Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
15. INT. SMA GANTARI – RUANG GURU – SIANG
Andini menghadap wali kelas.
WALI KELAS
Bu Andini, saya memanggil Ibu hari ini untuk membicarakan nilai Hasbi. Nilainya memang belum diumumkan ke siswa, tapi saya mau memberi tahu Ibu lebih dulu.
(memberikan kertas nilai pada Andini)
Nilai Hasbi yang paling rendah di antara semua siswa seangkatan. Dan ini lebih buruk dari semester lalu. Saya rasa, Hasbi bukannya tidak pintar, tapi memang tidak punya niat untuk belajar.
(jeda)
Dan, maaf sebelumnya, Bu. Apa mungkin Hasbi ada masalah? Dia nggak pernah mau cerita sama saya.
ANDINI
Maaf, Bu. Sepertinya saya tahu alasan sikap Hasbi itu, tapi saya nggak bisa bicarakan ini dengan Ibu. Saya akan bicara pada Hasbi soal ini nanti.
WALI KELAS
Nggak apa-apa Bu, saya mengerti.
(jeda)
Dan, satu hal lagi, Bu. Hasbi juga sering bolos.
ANDINI
(terkejut)
Bolos?
CUT TO:
16. EXT. GANG PERUMAHAN – SIANG
Hasbi, Nico dan Arul sedang jalan pulang. Mereka melihat anak SMA Harapan yang sedang dikerumuni 3 orang temannya. Anak itu tampak ketakutan, tubuhnya didorong-dorong dengan kasar. Salah satu siswa bahkan menendang kaki, lalu mendorong kepala anak itu berulang kali dengan telunjuk.
HASBI
Eh, liat deh! Anak-anak SMA Harapan. Mereka lagi nge-bully anak itu.
NICO
Wah, anak-anak cupu, beraninya keroyokan.
ARUL
Kita kudu gimana, nih?
HASBI
Kita samperin, lah! Gue udah lama nih nggak hajar orang. Ini kesempatan emas.
Ketiganya mendekat ke anak-anak SMA Harapan.
HASBI
Hei, lu yang di tengah. Mau kita bantuin usir calon preman-preman pengkolan ini nggak?
ANAK PEM-BULLY 1
Heh, pergi lu semua! Ini bukan urusan kalian.
ANAK PEM-BULLY 2
Kalau nggak mau babak belur, mending ke kelas lagi aja, sana. Belajar yang rajin. Anak-anak SMA Gantari kan anak-anak cupu.
ARUL
Lu semua yang cupu, beraninya ngeroyok yang lemah.
ANAK PEM-BULLY 3
Wah, lu beneran minta dihajar.
HASBI
Sini maju! Hari ini, kita bakal bikin kalian nangis kejer.
ANAK PEM-BULLY 1
Hahahah... bacot, lu!
Kedua kubu saling melayangkan tinju, tandangan dan sampai jambakan rambut.
CUT TO:
17. INT. SMA GANTARI – RUANGAN KEPALA SEKOLAH – SIANG
Hasbi, Arul dan Nico berdiri menghadap kepala sekolah yang sedang duduk dengan raut murka. Ketiga sahabat itu memiliki beberapa luka memar dan berdarah di wajah dan lengan.
KEPALA SEKOLAH
Saya masih bisa maafkan soal kalian yang sering bolos dan malas-malasan di kelas. Tapi kalau soal gebukin orang, ini sudah masuk ranah kriminal. Ini masalah serius.
HASBI
Kita bukan sekedar gebukin orang, Pak. Kita cuma nolongin anak yang di-bully.
KEPALA SEKOLAH
Di-bully apanya? Saya dapet laporan dari kepala sekolah SMA Harapan, kalau anak itu nggak di-bully. Mereka itu sahabatan seperti kalian.
ARUL
Kata siapa, Pak? Jelas-jelas, anak itu lagi dikeroyok.
KEPALA SEKOLAH
Ya anak itu sendiri yang bilang, kalau kalian yang sengaja cari gara-gara.
