Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
(Keesokan harinya, terlihat Aditya pergi kesuatu tempat)
------------
EXT. DI DEPAN RUMAH PAK SELAMET-BOGOR-SIANG HARI
(Aditya mengenakan jaket dan topi untuk menyamarkan dirinya agar tidak diketahui orang)
(Aditya kemudian mengetuk pintu rumah Pak Selamet)
(Terlihat Sari anak perempuannya yang membukakan pintu rumahnya)
(Aditya terlihat berbicara dengan Sari)
ADITYA
Dek, Bapaknya ada?
SARI
(Menggelengkan kepala)
(Randi ternyata melihat dari kejauhan, Randi mengikuti Aditya selama ini ia merasa curiga dengan sikap Aditya, ia pun kemudian mencoba untuk mengetahui apa yang terjadi)
(Terlihat Aditya masih mengobrol dengan Sari, kemudian tiba-tiba Pak Selamet datang dan menodongkan sebuah celurit keleher Aditya, Aditya yang tau ada seseorang yang menodongkan celurit kelehernya pun terdiam , lalu dengan tanggap ia menodongkan balik celurit itu ke Pak Selamet serta menyudutkannya ketembok, Pak Selamet pun tegang)
(Randi yang melihat kejadian tersebut langsung memfoto untuk dijadikan bukti yang akan ia berikan kepada Andini)
PAK SELAMET
Ampun.. ampun.. maafin saya, maafin saya.. jangan bunuh saya
(Pak Selamet memohon Ampun, ia merasa ketakutan dengan mata yang tertutup)
(Tapi terlihat Pak Selamet masih saja ketakutan akan kehadian Aditya, ia pun kemudian menjauh)
PAK SELAMET
Pergi kamu.. saya ga mau ketemu kamu lagi, jangan ganggu saya dan anak saya, pergiii
(Dengan suara lantang, Pak Selamet kemudian mengusir Aditya. Terlihat dari jauh Randi kemudian merasa bingung kenapa ia tidak ingin bertemu Aditya, kenapa ia takut untuk bertemu Aditya, kecurigaanya terhadap Aditya pun bertambah. Kemudian Randi memutuskan untuk menemui mereka)
RANDI
Ada apa ini? Kenapa rebut-ribut? Dit, anda ngapain disini?
ADITYA
Emm .. ee.. (gugup)
Engga ada apa-apa saya cuman mau tanya masalah Ayu aja, tapi Pak Selamet udah ketakutan duluan, ga tau deh kenapa
RANDI
Oh gitu, Pak Selamet masih dalam tekanan, maklumin aja..
Pak sini sebentar..--
(Saat dipanggil oleh Randi Pak Selamet tidak takut lagi, ia malah menuruti permintaan dari Randi)
Pak, gini ini Randi yang pas itu pernah kesini sama saya, dia cuman mau tanya-tanya aja kok, oh ya Dit anda mau tanya apa?
ADITYA
Ga jadi, nanti aja.. kalau gitu saya mau pergi dulu
(Aditya kemudian pergi dari sana, Randi tambah mencurigai Aditya)
------------------
(Beberapa hari kemudian)
INT.RUMAH ANDINI-BOGOR-MALAM HARI
(Aditya mengetuk pintu rumah Andini, terlihat ia mengenakan jaket hitam dan topi .. saat itu cuaca disana sedang hujan deras)
ANDINI
Dit.., ada apa?
Kamu sampai basah gini, baju kamu juga kotor
ADITYA
(langsung masuk kedalam)
Sssuuuut, jangan berisik
(Aditya gemetar)
ANDINI
Kenapa Dit?
ADITYA
Aku mau ngomong sesuatu sama kamu
ANDINI
Kamu mau ngomong apa Dit?
ADITYA
Aku mau ngomong Sesuatu yang udah lama banget pengen aku kasih tau ke kamu
ANDINI
Apa?
ADITYA
Tapi kamu jangan marah ya, dan kamu harus percaya sama aku, aku lakuin ini Karena aku mau lindungin kamu
(Aditya datang kerumah Andini dengan sikap yang aneh)
ADINI
Maksud kamu apa? (bingung)
ADITYA
Udah sekarang kamu beresin baju-baju kamu dan ikut aku yaa
ANDINI
Ikut kemana Dit, kenapa aku harus ikut sama kamu?
ADITYA
Din, kamu percaya sama aku kan..? ayok sekarang kamu ikut aku aja
ANDINI
Tunggu.. tunggu Dit, kamu coba tenang dulu dan jelasin semuanya yaah
ADITYA
GA ADA WAKTU DINNN!! (teriak)
(Tiba-tiba telepon Andini bordering, itu adalah telepon dari Randi)
ANDINI
Randii..
ADITYA
JANGAN! JANGAN DIANGKAT!
ANDINI
Loh kenapa?
ADITYA
Din, jangan diangkat yaa
ANDINI
Tapi kenapa? Ini dari Randi mungkin aja penting..
ADITYA
JANGAN!! Aku bilang jangan-jangan..
(Andini hanya bisa memandang Aditya saja, ia tidak berani mengangkat telepon dari Randi)
INT.MOBIL RANDI-BOGOR-MALAM HARI
(Saat itu Randi berada di dalam mobilnya menuju rumah Andini)
(Keadaan saat itu sedang hujan deras)
RANDI
Mbak Dinii angkat.. ayo angkat
(Ia menelpon Andini lagi)
Ayoo angkattt… AGHHHH (Kesal)
Ok, kamu ga akan apa-apa mbak, tunggu disitu
ANDINI
Dit, kamu kenapa sii
INT.RUMAH ANDINI-BOGOR-MALAM HARI
ADITYA
Udah pokoknya kamu harus ikut aku dulu
(Aditya kemudian membuka lemari Andini dan memasukkan bajunya kedalam koper tanpa persetujuannya)
(Andini yang melihat Aditya yang begitu gusar merasa sedikit ketakutan)
ADITYA
Pokoknya kamu jangan takut Din, aku disini bakal bantu kamu
(Andini hanya melihat dari kejauhan Aditya sedang memasukkan baju dan barang-barangnya kedalam, koper)
(Tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu, Andini membuka pintu rumahnya tersebut)
(Aditya masih sibuk memasukkan barang dan baju Andini kedalam kopernya)
(Andini yang mendengar ada seseorang yang mengetuk pintunya lalu membuka pintu itu)
(Aditya yang tau pun lansung berteriak)
ADITYA
DIN.. JANGAN DIBUKA!!
(Namun Andini sudah terlanjur membuka pintunya)
(Alangkah terkejutnya Andini saat tau kalau Ibu Mertuanya datang kerumahnya malam itu)
ANDINI
Ibuuu…
(Aditya pun merasa terkejut ternyata yang datang adalah Ibu Mertua Andini)
ANDINI
Ibu..?
BU IDA (MERTUA ANDINI)
Oh jadi bener kamu tinggal disini-
(Ia langsung masuk dan melihat ada Aditya didalam)
Jadi bener Din, bener kalau kamu tinggal sama cowok lain
Kamu Aditya kan?
(Aditya mentap Ibu Mertuanya dengan tatapan yang biasa saja)
ADITYA
Iya saya Aditya
ANDINI
Bu, dengerin Dini dulu.. Dini sama Adit ga ada hubungan apa-apa, kita cuman temenan aja
IBU IDA (MERTUA ANDINI)
Oh ya, cuman temenan.. mana ada temenan antara laki-laki dan perempuan satu rumah
ADITYA
Emm Bu, kita engga satu rumah kok, tadi saya cuman mampir aja
BU IDA (MERTUA ANDINI)
Mampir? Udah-udah mendingan kamu keluar dulu, saya mau bicara sama menantu saya
ADITYA
Tapi saya..
(Aditya kemudian langsung keluar dari Rumah Andini)
ANDINI
Bu, dengerin Dini dulu.. ibu salah paham
BU IDA (MERTUA ANDINI)
Ini apa Din? Kamu mau kabur kan sama laki-laki itu
ANDINI
Bu, sumpah Andini ga mau lakuin itu, ini tuh cuman.. cuman.. (gugup)
BU IDA (MERTUA ANDINI)
Cuman apa? Apalagi kalau kamu mau kabur sama dia kan?
Pantesan ya Din, kamu Ibu telpon Ibu SMS dari kemarin tapi ga dibales-bales atau telepon balik, ternyata kamu sibuk sama laki-lain.. kebangetan banget kamu ya Din jadi selama ini kamu nginep sama laki-laki ini
ANDINI
Bu sumpah, Dini ga selingkuh sama siapapun
Bu dengerin Dini dulu, Dini ga akan hianatin Mas Dimas
BU IDA (MERTUA ANDINI)
Kuburan suami kamu masih basah Din, ibu ga nyangka kamu bakal kayak gini Din (menangis) kamu lagi ngandung anak Dimas.. bukannya kamu fokus sama anak kamu, ehh ini malah enak-enak an sama laki-laki lain, perempuan macam apa kamu Din
(Dini hanya terdiam, ia menunduk dan menangis)
ANDINI
Bu, ini salah paham.. Aditya itu temen Dini dari kecil dia tetangga Dini dulu, terus dia pindah.. saat Dini ke Bogor Dini ketemu lagi sama dia, dia yang bantu Dini buat cari tau kematian Mas Dimas bu
BU IDA (MERTUA ANDINI)
Ibu kan udah bilang, kamu ga usah lagi pusingin masalah kecelakaan Dimas, kamu mau dia ga tenang disana karena liat istrinya masih ga percaya kalau dia setia dan ga selingkuh sama perempuan lain..
Ibu capek Din, diomongin tetangga mulu, setiap Ibu kerumah kamu .. kata tetangga kamu ga pulabg-pulang udah beberapa hari, kamu ibu telepon tapi ga diangkat-angkat.. dan sampai kamu digosipin sama tetangga kalau kamu itu main laki-laki lagi, ibu awalnya ga percaya, sampai akhirnya ibu temuin foto ini di depan rumah kamu(menunjukkan sebuah foto)
(Andini terkejut)
ANDINI
Bu, ibu jangan percaya sama foto ini.. Dini sama Adit cuman temenan bu ga ada apa-apa
BU IDA (MERTUA ANDINI)
Kamu masih mau ngelak Din, kamu tau siapa yang kirim foto ini di depan rumah kamu, yang kirim laki-laki itu sendiri.. dia juga yang kasih tau alamat kamu sekarang
ANDIN
Adit? Ga mungkin Bu.. Buat apa Adit kirim foto-foto ini kesana
BU IDA (MERTUA ANDINI)
Buat apalagi, apa kamu ga sadar Din.. dia itu suka sama kamu, dia mau milikin kamu, dia mau hidup sama kamu.. apa kamu masih ga sadar juga?
ANDINI
Engga mungkin Bu, Adit ga akan punya perasaan kayak gitu ke Dini
BU IDA (MERTUA ANDINI)
Kamu ga akan tau perasaan orang lain Din, udah! Ibu ga mau denger ini lagi.. pokoknya kamu harus ikut pulang sama Ibu, ayok pulang sekarang
(Bu Ida menarik Andini keluar Pintu, tapi Andini menahan diri)
ANDINI
Engga bu, Andini ga mau ikut sama Ibu, maaf bu Andini mau selesaiin kasus ini, Andini mau tau siapa yang sebenarnya ngebunuh mas Dimas
BU IDA (MERTUA ANDINI)
Kamu itu ditipu Din, kamu sadar dong.. kamu itu ditipu dia supaya dia bisa deket terus sama kamu, kamu sadar Din..
ANDINI
Enggak Bu, Dini ga bisa ikut Ibu
BU IDA (MERTUA ANDINI)
Ok, kalau kamu maunya gitu.. tapi jangan harap kamu bisa minta tolong Ibu kalau ada apa-apa ya, dan Ibu juga akan pastiin kamu ga akan dapet apa-apa dari harta warisannya Dimas
(Kemudian Bu ida keluar dari rumah Andini dan kembali ke Jakarta bersama supirnya)
(Andini kemudian menutup pintunya, ia pun menangis di belakang pintunya, ia benar-benar hancur dan sekarang berada di fase yang rendah, sekarang ia tidak punya apa-apa lagi)
(Saat Andini sedang menangis, tiba-tiba ada seseorang yang meamnggilnya, ya. Itu adalah Randi yang baru saja sampai, kemudian ia mengetuk pintu Rumah Andini.. ia merasa khawatir)
RANDI
Mbak.. mbak Dini
(Ia mendengar suara tangisan dari dalam, kemudian ia bertambah khawatir)
RANDI
Mbakk…. Mbak Diniiiii, mbak gapapa?
Mbak?? (terus mengetuk pintu)
ANDINI
Iya Pak, saya gapapa
RANDI
Mbak yakin?
ANDINI
Iya saya gapap kok, ada apa Pak kesini?
RANDI
Saya cuman mau pastiin keadaan mbak baik-baik aja,mbak apa tadi Aditya kesini?
ANDINI
Iya tadi dia kesini, tapi udah pergi
RANDI
Mbak, saya boleh masuk sebentar? Saya mau jelasin sesuatu ke mbak
ANDINI
Pak, saya lagi ga enak badan.. kasih saya waktu ya, saya mau istirahat dulu
RANDI
Oh gitu.. yaudah mbak, kita ngobrol besok aja, oh ya mbak tapi kalau missal Aditya kesini .. mbak kasih tau saya ya, dan mbak jangan biarin dia masuk ya mbak
(Andini tidak menghiraukan perkataan Randi, ia masih memikirkan perkataan dari Ibu Mertuanya)
(Randi pun kemudian pergi meninggalkan rumah Andini)
--------
(Keesokan harinya, terlihat Andini baru bangun dari tidurnya, kemudian ia menuju ke toilet dan membasuh wajahnya, terlihat matanya cukup bengkak, karena ia menangis semalaman)
(Tiba-tiba telepon Andini berdering, itu adalah telepon dari Randi, ia pun mengangkatnya)
ADITYA
Hallo mbak Dini, ini saya Randi.. mbak bisa ke rumah Pak Selamet sekarang
ANDINI
Sekarang? Memangnya ada apa Pak?
ADITYA
Pak Selamet dibunuh
(Andini sangat terkejut mendengar hal tersebut, ia kemudian langsung masuk kedalam mobilnya dan menuju kesana)
ANDINI
Ok.. saya kesana sekarang
EXT.KEBUN PAK SELAMET-BOGOR-PAGI HARI
(Andini keluar dari mobilnya dan berlari menuju kerumah Pak Selamet, terlihat di depan rumahnya sudah ramai polisi yang sedang memeriksa TKP, disana juga ada putri Pak Selamet yang terus menangis)
(Andini masih bingung dengan apa yang terjadi, kemudian ia dipanggil oleh Haris)
HARIS
Mbak, Pak Randi memanggil mbak
(Haris mengantar Andini ke kebun belakang Pak Selamet, disana terlihat Randi juga banyak polisi yang sedang memeriksa tempat lainnya, ada juga garis polisi yang dililit diantara pohon menandakan disana mayat Pak Selamet ditemukan)
(Andini hanya bisa menatap darah yang berada di lingkaran garis polisi saja, ia tidak bisa berkata apa-apa)
RANDI
Mbak, ikut saya sebentar ya
(Randi kemudian mengajak Andini menjauh dari TKP)
RANDI
Begini mbak Dini, sebenarnya kami menemukan mayat Pak Selamet tadi malam, Pak Selamet meninggal karena lehernya dibacok oleh seseorang,kami tau dari puteri Pak Selamet sendiri yang memberi tahu warga terdekat saat ia melihat Bapaknya sudah tergeletak dibawah berlumuran darah, kemudian salah satu warga tersebut menelpon salah satu anggota saya, lalu kami langsung ke TKP kami juga menelusuri tempat ini, kami menemukan jam tangan ini (menunjukkan sebuah jam tangan milik Aditya) saya coba ingat-ingat karena sebelumnya saya pernah melihat jam tangan ini dan ternyata benar, ini jam tangan punya Adit kemungkinan terjatuh saat ia melakukan aksinya
(Andini sangat terkejut mendengar hal tersebut)
ANDINI
Adit? Engga .. engga mungkin dia bunuh Pak Selamet buat apa?
RANDI
Mbak sebenarnya saya ingin memberitahu mbak semalam tapi mbak sedang sakit, jadi saya tidak ingin mengganggu
ee.. jadi saya sudah curiga dengan Adit saat kita pergi ke Titik B untuk menelusuri jejak pembunuh itu disana, tapi seperti yang kita tau bahwa Adit merasa tidak suka dengan tempat itu, dia seperti ketakutan bahwa mungkin kita akan menemukan sesuatu disana, kecurigaan saya bertambah saat dia tau kalau tempat yang ingin mbak datangi adalah jurang, padahal tempat itu hanya hutan dan tidak ada orang yang tingal disana, tapi kenapa Adit bisa tau
(Andini terus berfikir dan melamun, wajahnya menggambarkan antara rasa tidak percaya dan khawatir bahwa pelakunnya adalah Adit teman masa kecilnya)
RANDI
Lalu keesokan harinya saya ingin bertemu dengan Pak Selamet dirumahnya, saat saya baru samapai.. saya justru melihat Adit disana, terlihat Pak Selamet sangat ketakutan.. saya berfirasat bahwa selama ini yang Pak Selamet takutkan adalah kehadiran Adit, sepertinya Adit yang mengancam dia selama ini untuk tidak memberitahu polisi atau siapapun yang ingin tahu tentang Ayu, kemudian melihat Pak Selamet ketakutan saya pun bertekad untuk mendekati mereka, Pak Selamet jadi tidak takut lagi.. saat saya bertanya padanya dia sangat gugup untuk menjawab, kemudian dia pergi, saya lalu bertanya pada Pak Selamet namun ia tidak menjawab dan masuk kedalam Rumahnya
Saya punya buktinya (Memperlihatkan foto yang ia ambil saat itu)
(Andini terkejut, ia pun sempat berfikir saat ia pertama kali datang ke Rumah Pak Selamet bersama Adit, terlihat saat itu Pak Selamet merasa ketakutan dan tidak ingin bertemu siapapun, Andini pun mulai percaya perkataan Randi)
ANDINI
Sebenarnya Adit datang kerumah saya semalam, ia memaksa saya untuk ikut bersamanya, saya ga tau kenapa dia tiba-tiba ingin saya ikut dengannya, saya bilang saya gak mau.. tapi dia terus memaksa dan memasukkan baju saya kedalam koper, tapi untung saja Ibu Mertua saya datang tepat waktu, dia memaksa Adit untuk keluar rumah
RANDI
Ibu Mertua mbak datang?
ANDINI
Iya dia datang, dia marah sama saya karena saya dituduh selingkuh dengan Adit, padahal dia hanya teman saya.. saya ga tau kenapa dia tau rumah saya di sini dan kegiatan saya bersama Adit, Ibu Mertua saya bilang kalau Adit sendiri yang mengirim foto tersebut ke rumah saya hingga Ibu Mertua saya tau..
RANDI
Untuk itulah saya sempat telepon mbak kan semalam, saya hanya ingin memperingatkan mbak agar berhati-hati, karena mungkin saja Adit kerumah mbak. Karena sebelum saya menelpon mbak saya sudah di sini dan tau kalau Pak Selamet dibunuh oleh Adit, tapi untunglah Ibu Mertua mbak datang dan mengusirnya
ANDINI
Saya ga percaya, kenapa Adit lakuin itu? Dia bunuh suami saya dan Ayu? Tapi kenapa? Terlalu banyak pertanyaan dipikiran saya
(Andini memegang kepalannya dan merasa pusing)
RANDI
Mbak? Mbak Dini gapapa?
(Andini masih saja berfikir dengan keras, matanya kemana-mana menandakan bahwa ia sedang mencari tahu apa yang sebenarnya Adit lakukan, kasus ini semakin rumit)
ANDINI
Saya gapapa, tapi kenapa Adit lakuin ini?
RANDI
Kalau menurut prediksi saya, eee sepertinya dia suka sama mbak
(Andini langsung menatap Randi)
Dia mungkin terobsesi dengan mbak sejak dulu dan ingin mbak menjadi miliknya, maka dari itu sejak tau bahwa suami mbak ada di Bogor dia pun merencanakan ini
(Andini hanya terdiam, ia kemudian mengingat kembali apa yang Ibu Mertuanya katakan, terlihat ia sangat frustasi.. tubuhnya lemas, ia kebingungan apa yang harus ia lakukan, satu-satunya cara adalah menemukan Aditya dan meminta penjelasan darinya)
RANDI
Mbak tenang aja, tim kami sedang berupaya mencari Adit kemana-mana.. namun sejak semalam kami belum menemukannya, mohon mbak jika ia bertemu dengan mbak, mbak tenang dulu dan jangan percaya dengan apa yang dia bicarakan ya, setelah itu mbak bisa kirim pesan ke saya, saya akan segera kesana dan menangkapnya
--------
(Berhari-hari Adit belum juga ditemukan, rumahnya pun sudah digeledah semuanya, tapi dia tetap tidak ada dimana-mana)
(Andini juga berusaha menghubungi ponselnya tetapi tidak diangkat, semuanya berusaha mencari, Randi juga sudah melacak nomornya tapi gagal, mungkin saja kartunya udah diancurkan dan dibuang)