Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
(Waktu menunjukkan malam hari)
(Randi menjemput Andini dan Aditya dengan mobilnya)
INT. MOBIL RANDI—BOGOR—MALAM HARI
(Sesampainya didepan Kafe itu, mobil berhenti)
ADITYA
Loh kok sepi
RANDI
Iya, tempat ini udah disewa sama dia khusus buat kita
ADITYA
Emang anda bilang apa? Kok dia sampai sewa Kafe itu
RANDI
Saya bilang saya mau pesen buat bos saya yang kaya, yaitu kamu
ADITYA
Hah, saya?
RANDI
Udah kamu pura-pura aja, kamu akting jadi bos yang kaya ya..
Nih pakai jas nya, Selebihnya aku yang ngatur, oh ya satu lagi nama anda bukan Aditya kita pakai nama samara juga, nama kamu Doni
ADITYA
Iya deh
RANDI
Oh ya mbak Dini, mbak tunggu disini ya
ANDINI
Kok saya ga ikut masuk?
RANDI
Iya soalnya terlalu bahaya, kemungkinan pria itu bawa bodyguard jadi saya takutnya saat kita mendesak dia untuk memberitahu tentang Dimas dan dia menolak, maka bodyguardnya yang bicara
ADITYA
Iya Din, kamu disini aja ya
ANDINI
Yaudah, aku tunggu disini… tapi kalau dia ngomong Sesuatu tentang mas Dimas, kamu panggil aku ya Dit. Aku mau denger langsung
ADITYA
Iya Din
RANDI
Oh ya mbak dini,kalau mbak denger suara tembakan.. mbak telepon polisi ya…
ANDINI
Hah?
RANDI
Iya mbak telepon polisi biar mereka yang nanganin
(Andini mengangguk)
(Aditya dan Randi kemudian turun dari mobil)
ANDINI
Kalian hati-hati ya
INT. KAFE SAINTLOZ—BOGOR—MALAM HARI
(Randi dan Aditya masuk ke kafe tersebut dan membawa koper kecil untuk menyimpan uang, mereka bersikap biasa saja, benar saja terlihat Derin bersama dua bodyguard nya sedang menunggu mereka)
(Randi berjabat tangan dengan Derin)
DERIN
Selamat datang
RANDI
Terima Kasih—
Kenalin ini bos saya
ADITYA
Saya Doni..
DERIN
Derin..
(Mereka berdua berjabat tangan)
(Disana terlihat Aditya memasang wajah yang serius Karena ia sedang menyamar menjadi bos)
RANDI
Saya bicara mewakili bos saya
DERIN
Lebih baik bos anda sendiri yang biacar sesuai dengan apa yang dia inginkan
(Aditya melihat ke arah Randi)
ADITYA
Begini..saya sedang mencari seorang perempuan
DERIN
Kita semua tahu kalau ada orang berhadapan dengan saya maka ia sedang mencari perempuan
(Randi menghela nafas)
ADITYA
Ekhemm.. maaf bisa saya lihat foto-fotonya?
DERIN
Tunjukkan dulu uangnya
(Randi membuka koper tersebut dan meyakinkan Derin)
(Derin ingin menyentuh uang tersebut namun koper langsung ditutup oleh Randi)
ADITYA
Bisa saya lihat foto-fotonya
(Derin memberikan isyarat kepada bodyguard nya untuk mengambil 2 album foto yang cukup besar)
(Aditya terkejut)
DERIN
Yang ini VIP dan yang ini biasa saja, silahkan dilihat
(Aditya kemudian melihat-lihat dan mencari foto Ayu didalamnya.. ia melihat foto-foto tersebut secara terburu-buru, membuat Derin curiga melihatnya, ia seperti bukan memilih tapi seperti mencari seseorang)
(Hingga tiba saatnya satu album VIP ditutup, Aditya kemudian membuka album satu lagi)
DERIN
Yang VIP ga mau? Ada impor juga padahal
ADITYA
Saya suka yang lokal
(Kemudian Aditya terus melihat-lihat lagi)
DERIN
(menghela nafas)
Pak, udah belum?
(Aditya masih fokus mencari)
RANDI
Sebentar mas, bos saya emang agak pilih-pilih
ADITYA
KETEMU!!
(Randi dan Derin menatapnya)
DERIN
Mana coba saya lihat
ADITYA
Yang ini… (menunjuk foto Ayu)
(Derin terkejut saat itu)
DERIN
Emm.. yang ini ga ada, kalian pilih yang lain aja nih banyak yang lebih cantik dari ini
ADITYA
Saya maunya yang ini
DERIN
Ga ada. Kan saya bilang tadi..
RANDI
Kalau ga ada kenapa fotonya masih ditaro disini?
DERIN
Saya lupa mau ambil
(Kemudian Derin mengambil foto Ayu dari album dan mengantonginya)
ADITYA
Loh, kok malah diambil fotonya?
DERIN
Kalian ini siapa sebenarnya hah?
(Derin langsung memunculkan ekspresi terancam)
ADITYA
Saya pelanggan.. iya kan?
DERIN
Bukan.. kalian bukan pelanggan
(Derin berdiri dan memunculkan reaksi tanda bahaya, kemudian ia menutup kedua album foto tersebut, dan ingin meninggalkan mereka berdua)
RANDI
Tunggu.. tunggu anda mau kemana, kami ini klient anda loh, kami datang baik-baik ingin memesan
DERIN
Engga kalian bukan klient
ADITYA
Ehh tunggu dulu mau kemana, kita pelanggan kok beneran pelanggan
(Aditya mencegah Derin untun pergi)
(Derin pun berteriak kepada bodyguardnya untuk menyerang Randi dan Aditya)
(Kemudian perkelahian terjadi, sesuai dugaan Randi dan Aditya berkelahi dengan dua bodyguard Derin..)
(Terlihat perkelahian yang cukup parah, barang-barang kafe berantakan, beberapa gelas dan piring pecah, Aditya tidak terlalu hebat dalam bela diri namun ia tetap berusaha, ia pun terkena pukul satu kali diwajahnya, namun ia bangkit kembali..)
EXT.SEBUAH JALAN YANG TEMBUS DARI PINTU BELAKANG KAFE
(Randi melihat Derin pergi lewat pintu belakang bersama dengan album foto itu dan koper uang yang tadi Randi dan Aditya bawa)
RANDI
Heii jangan kabur..
(masih dalam keadaan bertengkar)
(Akhirnya Aditya bisa mengalahkan salah satu bodyguardnya)
RANDI
Dit, kebelakang.. Derin lari tadi
ADITYA
Hah…
(Aditya yang masih lemas pun mengejar Derin yang berlari)
ADITYA
Woii….
(Aditya terus mengejar Derin)
(Aditya melihat ada batu didepannya, ia pun kemudian melempar batu tersebut ke arah Derin yang masih saja berlari)
(Batu tersebut kemudian mengenai kaki Derin, Derin pun kemudian jatuh tersungkur)
DERIN
Aduhhhh…
ADITYA
Hah, mangkannya jangan macam-macam, ayok ikut…
(Aditya membawa Derin kembali kedalam Kafe, disana Randi sudah membuat bodyguard Derin kelelahan dan mengalahkannya)
INT. KAFE SAINTLOZ-BOGOR-MALAM HARI
ADITYA
Nihh..
DERIN
Tunggu, tunggu biar saya jelasin disini yaa, saya ga ada hubungan apapun sama perempuan itu kok, sumpah deh.. jangan bawa saya yaa
ADITYA
Alahh banyak alasan
RANDI
Udah, kita bawa aja ke mobil
ADITYA
Tunggu, kita iket dulu tangannya.. nanti dia macam-macam lagi
(Aditya mengambil sebuah kain yang berada di kafe tersebut dan mengikat tangan Derin)
(Derin dibawa Aditya dan Randi kedalam mobil)
(Sesampainya didalam mobil)
INT.MOBIL RANDI
(Terlihat disana Andini masih menunggu kedatangan Aditya dan Randi)
ADITYA
Ayok masukk
(Derin ddudk di Kursi belakang, Aditya duduk disebelahnya)
ANDINI
Kita mau kemana lagi?
RANDI
Ke markas
ANDINI
Kalian yakin dia mau jelasin semuanya
RANDI
Mbak Dini, semua kejahatan pasti terungkap, dan kebenaran yang akan menang
(Kemudian mereka pergi ke rumah Randi yang berada di tengah hutan itu)
INT.RUMAH RANDI—BOGOR—TENGAH MALAM
(Terlihat rumah dengan suasana sangat sepi dan sangat gelap)
(Kemudian mereka masuk kedalam rumah tersebut,Randi mengambil kursi satu lagi, lalu Derin dan Randi duduk saling berhadapan)
(Aditya mengikat tangan Derin dibelakang kursinya)
RANDI
Saya cuman mau kamu jawab pertanyaan saya
DERIN
Saya kan udah bilang, saya ga tau sama sekali tentang perempuan itu
ADITYA
Loh kita belum tanya apapun loh
DERIN
Saya tau, kalian mau tanya soal kasus meninggalnya Ayu kan, saya ga tau! Udah beberapa kali polisi datengin anak buah saya, untung mereka pinter buat ga ngungkapin bisnis ini
ANDINI
Kamu kenal Ayu?
DERIN
Emm.. enggak.
ADITYA
Saya tau anda bohong!
(Aditya meremas tangan Derin yang diikat dibelakang kursi)
DERIN
AAAA (Teriak kesakitan) kalian ga bisa ancam saya, saya ga takut saya ga punya keluarga atau siapapun..
(Aditya tambah meremas tangan Derin dengan amat keras)
DERIN
Iya.. iya.., ok.. saya kasih tau, saya Kenal dia salah satu pekerja kita.. tapi udah lama dia menghilang.. dia udah tanda tangan kontrak sama kita sekitar satu tahun yang lalu dan terus dia ilang gitu aja bawa duit kita, kita udah cari-cari dia kemana-mana tapi ga pernah ketemu.. dan terus tiba-tiba kita denger dia meninggal karena kecelakaan, kita malah yang diuber-uber polisi.. emang dasar cewek pembawa sial
ADITYA
Tapi kamu tau asal-usul dia kan? Ga mungkin kamu pekerjakan dia tanpa tau asal-usul dia
DERIN
Dia sih ngakunya hidup sebatangkara, mangkannya kita setuju buat rekrut dia
RANDI
Kamu yang megang semua transaksi kan?
(Derin hanya diam saja..)
ADITYA
Heh kita tanya, kenapa diem aja!
(Randi, Aditya dan Andini Sudah cukup lama menunggu jawaban Derin, namun ia memilih untuk diam dan tidak berkata apa-apa)
(Namun tiba-tiba Randi mengeluarkan pistolnya dan menodongkannya ke kepala Derin, Andini dan Aditya langsung terkejut)
(Juga Derin yang merasa ketakutan, ia menutup matanya dan badannya kaku)
RANDI
Mau jawab atau saya tembak?
Orang kayak kamu yang ga takut kehilangan keluarga atau orang yang disayangi, pasti akan takut kalau dirinya sendiri yang terluka..
Saya tau tipe orang kayak kamu tuh takut kehilangan uang kan..
ANDINI
Pak Randi, lebih baik kita ga usah mainin pistol, turunin aja Pak
(Namun Randi kekeh untuk menodongkan pistol tersebut dikepala Derin)
DERIN
Jangan.., ok ok saya kasih tau semuanya.. saya… eemm .. sayaa
(Randi mendekatkan pistolnya agar Derin takut dan cepat memberikan jawaban)
saya yang handle semua klient, kalian dapat nomor saya dari salah satu anak buah saya. Tapi sejujurnya bukan cuman saya aja yang handle klient-klient.. tapi banyak juga orang-orang lain yang bekerja, bisnis ini terlalu besar buat dihancurkan
RANDI
Berarti kamu inget siapa aja klient nya Ayu kan?
DERIN
Iya saya tau, semua orang yang berbisnis dengan saya, saya tau semuanya, saya juga yang megang data mereka
(Andini terlihat tegang mendengar apa yang dikatakan Derin, ia sangat berharap kalau suaminya benar-benar tidak terlibat dalam hal ini)
ANDINI
Kamu kenal dia?
(Andini menunjukkan foto suaminya)
(Derin memperhatikan foto tersebut, dan kemudian dia melihat wajah Andini)
DERIN
Iya saya tau--
(Seketika ekspresi Andini berubah)
Dia pernah berbsinis dengan kita juga, tapi saya lupa kapan
(Tubuh Andini tiba-tiba lemas, kemudian Aditya menuntun Andini untuk duduk terlebih dahulu)
ADITYA
Din, kamu gapapa?
(Andini tidak bisa berkata apa-apa, ia hanya diam dan matanya menatap kosong)
ADITYA
Kamu yang bener? Jangan bohong ya!
DERIN
Saya ga bohong kok, kalau ga percaya coba liat aja datanya di ponsel saya.. ada kok nama dia dan fotonya disitu, dan total biaya yang dia bayar
ADITYA
Memang namanya siapa?
DERIN
Mas, klient saya banyak saya ga mungkin inget nama-namanya, apalagi kalau sewa yang bukan VIP, banyak mas saya mana ingat semunya.. saya cuman ingat wajahnya aja
(Terlihat Andini masih diam saja, ia pun mulai meneteskan air matanya)
ADITYA
Kalau gitu, coba buka hp nya dan kasih tau buktinya
Aditya mengambil ponsel dari kantong celana Derin)
DERIN
Gimana saya mau buka hp saya kalau tangan saya aja keiket kok
(ADITYA kemudian membuka ikat tangannya, Derin pun membuka ponselnya dan memeriksa foto dari Dimas)
DERIN
Nih.. namanya Dimas, sekarang bisa turunin pistolnya dari kepala saya kan
(Derin memberikan ponsel itu kepada Aditya, ia cukup terkejut)
(Andini kemudian mengambil ponsel tersebut dan melihat sendiri dengan mata kepalanya kalau semua identitas mengenai suaminya itu benar)
(Andini benar-benar shock, ia pun tidak bisa menahan tangisnya lagi, kemudian ia langsung pergi meninggalkan rumah Randi menuju mobilnya)
ADITYA
Din.. kamu mau kemana?
Eee.. anda urus dia yaa
(Aditya kemudian mennyusul Andini ke mobilnya, kemudian ia pulang ke rumahnya)
ADITYA
Din… tunggu
ANDINI
Aku mau pulang Dit
(Menangis)
EXT. DI DEPAN RUMAH ANDINI—MALAM HARI
(Aditya dan Andini keluar dari mobil)
(Andini masih terlihat menangis)
ADITYA
Din kamu gapapa?
ANDINI
Aku mau istirahat dulu Dit, aku capek
ADITYA
Ok, ok kamu istirahat aja ya.. kalau gitu aku pulang aja
(Andini kemudian memasuki rumahnya)
(Sedangkan Aditya pulang kerumahnya, walaupun ia masih terlihat khawatir pada Andini)