Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
ARUNIKA HOSPICE
Suka
Favorit
Bagikan
9. Scene 73 - 82
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator

73. EXT. DEPAN RUANG DARURAT – SIANG

Hasbi menunggu dengan cemas di luar ruang darurat. Tak lama kemudian, dr.Adyan keluar, Hasbi segera menghampirinya.

HASBI

Alin kenapa, Om?

DR.ADYAN

Dia kelelahan.

HASBI

Bener cuma kelelahan, Om?

DR.ADYAN

Iya. Dia memang susah kalau disuruh istirahat.

HASBI

Tapi, wajah dia pucet banget, Om.

DR.ADYAN

Kamu tenang aja, Hasbi. Nanti Om kasih dia vitamin.

(jeda)

Kamu ... kayaknya khawatir sekali sama Alin.

HASBI

(terbata-bata)

Iya lah, Om. Sebagai temen ya khawatir, lah.

DR.ADYAN

Iya, iya. Om ngerti. Pokoknya, Om akan rawat dia dengan baik. Sekarang, biarkan Alin istirahat dulu.

HASBI

Makasih, Om.

CUT TO:

START OF MONTAGE

74. Hasbi bangun tidur saat di luar tampak masih gelap. Ia merapikan tempat tidur.

75. Hasbi salat subuh berjamaah di musala.

76. Hasbi membantu memasak sarapan di dapur kantin. Kini, ia tampak begitu gesit dalam membantu relawan yang lain.

77. Hasbi tampak gesit saat mencuci dan menjemur pakaian.

78. Hasbi menyiram tanaman.

END OF MONTAGE

CUT TO:

79. EXT. TAMAN BELAKANG HOSPICE – SIANG

Alin sedang duduk di bangku taman, sembari menggambar. Hasbi menghampiri dan duduk di sampingnya. Hasbi menyerahkan seikat bunga baby breath.

HASBI

Ini buat kamu.

ALIN

Kamu petik ini dari taman?

HASBI

Iya.

ALIN

Kenapa kamu petik? Bunganya jadi bakal cepet layu, kan.

HASBI

Ah, iya juga ya. Maaf, tadi nggak kepikiran. Tadinya cuma mau kasih kamu hadiah, tapi aku nggak punya apa-apa.

ALIN

(menerima bunga Hasbi)

Jangan diulangi!

HASBI

Iya.

(mengamati gambar Alin)

Gambar kamu makin bagus. Rancangan pakaiannya juga lebih detail.

(jeda)

Kamu udah sehat, kan? Wajah kamu, masih sedikit pucet.

ALIN

Biasanya juga begini, kamu aja yang nggak peka.

HASBI

Masa, sih?

(jeda)

Tapi beneran, kamu cuma kecape-an?

ALIN

Iya. Kan, kamu denger sendiri dari Pak Adyan.

(memperhatikan wajah Hasbi)

Jangan bilang, kamu khawatir sama saya?

HASBI

(tertawa canggung)

Emang salah ya, kalau nanya keadaan kamu? Sebagai temen, wajar, kan?

ALIN

Terserah, deh. Kamu ngapain ke sini? Gangguin orang gambar aja.

HASBI

Aku mau minta bantuan kamu. Emm ... lebih tepatnya, mau minta pendapat, sih.

ALIN

Apa?

HASBI

Minggu depan kan Emir ulang tahun, rencananya saya mau kasih kejutan. Tapi saya belum pernah bikin pesta kejutan sebelumnya. Saya bingung, apa aja yang harus disiapin?

ALIN

(menyimpan alat gambarnya di bangku)

Hmm ... yang pasti, kamu harus siapin kue ulang tahun, terus dekorasi, pernak-pernik pendukung, dan juga ajak orang-orang untuk memeriahkan kejutannya. Dan ... Emir kan suka sama luar angkasa, jadi kamu bisa buat kue sama dekorasinya dengan tema itu.

HASBI

Ah ... iya, dia suka banget sama luar angkasa. Oke deh, saya mulai siapin dari sekarang.

CUT TO:

80. INT. KAMAR RELAWAN – MALAM

Hasbi menelepon Andini.

HASBI

Assalamualaikum, Bu.

CUT TO:

81. INT. RUMAH HASBI – RUANG KELUARGA - MALAM

Andini sedang main ponsel, sedangkan Farhat sedang menonton tivi. Andini segera mengangkat telepon dari Hasbi.

ANDINI

Waalaikumsalam. Ada apa, Bi?

INTERCUT – PERCAKAPAN TELEPON

HASBI

Hasbi mau minta bantuan Ibu.

ANDINI

Bantuan apa?

HASBI

Hasbi mau pinjem uang.

ANDINI

Tumben? Buat apa?

HASBI

Hasbi mau kasih kado buat temen Hasbi yang ulang tahun.

ANDINI

Arul atau Nico?

HASBI

Bukan. Ngapain kasih kado buat mereka.

ANDINI

Emang temen kamu ada lagi selain mereka?

HASBI

Ibu malah becanda. Mau pinjemin nggak, nih?

ANDINI

Berapa?

HASBI

Sepuluh juta.

ANDINI

Banyak amat.

HASBI

Kan, sekalian buat pesta kejutannya juga.

ANDINI

Dia pasti teman istimewa kamu, ya? Cewek?

HASBI

Nanti Hasbi ceritain, deh.

ANDINI

Ya udah, nanti ibu bilang ke Bapak.

HASBI

Makasih, Bu. Hasbi balik kerja dulu, ya. Assalamualaikum.

ANDINI

(tersenyum)

Wa’alaikumsalam.

(menutup panggilan ponselnya)

FARHAT

Hasbi kenapa, Bu?

ANDINI

Sekarang dia udah kayak relawan beneran.

FARHAT

Baguslah kalau gitu.

ANDINI

Katanya Hasbi mau pinjem uang 10 juta.

FARHAT

Banyak banget, buat apa?

ANDINI

Buat ulang tahun temen spesialnya.

FARHAT

Apa nggak sayang uangnya?

ANDINI

Apa bagi Bapak, uang lebih penting daripada teman?

FARHAT

Bukan gitu. Masalahnya, Hasbi kan belum bisa cari uang sendiri.

ANDINI

Baru kali ini loh Hasbi minta uang sama kita. Jadi nggak ada salahnya kita kasih. Kalau Bapak keberatan, pakai uang ibu aja.

FARHAT

Maksud Bapak, bukan nggak mau ngasih, cuma ...

Farhat tidak melanjutkan kalimatnya, karena Andini mengabaikannya dan bergegas masuk ke kamar.

CUT TO:

82. INT/EXT. SELASAR HOSPICE – DEKAT KAMAR TERTUTUP - MALAM

Hasbi sedang berkeliling sembari membagikan selimut bersih ke kamar para Arunika. Saat melintas di depan kamar tertutup, dari arah belakang Hasbi, tampak dr.Adyan dan Ibu Ajeng berlari, lalu masuk ke kamar tertutup.

Saat pintu kamar di buka, Hasbi melirik ke pintu dan mendapati Alin sedang kesakitan di atas ranjang sembari memegang perutnya. Wajah Hasbi tampak terkejut, lalu tubuhnya jatuh bersandar ke tembok.

FADE OUT.

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar