Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
BAGAIMANA?
Suka
Favorit
Bagikan
3. BAB #3 (SIAPA AYU? Part.2)

(Keesokan harinnya, Andini menjemput Aditya dijalan)

INT. MOBIL ANDINI—SIANG HARI

ANDINI

Haii..

ADITYA

Haii, kamu yang nyetir atau aku yang nyetir?

ANDINI

Aku aja gapapa kok

ADITYA

Yaudah

(Mobil tersebut kemudian jalan kembali menuju rumah Randi)

ADITYA

Kamu yakin kesini Din jalannya?

ANDINI

Iya bener kok, alamat yang dikirim dia kesini

ADITYA

Coba liat--

(Andini memberikan ponselnya)

Iya kok bener, tapi kenapa huta-hutan gini ya?

ANDINI

Aku juga ga tau nih

ADITYA

Aku semakin gak yakin sama polisi ini

ANDINI

Ditt.. jangan berburuk sangka kayak gitu

ADITYA

Yaa abisan masa rumahnya masuk hutan gini, kan serem.. lebih serem dari rumah Ayu sama Pak Selamet malah

ANDINI

udah ikutin aja

Eh.. itu bukannya mobilnya ya?

ADITYA

Oh iya bener

ANDINI

Berarti bener ini alamat rumahnya

(Kemudian mereka turun dari mobilnya)

INT.RUMAH RANDI—SIANG HARI

(Aditya mengetuk pintu, Kemudian Randi membukannya)

RANDI

Akhirnya kalian udah sampai, ayok masuk-masuk

(Andini dan Aditya memasuki rumah tersebut)

ADITYA

Ini beneran rumah anda?

RANDI

Iya bener

ADITYA

Serius anda tinggal disini? Ditengah hutan gini? Sendirian?

ANDINI

Ditttt..

RANDI

Engga sih, sebenernya ini rumah kedua saya, biasanya kalau saya lagi pusing menangani suatu kasus saya biasanya kesini buat nenangin diri.. kalau rumah saya yang sebenarnya ada di kota.. tapi karena jarak Desa ke Kota cukup jauh yaa jadinya saya lebih sering tinggal disini daripada di kota

ADITYA

Ohh.. anda apa ga takut, sendirian disini? Nanti ada iiii lagii

ANDINI

Ditt… (mengisayaratkan untuk diam)--

(Randi hanya tersenyum)

Oh ya Pak, katanya Bapak punya kecurigaan terhadap Pak Selamet?

RANDI

Sebenernya bukan kecurigaan atas pak Selamet, tapi kecurigaan terhadap Ayu

ANDINI

Curiga sama Ayu? Maksudnya?

RANDI

Saya curiga Ayu terlibat suatu kasus

ADITYA

Tunggu.. tunggu, kalau saya boleh tau sebelumnya, kenapa ya anda mau bantu kami untuk mencari tahu tentang Ayu dan Dimas?

RANDI

Karena saya curiga kalau Ayu masuk jaringan prostitusi yang dari dulu saya incar

ADITYA

Loh, kalau kasus jaringan prostitusi kenapa anda kerja sendirian? Harusnya bareng tim anda kan?

RANDI

Sebenarnya sudah sangat lama kami ingin membongkar kasus prostitusi di Bogor ini, tapi kami selalu gagal… dan saat ada kesempatan selalu lepas, jaringan mereka terlalu kuat dan pintar, polisi saja bahkan bisa dikebuhi, untuk itulah mungkin ini kesempatan saya.

Saya membantu mbak Dini bukan semata-mata membuatnya percaya bahwa Ayu adalah selingkuhannya saudara Dimas, tapi saya juga punya tujuan lain

ADITYA

Cukup masuk akal..

ANDINI

Terus rencana anda apa?

RANDI

Sudah beberapa hari yang lalu saya sedang mengamati sebuah kafe tidak jauh dari Villa tempat saudara Dimas melakukan pesta dengan teman-temannya, disana terlihat sangat ramai.. menurut pengakuan beberapa warga yang tinggal tidak jauh darisana, katanya tidak biasanya kafe itu ramai, namun tiba-tiba saja ramai sejak satu tahun yang lalu

ADITYA

Terus.. anda sudah pernah kesana?

RANDI

Saya pernah masuk kedalam sana sekali, namun saya tidak menemukan apapun.. kegiatan saat itu normal-normal saja, saya tidak tahu mungkin saya kesana saat hari kerja, jadi semua orang tidak punya waktu untuk berkumpul di kafe

ANDINI

Yasudah, kalau gitu kita kesana aja sekarang

ADITYA

Tunggu … tunggu Din, kita harus waspada , kita ga boleh terburu-buru

ANDINI

Ini kesempatan kita Dit, kita udah punya petunjuk .. dan aku gamau petunjuk itu ilang lagi, nanti akan semakin susah untuk menemukan petunjuk yang baru

RANDI

Andini benar, kita harus kesana.. mungkin aja kita bisa temuin sesuatu

ADITYA

Yaudah, saya ikut Andini aja

(Mereka pun kemudian pergi ke kafe tersebut)

(Akhirnya mereka sampai di kafe tersebut, Randi keluar dari mobilnya, Adit dan Andini juga keluar dari mobilnya, mereka pun masuk kedalam sana)

INT. KAFE BOGOR—SORE HARI

RANDI

mass..

BARISTA (MAN)

Selamat datang akang, teteh

 mau pesen apa?

(Randi duduk didepan barista tersebut, dan mengeluarkan tanda pengenalnya sebagai polisi, seketika ekspresi dari barista tersebut berubah)

RANDI

Saya mau nanya aja

BARISTA (MAN)

Mau tanya apa ya kang? Eh Pak?

RANDI

Gapapa panggil kang juga gapapa, Kamu pernah lihat perempuan ini ga?

(Randi menunjukkan foto Ayu)

(Barista itu diam dan hanya menggelengkan kepalannya saja)

ANDINI

Mas coba inget-inget lagi, mas pernah liat perempuan itu ga?

BARISTA (MAN)

(melihat sekali lagi)

Ohh perempuan ini si pernah kesini sebelumnya, tapi saya teh lupa dia kesininya kapan

ADITYA

Kamu asli orang mana?

BARISTA (MAN)

Asli bandung kang

RANDI

Kira-kira pas kamu liat dia kesininya sama siapa?

BARISTA (MAN)

Ohh diamah kayaknya sering sama cowok, ganti-ganti cowok malah.. saya aja istighfar liat si teteh ini.. suka beda-beda tiap minggu bawanya

(Randi dan Andini saling menengok)

ANDINI

Pernah liat orang ini ga?

(Andini menunjukkan foto suaminya di ponselnya kepada barista itu)

BARISTA (MAN)

Ohh iya.. ini yang kayaknya terakhir kali saya liat sama si teteh itu

(Andini menghela nafasnya,wajahnya kembali datar ia semakin merasa takut bahwa suaminya benar-benar menghianatinya)

ADITYA

Kok kamu inget? Banyak loh orang yan datang kesini, tapi kamu tetep inget sama orang yang difoto

BARISTA (MAN)

Inget atuh kang, si teteh ini kan dulu sering kesini,saya inget juga gara-gara ganti cowok aja

ADITYA

Kamu mau tau ga? Si teteh ini udah meninggal

(Barista itu sangat terkejut dan hanya diam saja)

RANDI

Heii.. saya mau tanya lagi, emang kalau hari libur selau rame ya?

BARISTA (MAN)

Kalau kafe mah tiap libur emang selalu rame atuh kang

RANDI

Maksud saya rame sama orang-orang kaya.. kamu pernah liat ada orang-orang yang melakukan transksi gitu? Atau mereka bawa cewe-cewe yang banyak kesini sama bawa-bawa koper gitu?

(Barista itu hanya terdiam saja dan takut untuk mengatakan sesuatu)

RANDI

Heh.. saya tanya kamu loh

BARISTA (MAN)

Saya ga tau Kang

RANDI

Kamu emang beneran ga tau apa pura-pura ga tau?

BARISTA (MAN)

Serius kang saya ga tau, saya baru disini

ADITYA

Baru kapan? Baru 5 tahun yang lalu?

BARISTA (MAN)

Engga Kang baru satu tahun yang lalu

RANDI

Kamu mau kasih tau atau kamu mau saya keluarin isi ini

(Randi mengeluarkan pistol dan menaruhnya di meja barista itu, seketika ia merasa terkejut dan ketakutan)

BARISTA (MAN)

Emm..sebenernya saya tau ga banyak kang, kalau yang bawa-bawa koper saya pernah liat kang sekali.. tapi saya ga tau juga kapan, saya ga inget udah lama banget. Terus saya yang nganter makanan sama minumannya juga

RANDI

Terus kamu liat apa? Kamu denger sesuatu atau dia pernah mijem pulpen buat nulis-nulis sesuatu?

BARISTA (MAN)

Saya ga denger begitu jelas sih, soalnya teh udah lama banget terakhir kali kesini tuh, udah sekitar yaa tiga bulan yang lalu..

Tapi sampai sekarang saya inget terus si Bapak-bapak itu ngomong apa, mereka kayak nyebutin nama tempat gitu

RANDI

Apa namanya?

BARISTA (MAN)

Eee… Saloz..Saaaloz.. Santlo.. apa ya?

RENDI

SAINTLOZ?

BARISTA (MAN)

Hah.. itu namanya

ADITYA

Anda tau tempatnya?

RANDI

Tau , itu salah satu Kafe yang cukup terkenal di Bogor, tim kita juga sering sidak kesana.. tapi ga pernah dapet apa-apa..

ee..Kita ngobrol diluar aja

(Randi mengajak Andini dan Aditya bicara diluar)

ANDINI

Kita kesananya kapan?

RANDI

Sekarang

INT.KAFE SAINTLOZ—KOTA BOGOR—MALAM HARI

 

(Randi, Andini dan Aditya memasuki kafe itu, waktu sudah menunjukkan larut malam, terlihat semakin malam pengunjung malah semakin banyak)

ADITYA

Kalau emang tempat transaksi ilegal kenapa ga dijaga gitu, harusnya kan ada bodyguard dan semacamnya

RANDI

Kalau dijaga ketat, malah dapat dicurigai, mangkannya kegiatan tetep berjalan seperti biasa aja

Mereka duduk disalah satu meja

ANDINI

Terus kita mau ngapain?

RANDI

Kita akting

RANDI

Tunggu sini ya

RANDI to Barista

Mas, kalau masu pesen ituuu dimana ya?

(Barista itu langsung mengerti apa maksud Randi, ia pun langsung memanggi salah satu perempuan dengan bersiul)

BARISTA (MALE)

Ros, ada klient

Mas ini Ros, mas kalau mau pesen sama dia aja

ROS

Ros.. (berjabat tangan)

RANDI

Fiki..

(Randi menggunakan nama samara)

ROS

Ayo kita keruangan itu

RANDI

Kesana?

ROS

Iya, anda mau transaksi kan?.. Iya kesana engga di sini

RANDI

Ok, saya panggil yang lain dulu

ROS

Yang lain?

(merasa tidak yakin karena ada Andini dan Aditya)

(Andini dan Aditya sedang melihat kea rah Randi yang sedang mengobrol dengan Ros)

RANDI

Tenang aja, mereka teman baik saya

ROS

Ok kalau gitu, saya tunggu diruangan itu

(Randi kemudian mendekati Andini dan Aditya)

RANDI

Saya udah dapat orangnya, nanti kita tanya dia.. kita kesana sekarang

ADITYA

Kesana?

RANDI

Iya, kafe ini kan untuk umum.. jadi kalau mau transaksi untuk pesan harus ketempat yang lebih privat kan

ADITYA

Iya juga si

(Randi, Andini dan Aditya kemudian masuk kedalam ruangan itu lalu duduk)

RANDI

Kenalin ini teman-teman saya, ini Sinta dan ini Doni

ROS

Hai.. saya Ros

(Mereka saling berjabat tangan)

ROS

Mau pesen berapa?

RANDI

Adanya berapa?

ROS

Banyak, impor juga ada

(Andini memberi isyarat pada Randi, bertanya apa yang Randi bicarakan)

RANDI

Kalau transaksi sama siapa?

ROS

Sama saya juga bisa

RANDI

Engga, kalau saya mau pesen yang lain atau lihat-lihat yang lain?

ROS

Maksudnya?

RANDI

Iya maksud saya, anda kan menyediakan hanya beberapa saja.. kalau saya mau pilih-pilih yang lain.. dimana saya bisa lihat daftar nama-namanya sama siapa?

ROS

Di penjualan kita, ga ada yang boleh tau siapa aja identitas sebenarnya dari pelayan-pelayan itu.

RANDI

Oh kalau gitu saya mau ketemu sama bos anda aja, ada kan?

ROS

Sebenarnya anda maunya apa? Anda mau pelayan kan? Saya bisa kasih.. anda tinggal sebutin aja maunya seperti apa, nanti saya akan carikan

RANDI

Saya kan tadi udah bilang kalau saya mau pilih pelayan dari identitas mereka, dan saya maunya itu sekarang!

ROS

Itu ga bisa, kami punya peraturan untuk bisnis ini dan permintaan anda bisa melanggar peraturan itu

RANDI

Yaa kalau gitu, ajak saya bertemu dengan yang membuat peraturan itu, bisa kan?

ROS

Saya pikir anda ga bisa diajak kerja sama

(Ros ingin pergi, namun ditahan oleh Randi)

RANDI

Saya bawa pistol, coba kamu liat kebawah

(Ros melihat ke bawah terlihat Randi sedang menodongkan pistolnya dibawah meja)

ROS

Saya ga tau apa-apa! Anda mau apa dari saya

ANDINI

Kamu kenal orang ini ga?

(Menunjukkan foto Dimas)

ROS

Saya ga tau apa-apa, saya cuman pelayan aja kok

ADITYA

Bohong ya kamu, kamu kan yang bawa pelanggan ke bos kamu buat transaksi

ROS

Bukan, bukan saya… saya cuman pelayan kecil-kecilan aja..

RANDI

Terus, bos kamu siapa?

 

ROS

(terdiam)

RANDI

Kamu jawab, atau mau saya bawa ke kantor polisi, ohh atau mau saya tembak aja sekarang kaki kamu, biar kamu ga bisa kerja lagi

(Ros masih terdiam)

RANDI

Ok kalau gitu, saya kerumah kamu aja dan ambil anak kamu ya.. biar kamu jemput anak kamu di kantor polisi

ROS

Jangan.. jangan.., ok saya akan kasih tau-

Biasanya yang nanganin transaksi dan juga yang tau nama-nama klient itu Derin

ADITYA

Derin…

ANDINI

Artinya saya bisa tanya suami saya? Ee maksudnya saya bisa tanya apa aja ke dia? Bahkan seluruh data pelanggannya?

ROS

Bisa, semua data klient dia yang pegang, buat jaga nama baik bisnis

ANDINI

Kalau gitu kita harus ketemu sama dia

RANDI

Tunggu dulu mbak Dini, kita harus hati-hati

RANDI

Kamu punya nomornya kan? Kasih saya--

(ROS terdiam)

Ayooo… (memberikan kertas dan pulpen)

(Ros kemudian mengambil ponselnya dan melihat nomor teleponnya serta menulisnya)

RANDI

Ok bagus, kamu jangan kasih tau siapa-siapa, atau kamu dan anak kamu bisa kita temuin kapan aja

(Ros mengangguk, kemudian Randi, Andini dan Aditya kembali ke mobil)

INT.MOBIL RANDI—MALAM HARI PUKUL 02.00

ADITYA

Kok anda tahu kalau perempuan tadi punya anak?

RANDI

Gampang, rata-rata mereka bekerja kayak gitu terpaksa buat menghidupi anak atau anggota keluarga lainnya

ADITYA

Ohh iya juga sii

ANDINI

Coba hubungin dia sekarang

RANDI

Sudah larut malam mbak, mendingan kita pulang aja terus kita lanjutin besok

ADITYA

Iya Din, kita lanjut besok aja

ANDINI

Gapapa kok, kita bisa hubungi dia sekarang, kan lagian mungkin ini waktu yang tepat buat bikin transaksi sama dia

RANDI

Transaksi ada kapanpun mbak, tenang aja bisnis itu akan terus beroperasi

ANDINI

Yaudah, saya ikut aja

Kemudian mereka pun memutuskan unuk pulang kerumah masing-masing

INT.RUMAH ANDINI—BOGOR—PAGI HARI

(Andini terbangun dari tidurnya karena mendengar suara telepon)

(Andini mengangkat telepon)

BU IDA (IBU MERTUA ANDINI)

Din.. Dinii hallo ini Ibu, kamu dimana? Kok ibu pencet bel rumah kamu tapi ga ada respon

(Andini langsung terkejut dan bangun)

ANDINI

Eee.. emmm Bu Andini lagi nginep dirumah temen Dini di luat kota

BU IDA (IBU MERTUA ANDINI)

Haah nginep? Kok kamu ga bilang si?

ANDINI

Iya bu, abis ibu kemarin pergi jadi Andini ga ada temennya, maaf ya bu..

BU IDA (IBU MERTUA ANDINI)

Yaudah yaudah, jadi gimana ini Ibu udah sampe

ANDINI

Emm bu, ibu pulang lagi aja ya kerumah, soalnya kunci rumah kan Dini yang pegang.. kalau Ibu nunggu Dini nanti kelamaan, Ibu pulang aja yaa

BU IDA (IBU MERTUA ANDINI)

Ahh kamu ini gimana sii, tadi aja ibu ga usah kesini

ANDINI

Iya bu maaf yaa

(Tiba-tiba Ibu mertua Dini mematikan teleponnya)

ANDINI

Hallo bu.. bu?—

Ahhh (Andini memegang perutnya)

(Ia merasakan kesakitan pada perutnya, ia pun merasa khawatir)

(Siang harinya, saat Andini sedang membereskan rumahnya, ada suara bel rumah berbunyi, saat Andini mengintip ternyata yang datang adalah Aditya)

ADITYA

Din.. Diniiii

ANDINI

Apa sih Dit, kok teriak-teriak

ADITYA

Kamu aku teleponin juga daritadi

ANDINI

Maaf hp aku mati, kenapa?

ADITYA

Nihh aku dapat informasi dari Randi, kalau dia udah bikin perjanjian sama Derin

ANDINI

Serius kamu?

ADITYA

Iya serius, kata Randi kita ketemu dia nanti malem di Kafe yang sama

ANDINI

Oh yaudah kalau gitu

Ahhhh (merasakan sakit perut lagi)

ADITYA

Din, kamu gapapa?

ANDINI

Perut aku sakit banget Dit, udah dari tadi pagi.. kau juga ga tau kenapa

ADITYA

Yaudah Din kita kedokter aja ya sekarang

ANDINI

Iya, Dit.. kunci mobil aku ada di laci

ADITYA

Ok, ok

(Adit menuntun Dini untuk kemobil dan pergi kedokter)

INT.RUMAH SAKIT-BOGOR—SIANG HARI

ADITYA

Bagaimana dok keadaannya?

dokter kandungan (FEMALE)

keadaan bayinya cukup lemah, ini bisanya karena si Ibu terlalu lelah dalah melakukan ativitas, apalagi kandungannya masih muda

(Aditya menengok ke Andini)

ANDINI

Tapi bayi saya gapapa kan dok?

dokter kandungan (FEMALE)

iya tidak apa-apa, tolong dijaga ya bu kandungannya, jangan terlalu lelah dan selalu makan-makanan yang bernutrisi--

(dokter tersebut sambil menulis resep vitamin)

ini saya tulis beberapa obat vitamin untuk si bayi, diminum dua kali sehari setelah makan ya bu

ANDINI

Iya dok, terima kasih ya

ADITYA

Terima Kasih dok

dokter kandungan (FEMALE)

Iya sama-sama

(Andini dan Aditya meninggalkan ruangan, dan pulang kerumahnya)

(Sesampainya dirumah)

INT. RUMAH ANDINI-BOGOR—SIANG HARI

Mereka turun dari mobil

ADITYA

Hati-hati Din awas

(Aditya menuntun jalannya Andini)

(Aditya membuka pintu)

ADITYA

Din.. Din.. kan aku udah bilang, kamu jangan capek-capek kan begini jadinya, kandungan kamu melemah sekarang

(Andini hanya duduk terdiam)

Yaudah kamu udah makan belum?

ANDINI

Belumm, aku baru makan roti sama susu aja tadi pagi

ADITYA

Nah kan, kamu belum makan lagii, gimana perut kamu ga sakit coba, makan aja kamu engga kok.. apalagi makan-makanan bernutrisi.. udahh aku masakin deh sekarang

(Aditya membuka kulkas)

Loh kok ga ada apa-apa?

Din.. kamu lagi hamil tuh harus makan makanan sehat, buah,sayur, susu dan lain-lain

ANDINI

Iya maaf, aku lupa belanja

ADITYA

Kamu terlalu sibuk sama kasus ini tau ga sih, kamu terlalu ambisius dengan perempuan itu..

Din dengerin aku ya, kamu juga harus pikirin nasib bayi kamu

(Lagi-lagi Andini hanya diam saja)

(Aditya menghela nafas) yaudah, kamu tunggu disini ya, aku mau ke pasar dulu belanja bahan-bahan makanan, aku pinjem mobil kamu sebentar

(Aditya kemudian meninggalakan Andini)

(Andini menghela nafas dan mengelus-ngelus perutnya)

Beberapa saat kemudian Aditya datang membawa semua bahan-bahan makanan yang ia beli di pasar, saat ia masuk ia melihat ternyata Andini sedang tertidur pulas, ia pun tidak ingin membangunkannya.. kemudian ia kedapur dan memasakkan makanan untuknya

Kemudian tiba-tiba Dini terbangun saat mencium aroma makanan dari dapurnya, ia pun kemudian kedapur

ADITYA

Eh, udah bangun Din

ANDINI

Kamu masakin buat aku

ADITYA

Ya iyalah, nih makan sekarang.. abisin

ANDINI

Loh emang kamu bisa masak?

ADITYA

Wah kamu remehin aku,bisa dong aku kan dulu pernah buka restoran Din, tapi udah tutup sekarang.. udah coba cicipin aja dulu

ANDINI

Loh kenapa?

(Sambil memakan)

ADITYA

Yaa bangkrut, aku kurang strategis tempatnya.. harusnya aku taro tempatnya di sekitar tempat wisata

ANDINI

Emm enak juga supnya

ADITYA

Iya dong Aditt…

ANDINI

Thanks yaa udah dimasakin

ADITYA

Iyaa…

Yaudah abisin, kalau kamu mau aku masakin lagi.. tinggal bilang aja ga usah malu-malu

(tersenyum)

ANDINI

Kalau seenak ini sii Pasti aku abisin kok

Kamu ga ikut makan Dit?

ADITYA

Emm engga deh masih kenyang

ANDINI

Dit aku mau nanya Sesuatu boleh? Tapi kamu jangan tersinggung ya

ADITYA

Iya boleh nanya aja

ANDINI

Kamu kenapa belum nikah Dit, kamu baik,ganteng,pokoknya Top lah masa ga ada perempuan yang deket sama kamu?

ADITYA

Dulu aku pernah pacaran kok sama cewe udah lima tahun dan hampir mau nikah, yaa terus aku gak yakin sama dia dan aku putusin aja

ANDINI

(tersedak) hah? Kamu putusin gitu aja? Kamu gila ya Dit kasian anak orang..

ADITYA

Aku sadar Din, aku ga cinta sama dia… yaa kalau dilanjutin terus ujung-ujungnya ga bahagia mending diakhiri aja, lagian dia juga terima dengan ikhlas kok

ANDINI

Hmm.. iya juga si sebelum terlambat, yaudah aku doain deh kamu biar cepet ketemu sama jodoh kamu terus cepet nikah deh

ADITYA

Iyaa Aamiin..

Emm Din, nanti malem kamu ga usah ikut ke kafe itu ya

ANDINI

Loh kenapa emang?

ADITYA

Din, tadikan dokter bilang kamu butuh istirahat, kamu dirumah aja tidur.. nanti biar aku sama Randi yang urusin ya

ANDINI

Ga Dit, aku mau tau kebenarannya dan aku mau liat dan denger secara langusung dari orang itu tentang mas Dimas

ADITYA

Yaudah deh, terserah kamu

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar