Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
BAGAIMANA?
Suka
Favorit
Bagikan
2. BAB #2 (SIAPA AYU?)

--------

(Waktu sudah satu bulan 2 minggu, Andini masih terus berfikir tentang suaminya dan juga perempuan itu, kecurigaannya semakin yakin semenjak ia mendapatkan bukti dari ketua penyidik tersebut, ia pun semakin ingin tahu apa yang terjadi sebenarnya)

INT.RUMAH JAKARTA—SIANG HARI

BU IDA (MERTUA Andini)

Din.. Diniii

ANDINI

Iya bu…

(Andini keluar dari kamarnya dan menemui ibunya di ruang tamu)

ANDINI

Loh ibu bawa tas mau kemana bu?

BU IDA (MERTUA Andini)

ibu mau pulang.. rumah ga ada yang urusin Din

ANDINI

Loh Bu, Andini sendirian dong disini?

BU IDA (MERTUA Andini)

Gapapa.. sebentar doang kok, beberapa hari lagi juga ibu kesini lagi yah.. yaudah ibu pamit..

(Andini mencium tangan Ibu mertuanya, kemudian pergi)

Telepon berbunyi..

(Andini baru saja selesai merapikan tempat tidur)

ANDINI

Hallo….

RANDI

Hallo, ini saya Randi

ANDINI

Oh pak Randi, iya ada apa ya pak?

RANDI

Mbak Dini bisa tolong datang ke kantor polisi sekarang?

ANDINI

Ada apa ya?

RANDI

Mengenai kasus saudara Dimas, kami ingin memutuskan akhir dari kasus ini

ANDINI

Baik.. baik.. saya akan segera kesana

(Andini kemudian segera pergi kesana)

(Setelah beberapa jam sampailah Andini di kantor polisi pusat Bogor)

--------

INT. KANTOR POLISI CIGARU BOGOR—SORE HARI

ANDINI

Permisi Pak, saya ingin bertemu dengan Pak Randi

PETUGAS POLISI

Oh disana mbak

(Saat Andini bertatapan dengan ketua penyidik, ia sangat terkejut mengetahui bahwa Andini sedang hamil)

RANDI

Silahkan masuk mbak

(Andini masuk dan kemudian duduk, ia berharap kalau Ketua penyidik itu mendapatkan seluruh informasi yang ingin ia ketahui)

RANDI

Begini mbak, kami telah menyelidiki tentang kasus ini sudah satu bulan lebih dan kami tidak menemukan bukti mencurigakan apapun, kami hanya bisa menyimpulkan bahwa kasus ini murni kasus kecelakaan

ANDINI

Terus perempuan itu? Apa sudah diketahui bagaimana kronologis dia bisa bertemu suami saya?

RANDI

Dari hasil investigasi kami, kami menyimpulkan bahwa perempuan yang bernama Ayu itu sudah lama kenal dengan saudara Dimas, ini dilihat dari bukti yang kami temukan saat investigasi dirumah korban, selain kami menemukan beberapa barang suami mbak disana, kami juga menginterogasi pemilik rumah, ia bilang memang saudari Ayu sering membawa lelaki kedalam rumahnya, dan pemilik rumah mengetahuinya sejak satu tahun yang lalu.

Andini merasa terkejut mendengar pernyataan dari Randi, ia pun tidak tahan untuk mengeluarkan air matanya , ternyata suami yang ia cintai selama ini telah mengkhianatinya sejak satu tahun yang lalu

ANDINI

Pak, apa pemilik Rumah tidak mengenal wajah dari laki-laki itu

RANDI

Sayangnya tidak, ia hanya melihat dari belakang saja..

ANDINI

Apa perempuan itu punya keluarga?

RANDI

Dari interogasi kami kepada pemilik rumah, Ayu baru saja pindah dari kampungnya di lampung satu tahun yang lalu kemudian menyewa rumah disini, ia juga tidak punya keluarga disana, ia memang suka berpindah-pindah tempat tinggal untuk mencari pekerjaan

ANDINI

Engga pak, suami saya ga mungkin lakuin itu.. tolong Pak jangan tutup kasus ini dulu, tolong cari tau lebih banyak lagi Pak

RANDI

Mohon maaf mbak,kami tidak menemukan apa-apa lagi selain itu.. kasus ini harus ditutup sampai disini saja murni sebagai kasus kecelakaan.. mohon mbak untuk menandatangani surat ini

(Randi memberikan beberapa surat, Andini pun terpaksa menandatanganinnya)

ANDINI

Terima Kasih pak

RANDI

Sama-sama

(Andini kemudian pergi dari kantor polisi, di mobil ia menelpon ADITYA teman masa kecilnya dan tetangganya dulu)

ADITYA

Hallo Din..

ANDINI

Dit, kamu ada waktu senggang ga?

ADITYA

Kenapa?

ANDINI

Aku mau ngomong sama kamu

ADITYA

Oh, ok kita ketemuan dimana?

ANDINI

Nanti aku kirim alamatnya ya

ADITYA

Ok..

INT.KAFE BOGOR—SORE HARI

(Andini sudah menunggunya disana)

---------

(Aditya telah sampai, ia melambaikan tangannya)

(Aditya dan Andini berjabat tangan)

(Saat Andini berdiri ia sangat terkejut melihat perut Andini yang besar..kemudian Aditya duduk)

ANDINI

Maafin aku, aku lupa kasih tau kamu kalau aku lagi hamil

(Aditya tambah tidak tega melihat temannya ditinggal suaminnya dalam keadaan hamil)

ADITYA

Iya gapapa (tersenyum)--

Ada apa din kamu panggil aku?

ANDINI

Tadi aku abis ke kantor polisi lagi, katanya mereka udah nutup kasusnya

ADITYA

Udah ditutup?

ANDINI

Iya, aku juga udah tanda tangan berkasnya..

ADITYA

Terus perempuan itu?

ANDINI

Aku tanya-tanya lagi kan sama ketua penyidiknya, katanya mereka simpulin kalau Ayu, perempuan itu sama mas Dimas udah kenal lama, udah kenal satu tahun yang lalu.. tapi sampai saat inipun aku ga percaya Dit kalau mas Dimas selingkuh dibelakang aku

(Aditya terdiam)

ADITYA

Terus, kamu mau gimana?

ANDINI

Aku mau cari tau sendiri Dit,ee.. kamu mau kan bantuin aku

ADITYA

Kamu mau cari tau bagaimana Din? Kamu mau keliling-keliling Bogor terus tanya tentang perempuan itu? –

Din kamu lagi hamil

ANDINI

Hamil bukanlah kelemahanku Dit, saat aku belom yakin aku akan cari sampai aku benar-benar yakin

ADITYA

Din, coba deh kamu pikirin dulu..mungkin aja bener kan kalau suami kamu ..

ANDINI

Maksd kamu? Kamu kira mas Dimas beneran hianatin aku?

ADITYA

Aku ga ngomong gitu Din, maksud aku.. mending kamu fokus aja sama anak kamu

ANDINI

Engga .. aku tetep mau cari tahu, kalau kamu engga mau bantuin aku juga gapapa, aku bisa cari tahu sendiri

(Andini berdiri dan ingin meninggalkan Aditya)

ADITYA

Din.. tunggu-tunggu.. ok, aku akan bantu kamu buat cari tau perempuan itu..

Terus rencana kamu apa?

(Andini duduk kembali)

ANDINI

Kita ke rumah perempuan itu

ADITYA

Kamu tau alamat rumahnya?

ANDINI

Aku liat tadi di laporan pas aku tanda tangan berkas, aku masih inget sedikit

(FLASHBACK)

(Saat Andini menandatangani berkas itu, ia kemudian lihat di kertas yang sama ada rincian mengenai investigasi kasus suaminya, ia pun melihat ada alamat rumah Ayu)

ANDINI

(Suara kecil)

Jalan Kulon 4 Cigaru Bogor

(SEKARANG)

ADITYA

Ok, kita kesana sekarang?

(Andini mengangguk)

(Kemudian mereka pun pergi ke rumah perempuan tersebut)

EXT. DILUAR RUMAH AYU—SORE HARI

Setelah sampai disana, kemudian Andini dan Aditya melihat-lihat rumah tersebut, terlihat sangat sepi dan jauh dari keramaian

ADITYA

Din, beneran ini rumahnya, kok sepi banget

(Aditya masih menengok-nengok)

ANDINI

Iya kok bener, aku inget nama alamatnya, terus sama juga kok

(Andini mencocokkan alamat rumah Ayu)

ADITYA

Tapi sepi banget, ga ada tetangga sama sekali

ANDINI

Aku juga ga tau kalau rumahnya bakal sesepi ini..

ADITYA

Ini rumah asli Ayu atau dia ngontrak atau semacamnya?

ANDINI

Oh iya aku baru inget, ini tuh bukan rumah aslinya jadi dia itu cuman nyewa disini, tapi rumah yang punya nya dimana ya, aku juga ga tau

ADITYA

Aduhh gimana ya, yaudah coba kita cari-cari aja, mungkin disekitar sini ada rumah, coba kita kesana

ANDINI

Yaudah yuk

(Aditya dan Andini kemudian berjalan sebentar untuk mencari rumah seseorang didekat rumah Ayu)

ADITYA

Din, itu ada rumah

ANDINI

Oh iya, yaudah kita kesana aja

(Mereka pun akhirnya kerumah tersebut)

ANDINI

Permisi… apa ada orang?

ADITYA

Assalamu’alaikum.. ada orang?

Kayaknya ga ada siapa-siapa Din

ANDINI

(menghela nafas)

Apa ini rumah pemiliknya yah?

Kalau bukan, terus rumah pemiliknya dimana? Tadi sepanjang jalan kita ga nemu rumah deket-deket sini kan?

(Aditya mengangguk)

ADITYA

Din, kayaknya kita pulang aja deh.. soalnya udah mau gelap mending kita lanjutin besok aja

ANDINI

Kamu bener Dit, kita lanjutin besok aja

(Saat mereka pergi dari rumah tersebut, terlihat ada pria tua yang membawa cangkul baru pulang dari kebunnya, ia pun tahu kalau ada orang dirumahnya, kemudian ia hanya mengintip saja dari balik pohon)

(Mereka pun kembali ke mobil)

INT. MOBIL ANDINI—SORE HARI

ADITYA

Din, kalau kamu pulang ke Jakarta sekarang dan besok balik lagi ke Bogor apa kamu ga capek bolak-baliknya

ANDINI

Yaa mau gimana lagi Dit

ADITYA

Din, kamu lagi hamil loh.. nanti kamu kecapean, kan kasian juga bayi kamu

ANDINI

Aku ga punya pilihan..

Emm.. Dit kamu mau nemenin aku emang kamu lagi ga ada kerjaan?

ADITYA

Aku baru aja resign Din dari kantor, terus lagi nunggu interview perusahaan lain, tapi belum dipanggil..

ANDINI

Ohh… terus kamu kemarin ngapain ke kantor polisi

ADITYA

Ohh, aku lagi ngurusin surat izin penjualan tanah

ANDINI

Tanah? Tanah ayah kamu? Yang pernah kamu bilang itu?

ADITYA

Iya.. jadi tanahnya ada yang mau, terus aku jual aja.. daripada ga ada yang urus

ANDINI

Iya deh.. juragan tanah..

(andini tersenyum)

ADITYA

(tersenyum)

Bukan tanah aku juga kali Din, tanah Ayah—

Oh ya aku turun disini aja deh

ANDINI

Loh sampai rumah juga gapapa Dit, kan sekalian aku tau rumah kamu juga kan.. selama ini sejak kamu pindah aku ga pernah main ke rumah kamu

ADITYA

Engga usah Din, disini aja.. soalnya kan nanti kalau sampai rumah kamu malah muter-muter, udah mau gelap juga kan..

(Mobil berhenti di pertigaan)

ANDINI

Kamu yakin berhenti disini? Gelap banget Dit.. emang ada angkutan umum?

ADITYA

Ada kok.. aku tinggal jalan dikit aja, abis itu nanti ada tukang ojek didepan

(Aditya keluar dari mobil dan Andini turun untuk mengambil kendali pengemudi)

ANDINI

Yaudah makasih ya Dit

ADITYA

Iya sama-sama, besok kalau kamu mau ketemu lagi telepon aku aja ya

ANDINI

Ok, aku pulang dulu ya

ADITYA

Iya.. hati-hati ya din

ANDINI

Kamu juga

(Andini kemudian belok ke kanan, sedangkan Aditya belok ke kiri

Terlihat Aditya menengok kanan dan kiri seperti mengamati keadaan)

--------

(Keesokan harinya Andini terbangun dari tidurnya)

(Ia bersiap-siap, kemudian ia mengambil sebuah koper dan memasukkan beberapa bajunya beserta barang-barangnya, lalu kemudian ia pergi lagi ke Bogor)

--------

(Andini telah sampai dibogor, ia pun menghentikan mobilnya)

Dan menelpon Aditya)

INT. MOBIL ADINI—PAGI HARI

ANDINI

Hallo Dit..

ADITYA

Iya Din

ADITYA

Dit, aku udah di depan kafe yang kemarin

ADITYA

Ok, aku bentar lagi sampe kok

(Beberapa menit kemudian)

(Aditya masuk kedalam mobil Andini)

ADITYA

Aduh maaf ya Din, seharusnya aku pakai mobil aku sendiri .. jadi kamu ga usah nungguin aku

ANDINI

Gapapa kok

ADITYA

Iya.. Aku lagi coba benerin mobil aku nih, udah cukup lama ga jadi-jadi

ANDINI

Loh emang rusak?

ADITYA

Iya, mesinnya rusak dan harus dibenerin gitu

ANDINI

Kenapa ga kamu coba bawa ke bengkel aja?

ADITYA

Udah.. tapi rusak lagi, karena keseringan ke bengkel mulu tapi ga bener-bener, sampai akhirnya uadah deh aku mutusin buat benerin sendiri

ANDINI

Emang kamu bisa benerinnya Dit, nanti tambah rusak lagi (tertawa)

ADITYA

Yaa.. sedikit-sedikit sambil belajar kan

ADITYA

Ok, jadi kita kerumah itu lagi?

ANDINI

Iya dit, kita kesana lagi

(Aditya menengok kebelakang)

ADITYA

Loh kok kamu bawa koper?

ANDINI

Kayaknya kamu bener deh, aku ga mungkin kalau setiap hari bolak-balik Jakarta-Bogor, jadi aku mutusin buat tinggal disini aja untuk sementara waktu (Andini tersenyum)

ADITYA

(muka datar)

Kamu serius? Mau tinggal disini sementara waktu?

ANDINI

Iya.. oh ya kamu bisa kan cariin aku temapt penginapan? Hotel atau sebagainya?

ADITYA

(masih tercengang)

Bisa kok, iya bisa.. nanti aku cariin

ANDINI

Ok..

(Mereka kemudian pergi)

EXT.DI DEPAN RUMAH PAK SELAMET—PAGI HARI

(Sesampainya disana)

ADITYA

Mau pagi mau sore tetep aja sepi, tempat apa sih ini kayak ga ada kehidupan tau ga sih, depan, belakang,kanan,kiri semuanya pohon

(Andini hanya bisa diam dan terus berjalan)

ANDINI

(mengetuk pintu)

Hallo… apa ada orang?

Assalamu’alaikum…

ADITYA

Terus menengok-nengok

ANDINI

Assalamu’alaikum (mengetuk pintu)

Terdengar ada suara pintu yang ingin dibuka

Pintu terbuka, terlihat seorang gadis membuka pintu tersebut

ANDINI

Hallo.. emm bisa ketemu sama Bapak atau Ibu nya?

(Anak kecil itu hanya terdiam dan tidak bisa berkata apa-apa)

ADITYA

Dek…? Bapak atau Ibunya ada?

(Lagi-lagi anak kecil itu hanya terdiam saja dan tidak mengatakan apa-apa)

(Aditya dan Andini saling menengok)

ANDINI

Adek tau ga yang punya rumah di depan?

(Tiba-tiba saat Andini mengajak bicara anak itu, ia merasa ketakutan dan bersembunyi dibelakang pintu)

ANDINI

Dek… adekk? Ga usah takut

(Tiba-tiba seorang Bapak-bapak datang sambil membawa pacul)

PAK SELAMET

Ada apa ya?

(wajah serius)

(Sontak Andini dan Aditya terkejut)

ANDINI

(tersenyum)

Mohon maaf pak, saya mau tanya aja..

Emm apa benar Bapak yang punya rumah yang didepan?

(Pak Selamet diam dan terlihat gugup,ia melirik kearah Aditya, ia pun mencoba untuk tenang)

PAK SELAMET

Maaf saya ada urusan lagi

(Kemudian lelaki tua itu hendak ingin menutup pintu, namun dicegah oleh Aditya)

ADITYA

Pak tunggu dulu, kita udah jauh-jauh kesini.. mohon Pak untuk menjawab beberapa pertanyaan yang ingin kita tahu

ANDINI

Iya pak, saya cuman mau tanya-tanya tentang rumah didepan aja kok

PAK SELAMET

Saya bilang, saya masih ada urusan..

(mencoba untuk menutup pintu kembali)

(Namun tetap ditahan oleh Aditya)

(Mereka pun saling bertatapan)

ANDINI

Pak, pliss saya cuman mau tanya tetang Ayu doang kok

PAK SELAMET

SAYA BILANG SAYA MASIH ADA URUSAN!!

(Sontak saja tiba-tiba Pak Selamet berteriak)

(Tiba-tiba ada Randi ‘ketua penyidik’ datang)

RANDI

Loh ada apa ini?

(Andini dan Aditya terkejut melihat Randi disini)

RANDI

Loh, mbak Andini.. ada apa? Kok mbak tau alamat rumah Pak selamet?

ANDINI

Eee.. saya liat di berkas pas itu, lagian saya cuman mau tanya aja tentang Ayu

(Randi terdiam dan menatap Andini serta Aditya)

RANDI

Yaudah kita masuk dulu, Pak Selamet.. kita bicara di dalam aja ya..

(Pak Selamet menuruti perintah dari Randi, kemudian ia membuka pintunya dan menyuruhnya untuk masuk)

RANDI

Begini Pak Selamet, ini Mbak Andini suaminya meninggal satu mobil sama Ayu, dia kesini cuman mau tanya-tanya aja tentang Ayu..

Maaf mbak, apa mbak masih belum percaya dengan hasil penyelidikan polisi?

(Andini terdiam)

ANDINI

Saya cuman masih ga percaya aja kalau suami saya benar selingkuh, saya kesini mau tanya tentang laki-laki yang pernah datang kerumah Ayu sama Bapak ini, tapi bukan berarti saya meragukan hasil investigasi polisi Cigaru

RANDI

Baik.. kalau memang mbak Andini belum percaya, mbak bisa tanyakan sendiri pada yang bersangkutan—

Pak Slamet, saat Ayu membawa laki-laki kerumahnya apa Bapak lihat atau ingat wajahnya seperti apa?

PAK SELAMET

(terdiam)

karena saat itu sudah malam dan gelap, Saya ga lihat wajahnya, saya cuman lihat dari belakang aja..

ANDINI

Pak, apa bapak yakin kalau laki-laki itu pernah datang satu tahun yang lalu, atau mungkin.. satu tahun yang lalu itu laki-laki yang berbeda begitu?

PAK SELAMET

Engga kok, saya lihat laki-laki itu hanya 3 kali..

Pertama saat satu tahun yang lalu, yang kedua emm saya lupa kapan, tapi dia menjemput Ayu dengan mobil warna Hitam di depan jalan, dan terakhir kali sekitar satu bulan yang lalu

(Andini sangat terkejut mendengar pernyataan dari Pak Selamet, ia pun hanya terdiam saja)

(Aditya memperhatikan Andini)

ADITYA

Din, kamu gapapa?

(Andini mengangguk)

ADITYA

Eee Pak, apa Bapak benar-benar ga lihat wajahnya, mungkin Bapak pernah lihat wajah ini?

(Aditya memperlihatkan wajah dari suami Andini)

(Pak Selamet hanya menggelengkan kepalanya)

RANDI

Mungkin itu saja yang ingin ditanyakan? Atau masih ada lagi?

(Andini menggelengkan kepalanya)

RANDI

Baik, Pak Selamet sekali lagi saya mengucapkan terima kasih karena telah kooperatif dalam membantu polisi, saya ingin membalikkan KTP bapak yang kemarin kami amankan dulu untuk kepentingan investigasi, oh ya ada sedikit oleh-oleh untuk Sari, kebetulan kemarin saya pergi ke Bandung sebentar, terus saya inget Sari dan membelikan ini untuknya--

(Randi memberikan oleh-oleh itu ke Sari)

Ayok Sari ambil, jangan malu-malu..

saya liat Sari tuh inget sama adik saya yang seumuran dia.. sayangnya dia udah meninggal karena sakit

SARI

(dalam Bahasa Isyarat)

Terima Kasih

PAK SELAMET

Terima Kasih Pak

Randi

Sama-sama

ADITYA

Sari ini…??

RANDI

Iya, dia ga bisa ngomong sejak kecil

ADITYA

Ohh pantesan tadi kita ajak ngomong dia diem aja

ANDINI

Kalau gitu kita pamit dulu ya Pak, terima kasih sudah mau kasih penjelasan

PAK SLAMET

Iya sama-sama

(Andini dan Aditya kemudian keluar dari rumah tersebut)

RANDI

Saya juga pamit dulu ya Pak

PAK SELAMET

Iya

(Tanpa berlama-lama kemudian Pak Selamet menutup pintu)

ADITYA

Kamu udah puas Din, sama penjelasan Pak Selamet?

ANDINI

Aku belum puas Dit ,Pak Selamet kayak sembunyiin sesuatu dari kita

ADITYA

Sembunyiin apa?

ANDINI

Ga tau, tadi pas kita dateng dia kayak gugup gitu..

(Tiba-tiba Randi datang menyusul Andini dan Aditya)

RANDI

Itu wajar aja mbak, seorang narasumber atau saksi yang sejak dulu tidak pernah terlibat suatu kasus dan tiba-tiba ada polisi yang datang hampir setiap hari dan menggeledah rumahnya, akan merasakan ketakutan.. apalagi Pak Selamet ini tinggalnya memang berdua dsn jauh dari keramaian, jadi wajar bila dia merasakan ketakutan

ANDINI

Iya Pak anda benar

RANDI

Oh ya, apa mbak Dini sudah puas dengan penjelasan langsung dari Pak Selamet?

ANDINI

Sejujurnya saya masih belum puas dan masih penasaran

RANDI

Apa mbak masih mau menyelidikinya sendiri?

ANDINI

Mungkin

RANDI

Kalau mbak mau saya bisa bantu

ADITYA

Loh kenapa anda tiba-tiba ingin bantu kami

RANDI

Saat di rumah Pak Selamet tadi, saya melihat ada ketakutan dimatanya saat itu

ADITYA

Bukannya kata Bapak, kalau ketakutan itu wajar ya

RANDI

Iya tau, tapi ketakutan Pak Selamet berbeda, itu tidak seperti biasanya, seperti ada ancaman saat itu.. saya sudah mencurigainya sejak beberapa hari yang lalu

ANDINI

Maksud Pak Randi apa?

ADITYA

Iya maksunya apa?

RANDI

Saya akan jelaskan semuanya, ini alamat Rumah Saya.. mbak Andini dan..?

ADITYA

Saya Aditya temannya Andini sejak kecil

RANDI

Ah iya Pak Adit bisa datang kerumah saya, saya akan menjelaskan semuanya

ANDINI

Baik pak terima kasih

RANDI

Sama-sama, kalau gitu saya pergi dulu

ANDINI

Iya pak

(Randi kemudian masuk kedalam mobilnya dan pulang)

INT.MOBIL ANDINI-SIANG HARI

(Andini dan Aditya pun masuk kedalam mobil)

ANDINI

Maksud Pak Randi apa ya tadi?

ADITYA

Entah…

ANDINI

Tapi emang bener sii, aku juga liat Pak Selamet kayak ketakutan gitu, padahal kan kasus nya udah ditutup.. kita kan cuman tanya tentang Ayu aja

ADITYA

Aku lebih curiga sama polisi itu din

ANDINI

Loh kok curiga sama dia sii..

ADITYA

Iya curiga aja..

ANDINI

Curiga kamu engga mendasar tau.. justru dia baik mau kerja sama bareng kita, padahal kasus ini kan udah diluar tanggung jawab dia sekarang

ADITYA

Iya.. iya yaudah.., kita mau kemana nih sekarang?

ANDINI

Kan kita mau cari tempat penginapan Dit

ADITYA

Oh iya aku lupa, yaudah kita kesana

(Setelah hampir satu jam perjalanan, sampailah Andini dan Aditya di tempat penginapan yang disewakan)

ANDINI

Dit kita udah sampai?

ADITYA

Udah din, yuk masuk

(Andini dan Aditya keluar dari mobil dan masuk kedalam rumah tersebut)

INT.RUMAH TEMPAT PENGINAPAN—SIANG HARI

(Aditya membawa koper Andini)

 

ADITYA

(mengetuk pintu)

Hallo.. Assalamu’alaikum..

ANDINI

Ini rumah siapa Dit?

ADITYA

Rumah temen aku, kebetulan emang dia lagi sewa rumah ini, karena kemarin pemilik terakhirnya udah pindah

ANDINI

Oh gitu, bagus deh kita udah langsung dapet, tanpa nyari-nyari lagi

ADITYA

Iya dong Adittt…

(Tiba-tiba ada seseorang yang membuka pintu)

RIKA

Eh.. lo Dit

ADITYA

Iya nih

RIKA

Apa kabar lo?

(Berjabat tangan dengan Adit)

ADITYA

Baik kok

RIKA

Siapa? Istri lo?

ADITYA

Oh bukan, ini temen gue Andini namanya

ANDINI                   RIKA            

Andini..                 RIKA..

(Mereka saling berjabat tangan)

RIKA

Ada apa Dit? Kok tumben kesini

ADITYA

Iya nih, jadi temen gue lagi butuh rumah buat sebentar, yaa paling buat beberapa hari/minggu

RIKA

Oh gitu, kenapa engga buat selamanya aja

(Adit dan Andini saling bertatapan)

RIKA

(tertawa)

Engga bercanda kok..

Ayok kita masuk dulu

(Andini dan Aditya masuk kedalam rumah)

RIKA

Liat-liat aja dulu, ini dua lantai.. yang dibelakang udah ada yang nempatin, jadi yang kosong ini doang

ANDINI

Ini, engga menghadap jalan ya?

RIKA

Engga, kalau menghadap jalan tuh rumah yang dibelakang, karena jalannya dibelakang.. kalau ini menghadap hutan sana.. tapi hutannya ga serem kok tenang aja (tertawa), lagian rumah aku disamping kamu kok , jadi sama kita menghadap hutan, tenang aja ga ada apa-apa kok.. paling kalau malem ada suara jangkrik aja (tertawa) sama suara kodok (tertawa) yaa mentok-mentok suara ketawa perempuan(tertawa) . engga kok bercanda--

(Aditya dan Andini saling bertatapan)

Yaa sebenernya rumah ini cocok buat orang yang ga suka keramaian sii, karena yaa minim suara kendaraan, kamu lagi hamil juga kan ‘haiii adek kecil.. udah bisa jalan belum’ (tertawa) engga bercanda kok (tertawa)

Jadi gimana?

ADITYA

Ada diskonnya ga nihhh

RIKA

Ah eloo Dit, baru juga buka nih rumah, minta diskon lagi.. engga bercanda kok, adalah tenanggg sama gue

ADITYA

Rika ini emang orangnya suka ngelucu Din, jadi sebenernya seru aja temenan sama dia

RIKA

Ga selalu bercanda juga sii, kalau serius ya serius.. Adit emang berlebihan aja nih

ADITYA

Yaudah.. yaudah..gimana jadi kamu mau ga Din?

ANDINI

Yaa.. karena aku udah capek juga yaudah deh aku mau

RIKA

Nahh gitu dong, yaudah sebentar ya aku pulang dulu ambil kuncinya

(Rika kemudian pulang sebentar dan mengambil kunci dilacinya)

ADITYA

Din, rumah aku juga ga jauh dari sini kok, kamu kalau jalan kaki juga udah sampai

ANDINI

Oh ya? Aku belom pernah main ke rumah kamu, semenjak pindah kita ga pernah komunikasi lagi

ADITYA

Tenang kapan-kapan kamu main aja kesana, nanti aku kasih alamatnya

(Rika datang kembali)

RIKA

Nih kuncinya Din

ANDINI

Makasih yaa

RIKA

Sama-sama

RIKA

Yaudah, aku masih ada urusan .. biasaaa (tertawa), ok semoga nyaman yaaa.. kalau ada apa-apa kesamping aja ya.. oh ya satu lagi nanti pembayarannya transfer aja, nanti aku kasih nomor rekeningnya, aku bisa minta nomor telepon kamu?

ANDINI

Oh iya boleh

(Andini mengetik nomor teleponnya di handpone Rika)

RIKA

Ok, aku pulang dulu ya, nanti aku hubungin lagi

(Andini mengangguk, Rika pun keluar rumah)

ADITYA

Emm Din, kalau gitu aku pulang deh.. lagian besok kan kita mau ke rumah polisi itu kan..

ANDINI

Kamu ga mau aku anterin Dit?

ADITYA

Ga usah kan aku udah bilang deket kok..

ANDINI

Oh yaudah, hati-hati ya..

ADITYA

Iya..

(Aditya pulang dan menutup pintunya)

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar