Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
BAGAIMANA?
Suka
Favorit
Bagikan
4. BAB #4 (SIAPA AYU? Part.3)

(Waktu menunjukkan malam hari)

(Randi menjemput Andini dan Aditya dengan mobilnya)

INT. MOBIL RANDI—BOGOR—MALAM HARI

(Sesampainya didepan Kafe itu, mobil berhenti)

ADITYA

Loh kok sepi

RANDI

Iya, tempat ini udah disewa sama dia khusus buat kita

ADITYA

Emang anda bilang apa? Kok dia sampai sewa Kafe itu

RANDI

Saya bilang saya mau pesen buat bos saya yang kaya, yaitu kamu

ADITYA

Hah, saya?

RANDI

Udah kamu pura-pura aja, kamu akting jadi bos yang kaya ya..

Nih pakai jas nya, Selebihnya aku yang ngatur, oh ya satu lagi nama anda bukan Aditya kita pakai nama samara juga, nama kamu Doni

ADITYA

Iya deh

RANDI

Oh ya mbak Dini, mbak tunggu disini ya

ANDINI

Kok saya ga ikut masuk?

RANDI

Iya soalnya terlalu bahaya, kemungkinan pria itu bawa bodyguard jadi saya takutnya saat kita mendesak dia untuk memberitahu tentang Dimas dan dia menolak, maka bodyguardnya yang bicara

ADITYA

Iya Din, kamu disini aja ya

ANDINI

Yaudah, aku tunggu disini… tapi kalau dia ngomong Sesuatu tentang mas Dimas, kamu panggil aku ya Dit. Aku mau denger langsung

ADITYA

Iya Din

RANDI

Oh ya mbak dini,kalau mbak denger suara tembakan.. mbak telepon polisi ya…

ANDINI

Hah?

RANDI

Iya mbak telepon polisi biar mereka yang nanganin

(Andini mengangguk)

(Aditya dan Randi kemudian turun dari mobil)

ANDINI

Kalian hati-hati ya

INT. KAFE SAINTLOZ—BOGOR—MALAM HARI

(Randi dan Aditya masuk ke kafe tersebut dan membawa koper kecil untuk menyimpan uang, mereka bersikap biasa saja, benar saja terlihat Derin bersama dua bodyguard nya sedang menunggu mereka)

(Randi berjabat tangan dengan Derin)

DERIN

Selamat datang

RANDI

Terima Kasih—

Kenalin ini bos saya

ADITYA

Saya Doni..

DERIN

Derin..

(Mereka berdua berjabat tangan)

(Disana terlihat Aditya memasang wajah yang serius Karena ia sedang menyamar menjadi bos)

RANDI

Saya bicara mewakili bos saya

DERIN

Lebih baik bos anda sendiri yang biacar sesuai dengan apa yang dia inginkan

(Aditya melihat ke arah Randi)

ADITYA

Begini..saya sedang mencari seorang perempuan

DERIN

Kita semua tahu kalau ada orang berhadapan dengan saya maka ia sedang mencari perempuan

(Randi menghela nafas)

ADITYA

Ekhemm.. maaf bisa saya lihat foto-fotonya?

DERIN

Tunjukkan dulu uangnya

(Randi membuka koper tersebut dan meyakinkan Derin)

(Derin ingin menyentuh uang tersebut namun koper langsung ditutup oleh Randi)

ADITYA

Bisa saya lihat foto-fotonya

(Derin memberikan isyarat kepada bodyguard nya untuk mengambil 2 album foto yang cukup besar)

(Aditya terkejut)

DERIN

Yang ini VIP dan yang ini biasa saja, silahkan dilihat

(Aditya kemudian melihat-lihat dan mencari foto Ayu didalamnya.. ia melihat foto-foto tersebut secara terburu-buru, membuat Derin curiga melihatnya, ia seperti bukan memilih tapi seperti mencari seseorang)

(Hingga tiba saatnya satu album VIP ditutup, Aditya kemudian membuka album satu lagi)

DERIN

Yang VIP ga mau? Ada impor juga padahal

ADITYA

Saya suka yang lokal

(Kemudian Aditya terus melihat-lihat lagi)

DERIN

(menghela nafas)

Pak, udah belum?

(Aditya masih fokus mencari)

RANDI

Sebentar mas, bos saya emang agak pilih-pilih

ADITYA

KETEMU!!

(Randi dan Derin menatapnya)

DERIN

Mana coba saya lihat

ADITYA

Yang ini… (menunjuk foto Ayu)

(Derin terkejut saat itu)

DERIN

Emm.. yang ini ga ada, kalian pilih yang lain aja nih banyak yang lebih cantik dari ini

ADITYA

Saya maunya yang ini

DERIN

Ga ada. Kan saya bilang tadi..

RANDI

Kalau ga ada kenapa fotonya masih ditaro disini?

DERIN

Saya lupa mau ambil

(Kemudian Derin mengambil foto Ayu dari album dan mengantonginya)

ADITYA

Loh, kok malah diambil fotonya?

DERIN

Kalian ini siapa sebenarnya hah?

(Derin langsung memunculkan ekspresi terancam)

ADITYA

Saya pelanggan.. iya kan?

DERIN

Bukan.. kalian bukan pelanggan

(Derin berdiri dan memunculkan reaksi tanda bahaya, kemudian ia menutup kedua album foto tersebut, dan ingin meninggalkan mereka berdua)

RANDI

Tunggu.. tunggu anda mau kemana, kami ini klient anda loh, kami datang baik-baik ingin memesan

DERIN

Engga kalian bukan klient

ADITYA

Ehh tunggu dulu mau kemana, kita pelanggan kok beneran pelanggan

(Aditya mencegah Derin untun pergi)

(Derin pun berteriak kepada bodyguardnya untuk menyerang Randi dan Aditya)

(Kemudian perkelahian terjadi, sesuai dugaan Randi dan Aditya berkelahi dengan dua bodyguard Derin..)

(Terlihat perkelahian yang cukup parah, barang-barang kafe berantakan, beberapa gelas dan piring pecah, Aditya tidak terlalu hebat dalam bela diri namun ia tetap berusaha, ia pun terkena pukul satu kali diwajahnya, namun ia bangkit kembali..)

EXT.SEBUAH JALAN YANG TEMBUS DARI PINTU BELAKANG KAFE

(Randi melihat Derin pergi lewat pintu belakang bersama dengan album foto itu dan koper uang yang tadi Randi dan Aditya bawa)

RANDI

Heii jangan kabur..

(masih dalam keadaan bertengkar)

(Akhirnya Aditya bisa mengalahkan salah satu bodyguardnya)

RANDI

Dit, kebelakang.. Derin lari tadi

ADITYA

Hah…

(Aditya yang masih lemas pun mengejar Derin yang berlari)

ADITYA

Woii….

(Aditya terus mengejar Derin)

(Aditya melihat ada batu didepannya, ia pun kemudian melempar batu tersebut ke arah Derin yang masih saja berlari)

(Batu tersebut kemudian mengenai kaki Derin, Derin pun kemudian jatuh tersungkur)

DERIN

Aduhhhh…

ADITYA

Hah, mangkannya jangan macam-macam, ayok ikut…

(Aditya membawa Derin kembali kedalam Kafe, disana Randi sudah membuat bodyguard Derin kelelahan dan mengalahkannya)

INT. KAFE SAINTLOZ-BOGOR-MALAM HARI

 

ADITYA

Nihh..

DERIN

Tunggu, tunggu biar saya jelasin disini yaa, saya ga ada hubungan apapun sama perempuan itu kok, sumpah deh.. jangan bawa saya yaa

ADITYA

Alahh banyak alasan

RANDI

Udah, kita bawa aja ke mobil

ADITYA

Tunggu, kita iket dulu tangannya.. nanti dia macam-macam lagi

(Aditya mengambil sebuah kain yang berada di kafe tersebut dan mengikat tangan Derin)

(Derin dibawa Aditya dan Randi kedalam mobil)

(Sesampainya didalam mobil)

INT.MOBIL RANDI

(Terlihat disana Andini masih menunggu kedatangan Aditya dan Randi)

ADITYA

Ayok masukk

(Derin ddudk di Kursi belakang, Aditya duduk disebelahnya)

ANDINI

Kita mau kemana lagi?

RANDI

Ke markas

ANDINI

Kalian yakin dia mau jelasin semuanya

RANDI

Mbak Dini, semua kejahatan pasti terungkap, dan kebenaran yang akan menang

(Kemudian mereka pergi ke rumah Randi yang berada di tengah hutan itu)

INT.RUMAH RANDI—BOGOR—TENGAH MALAM

(Terlihat rumah dengan suasana sangat sepi dan sangat gelap)

(Kemudian mereka masuk kedalam rumah tersebut,Randi mengambil kursi satu lagi, lalu Derin dan Randi duduk saling berhadapan)

(Aditya mengikat tangan Derin dibelakang kursinya)

RANDI

Saya cuman mau kamu jawab pertanyaan saya

DERIN

Saya kan udah bilang, saya ga tau sama sekali tentang perempuan itu

ADITYA

Loh kita belum tanya apapun loh

DERIN

Saya tau, kalian mau tanya soal kasus meninggalnya Ayu kan, saya ga tau! Udah beberapa kali polisi datengin anak buah saya, untung mereka pinter buat ga ngungkapin bisnis ini

ANDINI

Kamu kenal Ayu?

DERIN

Emm.. enggak.

ADITYA

Saya tau anda bohong!

(Aditya meremas tangan Derin yang diikat dibelakang kursi)

DERIN

AAAA (Teriak kesakitan) kalian ga bisa ancam saya, saya ga takut saya ga punya keluarga atau siapapun..

(Aditya tambah meremas tangan Derin dengan amat keras)

DERIN

Iya.. iya.., ok.. saya kasih tau, saya Kenal dia salah satu pekerja kita.. tapi udah lama dia menghilang.. dia udah tanda tangan kontrak sama kita sekitar satu tahun yang lalu dan terus dia ilang gitu aja bawa duit kita, kita udah cari-cari dia kemana-mana tapi ga pernah ketemu.. dan terus tiba-tiba kita denger dia meninggal karena kecelakaan, kita malah yang diuber-uber polisi.. emang dasar cewek pembawa sial

ADITYA

Tapi kamu tau asal-usul dia kan? Ga mungkin kamu pekerjakan dia tanpa tau asal-usul dia

DERIN

Dia sih ngakunya hidup sebatangkara, mangkannya kita setuju buat rekrut dia

RANDI

Kamu yang megang semua transaksi kan?

(Derin hanya diam saja..)

ADITYA

Heh kita tanya, kenapa diem aja!

(Randi, Aditya dan Andini Sudah cukup lama menunggu jawaban Derin, namun ia memilih untuk diam dan tidak berkata apa-apa)

(Namun tiba-tiba Randi mengeluarkan pistolnya dan menodongkannya ke kepala Derin, Andini dan Aditya langsung terkejut)

(Juga Derin yang merasa ketakutan, ia menutup matanya dan badannya kaku)

RANDI

Mau jawab atau saya tembak?

Orang kayak kamu yang ga takut kehilangan keluarga atau orang yang disayangi, pasti akan takut kalau dirinya sendiri yang terluka..

Saya tau tipe orang kayak kamu tuh takut kehilangan uang kan..

ANDINI

Pak Randi, lebih baik kita ga usah mainin pistol, turunin aja Pak

(Namun Randi kekeh untuk menodongkan pistol tersebut dikepala Derin)

DERIN

Jangan.., ok ok saya kasih tau semuanya.. saya… eemm .. sayaa

(Randi mendekatkan pistolnya agar Derin takut dan cepat memberikan jawaban)

 saya yang handle semua klient, kalian dapat nomor saya dari salah satu anak buah saya. Tapi sejujurnya bukan cuman saya aja yang handle klient-klient.. tapi banyak juga orang-orang lain yang bekerja, bisnis ini terlalu besar buat dihancurkan

RANDI

Berarti kamu inget siapa aja klient nya Ayu kan?

DERIN

Iya saya tau, semua orang yang berbisnis dengan saya, saya tau semuanya, saya juga yang megang data mereka

(Andini terlihat tegang mendengar apa yang dikatakan Derin, ia sangat berharap kalau suaminya benar-benar tidak terlibat dalam hal ini)

ANDINI

Kamu kenal dia?

(Andini menunjukkan foto suaminya)

(Derin memperhatikan foto tersebut, dan kemudian dia melihat wajah Andini)

DERIN

Iya saya tau--

(Seketika ekspresi Andini berubah)

Dia pernah berbsinis dengan kita juga, tapi saya lupa kapan

(Tubuh Andini tiba-tiba lemas, kemudian Aditya menuntun Andini untuk duduk terlebih dahulu)

ADITYA

Din, kamu gapapa?

(Andini tidak bisa berkata apa-apa, ia hanya diam dan matanya menatap kosong)

ADITYA

Kamu yang bener? Jangan bohong ya!

DERIN

Saya ga bohong kok, kalau ga percaya coba liat aja datanya di ponsel saya.. ada kok nama dia dan fotonya disitu, dan total biaya yang dia bayar

ADITYA

Memang namanya siapa?

DERIN

Mas, klient saya banyak saya ga mungkin inget nama-namanya, apalagi kalau sewa yang bukan VIP, banyak mas saya mana ingat semunya.. saya cuman ingat wajahnya aja

(Terlihat Andini masih diam saja, ia pun mulai meneteskan air matanya)

ADITYA

Kalau gitu, coba buka hp nya dan kasih tau buktinya

Aditya mengambil ponsel dari kantong celana Derin)

DERIN

Gimana saya mau buka hp saya kalau tangan saya aja keiket kok

(ADITYA kemudian membuka ikat tangannya, Derin pun membuka ponselnya dan memeriksa foto dari Dimas)

DERIN

Nih.. namanya Dimas, sekarang bisa turunin pistolnya dari kepala saya kan

(Derin memberikan ponsel itu kepada Aditya, ia cukup terkejut)

(Andini kemudian mengambil ponsel tersebut dan melihat sendiri dengan mata kepalanya kalau semua identitas mengenai suaminya itu benar)

(Andini benar-benar shock, ia pun tidak bisa menahan tangisnya lagi, kemudian ia langsung pergi meninggalkan rumah Randi menuju mobilnya)

ADITYA

Din.. kamu mau kemana?

Eee.. anda urus dia yaa

(Aditya kemudian mennyusul Andini ke mobilnya, kemudian ia pulang ke rumahnya)

ADITYA

Din… tunggu

ANDINI

Aku mau pulang Dit

(Menangis)

 

EXT. DI DEPAN RUMAH ANDINI—MALAM HARI

(Aditya dan Andini keluar dari mobil)

(Andini masih terlihat menangis)

ADITYA

Din kamu gapapa?

ANDINI

Aku mau istirahat dulu Dit, aku capek

ADITYA

Ok, ok kamu istirahat aja ya.. kalau gitu aku pulang aja

(Andini kemudian memasuki rumahnya)

(Sedangkan Aditya pulang kerumahnya, walaupun ia masih terlihat khawatir pada Andini)

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar