Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
BAGAIMANA?
Suka
Favorit
Bagikan
12. BAB #12 (AKHIR PERJUANGAN)

(Randi tersenyum)

RANDI

Mangkannya anda jangan main-main dengan saya

(Saat Randi melihat ke bawah untuk mengecek apakah Andini sudah tewas atau tidak, ia merasa terkejut karena Andini tidak jatuh karena masih berpegangan pada akar pohon dibawahnya, ia mencoba sekuat tenaga untuk naik keatas lagi dan menyelamatkan anaknya itu)

RANDI

Ternyata nyawa anda banyak juga, baiklah mungkin ini jalan anda, mati bukan karena terjatuh kebawah jurang, namun mati karena tertembak pistol sama seperti suami anda

(Randi kemudian mengambil pistolnya dibelakang celananya, dan mulai menodongkan kebawah, kearah Andini)

ANDINI

Tolong jangan…

(Andini memohon agar Randi tidak menembakkan pistol itu kearahnya)

RANDI

Anda tahu? Jika anda ingin tahu disinilah saya membunuh suami saya.. saya lah yang menarik pelatuk dan menembak kepala suami anda disini, dan sekarang dengan pistol yang sama anda juga akan mati seperti suamui anda

(Andini berusaha berpegangan pada akar itu dengan kuat karena peganganya sudah tidak kuat lagi, ia juga menangis)

RANDI

Saya terpaksa ngelakuin ini, kalau saja anda ikutin semua kata-kata saya mungkin aja anda dan anak anda bisa selamat

(Randi akan menarik pelatuknya, dan sedikit lagi akan menembakkan pistol itu kearah Andini)

(Terdengar suara peluru dilepas, namun ternyata bukan pistol Randi yang terdengar, namun pistol Haris yang berada dibelakang Randi, ya disana Haris telah menembak tubuh Randi dari belakang.. disana juga hadir anggota polisi lainnya.)

(Randi menengok ke tubuhnya dan melihat kalau darah keluar dari tubuhnya, ia pun terjatuh)

(FLASHBACK)

(Saat baru saja matahari terbenam, Sari datang ke kantor polisi dalam keadana basah kuyup, ia ingin bertemu dengan Haris dan menceritakan semuanya.. ia percaya pada Haris, dan ia tidak perduli lagi kalau nanti ia akan bertemu dengan Randi, ia hanya ingin bicara kebenaran dan ingin keadilan untuk Ayahnya, setibanya disana)

INT.KANTOR POLISI BOGOR-SORE HARI

Anggota polisi

Maaf pak, ada yang ingin bertemu Bapak didepan.. anak kecil engga bisa ngomong

HARIS

Anak kecil, siapa?

Anggota Polisi

Engga tau Pak, dia bawa kertas yang dia tulis katanya dia mau ketemu Pak haris

(Dengan rasa penasarannya Haris kemudian menemui Sari yang berada di depan kantor polisi, terlihat Sari tertunduk badannya basah)

HARIS

Sarii, Ada apa Sar?

(Sari langsung memberikan surat yang ia tulis sendiri beserta surat yang Ayahnya tulis sebelum meninggal kepada Haris, Haris kemudian membaca surat tersebut)

(Alangkah terkejutnya dia saat tau yang sebenarnya)

(Kemudian Haris langsung bergegas pergi bersama anggota lainnya kerumah Randi)

HARIS

Siapkan pasukan, kita kerumah Pak Randi sekarang!

Bahkan saya ga harus panggil dia Pak lagi

Anggota Polisi

Tapi Pak, kita kesana mau ngapain

HARIS

Udah ikutin perintah saya aja, cepat susul saya kesana ya

ANGGOTA POLISI

Baik Pak

HARIS

Dan ya, antar Sari pulang ke panti asuhan sekarang

ANGGOTA POLISI

Baik Pak

(Haris langsung menuju ke rumah Randi)

-----------------------

INT.RUMAH RANDI-BOGOR-MALAM HARI

(dengan sigap ia mengambil pistolnya dan berjaga-jaga.. kemudian ia melihat bahwa pintu rumah Randi terbuka lebar, ia pun memutuskan untuk masuk dan mengecek rumah tersebut.. alangkah terkejutnya dia saat melihat Aditya sedang menyeret kakinya dibawah berusaha keluar dari rumah tersebut dan menyusul Andini)

HARIS

Adit…

ADITYA

Tolong.. Andini sedang dikejar Randi, tolong dia tolong…

(Aditya yang sudah lemas Karena kakinya tertembak Randi pun pingsan)

(Dan kemudian Haris beserta anggota lainnya pergi untuk mencari Andini, Haris melihat mobil Andini dan Randi ada di pinggir jalan di tepi hutan, iapun memutuskan untuk mengecek seluruh titik termasuk hutan tersebut)

(SEKARANG)

EXT.HUTAN TITIK B-BOGOR-MALAM HARI

(Terlihat Randi sudah terjatuh sehabis tertembak, Haris kemudian menolong Andini yang sudah hampir terjatuh kejurang, namun Andini akhirnya bisa diselamatkan walaupun dalam keadaan pingsan)

(Setelah beberapa Hari dari kejadian itu)

----------------------------

INT. PENGADILAN NEGERI BOGOR-SIANG HARI

(Terlihat disana Andini sedang duduk sambil menatap kedepan dan menunggu putusan hakim, disampingnya ada Aditya menemani, dan dikursi lawan ada Randi yang duduk dikursi roda didampingi pengacaranya)

HAKIM KETUA

Berdasarkan pasal 338 KUHP atas kasus pembunuhan terhadap saudara Dimas Pratama dan juga saudari Ayu Lestari, serta pasal 340 KUHP atas pembunuhan berencana terhadap saudara Selamet Muhammad, dan juga berdasarkan bukti serta saksi, dengan ini menyatakan bahwa pelaku atas nama Randi Bagas dihukum seumur hidup.

(Hakim mengetuk palu)

(Mendengar hasil sidang hakim, Andini merasa lega ia juga meneteskan air matanya)

(Aditya mengajaknya untuk keluar ruangan sidang)

(Terlihat Randi menatap Andini saat ingin keluar ruang sidang)

ANDINI

Saya lega sekali ternyata suami saya engga pernah menghianati saya, dan saya juga lega sekarang karena sudah tau yang sebenarnya, saya akan selalu ingat apa kata-kata anda saat itu.. bahwa setiap penjahat akan dapat hukuman pada akhirnya

(Dengan wajah yang kesal Randi pun pergi meninggalkan Andini)

EXT. DIDEPAN GEDUNG SIDANG-BOGOR-SIANG HARI

(Andini dan Aditya keluar dari ruang sidang, lalu Haris mendekati mereka)

HARIS

Selamat ya mbak Dini, AKkhirnya suami mbak dapat keadilan sekarang.. dan akhirnya saya tau bagaimana kebusukan atasan saya, saya bahkan masih engga menyangka dia yang jadi dalang selama ini, dengan mudahnya dia bohongi kita.

ANDINI

Saya juga mau ucapin terima kasih juga sama anda, anda sudah mau bantu saya dan mau bantu pengadilan mengumpulkan bukti dan saksi

HARIS

Iya mbak sama-sama, sudah tugas saya melayani seluruh warga di negara ini kan

HARIS

Oh ya, mbak mau pulang ke Jakarta sekarang?

ANDINI

Iya, tugas saya sudah selesai.. saya mau fokus mengurus anak saya

(Mengelus perutnya yang sudah memasuki usia 3 bulan)

HARIS

Baik kalau begitu, sampai jumpa mbak.. dan hati-hati juga

(Haris mengulurkan tangannya)

ANDINI

Iya (tersenyum)

(Haris dan Andini berjabat tangan, dan juga pada Aditya)

HARIS

ee.. kalau gitu saya kembali ke kantor saya dulu.. tugas lain masih menanti

ANDINI

Iya silahkan

HARIS

Permisii

(Haris berpamitan pada Andini dan Aditya)

ADITYA

Jadi.. ini akhirnya?

ANDINI

(menggelengkan kepala)

Makasih Dit, selama ini kamu udah mau bantu aku.. kamu mau sabar dan bahkan kamu bahayain nyawa kamu juga

ADITYA

(Tersenyum)

Din, sampai kapanpun kalau kamu butuh bantuan aku.. aku akan selalu bantu kamu, kamu jangan sungkan.. kamu udah kayak keluarga aku

ANDINI

(Tersenyum)

Makasih ya Dit sekali lagi

(Andini memeluk Aditya, Aditya membalas pelukan Andini dan tersenyum)

ANDINI

Dit, kapan-kapan kamu main ya ke Jakarta

ADITYA

Iyaa…

(Terlihat sebuah taksi berhenti dihadapan mereka, dan yang keluar dari dalam taksi itu adalah Ibu Mertua Andini)

BU IDA (IBU MERTUA ANDINI)

Dinii.. kamu gapapa kan? Ada yang terluka ga? Ya ampun ibu udah tau semuanya dari berita, maafin Ibu ya Din.. udah ga percaya sama kamu.. maafin Ibu, seharusnya Ibu bantu kamu (menangis)

ANDINI

Gapapa Bu, sekarang semuanya udah jelas kok. Ibu ga usah khawatir

BU IDA (IBU MERTUA ANDINI)

Iya Din, oh ya maafin saya ya Adit.. saya udah salah sangka sama kamu, ternyata kamu baik mau nolongin Dini disini

ADITYA

Iya bu, sama-sama..

Eee..yaudah Din aku pamit ya

ANDINI

Iya Dit, hati-hati ya..

ADITYA

Iya.. permisi bu..

(Aditya kemudian menuju ke mobilnya, ia berbalik dan melihat Andini tersenyum.. ia pun ikut tersenyum, kemudian ia masuk kedalam mobilnya dan pulang kerumahnya)

ANDINI

Yaudah yuk Bu kita pulang

BU IDA (IBU MERTUA ANDINI)

Iya Din, ayok kita pulang

THE END

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar