
REZA
Iya, Mas.
Reza dan Tara menghampiri Mas Parto.
MAS PARTO
Jujur saya pangling. Mungkin gara-gara lama gak ketemu.
Mas Parto mengamati keduanya, namun ia tidak mengenal Tara. Reza yang menyadari hal tersebut lalu mengenalkannya.
REZA
Ini Tara, Mas, partner bisnis aku.
TARA
Saya Tara, Mas, salam kenal.
MAS PARTO
Oalah.. Saya Parto, Mas Tara.
TARA
Iya, Mas Parto.
65. INT. RUKO 2 - DAY
Senpai masih melukis. Lukisan mural Senpai masih berupa sketsa cat hitam. Terlihat jelas tokoh anime yang begitu keren dan sedang memegang mangkok dengan menu ramen soto.
66. INT. AGENCY IKLAN DA MARKETING JAVA
MAS PARTO
Saya sudah dengar dari Mas Andre, kalau Reza mau make jasa iklan kami. Kalau gak salah bikin burjo, ya?
REZA
Iya, Mas. Kami berdua bikin cafe tapi ala-ala burjo begitu. --
TARA
Konsep utama kami kayak makanan yang murah merakyat tapi disajikan layaknya kaum bourjuis. Sesuai nama cafenya, Burjo Borjuis.
MAS PARTO
Woh.. Keren itu, Mas. Konsepnya menarik. Kualitas pelayanan borjuis untuk kaum proletar kayak anak-anak kos. Mantep.
TARA
Ya kurang lebih kayak gitu. Terus menu-menu makanan kami itu variatif, Mas. Chef kami bisa masak masakan Jepang. Jadi ada menu yang oriental digabung dengan masakan khas indonesia.. Contohnya menu andalan kami itu ada ramen soto.
Telepon Mas Parto berdering.
MAS PARTO
Maaf, Mas, bentar ya. Saya tak ngangkat telepon dulu.
TARA
Oya, Mas, silahkan.
Mas Parto beranjak meninggalkan Tara dan Reza. Tak jauh, sekitar 4 meter.
MAS PARTO
(into phone)
Hmm... Oke-oke -- saya langsung ke sana.
Mas Parto kembali lagi menuju Tara dan Reza untuk berpamitan.
MAS PARTO (CONT'D)
Reza, sama... Mas Tara, jadi saya sudah paham konsepnya yaitu burjo kekinian dengan desain menarik dan menu-menu otentik perpaduan oriental dan khas indonesia.
Reza dan Tara mengangguk.
MAS PARTO (CONT'D)
Untuk selanjutnya.. kira-kira besok mungkin saya bakalan nyuruh pegawai saya buat survei burjonya dulu. Bisa kan, ya?
REZA
Bisa-bisa, Mas.
TARA
Gapapa, Mas -- Kira-kira jam berapa ya?
MAS PARTO
Sekitar jam 10 pagi. Nanti saya kasih nomernya Mas Reza ke pegawai survei kami ya. Biar nanti urusan selanjutnya dihandle sama mereka.
REZA
Makasih banyak lo, Mas Parto, aku udah dibantu.
MAS PARTO
Santai aja, Mas.
(beat, melihat jam tangan)
Aduh... Saya tadi ditelpon ada meeting dadakan -- Waduh jadinya harus saya tinggal. Padahal Reza sama Mas tara baru nyampe.
TARA
Oh iya-iya, Mas, gapapap. Kami yang ngerepotin.
MAS PARTO
Saya pamit dulu, ya. Nanti pokoknya beres lah kalo pake jasa kami.
(melihat pakaian batik Reza)
Batikmu, keren men, Za. Jos.
Tiba-tiba terdengar suara seorang wanita muda tapi galak bernama RACHEL, 25, berbeda dengan aksen agency yang khas jawa, dia merupakan orang yang begitu "punk".
RACHEL
MAS PARTO?!
(beat)
Ayo! Cepetan -- udah mepet ini.
MAS PARTO
Iya, bentar-bentar.
(to Reza dan tara)
Saya tinggal ya, Mas.
Mas Parto langsung buru-buru mengikuti Rachel.
TARA
Ati-ati, Mas.