Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Andai Esok Tak Pernah Datang
Suka
Favorit
Bagikan
11. Kembali Untuk Sebuah Pernikahan

FADE IN

80. INT/EXT. DEPAN RUMAH - DALAM PERJALANAN - MALAM

Lea, Yusuf, Dina, dan anak-anaknya, berangkat menuju mall untuk membeli perlengkapan tahun baru. Aldi dan Arya sudah naik di tengah. Lea sudah membuka pintu depan, Dina membuka pintu belakang. Alika, si bungsu, tidak ingin duduk di belakang. Lea terpaksa mengalah.

DINA

Mas gimana ini si dede maunya sama Papa di depan.

YUSUF

Ya bilang dulu sama Lea.

ALDI

Kenapa harus bilang sih Pa? Ini kan mobil Papa.

LEA

Oh ya udah deh, aku di rumah aja. Silakan Mbak (sambil senyum pahit).

YUSUF

Yo ikut to Nduk.

LEA

Nggak Mas. Aku ganggu kayaknya.

YUSUF

Ya sudah kalok kamu ndak ikut mending ndak jadi pergi saja.

ANAK-ANAK

Yaa. Jangan dong Pa//Papaa Papaa ayo dong pergi.

YUSUF

Tuh kan Nduk. Mosok kamu tega sama anak-anak.

Lea melangkah lemas menuju kursi belakang. Ia menulis status di WA: [Andai esok tak pernah datang]. Dina segera duduk di depan bersama Alika yang rewel.

LEA (VO)

Ya Tuhan... Sepertinya aku berada di situasi yang salah. Sesuatu yang seharusnya aku maklumi tapi aku nggak bisa!

CUT TO:

81. INT. RUMAH WAHYU - RUANG TAMU - MALAM

Wahyu dan Sarah sedang menonton TV. Wahyu memegang HP. Membaca status Lea.

WAHYU

Coba kamu baca statusnya Lea deh Ma, dua puluh menit yang lalu. Biasanya kalo nulis gini dia lagi sedih. Tanya gih ada apa. Lagi ketemu ayank kok sedih.

SARAH

(Membuka ponselnya) Iya nih. Coba yah aku tanya. [Le' kenapa?].

SARAH (CONT'D)

Oke, udah. Nggak yakin juga sih dia mau bales kalo lagi gitu. Eh Mas. Si Lia udah ngisi tuh kayaknya.

WAHYU

Oh ya?

SARAH

Udah telat seminggu. Dia tadi WA. Mau priksa ke Mas Daus juga katanya.

WAHYU

Iyalah, sekalian ketemu sodara. Kapan lagi. Kalo nggak gitu Mas Daus susah ditemuin.

CUT TO:

82. INT. MALL SALATIGA - MALAM

MONTAGE: Yusuf menggendong Alika, Dina menggoda Alika yang dalam gendongan Yusuf, masuk ke area bermain, berbelanja, masuk ke restoran. Yusuf tampak asyik dengan ketiga anaknya. Dina seperti sengaja memanas-manasi Lea. Ia lantas menghampiri Lea yang duduk di bagian luar area permainan, sementara Yusuf menemani anak-anak mereka.

DINA

Sebenarnya keluarga besar kami menginginkan kami rujuk kembali, sebab kami ini masih saudara.

LEA

Maksudnya?

DINA

Mas Yusuf adalah kakak sepupu saya. Jadi di tiap pertemuan keluarga, kami masih sering ketemu. Pakde dan bude saya, orang tuanya Mas Yusuf, bahkan masih sering bilang sama orang-orang kalau saya ini masih istrinya Maa Yusuf.

LEA

(Sesak hati) Terus kenapa nggak rujuk aja?

DINA

Ya ini sedang dalam proses rujuk, tapi tiba-tiba kamu datang. Seolah-olah buyar semuanya.

CUT TO:

83. INT. KAMAR ATAS RUMAH YUSUF - MALAM

Lea menangis sejadinya di tepi ranjang. Yusuf mengusap bahunya dari samping. Mereka baru pulang dari mall.

LEA

Aku mau pulang besok pagi.

YUSUF

Ada apa to Nduk? Apa aku salah hari ini?

LEA

Nggak ada. Aku yang salah udah hadir di antara kalian.

YUSUF

Apa karena Dina?

LEA

kalo kalian mau rujuk, ngapain kamu jatuh cinta sama aku? Mau nyuruh aku jadi orang ketiga yang bikin kalian pisah lagi?

YUSUF

Nduk aku ndak ada keinginan rujuk sama Dina, sama sekali ndak ada sejak ketok palu dua tahun lalu. Sekali berkhianat buatku sudah ndak bisa jadi satu lagi. Percaya Nduk.

LEA

Kenapa enggak? Toh kalian masih tampak mesra dan serasi.

YUSUF

Itu hanya di depan anak saja Nduk.

LEA

Ya tapi kenapa sekarang, kenapa pas ada aku? Kan bisa besok-besok.

YUSUF

Maaf Nduk. Aku ndak tau kalok anak-anak juga mau tahun baruan sama ibunya.

LEA

Iya, dan kalo udah urusan anak, aku harus minggir.

YUSUF

Ndak gitu Nduk. Aku paham kamu bersikap begini, karena kamu belum punya anak. Nanti kalok sudah punya anak, pasti kamu bisa ngerti deh.

LEA

Oh, iya. Makanya, aku emang harus punya anak dulu biar bisa maklum kalo dicuekin. 

YUSUF

Ya nanti kan kalok kita nikah kita akan punya anak Nduk.

LEA

Nikah? Sama kamu? Mas. Belum nikah aja aku udah nangis terus gini, gimana kalo aku bener-bener masuk ke kehidupan kalian?

YUSUF

Ndak akan nangis Nduk, aku jamin.

LEA

Udahlah Mas. Mungkin duda beranak itu emang cocoknya nikah sama janda beranak.

YUSUF

Nduk.

LEA

Aku mau sendiri.

Yusuf keluar dari kamar tanpa sepatah kata.

LEA (VO)

Kamu pergi gitu aja Mas? Ke mana Mas Yusuf yang aku kenal? Bahkan sekarang kamu nggak peduli aku belum makan dari siang.

FADE OUT

FADE IN

84. INT/EXT. DALAM PERJALANAN MENUJU BANDARA SEMARANG - SIANG

Lea pergi diam-diam sebelum Yusuf bangun. Hanya Mbok Tur yang mengantarnya sampai gerbang dan membekalinya dengan sekotak kue. Lea membuka blokiran kontak dan menelepon Jason. 

85. INT. RUMAH ORANG TUA JASON - KAMAR JASON - SIANG

Jason baru bangun tidur, masih mengenakan kaus dalam dan boxer ketika Lea menelepon.

FX: suara nada dering.

INTERCUT: Percakapan telepon Lea dan Jason.

JASON

Hah? Timun mas? Halo (jeda) dinda, mimpi apa gerangan hingga pagi-pagi sudah disambangi oleh dinda timun?

LEA

Lo masih cinta nggak sama gua?

JASON

Ya masihlah, dan akan selalu. Kenapa gitu? Kok dinda nanya gitu? Jangan-jangan...

LEA

Nikahin gua!

JASON

Hah? Dinda? Apa kanda nggak salah denger? Nikah? Hwaou! (wajahnya sangat sumringah, ia salah tingkah).

LEA

Minggu depan!

JASON

What? Ya udah ayok ikut!

LEA

Hah? Kemana?

JASON

Bikin pasfoto berdua lah. Hari ini juga kita mulai siapin berkasnya. Aku nggak mau kamu berubah pikiran.

LEA

Nanti malem ya.

JASON

Ya ya oke. Timun mas, Sayang. Alhamdulillah ya Allah. Siapa sangka doaku terkabul.

LEA

Tapi gua nggak mau ada rame-rame, cukup nikah KUA aja. Dan gua punya syarat yang harus lo penuhi, atau kita batal nikah.

JASON

Apapun keinginanmu, Sayang.

CUT TO:

86. INT. RUMAH YUSUF - SIANG

ESTABLISH: Ruang tamu. Yusuf tampak panik sambil mencoba menelepon Lea namun tak diangkat. Mbok Tur menjelaskan semuanya.

YUSUF

Mbok harusnya bangunkan saya.

MBOK TUR

Maafin si Mbok Pak. Mbaknya yang melarang. Si mbok serba salah.

YUSUF

Huft. Ya sudah. Jam berapa tadi dia jalan?

MBOK TUR

Kayaknya jam setengah enam Pak.

YUSUF

(Melirik jam dinding yang menunjukkan pukul tujuh). Haduh. Tolong siapin baju saya Mbok, satu stel ya (berlari menuju garasi).

MBOK TUR

Njih Pak.

CUT TO:

87. INT/EXT. RUANG TUNGGU BANDARA - SIANG

Lea menikmati sarapannya di restoran di ruang tunggu bandara. Sekotak kue pemberian Mbok Tur juga dicicipinya. Matanya bengkak. Tangannya memainkan ponsel. Ada banyak telepon dari Yusuf dan Jason. Berkali-kali ia menolak panggilan mereka, tapi sekali itu Yusuf menelepon dan ia mengangkat.

88. INT/EXT. DI DALAM MOBIL - DI JALAN - SIANG

INTERCUT: Percakapan telepon.

YUSUF (OS)

Nduk kamu di mana? Tak susul Nduk.

LEA

Pulanglah. Ngapain nyusul. Pesawatnya udah mau take off.

YUSUF

Tak susul ke Jakarta Nduk.

LEA

Nggak perlu Mas. Makasih ya udah ngasih aku kesempatan untuk menyambangi rumahmu. Aku jadi tau aslimu kayak apa.

YUSUF

Kayak apa Nduk?

LEA

Aku baru sadar. Pantesan kamu nggak pernah bisa kutelepon lama-lama. Berjam-jam aku telepon juga nggak diangkat, sekalinya diangkat anakmu nguber-nguber suruh udahan. Dan kalo udah anakmu yang ngomong, biarpun lagi ngobrol serius, kamu bisa langsung matiin telepon yang entah kapan akan inget untuk telepon lagi. Ternyata begitu ya kehidupanmu.

YUSUF

Yo ndak gitu to Nduk.

LEA

Nggak gitu gimana? Kamu sadar nggak sih tiap kali bisa ngobrol lama itu kamu yang nelpon, kamu yang ngatur waktunya, nggak peduli udah hampir pagi. Macem selingkuhan aja kan. Udah dulu ya Mas. Aku mau masuk pesawat.

Yusuf mengerem mobilnya di tepi jalan. Kepalanya dia sandarkan di setir. Lalu ia sedikit berteriak.

CUT TO: (MONTAGE) Pesawat lepas landas.

FADE OUT

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar