Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
(Randi tersenyum)
RANDI
Mangkannya anda jangan main-main dengan saya
(Saat Randi melihat ke bawah untuk mengecek apakah Andini sudah tewas atau tidak, ia merasa terkejut karena Andini tidak jatuh karena masih berpegangan pada akar pohon dibawahnya, ia mencoba sekuat tenaga untuk naik keatas lagi dan menyelamatkan anaknya itu)
RANDI
Ternyata nyawa anda banyak juga, baiklah mungkin ini jalan anda, mati bukan karena terjatuh kebawah jurang, namun mati karena tertembak pistol sama seperti suami anda
(Randi kemudian mengambil pistolnya dibelakang celananya, dan mulai menodongkan kebawah, kearah Andini)
ANDINI
Tolong jangan…
(Andini memohon agar Randi tidak menembakkan pistol itu kearahnya)
RANDI
Anda tahu? Jika anda ingin tahu disinilah saya membunuh suami saya.. saya lah yang menarik pelatuk dan menembak kepala suami anda disini, dan sekarang dengan pistol yang sama anda juga akan mati seperti suamui anda
(Andini berusaha berpegangan pada akar itu dengan kuat karena peganganya sudah tidak kuat lagi, ia juga menangis)
RANDI
Saya terpaksa ngelakuin ini, kalau saja anda ikutin semua kata-kata saya mungkin aja anda dan anak anda bisa selamat
(Randi akan menarik pelatuknya, dan sedikit lagi akan menembakkan pistol itu kearah Andini)
(Terdengar suara peluru dilepas, namun ternyata bukan pistol Randi yang terdengar, namun pistol Haris yang berada dibelakang Randi, ya disana Haris telah menembak tubuh Randi dari belakang.. disana juga hadir anggota polisi lainnya.)
(Randi menengok ke tubuhnya dan melihat kalau darah keluar dari tubuhnya, ia pun terjatuh)
(FLASHBACK)
(Saat baru saja matahari terbenam, Sari datang ke kantor polisi dalam keadana basah kuyup, ia ingin bertemu dengan Haris dan menceritakan semuanya.. ia percaya pada Haris, dan ia tidak perduli lagi kalau nanti ia akan bertemu dengan Randi, ia hanya ingin bicara kebenaran dan ingin keadilan untuk Ayahnya, setibanya disana)
INT.KANTOR POLISI BOGOR-SORE HARI
Anggota polisi
Maaf pak, ada yang ingin bertemu Bapak didepan.. anak kecil engga bisa ngomong
HARIS
Anak kecil, siapa?
Anggota Polisi
Engga tau Pak, dia bawa kertas yang dia tulis katanya dia mau ketemu Pak haris
(Dengan rasa penasarannya Haris kemudian menemui Sari yang berada di depan kantor polisi, terlihat Sari tertunduk badannya basah)
HARIS
Sarii, Ada apa Sar?
(Sari langsung memberikan surat yang ia tulis sendiri beserta surat yang Ayahnya tulis sebelum meninggal kepada Haris, Haris kemudian membaca surat tersebut)
(Alangkah terkejutnya dia saat tau yang sebenarnya)
(Kemudian Haris langsung bergegas pergi bersama anggota lainnya kerumah Randi)
HARIS
Siapkan pasukan, kita kerumah Pak Randi sekarang!
Bahkan saya ga harus panggil dia Pak lagi
Anggota Polisi
Tapi Pak, kita kesana mau ngapain
HARIS
Udah ikutin perintah saya aja, cepat susul saya kesana ya
ANGGOTA POLISI
Baik Pak
HARIS
Dan ya, antar Sari pulang ke panti asuhan sekarang
ANGGOTA POLISI
Baik Pak
(Haris langsung menuju ke rumah Randi)
-----------------------
INT.RUMAH RANDI-BOGOR-MALAM HARI
(dengan sigap ia mengambil pistolnya dan berjaga-jaga.. kemudian ia melihat bahwa pintu rumah Randi terbuka lebar, ia pun memutuskan untuk masuk dan mengecek rumah tersebut.. alangkah terkejutnya dia saat melihat Aditya sedang menyeret kakinya dibawah berusaha keluar dari rumah tersebut dan menyusul Andini)
HARIS
Adit…
ADITYA
Tolong.. Andini sedang dikejar Randi, tolong dia tolong…
(Aditya yang sudah lemas Karena kakinya tertembak Randi pun pingsan)
(Dan kemudian Haris beserta anggota lainnya pergi untuk mencari Andini, Haris melihat mobil Andini dan Randi ada di pinggir jalan di tepi hutan, iapun memutuskan untuk mengecek seluruh titik termasuk hutan tersebut)
(SEKARANG)
EXT.HUTAN TITIK B-BOGOR-MALAM HARI
(Terlihat Randi sudah terjatuh sehabis tertembak, Haris kemudian menolong Andini yang sudah hampir terjatuh kejurang, namun Andini akhirnya bisa diselamatkan walaupun dalam keadaan pingsan)
(Setelah beberapa Hari dari kejadian itu)
----------------------------
INT. PENGADILAN NEGERI BOGOR-SIANG HARI
(Terlihat disana Andini sedang duduk sambil menatap kedepan dan menunggu putusan hakim, disampingnya ada Aditya menemani, dan dikursi lawan ada Randi yang duduk dikursi roda didampingi pengacaranya)
HAKIM KETUA
Berdasarkan pasal 338 KUHP atas kasus pembunuhan terhadap saudara Dimas Pratama dan juga saudari Ayu Lestari, serta pasal 340 KUHP atas pembunuhan berencana terhadap saudara Selamet Muhammad, dan juga berdasarkan bukti serta saksi, dengan ini menyatakan bahwa pelaku atas nama Randi Bagas dihukum seumur hidup.
(Hakim mengetuk palu)
(Mendengar hasil sidang hakim, Andini merasa lega ia juga meneteskan air matanya)
(Aditya mengajaknya untuk keluar ruangan sidang)
(Terlihat Randi menatap Andini saat ingin keluar ruang sidang)
ANDINI
Saya lega sekali ternyata suami saya engga pernah menghianati saya, dan saya juga lega sekarang karena sudah tau yang sebenarnya, saya akan selalu ingat apa kata-kata anda saat itu.. bahwa setiap penjahat akan dapat hukuman pada akhirnya
(Dengan wajah yang kesal Randi pun pergi meninggalkan Andini)
EXT. DIDEPAN GEDUNG SIDANG-BOGOR-SIANG HARI
(Andini dan Aditya keluar dari ruang sidang, lalu Haris mendekati mereka)
HARIS
Selamat ya mbak Dini, AKkhirnya suami mbak dapat keadilan sekarang.. dan akhirnya saya tau bagaimana kebusukan atasan saya, saya bahkan masih engga menyangka dia yang jadi dalang selama ini, dengan mudahnya dia bohongi kita.
ANDINI
Saya juga mau ucapin terima kasih juga sama anda, anda sudah mau bantu saya dan mau bantu pengadilan mengumpulkan bukti dan saksi
HARIS
Iya mbak sama-sama, sudah tugas saya melayani seluruh warga di negara ini kan
HARIS
Oh ya, mbak mau pulang ke Jakarta sekarang?
ANDINI
Iya, tugas saya sudah selesai.. saya mau fokus mengurus anak saya
(Mengelus perutnya yang sudah memasuki usia 3 bulan)
HARIS
Baik kalau begitu, sampai jumpa mbak.. dan hati-hati juga
(Haris mengulurkan tangannya)
ANDINI
Iya (tersenyum)
(Haris dan Andini berjabat tangan, dan juga pada Aditya)
HARIS
ee.. kalau gitu saya kembali ke kantor saya dulu.. tugas lain masih menanti
ANDINI
Iya silahkan
HARIS
Permisii
(Haris berpamitan pada Andini dan Aditya)
ADITYA
Jadi.. ini akhirnya?
ANDINI
(menggelengkan kepala)
Makasih Dit, selama ini kamu udah mau bantu aku.. kamu mau sabar dan bahkan kamu bahayain nyawa kamu juga
ADITYA
(Tersenyum)
Din, sampai kapanpun kalau kamu butuh bantuan aku.. aku akan selalu bantu kamu, kamu jangan sungkan.. kamu udah kayak keluarga aku
ANDINI
(Tersenyum)
Makasih ya Dit sekali lagi
(Andini memeluk Aditya, Aditya membalas pelukan Andini dan tersenyum)
ANDINI
Dit, kapan-kapan kamu main ya ke Jakarta
ADITYA
Iyaa…
(Terlihat sebuah taksi berhenti dihadapan mereka, dan yang keluar dari dalam taksi itu adalah Ibu Mertua Andini)
BU IDA (IBU MERTUA ANDINI)
Dinii.. kamu gapapa kan? Ada yang terluka ga? Ya ampun ibu udah tau semuanya dari berita, maafin Ibu ya Din.. udah ga percaya sama kamu.. maafin Ibu, seharusnya Ibu bantu kamu (menangis)
ANDINI
Gapapa Bu, sekarang semuanya udah jelas kok. Ibu ga usah khawatir
BU IDA (IBU MERTUA ANDINI)
Iya Din, oh ya maafin saya ya Adit.. saya udah salah sangka sama kamu, ternyata kamu baik mau nolongin Dini disini
ADITYA
Iya bu, sama-sama..
Eee..yaudah Din aku pamit ya
ANDINI
Iya Dit, hati-hati ya..
ADITYA
Iya.. permisi bu..
(Aditya kemudian menuju ke mobilnya, ia berbalik dan melihat Andini tersenyum.. ia pun ikut tersenyum, kemudian ia masuk kedalam mobilnya dan pulang kerumahnya)
ANDINI
Yaudah yuk Bu kita pulang
BU IDA (IBU MERTUA ANDINI)
Iya Din, ayok kita pulang
THE END