13. EXT. JALAN KAWASAN CAFE - DAY
Reza mengendarai motor melewati deretan cafe. Mengendarai secara pelan sambil melihat sekitar.
Terlihat ada cafe yang begitu ramai, dan sebaliknya ada yang sepi banget.
Terlihat juga cafe yang ia kunjungi semalam. Tidak begitu ramai dan tidak begitu sepi. Reza menambah kecepatan motor, menuju cafe tersebut.
Reza memarkirkan motornya tepat persis di sebelah kaca toko. Reza melihat ke dalam cafe dengan sedikit emosional.
14. INT. CAFE - DAY
Reza duduk sambil memandangi sekitar, diselingi dengan menyeruput kopi tubruknya.
Saat memandangi cafe, matanya tidak sengaja melihat TARA, 26, sahabat lamanya semasa SMA -- Mata mereka saling berpandangan.
Beat.
Reza mengangkat tangannya untuk menyapa. Tara tersenyum dan balas melambaikan tangan. Reza langsung menuju ke meja Tara -- Namun, belum separuh jalan Reza berbalik dan mengambil gelas kopi miliknya. Dan berbalik lagi menuju ke meja Tara. Reza duduk.
REZA
Oi?
TARA
Lu, kapan baliknya? Kok gak bilang-bilang.
REZA
Baru aja -- kemarin.
TARA
Gimana? Seru gak travellingnya?
REZA
Ya -- Lama-lama bosen juga sih.
Tara mengangguk.
REZA (CONT'D)
Lu sendiri -- Gimana? Masih kerja di Taffco?
TARA
(Menggeleng)
Gak -- Baru aja kemarin gua resign --
REZA
(Melotot)
Lah? Kok bisa?
TARA
Ya biasalah -- rese seniornya.
Reza mengangguk dan menunjukkan rasa empati.
TARA (CONT'D)
Yang juniornya gak diberi kesempatan buat berkembang. Singkat cerita karena gua merasa stuck -- jadinya gua mutusin buat resign aja.
REZA
(Mengangguk)
Jadi -- lu sekarang sibuk apa?
TARA
Hmm -- sekarang gua belum ada pikiran buat nyari kerja.
(Bersemangat)
Gua sekarang lagi pengin buka bisnis.
REZA
(kaget dan antusias)
Kok sama -- Gua juga kepikiran buat buka bisnis, nih -- Gua kepingin ngerasain duit yang dapat dari kerja keras gua sendiri.
(ragu)
Tapi -- Gua bingung caranya gimana. Dan juga, gua lihat tadi ada cafe yang rame banget, tapi ada juga yang sepi banget.
TARA
Gimana kalau kita kerja sama aja, Za? Gua kan lulusan manajemen dan pernah kerja di konsultan -- sedangkan lu kan punya modal.
Reza mengangguk.
TARA (CONT'D)
Gimana, Za?
REZA
Oke juga -- gua kepikiran buat buka cafe sih, Tar.
TARA
Cafe ya?
REZA
(mengangguk)
Tapi ya gitu -- Persaingannya ketat juga ya?
TARA
(mengangguk)
Iya juga sih -- Tapi kita tetep bisa kok.
Asalkan strategi kita bener dan beda dari yang lain...mungkin cafe kita bakalan rame juga --
Handphone Reza berbunyi. Reza mengangkat telepon tersebut.
REZA (INTO PHONE)
Kenapa, Bi?
(beat)
Oh, oke Bi. Reza langsung balik.
(menutup panggilan dan melihat Tara)
Waduh, sorry -- gua harus balik dulu. Gua make motor anaknya Bi Ica.
TARA
Bi Ica, asisten rumah tangga lu yang dulu itu ya?
REZA
Iya...motornya mau dipake soalnya. Sorry ya. Entar gua telpon lagi. Nomor lu masih sama kan ya?
TARA
Masih-masih. Yang belakangnya 0547.
REZA
Oke...entar gua hubungi lagi.
TARA
Oke.
Reza meninggalkan Tara sendirian langsung menuju kasir. Tetapi yang di kasir bukan pemilik cafe, melainkan karyawanya.