Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
FADE IN
80. INT/EXT. DEPAN RUMAH - DALAM PERJALANAN - MALAM
Lea, Yusuf, Dina, dan anak-anaknya, berangkat menuju mall untuk membeli perlengkapan tahun baru. Aldi dan Arya sudah naik di tengah. Lea sudah membuka pintu depan, Dina membuka pintu belakang. Alika, si bungsu, tidak ingin duduk di belakang. Lea terpaksa mengalah.
DINA
Mas gimana ini si dede maunya sama Papa di depan.
YUSUF
Ya bilang dulu sama Lea.
ALDI
Kenapa harus bilang sih Pa? Ini kan mobil Papa.
LEA
Oh ya udah deh, aku di rumah aja. Silakan Mbak (sambil senyum pahit).
YUSUF
Yo ikut to Nduk.
LEA
Nggak Mas. Aku ganggu kayaknya.
YUSUF
Ya sudah kalok kamu ndak ikut mending ndak jadi pergi saja.
ANAK-ANAK
Yaa. Jangan dong Pa//Papaa Papaa ayo dong pergi.
YUSUF
Tuh kan Nduk. Mosok kamu tega sama anak-anak.
Lea melangkah lemas menuju kursi belakang. Ia menulis status di WA: [Andai esok tak pernah datang]. Dina segera duduk di depan bersama Alika yang rewel.
LEA (VO)
Ya Tuhan... Sepertinya aku berada di situasi yang salah. Sesuatu yang seharusnya aku maklumi tapi aku nggak bisa!
CUT TO:
81. INT. RUMAH WAHYU - RUANG TAMU - MALAM
Wahyu dan Sarah sedang menonton TV. Wahyu memegang HP. Membaca status Lea.
WAHYU
Coba kamu baca statusnya Lea deh Ma, dua puluh menit yang lalu. Biasanya kalo nulis gini dia lagi sedih. Tanya gih ada apa. Lagi ketemu ayank kok sedih.
SARAH
(Membuka ponselnya) Iya nih. Coba yah aku tanya. [Le' kenapa?].
SARAH (CONT'D)
Oke, udah. Nggak yakin juga sih dia mau bales kalo lagi gitu. Eh Mas. Si Lia udah ngisi tuh kayaknya.
WAHYU
Oh ya?
SARAH
Udah telat seminggu. Dia tadi WA. Mau priksa ke Mas Daus juga katanya.
WAHYU
Iyalah, sekalian ketemu sodara. Kapan lagi. Kalo nggak gitu Mas Daus susah ditemuin.
CUT TO:
82. INT. MALL SALATIGA - MALAM
MONTAGE: Yusuf menggendong Alika, Dina menggoda Alika yang dalam gendongan Yusuf, masuk ke area bermain, berbelanja, masuk ke restoran. Yusuf tampak asyik dengan ketiga anaknya. Dina seperti sengaja memanas-manasi Lea. Ia lantas menghampiri Lea yang duduk di bagian luar area permainan, sementara Yusuf menemani anak-anak mereka.
DINA
Sebenarnya keluarga besar kami menginginkan kami rujuk kembali, sebab kami ini masih saudara.
LEA
Maksudnya?
DINA
Mas Yusuf adalah kakak sepupu saya. Jadi di tiap pertemuan keluarga, kami masih sering ketemu. Pakde dan bude saya, orang tuanya Mas Yusuf, bahkan masih sering bilang sama orang-orang kalau saya ini masih istrinya Maa Yusuf.
LEA
(Sesak hati) Terus kenapa nggak rujuk aja?
DINA
Ya ini sedang dalam proses rujuk, tapi tiba-tiba kamu datang. Seolah-olah buyar semuanya.
CUT TO:
83. INT. KAMAR ATAS RUMAH YUSUF - MALAM
Lea menangis sejadinya di tepi ranjang. Yusuf mengusap bahunya dari samping. Mereka baru pulang dari mall.
LEA
Aku mau pulang besok pagi.
YUSUF
Ada apa to Nduk? Apa aku salah hari ini?
LEA
Nggak ada. Aku yang salah udah hadir di antara kalian.
YUSUF
Apa karena Dina?
LEA
kalo kalian mau rujuk, ngapain kamu jatuh cinta sama aku? Mau nyuruh aku jadi orang ketiga yang bikin kalian pisah lagi?
YUSUF
Nduk aku ndak ada keinginan rujuk sama Dina, sama sekali ndak ada sejak ketok palu dua tahun lalu. Sekali berkhianat buatku sudah ndak bisa jadi satu lagi. Percaya Nduk.
LEA
Kenapa enggak? Toh kalian masih tampak mesra dan serasi.
YUSUF
Itu hanya di depan anak saja Nduk.
LEA
Ya tapi kenapa sekarang, kenapa pas ada aku? Kan bisa besok-besok.
YUSUF
Maaf Nduk. Aku ndak tau kalok anak-anak juga mau tahun baruan sama ibunya.
LEA
Iya, dan kalo udah urusan anak, aku harus minggir.
YUSUF
Ndak gitu Nduk. Aku paham kamu bersikap begini, karena kamu belum punya anak. Nanti kalok sudah punya anak, pasti kamu bisa ngerti deh.
LEA
Oh, iya. Makanya, aku emang harus punya anak dulu biar bisa maklum kalo dicuekin.
YUSUF
Ya nanti kan kalok kita nikah kita akan punya anak Nduk.
LEA
Nikah? Sama kamu? Mas. Belum nikah aja aku udah nangis terus gini, gimana kalo aku bener-bener masuk ke kehidupan kalian?
YUSUF
Ndak akan nangis Nduk, aku jamin.
LEA
Udahlah Mas. Mungkin duda beranak itu emang cocoknya nikah sama janda beranak.
YUSUF
Nduk.
LEA
Aku mau sendiri.
Yusuf keluar dari kamar tanpa sepatah kata.
LEA (VO)
Kamu pergi gitu aja Mas? Ke mana Mas Yusuf yang aku kenal? Bahkan sekarang kamu nggak peduli aku belum makan dari siang.
FADE OUT
FADE IN
84. INT/EXT. DALAM PERJALANAN MENUJU BANDARA SEMARANG - SIANG
Lea pergi diam-diam sebelum Yusuf bangun. Hanya Mbok Tur yang mengantarnya sampai gerbang dan membekalinya dengan sekotak kue. Lea membuka blokiran kontak dan menelepon Jason.
85. INT. RUMAH ORANG TUA JASON - KAMAR JASON - SIANG
Jason baru bangun tidur, masih mengenakan kaus dalam dan boxer ketika Lea menelepon.
FX: suara nada dering.
INTERCUT: Percakapan telepon Lea dan Jason.
JASON
Hah? Timun mas? Halo (jeda) dinda, mimpi apa gerangan hingga pagi-pagi sudah disambangi oleh dinda timun?
LEA
Lo masih cinta nggak sama gua?
JASON
Ya masihlah, dan akan selalu. Kenapa gitu? Kok dinda nanya gitu? Jangan-jangan...
LEA
Nikahin gua!
JASON
Hah? Dinda? Apa kanda nggak salah denger? Nikah? Hwaou! (wajahnya sangat sumringah, ia salah tingkah).
LEA
Minggu depan!
JASON
What? Ya udah ayok ikut!
LEA
Hah? Kemana?
JASON
Bikin pasfoto berdua lah. Hari ini juga kita mulai siapin berkasnya. Aku nggak mau kamu berubah pikiran.
LEA
Nanti malem ya.
JASON
Ya ya oke. Timun mas, Sayang. Alhamdulillah ya Allah. Siapa sangka doaku terkabul.
LEA
Tapi gua nggak mau ada rame-rame, cukup nikah KUA aja. Dan gua punya syarat yang harus lo penuhi, atau kita batal nikah.
JASON
Apapun keinginanmu, Sayang.
CUT TO:
86. INT. RUMAH YUSUF - SIANG
ESTABLISH: Ruang tamu. Yusuf tampak panik sambil mencoba menelepon Lea namun tak diangkat. Mbok Tur menjelaskan semuanya.
YUSUF
Mbok harusnya bangunkan saya.
MBOK TUR
Maafin si Mbok Pak. Mbaknya yang melarang. Si mbok serba salah.
YUSUF
Huft. Ya sudah. Jam berapa tadi dia jalan?
MBOK TUR
Kayaknya jam setengah enam Pak.
YUSUF
(Melirik jam dinding yang menunjukkan pukul tujuh). Haduh. Tolong siapin baju saya Mbok, satu stel ya (berlari menuju garasi).
MBOK TUR
Njih Pak.
CUT TO:
87. INT/EXT. RUANG TUNGGU BANDARA - SIANG
Lea menikmati sarapannya di restoran di ruang tunggu bandara. Sekotak kue pemberian Mbok Tur juga dicicipinya. Matanya bengkak. Tangannya memainkan ponsel. Ada banyak telepon dari Yusuf dan Jason. Berkali-kali ia menolak panggilan mereka, tapi sekali itu Yusuf menelepon dan ia mengangkat.
88. INT/EXT. DI DALAM MOBIL - DI JALAN - SIANG
INTERCUT: Percakapan telepon.
YUSUF (OS)
Nduk kamu di mana? Tak susul Nduk.
LEA
Pulanglah. Ngapain nyusul. Pesawatnya udah mau take off.
YUSUF
Tak susul ke Jakarta Nduk.
LEA
Nggak perlu Mas. Makasih ya udah ngasih aku kesempatan untuk menyambangi rumahmu. Aku jadi tau aslimu kayak apa.
YUSUF
Kayak apa Nduk?
LEA
Aku baru sadar. Pantesan kamu nggak pernah bisa kutelepon lama-lama. Berjam-jam aku telepon juga nggak diangkat, sekalinya diangkat anakmu nguber-nguber suruh udahan. Dan kalo udah anakmu yang ngomong, biarpun lagi ngobrol serius, kamu bisa langsung matiin telepon yang entah kapan akan inget untuk telepon lagi. Ternyata begitu ya kehidupanmu.
YUSUF
Yo ndak gitu to Nduk.
LEA
Nggak gitu gimana? Kamu sadar nggak sih tiap kali bisa ngobrol lama itu kamu yang nelpon, kamu yang ngatur waktunya, nggak peduli udah hampir pagi. Macem selingkuhan aja kan. Udah dulu ya Mas. Aku mau masuk pesawat.
Yusuf mengerem mobilnya di tepi jalan. Kepalanya dia sandarkan di setir. Lalu ia sedikit berteriak.
CUT TO: (MONTAGE) Pesawat lepas landas.
FADE OUT