Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
(Keesokan harinnya, Andini menjemput Aditya dijalan)
INT. MOBIL ANDINI—SIANG HARI
ANDINI
Haii..
ADITYA
Haii, kamu yang nyetir atau aku yang nyetir?
ANDINI
Aku aja gapapa kok
ADITYA
Yaudah
(Mobil tersebut kemudian jalan kembali menuju rumah Randi)
ADITYA
Kamu yakin kesini Din jalannya?
ANDINI
Iya bener kok, alamat yang dikirim dia kesini
ADITYA
Coba liat--
(Andini memberikan ponselnya)
Iya kok bener, tapi kenapa huta-hutan gini ya?
ANDINI
Aku juga ga tau nih
ADITYA
Aku semakin gak yakin sama polisi ini
ANDINI
Ditt.. jangan berburuk sangka kayak gitu
ADITYA
Yaa abisan masa rumahnya masuk hutan gini, kan serem.. lebih serem dari rumah Ayu sama Pak Selamet malah
ANDINI
udah ikutin aja
Eh.. itu bukannya mobilnya ya?
ADITYA
Oh iya bener
ANDINI
Berarti bener ini alamat rumahnya
(Kemudian mereka turun dari mobilnya)
INT.RUMAH RANDI—SIANG HARI
(Aditya mengetuk pintu, Kemudian Randi membukannya)
RANDI
Akhirnya kalian udah sampai, ayok masuk-masuk
(Andini dan Aditya memasuki rumah tersebut)
ADITYA
Ini beneran rumah anda?
RANDI
Iya bener
ADITYA
Serius anda tinggal disini? Ditengah hutan gini? Sendirian?
ANDINI
Ditttt..
RANDI
Engga sih, sebenernya ini rumah kedua saya, biasanya kalau saya lagi pusing menangani suatu kasus saya biasanya kesini buat nenangin diri.. kalau rumah saya yang sebenarnya ada di kota.. tapi karena jarak Desa ke Kota cukup jauh yaa jadinya saya lebih sering tinggal disini daripada di kota
ADITYA
Ohh.. anda apa ga takut, sendirian disini? Nanti ada iiii lagii
ANDINI
Ditt… (mengisayaratkan untuk diam)--
(Randi hanya tersenyum)
Oh ya Pak, katanya Bapak punya kecurigaan terhadap Pak Selamet?
RANDI
Sebenernya bukan kecurigaan atas pak Selamet, tapi kecurigaan terhadap Ayu
ANDINI
Curiga sama Ayu? Maksudnya?
RANDI
Saya curiga Ayu terlibat suatu kasus
ADITYA
Tunggu.. tunggu, kalau saya boleh tau sebelumnya, kenapa ya anda mau bantu kami untuk mencari tahu tentang Ayu dan Dimas?
RANDI
Karena saya curiga kalau Ayu masuk jaringan prostitusi yang dari dulu saya incar
ADITYA
Loh, kalau kasus jaringan prostitusi kenapa anda kerja sendirian? Harusnya bareng tim anda kan?
RANDI
Sebenarnya sudah sangat lama kami ingin membongkar kasus prostitusi di Bogor ini, tapi kami selalu gagal… dan saat ada kesempatan selalu lepas, jaringan mereka terlalu kuat dan pintar, polisi saja bahkan bisa dikebuhi, untuk itulah mungkin ini kesempatan saya.
Saya membantu mbak Dini bukan semata-mata membuatnya percaya bahwa Ayu adalah selingkuhannya saudara Dimas, tapi saya juga punya tujuan lain
ADITYA
Cukup masuk akal..
ANDINI
Terus rencana anda apa?
RANDI
Sudah beberapa hari yang lalu saya sedang mengamati sebuah kafe tidak jauh dari Villa tempat saudara Dimas melakukan pesta dengan teman-temannya, disana terlihat sangat ramai.. menurut pengakuan beberapa warga yang tinggal tidak jauh darisana, katanya tidak biasanya kafe itu ramai, namun tiba-tiba saja ramai sejak satu tahun yang lalu
ADITYA
Terus.. anda sudah pernah kesana?
RANDI
Saya pernah masuk kedalam sana sekali, namun saya tidak menemukan apapun.. kegiatan saat itu normal-normal saja, saya tidak tahu mungkin saya kesana saat hari kerja, jadi semua orang tidak punya waktu untuk berkumpul di kafe
ANDINI
Yasudah, kalau gitu kita kesana aja sekarang
ADITYA
Tunggu … tunggu Din, kita harus waspada , kita ga boleh terburu-buru
ANDINI
Ini kesempatan kita Dit, kita udah punya petunjuk .. dan aku gamau petunjuk itu ilang lagi, nanti akan semakin susah untuk menemukan petunjuk yang baru
RANDI
Andini benar, kita harus kesana.. mungkin aja kita bisa temuin sesuatu
ADITYA
Yaudah, saya ikut Andini aja
(Mereka pun kemudian pergi ke kafe tersebut)
(Akhirnya mereka sampai di kafe tersebut, Randi keluar dari mobilnya, Adit dan Andini juga keluar dari mobilnya, mereka pun masuk kedalam sana)
INT. KAFE BOGOR—SORE HARI
RANDI
mass..
BARISTA (MAN)
Selamat datang akang, teteh
mau pesen apa?
(Randi duduk didepan barista tersebut, dan mengeluarkan tanda pengenalnya sebagai polisi, seketika ekspresi dari barista tersebut berubah)
RANDI
Saya mau nanya aja
BARISTA (MAN)
Mau tanya apa ya kang? Eh Pak?
RANDI
Gapapa panggil kang juga gapapa, Kamu pernah lihat perempuan ini ga?
(Randi menunjukkan foto Ayu)
(Barista itu diam dan hanya menggelengkan kepalannya saja)
ANDINI
Mas coba inget-inget lagi, mas pernah liat perempuan itu ga?
BARISTA (MAN)
(melihat sekali lagi)
Ohh perempuan ini si pernah kesini sebelumnya, tapi saya teh lupa dia kesininya kapan
ADITYA
Kamu asli orang mana?
BARISTA (MAN)
Asli bandung kang
RANDI
Kira-kira pas kamu liat dia kesininya sama siapa?
BARISTA (MAN)
Ohh diamah kayaknya sering sama cowok, ganti-ganti cowok malah.. saya aja istighfar liat si teteh ini.. suka beda-beda tiap minggu bawanya
(Randi dan Andini saling menengok)
ANDINI
Pernah liat orang ini ga?
(Andini menunjukkan foto suaminya di ponselnya kepada barista itu)
BARISTA (MAN)
Ohh iya.. ini yang kayaknya terakhir kali saya liat sama si teteh itu
(Andini menghela nafasnya,wajahnya kembali datar ia semakin merasa takut bahwa suaminya benar-benar menghianatinya)
ADITYA
Kok kamu inget? Banyak loh orang yan datang kesini, tapi kamu tetep inget sama orang yang difoto
BARISTA (MAN)
Inget atuh kang, si teteh ini kan dulu sering kesini,saya inget juga gara-gara ganti cowok aja
ADITYA
Kamu mau tau ga? Si teteh ini udah meninggal
(Barista itu sangat terkejut dan hanya diam saja)
RANDI
Heii.. saya mau tanya lagi, emang kalau hari libur selau rame ya?
BARISTA (MAN)
Kalau kafe mah tiap libur emang selalu rame atuh kang
RANDI
Maksud saya rame sama orang-orang kaya.. kamu pernah liat ada orang-orang yang melakukan transksi gitu? Atau mereka bawa cewe-cewe yang banyak kesini sama bawa-bawa koper gitu?
(Barista itu hanya terdiam saja dan takut untuk mengatakan sesuatu)
RANDI
Heh.. saya tanya kamu loh
BARISTA (MAN)
Saya ga tau Kang
RANDI
Kamu emang beneran ga tau apa pura-pura ga tau?
BARISTA (MAN)
Serius kang saya ga tau, saya baru disini
ADITYA
Baru kapan? Baru 5 tahun yang lalu?
BARISTA (MAN)
Engga Kang baru satu tahun yang lalu
RANDI
Kamu mau kasih tau atau kamu mau saya keluarin isi ini
(Randi mengeluarkan pistol dan menaruhnya di meja barista itu, seketika ia merasa terkejut dan ketakutan)
BARISTA (MAN)
Emm..sebenernya saya tau ga banyak kang, kalau yang bawa-bawa koper saya pernah liat kang sekali.. tapi saya ga tau juga kapan, saya ga inget udah lama banget. Terus saya yang nganter makanan sama minumannya juga
RANDI
Terus kamu liat apa? Kamu denger sesuatu atau dia pernah mijem pulpen buat nulis-nulis sesuatu?
BARISTA (MAN)
Saya ga denger begitu jelas sih, soalnya teh udah lama banget terakhir kali kesini tuh, udah sekitar yaa tiga bulan yang lalu..
Tapi sampai sekarang saya inget terus si Bapak-bapak itu ngomong apa, mereka kayak nyebutin nama tempat gitu
RANDI
Apa namanya?
BARISTA (MAN)
Eee… Saloz..Saaaloz.. Santlo.. apa ya?
RENDI
SAINTLOZ?
BARISTA (MAN)
Hah.. itu namanya
ADITYA
Anda tau tempatnya?
RANDI
Tau , itu salah satu Kafe yang cukup terkenal di Bogor, tim kita juga sering sidak kesana.. tapi ga pernah dapet apa-apa..
ee..Kita ngobrol diluar aja
(Randi mengajak Andini dan Aditya bicara diluar)
ANDINI
Kita kesananya kapan?
RANDI
Sekarang
INT.KAFE SAINTLOZ—KOTA BOGOR—MALAM HARI
(Randi, Andini dan Aditya memasuki kafe itu, waktu sudah menunjukkan larut malam, terlihat semakin malam pengunjung malah semakin banyak)
ADITYA
Kalau emang tempat transaksi ilegal kenapa ga dijaga gitu, harusnya kan ada bodyguard dan semacamnya
RANDI
Kalau dijaga ketat, malah dapat dicurigai, mangkannya kegiatan tetep berjalan seperti biasa aja
Mereka duduk disalah satu meja
ANDINI
Terus kita mau ngapain?
RANDI
Kita akting
RANDI
Tunggu sini ya
RANDI to Barista
Mas, kalau masu pesen ituuu dimana ya?
(Barista itu langsung mengerti apa maksud Randi, ia pun langsung memanggi salah satu perempuan dengan bersiul)
BARISTA (MALE)
Ros, ada klient
Mas ini Ros, mas kalau mau pesen sama dia aja
ROS
Ros.. (berjabat tangan)
RANDI
Fiki..
(Randi menggunakan nama samara)
ROS
Ayo kita keruangan itu
RANDI
Kesana?
ROS
Iya, anda mau transaksi kan?.. Iya kesana engga di sini
RANDI
Ok, saya panggil yang lain dulu
ROS
Yang lain?
(merasa tidak yakin karena ada Andini dan Aditya)
(Andini dan Aditya sedang melihat kea rah Randi yang sedang mengobrol dengan Ros)
RANDI
Tenang aja, mereka teman baik saya
ROS
Ok kalau gitu, saya tunggu diruangan itu
(Randi kemudian mendekati Andini dan Aditya)
RANDI
Saya udah dapat orangnya, nanti kita tanya dia.. kita kesana sekarang
ADITYA
Kesana?
RANDI
Iya, kafe ini kan untuk umum.. jadi kalau mau transaksi untuk pesan harus ketempat yang lebih privat kan
ADITYA
Iya juga si
(Randi, Andini dan Aditya kemudian masuk kedalam ruangan itu lalu duduk)
RANDI
Kenalin ini teman-teman saya, ini Sinta dan ini Doni
ROS
Hai.. saya Ros
(Mereka saling berjabat tangan)
ROS
Mau pesen berapa?
RANDI
Adanya berapa?
ROS
Banyak, impor juga ada
(Andini memberi isyarat pada Randi, bertanya apa yang Randi bicarakan)
RANDI
Kalau transaksi sama siapa?
ROS
Sama saya juga bisa
RANDI
Engga, kalau saya mau pesen yang lain atau lihat-lihat yang lain?
ROS
Maksudnya?
RANDI
Iya maksud saya, anda kan menyediakan hanya beberapa saja.. kalau saya mau pilih-pilih yang lain.. dimana saya bisa lihat daftar nama-namanya sama siapa?
ROS
Di penjualan kita, ga ada yang boleh tau siapa aja identitas sebenarnya dari pelayan-pelayan itu.
RANDI
Oh kalau gitu saya mau ketemu sama bos anda aja, ada kan?
ROS
Sebenarnya anda maunya apa? Anda mau pelayan kan? Saya bisa kasih.. anda tinggal sebutin aja maunya seperti apa, nanti saya akan carikan
RANDI
Saya kan tadi udah bilang kalau saya mau pilih pelayan dari identitas mereka, dan saya maunya itu sekarang!
ROS
Itu ga bisa, kami punya peraturan untuk bisnis ini dan permintaan anda bisa melanggar peraturan itu
RANDI
Yaa kalau gitu, ajak saya bertemu dengan yang membuat peraturan itu, bisa kan?
ROS
Saya pikir anda ga bisa diajak kerja sama
(Ros ingin pergi, namun ditahan oleh Randi)
RANDI
Saya bawa pistol, coba kamu liat kebawah
(Ros melihat ke bawah terlihat Randi sedang menodongkan pistolnya dibawah meja)
ROS
Saya ga tau apa-apa! Anda mau apa dari saya
ANDINI
Kamu kenal orang ini ga?
(Menunjukkan foto Dimas)
ROS
Saya ga tau apa-apa, saya cuman pelayan aja kok
ADITYA
Bohong ya kamu, kamu kan yang bawa pelanggan ke bos kamu buat transaksi
ROS
Bukan, bukan saya… saya cuman pelayan kecil-kecilan aja..
RANDI
Terus, bos kamu siapa?
ROS
(terdiam)
RANDI
Kamu jawab, atau mau saya bawa ke kantor polisi, ohh atau mau saya tembak aja sekarang kaki kamu, biar kamu ga bisa kerja lagi
(Ros masih terdiam)
RANDI
Ok kalau gitu, saya kerumah kamu aja dan ambil anak kamu ya.. biar kamu jemput anak kamu di kantor polisi
ROS
Jangan.. jangan.., ok saya akan kasih tau-
Biasanya yang nanganin transaksi dan juga yang tau nama-nama klient itu Derin
ADITYA
Derin…
ANDINI
Artinya saya bisa tanya suami saya? Ee maksudnya saya bisa tanya apa aja ke dia? Bahkan seluruh data pelanggannya?
ROS
Bisa, semua data klient dia yang pegang, buat jaga nama baik bisnis
ANDINI
Kalau gitu kita harus ketemu sama dia
RANDI
Tunggu dulu mbak Dini, kita harus hati-hati
RANDI
Kamu punya nomornya kan? Kasih saya--
(ROS terdiam)
Ayooo… (memberikan kertas dan pulpen)
(Ros kemudian mengambil ponselnya dan melihat nomor teleponnya serta menulisnya)
RANDI
Ok bagus, kamu jangan kasih tau siapa-siapa, atau kamu dan anak kamu bisa kita temuin kapan aja
(Ros mengangguk, kemudian Randi, Andini dan Aditya kembali ke mobil)
INT.MOBIL RANDI—MALAM HARI PUKUL 02.00
ADITYA
Kok anda tahu kalau perempuan tadi punya anak?
RANDI
Gampang, rata-rata mereka bekerja kayak gitu terpaksa buat menghidupi anak atau anggota keluarga lainnya
ADITYA
Ohh iya juga sii
ANDINI
Coba hubungin dia sekarang
RANDI
Sudah larut malam mbak, mendingan kita pulang aja terus kita lanjutin besok
ADITYA
Iya Din, kita lanjut besok aja
ANDINI
Gapapa kok, kita bisa hubungi dia sekarang, kan lagian mungkin ini waktu yang tepat buat bikin transaksi sama dia
RANDI
Transaksi ada kapanpun mbak, tenang aja bisnis itu akan terus beroperasi
ANDINI
Yaudah, saya ikut aja
Kemudian mereka pun memutuskan unuk pulang kerumah masing-masing
INT.RUMAH ANDINI—BOGOR—PAGI HARI
(Andini terbangun dari tidurnya karena mendengar suara telepon)
(Andini mengangkat telepon)
BU IDA (IBU MERTUA ANDINI)
Din.. Dinii hallo ini Ibu, kamu dimana? Kok ibu pencet bel rumah kamu tapi ga ada respon
(Andini langsung terkejut dan bangun)
ANDINI
Eee.. emmm Bu Andini lagi nginep dirumah temen Dini di luat kota
BU IDA (IBU MERTUA ANDINI)
Haah nginep? Kok kamu ga bilang si?
ANDINI
Iya bu, abis ibu kemarin pergi jadi Andini ga ada temennya, maaf ya bu..
BU IDA (IBU MERTUA ANDINI)
Yaudah yaudah, jadi gimana ini Ibu udah sampe
ANDINI
Emm bu, ibu pulang lagi aja ya kerumah, soalnya kunci rumah kan Dini yang pegang.. kalau Ibu nunggu Dini nanti kelamaan, Ibu pulang aja yaa
BU IDA (IBU MERTUA ANDINI)
Ahh kamu ini gimana sii, tadi aja ibu ga usah kesini
ANDINI
Iya bu maaf yaa
(Tiba-tiba Ibu mertua Dini mematikan teleponnya)
ANDINI
Hallo bu.. bu?—
Ahhh (Andini memegang perutnya)
(Ia merasakan kesakitan pada perutnya, ia pun merasa khawatir)
(Siang harinya, saat Andini sedang membereskan rumahnya, ada suara bel rumah berbunyi, saat Andini mengintip ternyata yang datang adalah Aditya)
ADITYA
Din.. Diniiii
ANDINI
Apa sih Dit, kok teriak-teriak
ADITYA
Kamu aku teleponin juga daritadi
ANDINI
Maaf hp aku mati, kenapa?
ADITYA
Nihh aku dapat informasi dari Randi, kalau dia udah bikin perjanjian sama Derin
ANDINI
Serius kamu?
ADITYA
Iya serius, kata Randi kita ketemu dia nanti malem di Kafe yang sama
ANDINI
Oh yaudah kalau gitu
Ahhhh (merasakan sakit perut lagi)
ADITYA
Din, kamu gapapa?
ANDINI
Perut aku sakit banget Dit, udah dari tadi pagi.. kau juga ga tau kenapa
ADITYA
Yaudah Din kita kedokter aja ya sekarang
ANDINI
Iya, Dit.. kunci mobil aku ada di laci
ADITYA
Ok, ok
(Adit menuntun Dini untuk kemobil dan pergi kedokter)
INT.RUMAH SAKIT-BOGOR—SIANG HARI
ADITYA
Bagaimana dok keadaannya?
dokter kandungan (FEMALE)
keadaan bayinya cukup lemah, ini bisanya karena si Ibu terlalu lelah dalah melakukan ativitas, apalagi kandungannya masih muda
(Aditya menengok ke Andini)
ANDINI
Tapi bayi saya gapapa kan dok?
dokter kandungan (FEMALE)
iya tidak apa-apa, tolong dijaga ya bu kandungannya, jangan terlalu lelah dan selalu makan-makanan yang bernutrisi--
(dokter tersebut sambil menulis resep vitamin)
ini saya tulis beberapa obat vitamin untuk si bayi, diminum dua kali sehari setelah makan ya bu
ANDINI
Iya dok, terima kasih ya
ADITYA
Terima Kasih dok
dokter kandungan (FEMALE)
Iya sama-sama
(Andini dan Aditya meninggalkan ruangan, dan pulang kerumahnya)
(Sesampainya dirumah)
INT. RUMAH ANDINI-BOGOR—SIANG HARI
Mereka turun dari mobil
ADITYA
Hati-hati Din awas
(Aditya menuntun jalannya Andini)
(Aditya membuka pintu)
ADITYA
Din.. Din.. kan aku udah bilang, kamu jangan capek-capek kan begini jadinya, kandungan kamu melemah sekarang
(Andini hanya duduk terdiam)
Yaudah kamu udah makan belum?
ANDINI
Belumm, aku baru makan roti sama susu aja tadi pagi
ADITYA
Nah kan, kamu belum makan lagii, gimana perut kamu ga sakit coba, makan aja kamu engga kok.. apalagi makan-makanan bernutrisi.. udahh aku masakin deh sekarang
(Aditya membuka kulkas)
Loh kok ga ada apa-apa?
Din.. kamu lagi hamil tuh harus makan makanan sehat, buah,sayur, susu dan lain-lain
ANDINI
Iya maaf, aku lupa belanja
ADITYA
Kamu terlalu sibuk sama kasus ini tau ga sih, kamu terlalu ambisius dengan perempuan itu..
Din dengerin aku ya, kamu juga harus pikirin nasib bayi kamu
(Lagi-lagi Andini hanya diam saja)
(Aditya menghela nafas) yaudah, kamu tunggu disini ya, aku mau ke pasar dulu belanja bahan-bahan makanan, aku pinjem mobil kamu sebentar
(Aditya kemudian meninggalakan Andini)
(Andini menghela nafas dan mengelus-ngelus perutnya)
Beberapa saat kemudian Aditya datang membawa semua bahan-bahan makanan yang ia beli di pasar, saat ia masuk ia melihat ternyata Andini sedang tertidur pulas, ia pun tidak ingin membangunkannya.. kemudian ia kedapur dan memasakkan makanan untuknya
Kemudian tiba-tiba Dini terbangun saat mencium aroma makanan dari dapurnya, ia pun kemudian kedapur
ADITYA
Eh, udah bangun Din
ANDINI
Kamu masakin buat aku
ADITYA
Ya iyalah, nih makan sekarang.. abisin
ANDINI
Loh emang kamu bisa masak?
ADITYA
Wah kamu remehin aku,bisa dong aku kan dulu pernah buka restoran Din, tapi udah tutup sekarang.. udah coba cicipin aja dulu
ANDINI
Loh kenapa?
(Sambil memakan)
ADITYA
Yaa bangkrut, aku kurang strategis tempatnya.. harusnya aku taro tempatnya di sekitar tempat wisata
ANDINI
Emm enak juga supnya
ADITYA
Iya dong Aditt…
ANDINI
Thanks yaa udah dimasakin
ADITYA
Iyaa…
Yaudah abisin, kalau kamu mau aku masakin lagi.. tinggal bilang aja ga usah malu-malu
(tersenyum)
ANDINI
Kalau seenak ini sii Pasti aku abisin kok
Kamu ga ikut makan Dit?
ADITYA
Emm engga deh masih kenyang
ANDINI
Dit aku mau nanya Sesuatu boleh? Tapi kamu jangan tersinggung ya
ADITYA
Iya boleh nanya aja
ANDINI
Kamu kenapa belum nikah Dit, kamu baik,ganteng,pokoknya Top lah masa ga ada perempuan yang deket sama kamu?
ADITYA
Dulu aku pernah pacaran kok sama cewe udah lima tahun dan hampir mau nikah, yaa terus aku gak yakin sama dia dan aku putusin aja
ANDINI
(tersedak) hah? Kamu putusin gitu aja? Kamu gila ya Dit kasian anak orang..
ADITYA
Aku sadar Din, aku ga cinta sama dia… yaa kalau dilanjutin terus ujung-ujungnya ga bahagia mending diakhiri aja, lagian dia juga terima dengan ikhlas kok
ANDINI
Hmm.. iya juga si sebelum terlambat, yaudah aku doain deh kamu biar cepet ketemu sama jodoh kamu terus cepet nikah deh
ADITYA
Iyaa Aamiin..
Emm Din, nanti malem kamu ga usah ikut ke kafe itu ya
ANDINI
Loh kenapa emang?
ADITYA
Din, tadikan dokter bilang kamu butuh istirahat, kamu dirumah aja tidur.. nanti biar aku sama Randi yang urusin ya
ANDINI
Ga Dit, aku mau tau kebenarannya dan aku mau liat dan denger secara langusung dari orang itu tentang mas Dimas
ADITYA
Yaudah deh, terserah kamu