(jeda)
Sekolah kita dan sekolah mereka memang rival, tapi jangan jadikan itu sebagai alasan untuk kalian bersikap sok jagoan.
HASBI
Kita sama sekali nggak ada niat sok jagoan. Anak itu bohong, Pak.
KEPALA SEKOLAH
Kalau anak itu sendiri yang ngakunya begitu, terus saya harus gimana?
NICO
Cari saksi mata lah, Pak.
KEPALA SEKOLAH
Nah, itu masalahnya. Kalian tawuran di gang sepi. Jadi nggak ada yang liat, selain kalian sendiri.
(jeda)
Saya sudah berusaha membicarakan masalah ini dengan kepala sekolah SMA Harapan. Saya sudah meminta supaya masalah ini bisa diselesaikan dengan damai, tanpa jalur hukum, dan Alhamdulillah, mereka menerima itu. Tapi, mereka tetap meminta saya memberi kalian hukuman.
(jeda)
Dengan berat hati, saya akan men-skors kalian selama sebulan.
NICO
Sebulan, Pak? Lama amat.
ARUL
Pak, apa itu nggak berlebihan?
KEPALA SEKOLAH
Berlebihan apanya? Kalian itu udah buat anak Bupati babak belur. Itu hukuman paling ringan. Kalian harusnya bersyukur karena mereka mau berdamai.
Ketiga sahabat itu saling pandang.
ARUL
(berbisik)
Anak Bupati katanya.
HASBI
Oh pantesan.
NICO
(berbisik)
Mungkin nggak sih anak yang di-bully itu buat kesepakatan sama si anak Bupati?
KEPALA SEKOLAH
Bisik-bisik apa kalian?
NICO
Bukan apa-apa kok, Pak.
KEPALA SEKOLAH
Besok, saya akan panggil orang tua kalian dan berikan surat skorsing-nya. Sekarang kalian pulang. Skors dimulai hari ini.
CUT TO:
18. INT. RUMAH HASBI – RUANG KELUARGA – MALAM
Hasbi duduk di hadapan Andini dan Farhat.
ANDINI
Hasbi Mahendra! Cuma selang sehari, ibu udah 2 kali dipanggil ke sekolah. Kamu apa nggak takut di keluarin dari sekolah, hah? Apa nggak cukup dengan sering bolos dan nilai jeblok? Apa kamu harus gebukin anak orang juga. Anak bupati lagi. Kamu bisa masuk penjara, Hasbi. Kok kamu nggak ada takut-takutnya, sih?
HASBI
Hasbi, Arul sama Nico nolongin anak yang di-bully, Bu. Tapi anak itu bohong, dan bilang kalau dia nggak di-bully.
ANDINI
Kalau emang dia di-bully, buat apa dia bohong?
HASBI
Salah satu anak itu anaknya bupati, kan. Mungkin aja anak yang di-bully itu takut. Atau ... bisa jadi dia dibujuk atau diancam buat bohong.
ANDINI
Kamu kebanyakan nonton film, Hasbi.
FARHAT
Hasbi ... bapak tahu, kamu melakukan ini karena bapak. Kamu boleh benci sama bapak, tapi jangan hancurkan masa depan kamu karena itu.
HASBI
(senyum kecut)
Ini bukan soal Hasbi membenci Bapak. Ini soal kalian yang nggak percaya sama anak sendiri.
ANDINI
Oke. Kalau misalnya ibu percaya soal kamu nolongin anak itu, lalu gimana soal bolos dan nilai kamu yang terus turun?
HASBI
Ya ... kalau soal itu, Hasbi nggak usah nerusin sekolah aja. Simple, kan?
ANDINI
(marah)
Hasbi! Seenaknya kamu ngomong. Kamu mau jadi apa kalau nggak sekolah?
HASBI
Jadi apa aja, asalkan nggak jadi laki-laki yang mengkhianati keluarganya.
ANDINI
Hasbi!!
Hasbi meninggalkan Andini dan Farhat yang tampak sangat kecewa.
CUT TO:
19. EXT/INT. MOBIL FARHAT – DEPAN ARUNIKA HOSPICE – SIANG
Andini dan Farhat mengantar Hasbi ke Arunika Hospice.
ANDINI
Selama sebulan, kamu tinggal di sini.
HASBI
Ini tempat apa?
ANDINI
Ini tempat om kamu mengabdi.
HASBI
Hasbi ngapain selama sebulan di sini?
ANDINI
Kamu jadi relawan. Kerja bantuin orang-orang rawat pasien di sini.
HASBI
Rawat pasien? Emang Hasbi perawat.
ANDINI
Kan kamu bisa bantuin nyuci, beres-beres, masak. Ya, pokoknya kerjaan relawan non medis.
HASBI
Ah, Ibu. Kenapa harus gini segala, sih?
ANDINI
Jangan protes! Ini hukuman buat kamu. Ibu udah nitipin kamu ke Om Adyan.
(jeda)
Ayo turun!
FARHAT
Bapak tunggu di sini. Titip salam aja buat kakakmu.
CUT TO:
20. INT. ARUNIKA HOSPICE – RUANGAN DR.ADYAN – SIANG
Dr.Adyan, Andini dan Hasbi duduk di kursi tamu untuk berbincang.
DR.ADYAN
Gimana kabar kalian?
ANDINI
Alhamdulillah sehat, Kang.
DR.ADYAN
Suamimu mana?
ANDINI
Nunggu di mobil, lagi terima telepon penting.
HASBI
Paling juga takut dinasihati Om.
ANDINI
(menegur)
Hasbi!
(jeda)
Oh ya, Kang Farhat titip salam untuk Akang.
DR.ADYAN
Wa’alaikumsalam. Salam balik juga buat suamimu.
(jeda)
Hasbi ... lama kita nggak ketemu, ya. Ibu kamu udah cerita masalah kamu ke Om.
HASBI
Kalau Om percaya? Hasbi bakal gebukin orang tanpa alasan?
DR.ADYAN
Nggak. Om percaya kamu anak baik.
HASBI
Tuh, Bu. Om Adyan aja percaya sama Hasbi.
ANDINI
Iya. Ibu juga percaya kamu anak baik. Cuma ... suka cari masalah doang.
(jeda)
Ya, udah ... kalau gitu, saya titip Hasbi ya, Kang. Saya pamit dulu.
DR.ADYAN
Iya. Kamu nggak usah khawatir, Hasbi pasti akan belajar banyak hal di sini.
ANDINI
Makasih, Kang.
(pada Hasbi)
Bantu-bantu di sini dengan ikhlas, ya. Dan ... jangan bikin ulah!
CUT TO:
21. INT/EXT. SELASAR ARUNIKA HOSPICE – SIANG
Hasbi dan dr.Adyan berjalan di selasar.
DR.ADYAN
Tempat ini namanya Arunika Hospice. Tempat perawatan untuk arunika menghabiskan sisa hidup mereka.
HASBI
Arunika?
DR.ADYAN
Arunika artinya matahari terbit, selain nama tempatnya, itu juga sebutan untuk para pasien di sini. Kami nggak ingin menyebut mereka dengan sebutan pasien, karena itu kami menggantinya dengan sebutan arunika. Mereka juga memanggil Om dengan nama saja, supaya suasana di sini tidak seperti di rumah sakit, tapi seperti di rumah sendiri. Tapi Om tetap memakai jas dokter, supaya lebih mudah dikenali saja, saat situasi darurat. Dengan jas ini, Om akan lebih terlihat kan meskipun dari kejauhan.
HASBI
(mengangguk)
Jadi, mereka yang tinggal di sini adalah orang-orang yang nggak bisa disembuhkan?
DR.ADYAN
Hospice memang bukan tempat untuk penyembuhan, tapi tempat untuk mereka yang membutuhkan ketenangan di sisa hidup mereka. Dan perawatan yang diberikan dokter di sini, hanyalah untuk mengurangi rasa sakit mereka.
CUT TO: